Kinjirareta Futari

.


.

DISCLAIMER:Love Live! School Idol Project is a Japanese multimedia project co-developed by ASCII Media Works' Dengeki G's Magazine, music label Lantis, and animation studio Sunrise. August 2010 / Words is Kinjirareta Futari by Yasushi Akimoto (AKB48/JKT48). Copyright © 2007 DefSTAR Record. All rights reserved.

Tag Notes: Love, Feels, Hurt, Romance, Yuri, Forbidden Love. POV: Umi & Kotori

.


.

"Umi-chan... Sebenarnya kemana kita akan pergi?" Tanya gadis berambut coklat abu-abu itu yang kini tampak kelelahan.

"Bertahanlah Kotori, tinggal sebentar lagi kita akan sampai." Jawab Gadis berambut biru gelap itu yang terus berjalan sambil tetap menggandeng tangan dia.

Pada pagi hari itu, Kotori tiba-tiba dikejutkan dengan kedatangan Umi dari teras atas rumahnya. Sambil berbisik pelan Umi mengajak Kotori untuk keluar meninggalkan rumahnya secara diam-diam tanpa diketahui mama dan papanya. Kotori sama sekali tidak mengetahui kemana Umi akan mengajaknya pergi namun dia tetap setuju untuk pergi dari rumahnya tanpa berpikir ulang.

"Ini adalah tempat yang indah, aku baru saja menemukan tempat ini ketika berkelana di dalam hutan kemarin. Aku pikir kamu juga akan menyukainya.", Kata Umi sambil tersenyum kepadanya.

"Mmhhh..." Kotori mengangguk pelan tanpa mengeluh kembali. Tanpa sadar tiba-tiba ada air mata yang menetes membasahi pipinya.

"Ehh... kenapa aku menangis?"

"Aku pikir aku tidak bisa bertemu dengan dia lagi untuk selamanya... Aku seharusnya senang bisa bersamanya sekarang."

Kotori lalu menghapus air matanya itu dengan segera sebelum Umi menyadarinya.

.


1 Bulan Yang Lalu


.

[UMI POV]

.

Hari ini adalah peringatan 1 tahun kami resmi berpacaran untuk itulah sore ini aku sengaja mengajak Kotori pergi ke tempat kedai kafe favoritnya. Sepertinya kegiatan dia pada hari-hari ini menjadi semakin sibuk apalagi saat ini dia juga mengikuti kursus tata busana yang berada di kota sebelah.

Hmm... aku penasaran apakah aku masih bisa sering bertemu dengannya?

Tapi satu hal yang pasti, aku masih mencintainya.

Hmm... sekarang sudah jam 05.30 PM, masih ada waktu 30 menit lagi sebelum dia tiba kemari. Sepertinya aku lebih baik menghabiskan waktu ini dengan membeli bunga dan hadiah kecil untuknya di toko sebelah, "Flower Shop Ashibuya".

Hmm... sebaiknya beli bunga yang mana yah? Bunga mawar merah? Ahh... itu sih terlalu mainstream!

Benar juga, kalau tidak salah minggu depan dia akan mengikuti ujian untuk mendapatkan beasiswa ke sekolah fashion di Amerika! Kalau begitu sebaiknya ini saja...

Bunga Anemone!

Menurut mbak penjual bunga di toko itu makna dari bunga ini adalah tentang Antisipasi dan Harapan! Sepertinya Kotori akhir-akhir ini sering tidak fokus dalam mengerjakan sesuatu, aku harap dia bisa menjadi orang yang lebih optimis setelah menerima bunga ini. Selain itu, makna dari bunga ini adalah ketulusan cinta yang tidak akan luntur. Aku harap semoga makna bunga ini bisa sampai kepadanya.

.


.

Di dalam Kafe

"Ahh... Kotori-chan! Disini! Sini!"

Aku berdiri dari mejaku memanggil Kotori yang baru saja tiba ke dalam Kafe. Gadis itu lalu tersenyum setelah menjumpaiku. Tanpa perlu banyak bertanya lagi, aku tahu jika saat ini dia benar-benar merasa kelelahan oleh karena aktivitasnya seharian ini. Tanpa banyak bicara aku menyodorkan segelas es teh yang sudah aku pesan sebelumnya.

"Terima Kasih." Kata Kotori dengan senyum manisnya.

"Jadi, Umi-chan... kenapa tiba-tiba kamu memanggilku kemari?"

Jedukk! Aku mendadak tersentak mendengar kata-katanya tersebut. Aku pikir dia ingat hari ini! Tapi tidak kusangka sepertinya dia bahkan tidak ingat tentang pentingnya hari ini.

"LA~IN!"

Sebuah notif pesan terdengar dari ponsel miliknya, Kotori lalu mengeluarkan smartphone yang berada di sakunya itu. Sepertinya ada seseorang yang mengirimkan pesan ke LINE dia. Aku pikir itu adalah pesan untuk order pekerjaannya lagi. Hmm... Sepertinya sebentar lagi dia akan segera pergi.

"Ehh! Gomeeenn... Umi-chan!"

Aku kaget melihat Kotori tiba-tiba berdiri dan membungkukkan badannya kepadaku. Yah... sudah kuduga dia akan segera pergi setelah ini. Ahh... Singkatnya!

"Maaf aku sudah melupakan suatu hal yang penting hari ini!" Katanya dengan suara panik.

"Hari ini adalah peringatan 1 tahun hari jadian kita, kan! Aduh, kenapa aku bisa melupakan hal yang begitu penting ini! Maafkan aku... Maafkan aku!"

Aku tidak tahu harus berkomentar apa kepadanya sekarang. Tingkahnya ketika panik itu begitu imut, aku jadi tidak tahan untuk memeluknya sekarang.

"Ehh... sudah-sudah... tidak apa-apa kok. Yang penting adalah kamu ternyata mengingatnya sekarang! Hehehe..." Jawabku untuk menenangkan dirinya. Kotori lalu kembali duduk di kursinya sekarang.

"Jadi, kenapa tiba-tiba kamu bisa mengingat itu?" Tanyaku penasaran.

"Honoka-chan baru saja memberikan pesan ucapan selamat untuk Happy Anniversary kita di LINE-ku." Kotori menunjukkan layar pesannya kearahku.

"Honoka yah!" Aku tersenyum kecil melihat isi pesan tersebut. "Terima kasih Honoka. Kamu itu memang sahabat terbaikku."

Aku mengeluarkan ikatan bunga Anemone yang telah aku beli sebelumnya dan sebuah kado kecil kepadanya. Aku bisa melihat betapa surprise Kotori ketika menerimanya. Aku kemudian menjelaskan alasanku membeli bunga tersebut dan sepertinya dia menjadi semakin bersemangat menerima hadiah tersebut, tapi aku juga berpesan kepadanya untuk tidak membuka kado kecil itu sebelum sampai di rumah.

Setelah itu kami memesan makan malam disana. Tanpa sadar kami telah menghabiskan waktu selama hampir 2 jam didalam kedai kafe itu. Kami benar-benar menikmati suasana di dalam sana, apalagi Kotori banyak bercerita mengenai kesibukan selama ini di tempat kursus design dengan bertemu banyak perancang baju ternama dari luar negeri.

Dia bercerita betapa kikuknya dia ketika diajak ngobrol dengan bahasa inggris, apalagi dia cuma bisa menjawab dengan "Yes" dan "No". Hahaha... Aku tidak tahan untuk tidak tertawa hanya dengan membayangkan itu saja. Tapi Kotori bertekad untuk bisa belajar menguasai bahasa inggris secepat mungkin. Hmm... Aku jadi semakin kagum kepadanya.

.


.

"Jadi, apakah kamu sudah siap untuk pergi?", Aku bertanya kepadanya setelah dia menyelesaikan makan malamnya.

"Ehh... Kemana?" Tanya Kotori.

"Kesana. Tempat pertama kali kita berkencan." Jawabku sambil tersenyum. Aku sudah tidak sabar untuk mengajaknya kesana. Kotori hanya menganggukkan kepalanya memberi tanda setuju kepadaku.

Tempat yang aku maksud adalah danau kecil yang terletak di belakang taman kota. Sepertinya hari ini sedang diadakan event disana oleh karena itu aku sengaja mengajak dia pergi kesana. Aku jadi mengenang hari pertama kali kami berkencan ketika naik ke atas perahu sambil mengayuhnya di tengah danau. Dan disanalah kami berciuman untuk pertama kalinya.

Pada malam hari itu kami sampai ke tempat itu. Kami begitu takjub dengan pemandangan disana dimana banyak lampion dan cahaya lampu yang menghiasi danau tersebut. Begitu indah! Ahh... seandainya kami bisa naik perahu disana dan mengulangi peristiwa itu pasti akan menjadi hari yang sempurna! Di tempat ini juga ada banyak sekali pasangan muda-mudi yang sedang berkencan, meskipun itu sedikit berbeda dengan status berpacaran kami.

Lalu tiba-tiba kami dikejutkan dengan suara letupan kembang api dari atas langit kami berdiri. Sungguh indah untuk dipandang! Tanpa aku sadar kami berdua semakin hanyut dalam suasana romansa, aku memeluk tubuh Kotori dengan erat seperti tidak ingin kehilangan dirinya. Lalu tanpa sadar aku mencium dirinya, Kotori juga membalas ciumanku itu secara intens sehingga kami benar-benar tidak peduli lagi dengan keadaan sekitar. Aku hanya merasa bahwa event ini memang diciptakan hanya untuk kami saja!

"Aku mencintaimu Kotori." Kataku sambil menatap wajahnya. Wajah Kotori menjadi memerah setelah mendengar itu.

"Aku... Aku juga mencintaimu...U-" Namun sebelum Kotori menyelesaikan perkataannya tiba-tiba aku mendengar suara yang membuyarkan suasana romantis kami.

"UMI!" terdengar suara teriakan dari seorang perempuan paruh baya yang menatapku dengan pandangan mata tajam sambil menangis.

"Ma-Mama..." aku tidak percaya melihat mamaku sedang menangkap basah kami berduaan. Tapi tidak hanya Mama, disana juga ada Ayah dan juga Nenekku. Aku segera melepaskan pelukanku dan berlari ke arah mereka. Namun belum sampai aku menemui ibuku tiba-tiba ayahku berdiri menghadangku dengan tatapan dingin dan menamparku.

"PLAAAKKK!"

Aku bisa merasakan betapa panasnya bekas tamparan ayahku yang mendarat di pipiku. Seluruh orang yang ada disana tiba-tiba mengarahkan pandangannya kepada kami. Tapi luka yang lebih sakit adalah Kotori melihat itu semua.

"Apa yang sedang kamu lakukan disini, gadis nakal!"

"Aku tidak percaya selama ini telah membesarkan seorang anak yang memiliki orientasi seks menyimpang!

"Ini semua adalah salahmu! Karena kamu yang memaksa dia untuk belajar ilmu seni bela diri, makanya dia menjadi anak yang tomboy seperti itu!" Kata ibuku membentak ayahku

"Apa kamu bilang! Bukankah kamu sendiri sebagai ibunya juga mengajarkan seni budaya jepang kepadanya? Itu karena kamu kurang keras mendidik dia menjadi seorang wanita jepang yang sejati! Kalau seperti ini tamatlah sudah nasib klan Sonoda!"

Aku hanya bisa menatap sedih melihat papa dan mama sedang bertengkar sekarang. Nenekku hanya bisa memelukku yang tersungkur menangis melihat itu. Tidak lama kemudian aku merasa mataku menjadi berkunang-kunang dan menjadi gelap, aku pingsan dan tidak sadarkan diri. Ketika aku membuka mataku, aku hanya melihat bahwa aku sekarang berada di dalam kamar rumahku. Aku mendengar bahwa Ibuku sedang menelepon seseorang. Tapi siapa? Aku terlalu lelah untuk mencari tahu. Aku menghabiskan sisa malam itu dengan menangis tanpa henti hingga pagi tiba.