you can find all cast..
,,,
If you live to be a hundred, I want to live to be a hundred minus one day so I never have to live without you. – A.A Milne
"Cepatlah!"
"Ne, sebentar lagi eomma," sahutku saat panggilan eomma menggema ditelinga. Sebenarnya aku harus sesegera mungkin membereskan tumpukkan kardus-kardus ini. Tapi sesuatu membuatku menghentikan semuanya dan kemudian beralih menatapnya. Kotak sepatu tua berdebu yang entah sudah berapa lama kuabaikan. Ada sesuatu yang mendorongku membukanya, membuang waktu dan membuat eomma berkali-kali meneriakkanku untuk cepat. Aku membuka dengan perlahan, takut-takut sesuatu keluar dari dalamnya. Disana, bertumpuk semua foto lamaku bersama mereka. Kuambil salah satunya, foto terakhir yang terabadikan. Dua orang yeoja dengan senyum yang sama indahnya.
Sungmin; tersenyum sambil menunjukkan gigi kelincinya. Seragam putihnya terlihat bersih dengan kerah kemeja yang sengaja tidak dilipat. Rambut ikal hitamnya tergerai cantik dengan satu jepitan berpita warna merah jambu kesukaannya. Di sebelahku-Eunhyuk, dengan sebelah tangan tersampir dipundakku. Seragamnya lecek juga kotor tepat di lengan; bekas ia mengelap keringat sesudah bertanding basket three on three. Senyum gusinya tertangkap kamera saat dia berpose dan rambut lurusnya diikat asal ala kuncir kuda. Dan, aku-Kyuhyun, tersenyum kikuk tidak siap saat difoto. Berada ditengah mereka. Berada di antara dua yeoja yang mempunyai arti berbeda-beda dihidupku.
,,,
Setelah semua barang di kardus-kardus itu ku rapihkan, eomma menyodorkanku segelas teh hangat. Aku pergi ke bagian belakang dari rumah ini, menyendiri karena memang itulah yang aku butuhkan sekarang. Sembari menyesapi harum teh, aku memperhatikan taman ini. Tidak buruk, fikirku. Semuanya tampak terawat, mungkin eomma rajin mengunjungi taman ini dan merawat tanamannya. Aku memang tidak terlalu mengenal rumah tempatku dilahirkan ini. Sudah lama sekali aku meninggalkannya.
Eomma dan appa berpisah saat umurku menginjak 2 tahun. Entah apa yang mereka fikirkan saat itu. Yang pasti, aku pergi mengikuti appa meninggalkan rumah ini juga eomma. Eomma yang saat itu masih sangat muda di umurnya yang baru 22 tahun menolak untuk merawatku. Jujur, aku kecewa padanya. Jika bisa memilih aku lebih baik hidup sendiri di sebuah apartment dari pada disini bersamanya. Tapi, permintaan terakhir appa yang membuatku mengangguk untuk tinggal bersama eomma. Ya, appa sudah meninggal dua minggu yang lalu. Butuh waktu untukku menerima eomma dengan semua kenyataan yang teramat pahit.
"Kyuhyun, sudah malam. Sebaiknya kau pergi tidur, nak. Kau pasti lelah." Eomma, dia tidak pernah berhenti memberikanku perhatian. Mungkin sebagai bentuk permintaan maafnya karena dulu tidak mau merawatku. Aku ingin memaklumi dan memaafkannya, ingin sekali. Tapi, ini sangat sulit.
"Baiklah," jawabku akhirnya. Dia tersenyum. Dapat kulihat wajahnya berbinar melihat responku, ketika aku melewatinya dan balas tersenyum kearahnya. Aku berjalan lurus melalui lorong panjang yang tersambung langsung dari taman lalu berhenti didepan satu pintu bercat putih. Kamar baruku. Ada satu tempat tidur berukuran single terletak disebelah kiri berdekatan dengan jendela, sebelumnya tempat tidur itu berada ditengah-tengah kamar ini.
Ku ambil sebuah kotak yang sama dengan kotak yang kutemukan saat merapihkan kamar tadi. Kotak tua berdebu dengan isi yang berbeda. Hanya aku yang mengetahuinya. Banyak amplop berwarna merah jambu menumpuk di dalamnya. Bentuk kepengecutan diri sendiri sebagai seorang laki-laki.
So, I love you because the entire universe conspired to help me find you – Paulo Ceolho
,,,
Continued or ended?
I need your respon.
