~ Special For SIVE 2013 ~

"ShikaIno Splash the Rainbow to Color Your Day"

If you love ShikaIno, please join :

ShikaIno FB Group : Purple Haze

Twitter : phazesanctuary (Purple Haze)

Fansite : www. phaze - ina. co. nr (*tanpa spasi)

-Guardians-


.

.

.

.

Disclaimer: Masashi Kishimoto

Summary : "Special For SIVE 2013". salahkan pekerjaan karna membuatku dekat denganmu. salahkan hujan yang selalu mengusik kenangan kita. dan salahkan pelangi yang membuatku jatuh cinta padamu.

Pair : Nara Shikamaru & Yamanaka Ino

Genre : Romance/Drama

Rate : T

.

.

dont like,dont read. thanks

.

deadline cinta

.

.

Ku kerjap-kerjapkan mata ku beberapa kali untuk membiasakan dengan cahaya matahari yang menyusupi tirai kamarku pagi ini. Dengan susah payah ku coba bangkit dari kasur nyamanku untuk menyingkap tirai berwarna soft purple yang mengantung indah. Ku buka jendela kamarku perlahan,merasakan hangatnya sinar dan mendengar kicauan burung dari balkon. Sedikit melepas penat sebelum memulai lagi aktivitasku tiap hari. Sejuknya udara pagi ini membuatku tenang,angin yang berhembus membuai wajahku dan bermain bebas dengan rambut pirangku. entah sudah berapa lama aku tak merasakan udara pagi seperti ini. apalagi kalau bukan karena jadwal padatku di Nara Corp. Ku balikkan badanku sesaat setelah ku dengar ketukan pintu pelan dan suara yang familiar dari luar kamarku.

tok. tok. tok.

"Ino,kaa-san masuk"

"ah,, iya Kaa-san. Pintunya tidak ku kunci" balasku.

"ku kira kau belum bangun. Kaa-san barusan dapat telephone,katanya dari bosmu" ujar kaa-san tanpa basa-basi. Bos? Tumben tidak menelephone ponselku saja? Ah,, tak penting.

"Shika bilang apa kaa-san?" tanyaku dengan wajah penasaran.

Ya ya ya. Shikamaru adalah bosku di perusahaan tempatku bekerja saat ini. Ia baru 4 bulan menjabat untuk menggantikan ayahnya. Kaa-san tak langsung menjawab pertanyaanku dan malah duduk di tepi kasurku dengan senyum yang mengembang di bibirnya. Kaa-san meraih beberapa bantal yang berserakan di kasurku dan menatanya rapi.

"dia memintamu untuk datang satu jam lebih awal,katanya ada data yang harus kau selesaikan hari ini juga" jawabnya kemudian dan bangkit dari duduknya. Kulirik jam bermotif bunga lily yang tegantung rapi di dinding kamarku. 06:10. satu jam lebih awal? Berarti pukul 07:00.

"cepatlah siap-siap dan segera turun untuk sarapan" lanjut kaa-san sembari membuka pintu.

"hn,iya. terima kasih kaa-san". Tak ku dengar suara balasan selain senyum manis dari kaa-san.

Ku hela napas panjang sebelum beranjak dari dekat jendela untuk membersihkan diri. Selalu aku. jabatanku tidak seberapa,tapi kenapa aku terlihat begitu sibuk? sudahlah tak penting,percuma juga aku mengeluh. Begitu selesai mandi,ku kenakan pakaian dengan warna favoritku,ungu. Kemeja ungu pastel berlengan panjang,berkerah pendek dan rok span ungu cerah selutut. ku ikat rambut panjangku tinggi seperti ekor kuda tapi poniku tetap ku biarkan menjuntai indah menutupi sebelah mataku,pony tail. sepatu setinggi 7 centi berwana senada dengan rokku pun terpasang manis dikakiku. Gaya standart yang biasa ku tampilkan setiap pergi ke kantor. Ku tatap bayangan diriku di cermin,memastikan kalau aku sudah siap untuk menyibukan diriku lagi di Nara Corp. kantor 'kesayanganku' . tak lupa ku bereskan beberapa dokumen yang berserakan dimeja untuk ku bawa sebagai laporan pagi ini.

"Kaa-san,mungkin hari ini aku pulang agak terlambat" ujarku saat sudah turun ke ruang makan. Hari ini Sakura memintaku menemaninya kesuatu tempat.

"iya,asal kau bisa jaga diri" jawab kaa-san mewanti-wanti.

"tentu,aku ini sudah besar Kaa-san" balasku dengan bibir yang sengaja ku manyunkan. Kaa-san hanya terkikik geli melihat tingkahku yang seperti anak kecil ini.

Ku ambil dua buah roti dan mengolesi kedua sisinya dengan selai coklat di meja. Kemudian ku lahap perlahan sambil meneliti data yang ku selesaikan semalam. Saat sudah selesai ku lirik jam tangan silver yang bertaut manis di tangan kiriku,15 menit lagi dari waktu yang diminta bos ku. Setelah berpamitan dengan kaa-san,aku segera berlari kecil menuju halte bus yang tak jauh dari rumahku untuk segera meluncur ke kantor. Perjalanannya lumayang jauh,apalagi di tambah dengan jalanan yang sedikit macet. Berharaplah aku tak telat sampai kantor nanti.

.

xixixi

.

Baik,ini gila. Aku terlambat 10 menit!. hhaahh,,, tak bisa ku bayangkan bagaimana reaksi Shikamaru nanti. Setelah turun dari bus,aku segera berlari-lari kecil memasuki salah satu gedung pencakar langit di Konoha Town itu. Semakin ku percepat langkahku saat kulihat pintu lift hampir tertutup.

Srreett

Yes,berhasil. Aku masuk dengan mulus ke dalam lift. Segera ku tekan tombol menuju lantai 4,lantai dimana terdapat ruang bekerjaku. Saat ku lihat sekeliling hanya ada aku dan..

"Shi-shikamaru..?"

"apa?" jawabnya dengan malas.

"a-ah.. tidak". Ku harap dia tidak menyadari kalau aku sedang terlam-.

"kau terlambat" sahutnya tiba-tiba.

"maaf,tadi jalanan macet" ujarku beralasan. Memang susah membodohi orang berIQ-200 ini.

"datanya kutinggalkan di mejamu"

"ha? Iya" balasku dengan senyum garing.

.

TING!

.

Suara bel lift membuatku dan shikamaru menoleh. Shikamaru berjalan di depanku,menuju ruangannya yang berada di sebelah mejaku. Jabatanku sebagai assistan promosi dan assistan sekertaris mengharuskan tempatku dekat dengan ruangan shikamaru,atasanku. Dan hal itu pula yang membuatku harus sigap bila dibutuhkan. Membuatku berada di tempat ini satu jam lebih awal,hanya untuk mengoreksi dan mengerjakan beberapa data yang akan shikamaru bawa untuk meetingnya nanti siang. Kadang aku masih bertanya-tanya,kenapa bukan sekertairs-sekertarisnya,Hyuuga Hinata dan Uzumaki Karin atau bahkan kepala promosinya,Haruno Sakura.

Satu jam ternyata berlalu dengan cepat. ku sunggingkan senyum lega. senang rasanya bisa berpisan dengan 'tugas tambahan' pagi ini. ku sandarkan punggungku ke sandaran kursi. Ku hela napas pendek dan beberapa kali ku renggangkan badanku. Kulihat sudah banyak pengawai yang lain mulai berdatangan. Salah satunya sahabat karib dan sekaligus kepala promosiku –yang kusebut tadi-,haruno sakura.

"pagi Ino." sapanya sambil duduk di kursinya yang berada disebelahku.

"pagi juga Sakura."

"tumben kau sudah sampai?"

memang,kalau tidak sedang ada tugas mendadak seperti ini,aku akan sampai dikantor sebagai orang paling akhir. 5 menit sebelum jam kantor. Tapi bukan Yamanaka Ino kalau tidak pintar mencari alasan.

"seperti yang kau lihat,tugas tambahan lagi". Yap,ini sudah ketiga kali aku harus datang lebih awal. Saat ku tanyakan alasannya,shikamaru hanya mengatakan karna aku ini orang yang ia kenal cukup lama dan dapat dipercaya. Terserah.

"kalian jadi sering berdua" balas sakura dengan senyum jahil.

"haah,,, apanya yang berdua" sahut ku sengit.

"sore nanti jadi kan ?" lanjutku mengalihkan pembicaraan.

Pertanyaanku hanya di balas anggukan mantap oleh Sakura. "tapi mungkin aku harus menyelesiakan tugasku dulu,baru kita berangkat" ucapnya.

"memang kita mau kemana?"

Sakura hanya mengedikkan kedua pundaknya sambil memberikan senyum manis.

.

xixixi

.

Pagi ini masih seperti hari biasa,membosankan. Memulai aktivitas biasa di kantor biasa yang membosankan dan dengan bos yang lebih membosankan. Nara Shikamaru itu sebenarnya teman baikku dari sekolah menengah atas,tapi entah kenapa saat ia menjabat sebagai direktur perusahaan ini aku jadi sedikit sungkan padanya. Teriakan berdesibel tinggi pun juga sudah jarang ku layangkan ketelinganya. anggaplah sebagai kedok agar aku masih bisa bekerja disini. Ku hela nafas ku sesaat untuk mendapatkan keyakinan ku kembali. Ku sunggingkan sebuah senyuman untuk diriku sendiri,memberi sugesti bahwa ini tidak akan sesulit yang aku bayangkan.

Pengalaman kerja selama setahun di Nara Corp,tidak dapat menghilangkan keraguanku seperti saat ini. Kebiasaan ini selalu berulang setiap harinya. entah kenapa aku masih betah saja disini. mungkin karena bos ku yang,,, keren? tidak,tidak. ini salah. apa yang baru saja ku katakan ?. ku disini hanya karna gaji yang bisa dibilang lebih,kan?. ku gelengkan kepala ku sekuat tenaga,berharap pemikiran tadi akan segera sirna. Sayup-sayup ku dengar percakapan Sakura dan Shikamaru di dalam ruangan. Namun tak begitu ku pedulikan,tentu karena itu tidak menyangkut diriku. tapi tunggu dulu? Dimana Hinata ? ini sudah pukul 8. harusnya dia sudah data-

"tidak bisa. Hinata tidak datang hari ini,ia sedang sakit". Suara Shikamaru terdengar jelas ditelingaku,memotong pemikiranku yang sedang sibuk mencari Hinata sekaligus menjawab pertanyaan tak langsung tadi.

"lalu siapa yang akan menggantikannya?" tanya Sakura pada Shikamaru. Mereka melanjutkan perbincangan mereka di depan pintu ruangan Shikamaru.

"kau. Kau harus menggantikan Hinata"

"aku ? tidak bisa. Aku harus terus memantau perkembangan pasar disini"

"lalu siapa?"

"entah siapa yang kau pilih yang jelas kau harus mencari penggantinya segara sebelum meeting siang ini"

Mereka masih terus berdiskusi di depan pintu,tapi segera ku tutup telingaku. Berusaha kembali fokus dengan tugas yang ada di mejaku. Tak kuhiraukan lagi perbincangan seru yang lebih mirip perdebatan antara atasanku dan kepala promosinya itu. Mudah saja bagi shikamaru untuk mencari pengganti sementara Hinata. Bisa Karin atau mungkin juga-

"Ino". Suara lirih Sakura yang memanggil namaku seketika membuat telingaku memeka. rasanya seperti ada petir yang menyambarku. Saat aku menoleh kearah mereka berdua,kudapati Sakura dan Shikamaru menatap intens ke arahku. seperti mengharapkan sesuatu yang membuatku merinding disko. Oke ini berlebihan. Ku telan ludahku,dan bersiap menerima sebuah pernyataan telak dari Shikamaru. Sudah kupastikan kemana arah pembicaraan selanjutnya.

"baiklah kalau begitu. Ino,kau gantikan Hinata untuk meeting siang ini". Ujar Shikamaru santai. mataku membulat seketika. Apa!? Tidak. Kenapa harus aku ?.

"tu-tunggu. Kenapa harus aku ? kan masih ada Karin?" ujarku angkat bicara. Karin yang notabene adalah sekertaris 2,ber IQ lebih dari ku harusnya mampu menggantikan Hinata,tapi kenapa justru aku ?.

"Karin sedang sibuk dan juga karna kau assistan sekertaris" ujar Sakura tak kalah santai sambil memberikan senyum memohonnya.

Saat akan ku ajukan pembelaan,suara Shimaru memotong. "tidak ada bantahan" ujarnya sambil menunjuk-nunjuk hidungku,membuatku tak bisa menolak. Ia kembali memasuki ruangannya saat terdengar ada suara telephone berbunyi nyaring. sial.

"hhaaahhh…." Ku hela napas panjang dan keras. Tak lupa ku pasang muka kesal. Hari ini bagaikan hari paling buruk dalam sejarah seorang Yamanaka Ino. Terjebak di pagi hari dengan bos malasmu,dan sekarang terikat dengan meeting siang ini dengannya lagi.

"sudahlah Ino,terima saja" ucap sakura sambil mendudukan diri ke atas kursinya.

"ini semua karena kau menyebut namaku,Sakura!" balasku setengah berteriak karena terlampau kesal. Tugas ku bertambah. Padahal aku berencana untuk malas-malasan saat jam makan siang nanti. tapi sekarang harus ikut meeting bodoh itu.

"kau pasti akan berterima kasih padaku"

"tidak akan. Untuk apa aku berterima ka-"

"Ino,masuk ke ruanganku" sahut Shikamaru yang muncul dari pintu ruangnya memotong perkataanku barusan. Tanpa pikir panjang,aku segera beranjak dari kursiku dan perlahan membuka kenop pintu. Saat ku lirik kearah Sakura,aia malah mengacungkan dua jempolnya dengan wajah sumringah. menari di atas penderitaanku,eh?. aku mendengus pelan dan segera membuka pintu. Ku lihat Shikamaru berdiri di dekat jendela memandang langit diluar. Menatap langit mendung dengan wajah yang,,,, cemas?

"ada apa ?" tanyaku membuka percakapan.

"kau tau Hinata tak datang kan?" jawabnya yang ku balas dengan anggukan kecil. tentu saja kau tahu.

"dokumennya tertinggal di apartemen Hinata,mau tak mau kau harus mengambilnya sekarang" lanjutnya dengan nada yang serius.

"jadi,,, dimana apartemennya ?" jawabku yang malah seperti pertanyaan.

"4 blok dari sini"

"rapatnya jam berapa ?" tanyaku lagi melirik jam tanganku yang sudah menunjukan pukul 11:00.

"11:30"

"oh… " 1 detik. 2 detik.

"APA!? kenapa kau tidak mengatakannya dari tadi?!" teriakku. Gila,ini sungguh terlalu mendadak. seketika aku panik. tanpa pikir panjang aku langsung berbalik bermaksud untuk keluar dan ingin sesegera mungkin untuk mengambil dokumen yang Shikamaru maksud. Shikamaru hanya bisa menutup telinganya yang mungkian berdengung mendengar teriakanku barusan.

"ino.." suara Shikamaru sontak membuat langkah kecilku terhenti dan membuatku membalikkan badan. Tak lupa tatapan penasaran ku lancarkan,agar dia segera mengatakan maksudnya.

"hati-hati,di luar mendung. atau biar kusuruh orang la-"

"tidak,tidak. Ini tugasku,aku akan mengambil dokumennya" potongku cepat dan segera melancarkan jurus seribu langkah meninggalkan ruang Shikamaru.

"aku hanya tidak ingin kau sakit".

.

xixixi

.

"blok 28,agak cepat ya ji-san" pintaku saat sudah memasuki taksi yang baru saja ku cegat.

"baik" jawabnya sambil tersenyum.

gelisah. itu yang kurasakan sekarang. kenapa perjalanannya semakin terasa lama? ku pandang langit dari balik jendela taksi. suara petir bergemuruh dan langit mulai menjatuhkan isinya. sial. jangan hujan sekarang. kuhentakkan kakiku cepat ke dasar taksi. pikiranku jadi makin gusar saat ku lirik jam tanganku sudah menunjukan pukul 11:15. ku layangkan umpatan-umpatan merutuki hujan dan jalanan macet yang seperti tak merestui pekerjaanku hari ini.

oohh.. kami-sama,cobaanmu ini berat. aku sudah tak tahan dengan kemacetan panjang ini. kuberikan sejumlah uang pada supirnya. aku segera keluar meninggalkan taksi tadi dan berlari menuju apartemen Hinata. sebenarnya atak apartemen hinata masih kurang setengah blok lagi. tapi apa boleh buat,sekali lagi ku katakan kemacetan membuatku makin tak sabar. tak kuhiraukan rintik hujan yang sedikit membasahi rambut pirangku. yang terpenting sekarang adalah dokumen itu. aku tidak akan membuat Shikamaru kecewa. aku juga tak mau kehilangan pekerjaanku ini hanya karena beberapa lembar kertas saja.

.

tok. tok. tok.

.

kuketuk pintu apartemen hinata cepat dan keras -terlalu keras mungkin-,aku gelisah. beberapa saat kemudian kedapati sesosok gadis berambut indigo dengan wajah pucat membukakan pintu. Hyuuga Hinata.

"ah,, maaf hinata." ujarku sambil membungkukan badan. sepertinya aku mengganggu tidurnya.

"tidak apa-apa ino-chan. mari masuklah" tawar hinata dengan suara selembut bulu kucing (?).

"tidak terima kasih Hinata. aku kesini hanya untuk mengambil dokumen Shikamaru" tolak ku halus dan mengutarakan maksudku agar tidak semakin membuang waktu.

"oh,begitu. baiklah,tunggu sebentar." Hinata masuk kembali ke apartemennya. kemudian,dalam hitungan detik ia sudah kembali dengan membawa beberapa kertas. aku sedikit bisa bernapas lega.

"terima kasih Hinata. lain kali aku akan mampir. semoga cepat sembuh" ujarku saat dokumen yang di maksud Shikamaru sudah berada di tanganku. aku segera berpamitan dengan Hinata,untuk memperkecil kemungkinan ku terlambat kembali ke kantor.

aku berlari sekencang yang aku bisa. tapi hujan tetap tak mau bersahabat denganku. ia masih terus saja menumpahkan isinya,membuatku terpaksa harus berteduh sejenak. ke hela napas ku berkali-kali,berharap kalau hujan akan segera reda. aahh,,, Shikamaru sekarang pasti sudah menungguku. wajah tampannya pasti akan jadi kusut. tunggu dulu?! apa aku baru saja mengatakan kalau ia... tampan?. baka !. kenapa aku bisa berfikir begitu. ini sangat salah. ku gelengkan kepala ku kuat-kuat,berharap bayangan shikamaru akan sirna. ku tadahkan tanganku untuk meresakan hujan. syukurlah sudah reda. tanpa pikir panjang aku segera menjauhi tempatku berteduh dan segera mencari kendaraan umum agar bisa lebih cepat sampai kembali ke kantor.

sial,umpatku kesal. ini sudah pukul 11:25,lima menit lagi. tapi kenapa sampai sekarang aku masih di jalan?. bibirku komat-kamit tak jelas dengat waktu yang begitu cepat berlalu ini. ku raih ponsel di saku rok ku yang bergetar hebat. ku lihat siapa yang menelephoneku. Shika?

"moshi-moshi,Shikamaru"

"moshi-moshi ino. kamu dimana?"

"aku masih dijalan. rapatmu 5 menit lagi,kan?"

"hn. kau tunggu di depan kantor saja,aku akan mengambil mobil dan kita berangkat langsung."

"oh.. baiklah kalau begitu." segera ku putus sambungan telephoneku dan Shikamaru saat aku sudah hampir sampai di depan kantor. aku bergegas turun smpai tak melihat ada kaki seseorang yang terjulur menutupi jalan keluar bus.

"aww!" pekikku. sial,aku jatuh tersungkur dengan lutut yang duluan mencium tanah.

"ah,, maafkan aku nona." kata seorang laki-laki yang kakinya di 'taruh' sembarang tempat tadi.

"hhh,,, sudahlah aku tak apa." balasku sambil berusaha berdiri dan menahan perih dilutut ku. sedikit kubersihkan lututku dan memastikan tak ada darah.

"ini semua salahku. apa benar kau tidak apa-apa?" tanyanya makin khawatir.

"iya,aku tak apa-" . kami-sama,pria ini? aku mengenalnya. tapi aku tak ingat namanya. rambut coklat,gigi taring runcing dan senyumnya yang khas sangat ku kenal.

"baiklah kalau begitu. sekali lagi maafkan aku" ia membungkukan badannya dan pergi berlalu dari hadapanku.

ta-tampak tak asing,sangat tak asing. ku buka memori lama untuk mencari tahu siapa pria tadi. benar. dia orang yang semasa SMA pernah jadi pacarku. dia inuzuka kiba. tak salah lagi,itu memang benar-benar dia.

.

TIINN. TTIINNN.

.

Suara klakson mobil seketika membuyarkan lamunanku. mobil biru metalik Shikamaru sudah ada di hadapanku. ahh,,, bodohnya aku sampai tak menyadari Shikamaru sudah di depanku. segera aku berlari kecil untuk mencapai mobil Shikamaru. tak ada yang memulai pembicaraan selama perjalanan menuju tempat -lebih tepatnya restoran- yang sudah Shikamaru dan rekannya tetapkan. ini sangat canggung,kalau mengingat aku dan Shikamaru ini teman baik semasa SMA.

"maaf tadi aku terlambat,Shika" kataku memulai percakapan.

"iya,sudahlah tak apa"

"kau meeting dimana ?"

"di restoran yang biasanya". jawab Shikamaru santai. matanya tak melirikku,ia masih fokus pada jalan di depannya. tak perlu dijelaskan lagi dimana restoran yang dimaksud Shikamaru. beberapa minggu ini,Hinata sering mengajak untuk ikut Shikamaru meeting. jaga-jaga kalau tiba-tiba hinata tak bisa hadir,dan bermaksud menggunakan ku sebagai pengganti. Toh Shikamaru juga tak melarangnya.

"bajumu basah?" katanya tiba-tiba.

"aah,, iya. tadi aku berlari setengah blok di bawah hujan" jawabku dengan wajah kesal,merutuki hujan.

"kau bisa sakit"

"tenang saja. Yamanaka Ino tak akan kalah pada hujan" jawabku dengan semangat kemerdekaan.

"terserah" balas Shikamaru sambil tertawa pelan. senyumnya hangat sekali.

tak lama kemudian,kami sudah sampai ke tempat yang kami tuju. kulihat didalam sudah ada seorang pria bertubuh tegap,berambut perak menantang langit dengan seorang perempuan bertubuh semampai dengan rambut hitam pendek yang diikat rapi,bisa di pastikan bahwa wanita itu sekertarisnya. Shikamaru menjabat tangan pria tadi dengan seraya tersenyum. kami berempat duduk di sudut ruangan. rapat kali ini terkesan sangat santai dari biasanya dan bisa di bilang seperti pertemuan dengan klien.

"lama tak bertemu,Kakashi" ujar Shikamaru memulai rapat kecilnya.

"iya,kau benar Shikamaru. oh iya kenalkan sekertarisku,Anko. Anko ini Shikamaru dari Nara Corp." kenal Kakashi pada Shikamaru.

"ahh,, iya." Shikamaru menjabat tangan wanita bernama Anko tadi. "perkenalkan juga ini Ino,assistan sekertarisku. Ino ini Kakashi dari Hatake Corp" sekarang Shikamaru ganti memperkenalkan ku pada kedua orang di hadapannya. kujabat tangan mereka berdua seraya memberikan senyuman termanisku.

"ternyata assisten sekertarismu cantik juga. seleramu sangat bagus Shikamaru" puji Kakashi.

"ahh,, te-terima kasih Kakashi-san,tidak perlu berlebihan" balasku. astaga,wajahku memanas karna pujian tadi. ku harap semburat merah itu tak muncul sembarangan. Kakashi dan Shikamaru terkikik geli melihat ku yang jadi kikuk,sedangkan Anko hanya tersenyum ke arahku. Kakashi berinisiatif untuk memesan minuman dulu sebelum memulai perbincangannya.

"jadi bagaimana ? kau membawa dokumen ku kan?" ujar kakashi tanpa basa-basi.

"hn. tentu" balas shikamaru yang kemudian melirikku. segera ku serahkan beberapa lembar kertas yang dari tadi ku genggam pada kakashi.

Hening. Kakashi dan Anko masih sibuk meneliti data yang baru kuserahkan. Shikamaru juga masih sibuk dengan laptopnya. ku edar kan pandangku menyisir tiap sudut ruangan. pernak-pernik yang kebanyakan berwarna pink memenuhi ruang ini. ada acara apa?. astaga... bagaimana aku bisa lupa. ku tepuk pelan dahiku. 2 hari lagi hari kasih sayang,tentu saja hiasan berbau cinta akan sangat mudah di temukan disini. maklumilah,di umur Yamanaka Ino yang ke dua puluh satu ini aku tidak memiliki kekasih. tapi bukan berarti aku tak pernah mengecap indahnya masa pacaran,dulu aku pernah punya kekasih yang hubungannya bertahan sampai 2 tahun. tapi kandas karena dia harus pindah keluar negeri,ia harus menuntut ilmu. aahh,,, butuh waktu setahun untuk melupakan pria inuzuka itu. entah,apa dia juga masih mengingatku. dan sekarang bagiku valentine bukanlah hari yang spesial -tanpa kekasih tentunya-.

"memikirkan apa?" suara lirih shikamaru seketika membuyarkan semua lamunan masa laluku.

"a-ah,,, ti-tidak ada" jawab ku bohong.

"valentine?" tebaknya.

"eeehh..." tepat. kenapa dia seperti tahu isi otakku sih ?. tak ada kata yang bisa kolantarkan sebagai alasan kali ini.

"hn. kerja bagus,aku suka hasilnya" suara Kakashi menyela.

"peningkatan sahamnya sangat signifikan" tambah Anko.

Shikamaru dan aku saling bertukar pandang dan tersenyum puas. tak sia-sia rupanya kerja lemburku.

"baiklah. berarti keberangkatan ke Suna untuk mengembangkan saham ini tidak bisa di tunda lagi" lanjut Kakashi.

apa?! Suna. kenapa aku tak tahu ya? ahh... tak penting.

"aku sudah membeli tiketnya. kalian akan berangkat 2 hari lagi" sambung Anko.

tunggu,tunggu,tunggu,, 2 hari lagi ? 14 februari maksudnya ?.

"kalian? maksudnya aku dan.." ujarku angkat bicara sambil menunjuk Shikamaru.

"itu pilihan Shikamaru akan berangkat ke Suna dengan siapa" timpal Kakashi. Shikamaru mendengus kesal. sepertinya geram dengan pertanyaanku,eh?.

"tentu dia yang akan ikut." ujar Shikamaru tetap dengan wajah mengantuknya.

"e-eh?". aku? aku hanya assistan sekertaris ingat?. assistan Shika!. ingin rasanya aku meneriakkan kata itu. tapi hal sia-sia dan bodoh bila aku benar-benar melakukannya.

"hn. baiklah kalau begitu" balas kakashi.

meresa rapat kami sudah menemukan titik temu,kakashi dan anko pamit untuk kembali. menyisakan aku dan Shikamaru yang masih duduk manis. berulang kali Shikamaru menguap. kenapa tak langsung kembali ke kantor saja sihh? menyebalkan. kusibukkan diriku dengan sedikit menata kertas dan sesekali mengetik data ke laptop -milik Shikamaru-,sesekali kutatap wajahnya sinis. berharap kalau dia mengeti pikiranku.

"kenapa tidak ke kantor saja?" tanya ku bosan.

"kau gila? di luar hujan" ujarnya santai. ah,apa iya? sungguh ironis. apa telingaku sudah konslet sampai tak medengar suara hujan -tepatnya badai- di luar.

"hh,, kau ben-"

a-apa ini?. Shikamaru menaruh kepalanya di pundakku. matanya perlahan memejam. kami-sama kenapa jantungku berdetak tak karuan?. gila,dia kerasukan apa?.

"he-hei shika,apa yang kau lakukan?" tanya ku yang mulai gugup.

"tidur" jawabnya santai.

"ke-kenapa di pundakku?"

"kau keberatan?"

"tentu" protesku penuh semangat.

"ditolak"

"apa?!" pekikku bingung. ia mengangkat kepalanya perlahan dan mengalihkannya ke pahaku. membuatku sedikit berjingit menghindar,namun terlambat. na'as.

"Shi-shika apa yang kau lakukan?" ujarku setengah berteriak. tidak seharusnya ia melakukan ini,kan? tak kuhiraukan desisan sinis beberapa orang didekatku yang mulai risih dengan suara megaphoneku.

"tak usah berteriak! aku hanya ingin tidur sebentar" sahutnya.

"tapi tidak usah di pahaku kan?" protesku lagi. bagaimana kalau adegan aneh ini dilihat orang? mau di taruh mana wajahku ini,eh?!. tak ada jawaban. apa Shikamaru benar-benar tidur ?.

"hei shika,kenapa kau bilang kalau aku yang akan pergi ke suna? kanapa bukan Karin saja?" tanyaku memastikan.

"Karin punya jadwal yang sangat padat,dia juga harus mengurus laporan untuk Uchiha Corp." jawabnya singkat.

"tapi aku kan hanya-"

"anggaplah kau naik jabatan" potongnya cepat. mataku membulat seakan hendak keluar dari tempatnya. naik jabatan,eh? cepat sekali keputusannya.

"kau tak bercanda kan Shikamaru?" tanyaku meyakinkan keputusannya yang terkesan mendadak.

"lalu bagaimana dengan Hinata ?" lanjutku.

Hening. Shikamaru tak menjawab pertanyaanku. "Shikamaru?" panggilku. tapi tetap saja tak ada jawaban.

aahh,, sudahlah biarkan. kalau ia memang benar-benar lelah dan membutuhkan tidur apa salahnya menggunakan pahaku untuk alasnya. wajah shikamaru yang tidur dalam damai semakin membuatnya terlihat ,, errr,,, tampan. jujur saja,aku lebih suka raut wajah ini dari pada raut suntuk bos ku yang selama ini dipasangnya. tanpa sadar kusunggingkan senyum manis -atau serangai? entahlah- untuknya. tanganku mengayun tanpa sadar menyetuh permukaan pipi mulus Shikamaru. hei Ino ! tahan dirimu,kau kehilangan kesadaranmu,eh? ini tempat umum ingat.

"aahh... maafkan kelancanganku bos" ku hela napasku panjang. segera ku tarik kembali tangan nakalku. "tapi kau memang tampan". yah,untuk sekali ini ku akui ia memang tampan. aku sudah benar-benar lepas kontrol. sekali lagi ku belai lembut pipi Shikamaru. kemudian beralih menyentuh rambut nanasnya. kemudian ke dekatkan wajahku ke wajahnya,sampai,,,,

.

.

cup

.

.

ku kecup lembut pipi Shikamaru. terlihat gila?! memang. berharaplah kalau ia tidak menyadari tindakan bodohku. ku pukul-pukul kepalaku,menyesali tindakan hilang kendali barusan.

"untuk apa?" tanyanya tiba-tiba. astaga kami-sma, dia tak benar-benar tidur rupanya. sial. bagaimana aku melindungi harga diriku sebagai wanita?. aku makin salah tingkah saat dia sedikit menengok dan memandang wajahku yang mungkin sudah memerah.

"be-berterima kasih karena menaikan jabatan ku" fiuh,Ino memang punya banyak alasan.

"benarkah?"

"hn. te-tentu,memang apa lagi ?"

"kenapa tidak dibibir langsung saja? aku tahu aku memang tampan" ujarnya dengan percaya diri seraya mengedipkan sebelah matanya,kurasa sudah melewati batas. dibibir katanya? dasar mesum.

"jangan bercanda Shika! aku hanya ingin berterima kasih,memang apa yang kau harapkan?" jawabku tak mau kalah. benar-benar mempertaruhkan harga diriku. Shikamaru bangkit dari tidurnya dan duduk tegap disebelahku.

"aku hanya tidur sebentar tadi kau sudah nafsu saja" ucapnya terkiki.

"apa yang kau katakan !? aku tidak semesum yang kau kira,baka!". sungguh,harga diriku sudah di ujung tanduk. dia pikir aku ini wanita seperti apa,eh?!.

"ehehh.. ya sudah ayo kembali. kurasa hujan sudah reda" balasnya dengan sedikit serangai. siiaall,,, menyebalkan sekali hari ini. aku tak menjawab apa-apa. aku segera bangkit dan melenggang berjalan duluan meninggalkan Shikamaru yang masih sedikit menahan tawanya.

perjalanan ke kantor digunakan Shikamaru untuk makin menggodaku. berbagai alasan sudah ku layangkan agar aku tidak terlihat makin bersalah dihadapannya. memang,aku mencium pipinya karena kehilangan kontrol melihat wajah tampannya. tapi tentu saja kau tak memiliki maksud lain.

"Ino,aku kan hanya bercanda" ujar Shikamaru karena aku tak menjawab semua pertanyaannya sekarang.

"tidak lucu,baka" sahutku ketus.

"mukamu itu lucu sekali Ino"

"terserah"

setelah sampai kembali ke Nara Corp. aku langsung ngeloyor meninggalkan Shikamaru. terserah kalau ia menggerutu,yang jelas aku kesal padanya. tapi syukurlah hujan sudah menghilang dari mataku dan digantikan dengan wijid kesukaan ku,pelangi. saat sudah beberapa langkah lagi dari ointu masuk,seseorang meraih lengan kiriku dan membuatku membalikkan badan.

"Ino,kau marah padaku?". Shikamaru. ia memegang kedua pundakku yang membuatku berhadapan dengannya.

tak ada sepatah kata yang keluar dari bibir ku saat ini. aku membatu. jarak yang hanya beberapa centi dengan wajah Shikamaru ini membuatku salah tingkah. jantungku pun tak mau berkompromi. wajahnya makin tampan saat dilihat dari jarak sedekat ini. astaga,sudah berapa kali aku mengatakan kalau dia tampan,eh?. matanya memandangku lembut,bagaikan pelangi kesukaanku di atas sana.

"ti-tidak,aku tidak marah" ujarku sekenanya.

"baguslah kalau begitu" balasnya yang kemudian melepas genggaman tangan dipundakku dan berlalu menuju pintu masuk. ku hela napas yang panjang -entah yang keberapa- untuk menenangkan jantungku yang sudah maraton tanpa sebab ini.

.

xixixixi

.

Tawa merekahnya bagai merah pelangi

Candanya bagai jingga pelangi

Lembut senyumnya bagai kuning pelangi

Wajah damainya bagai hijau pelangi

kenyamanan saat bersamanya bagai biru pelangi

raut kantuknya bagai nila pelangi

kehangatan sikapnya bagai ungu pelangi

.

Sederet warna pelangi kesukaanku mewakili tiap apa yang ada pada dirinya. Nara Shikamaru. entah kenapa sekarang aka jadi memikirkan nanas gila itu. bukannya menjadi kesal,aku malah memikirkannya.

"Ino apa yang kau pikirkan?" tanya Sakura memecah lamunanku. sekarang kami sudah berada di sebuah mall terkenal di Konoha Town. Sakura mencari hadiah untuk hari jadi ke 5 bulannya dengan Uchiha Sasuke,kekasihnya.

"ti-tidak ada Sakura. kau sudah menemukan hadiah yang kau cari?" ujarku mengalihkan pembicaraan.

"hn. sudah"

"ya sudah kalau begitu,bagaimana kalau kita pulang? ini juga sudah larut" siapa yang bilang kalau 21:15 itu tidak malam.

"kau benar. kau juga pasti lelah menemaniku setelah rapat tadi siang" balas Sakura.

"aahh,, tidak juga" elakku. tentu saja,siapa yang tidak.

Setelah membayar barang pilihan Sakura,kami keluar untuk menuju parkiran mobil. karena hari sudah terlalu larut,aku meminta Sakura untuk mengantarku pulang. untung saja ia tak banyak protes.

"Dari tadi kau ini memikirkan apa,Ino?" tanya sakura di tengah perjalanan kami.

"aku sudah bilang kan Sakura. Aku sedang tidak memikirkan apa-apa" sergahku.

"Shikamaru?" tebaknya.

"e-eh.. bu-bukan! kenpa harus rusa gila itu" elakku. astaga Sakura,tebakkanmu tak meleset.

"aahh.. katakan saja. aku tidak akan mengatakannya pada siapa-siapa Ino-chan~" goda Sakura.

"apa-apa'an kau ini? jangan pakai suffix itu" pinta -tepatnya perintah- ku. Sakura malah tertawa renyah.

"nah,, sudah sampai" lanjut Sakura saat sudah smapi di depan rumahku. tanpa buang waktu aku langsung turun dari mobil bernuansa soft pink Sakura.

"terima kasih ya Sakura" ujarku seraya membungkukan badan.

"sama-sama nyonya Nara" ledek Sakura. apa yang kau katakan baka?! kau tak akan selamat besok.

Sakura menaikan jendela mobilnya dan kemudian berlalu dengan mobilnya. kulangkahkan kakiki gontai menuju kamarku. lelah telah menjalar seluruh tubuhku saat ini. setelah selesai mandi dan mengganti baju,langsung ku rebahkan tubuhku ke kasur kesayanganku. saat akan memejamkan mata,bayangan Shikamaru malah datang. sial. umpatku tak jelas. kenapa sampai sekarang kau masih ada di pikiranku rusa gila?!. tak mau ambil pusing,kutarik selimutku tinggi-tinggi dan berusaha terlelap.

.

.

Jujur saja ku tak mampu

Hilangkan wajahmu di hatiku,meski malam mengganggu

Hilangkan senyummu dimataku,kusadari

.

Aku cinta padamu

.

.

To be continue..


N/A : x_X

saya hanya berniat untuk meramaikan SIVE,tapi tak taunya malah bikin fic abal,gaje ini..

mungkin judul sama isinya makin ga nyambung (bingung mau ngasih judul) #gampar

maaf kalau masih banyak kekurangan,typo dan maaf bila malah mengacaukan SIVE,, (/\)

dan maaf juga bila mungkin ada ide author lain yang tidak sengaja tercantum..

spesial thanks buat magenta-alleth yang sudah menawari,dan teman di kelas yang mau menunggu fic ini #readers lain enggak kok!

ok,terima kasih sudah mau mampir.. =D

review please.. (y)