DUALITY
.
.
.
.
VKOOK
.
.
.
TWOSHOOT!
.
.
Sorry for typos, enjoy!
Jungkook berlari cepat menyusuri lorong, sepotong roti bakar dalam gigitan, dan ransel yang tak tersampir dengan benar cukup menjelaskan situasinya pagi ini. Jungkook terlambat pagi ini, dirinya tak sadar bermain game sampai larut dan terlambat bangun keesokan paginya. Dan hari ini, Jungkook tak seharusnya terlambat.
BRAKK!
"Aku sampai!" Ia berteriak, kemudian mengatur napas. Ditutupnya pintu yang beberapa detik lalu terbanting keras, lalu menghempaskan diri ke sofa.
"Kau terlambat 10 menit, Jeon Jungkook-ssi." Sebuah suara menginterupsi.
Jungkook membuka mata, lalu menatap kesal fotografer didepannya.
"Ya, maafkan aku Kim Taehyung-ssi." Jungkook segera bangkit dari sofa, lalu mulai bekerja.
Ini tahun ketiganya bekerja sebagai asisten fotgrafer di salah satu kantor majalah fashion di Seoul, Elle Korea. Dan tahun pertama bekerja dibawah fotografer bernama Kim Taehyung, setelah sebelumnya bekerja dengan Kang Daniel, selama dua tahun. Dan jika disuruh memilih, Jungkook lebih suka bekerja dengan Daniel dibanding Taehyung. Dan seisi Elle Korea'4' tahu alasannya.
Daniel adalah orang yang santai, tak banyak menuntut, dan senang bercanda. Membuat Jungkook sedikit banyak beruntung bisa bekerja dengan Daniel ditahun pertamanya sebagai asisten fotografer. Banyak yang dia pelajari dari Daniel, terutama bagaimana cara berkomunikasi dengan para model yang bekerjasama dengan mereka. Penting untuk menjaga komunikasi dengan model, untuk memudahkan pekerjaan.
Dan saat Daniel memutuskan untuk berubah haluan menjadi fotografer alam di National Geography, Jungkook tentu sedih. Dan lebih sedih, saat tahu dia akan bekerja dibawah Kim Taehyung. Fotografer Elle Korea yang sangat berbakat, dan perfeksionis. Jarang tersenyum, bahkan untuk memuji model saja bisa dihitung jari. Seseorang yang sulit untuk diajak bekerja sama. Dan Jungkook terjebak bersamanya.
"Jungkook-ssi, mana pakaian yang akan digunakan untuk pemotretan hari ini?" Taehyung bertanya
"Kupikir departemen pakaian akan membawanya satu jam sebelum pemotretan dimulai." Jungkook melihat arloji ditangannya, masih ada waktu dua jam sampai para model berdatangan untuk didandani.
"Bawa sekarang, aku ingin melihat jenis pakaian macam apa yang mereka berikan untuk kupotret."
Jungkook menghela napas,"Baiklah."
Ia keluar dari studio, lalu turun ke lantai departemen pakaian. Jungkook menghampiri Rose di meja resepsionis
"Hai, Rose." Sapa Jungkook, ia tersenyum
"Oh, selamat pagi, Jungkook-a." Rose balas menyapa,"ada yang bisa kubantu?"
"Kim Taehyung memintaku membawa pakaian hari ini sekarang juga." Jungkook menjawab
Rose terkekeh,"Selalu merepotkan, ya? Baiklah, ayo ikut aku."
Jungkook mengikuti Rose menyusuri lorong-lorong penuh pakaian bermerk yang Jungkook yakin butuh waktu seumur hidup untuk mengumpulkannya. Mereka berhenti di ujung sebuah lorong, Rose menarik keluar 2 rak penuh pakaian untuk Jungkook bawa.
"Ini koleksi kita bulan ini,"Rose memberitahu,"Kau butuh bantuan membawanya?"
Jungkook menggeleng,"Aku bisa mengurusnya sendiri. Terima kasih, Rose."
Dengan sedikit bersusah payah, Jungkook membawa 2 rak itu menuju lift. Ia memainkan ponselnya selagi menunggu pintu lift terbuka.
"Selamat pagi, asisten Jeon."
Jungkook menoleh, lalu membelalakkan mata, tak percaya,"Kang Daniel?"
Daniel tersenyum lebar,"Bagaimana kabarmu?"
"Aku baik! Wah, sudah lama tak melihatmu. Kau sendiri bagaimana?"
"Aku lumayan. Baru saja menyelesaikan perjalanan ke Brazil."
"Wah, kau sekarang sering bepergian keliling dunia, ya. Terakhir kulihat di sns kau berada di Ceko."
"Tuntutan pekerjaan, kau tahu."
TING!
Pintu lift terbuka.
"Kalau begitu, aku pergi dulu. Sebelum Kim Taehyung itu mulai marah marah." Ujar Jungkook
"Biar kubantu! Kebetulan ada beberapa hal yang ingin kubicarakan dengannya."
"Well, terima kasih atas bantuannya."
Daniel mengambil satu rak di kiri Jungkook, lalu masuk bersama kedalam lift. Sepanjang jalan, keduanya terus berbincang sambil sesekali Daniel menyapa pekerja yang dikenalnya di lorong menuju studio Taehyung.
KLEK!
"Kinerjamu makin lambat, Jeon Jungkook-ssi."
Jungkook menghela napas, mencoba menahan kesal yang sejak pagi ini sudah berada di ubun-ubun.
Daniel tersenyum,"Masih dingin seperti biasa, eh? Kim Taehyung?"
Taehyung menoleh dari balik punggungnya, lalu menghampiri Daniel didekat pintu. Keduanya berhadapan.
"Ada perlu apa kesini?" Taehyung bertanya dingin
Daniel terkekeh, sementara Jungkook memilih membawa kedua rak pakaian itu kedalam ruang ganti, menjauhi lokasi yang berpotensi besar menjadi medan tempur dalam beberapa menit.
Dari balik pintu, Jungkook mencoba menguping pembicaraan keduanya.
"Ada yang ingin kubicarakan denganmu, Taehyung-a."
"Cepat katakan, lalu pergi. Aku masih perlu bekerja."
"Kau masih marah padaku karena indsiden 5 tahun lalu? Oh, ayolah. Kau tahu aku hanya bercanda saat itu."
"Pintu keluar masih belum berpindah tempat, jika kau harus kuberitahu."
"Oke, oke. Aku langsung ke inti permasalahan." Daniel menjeda sejenak,"Aku ingin kau ikut denganku ke Islandia bulan depan, untuk Pulitzer. Bayarannya lumayan, dan kau satu-satunya fotografer yang memiliki perspektif luar biasa untuk panorama alam yang bisa kupikirkan. Jadi, bagaimana?"
"Tidak tertarik."
Jungkook tak habis pikir. Kim Taehyung baru saja ditawarkan menjadi salah satu peserta ajang penghargaan fotografi paling bergengsi di bumi, dan dia menolaknya dalam sekali napas? Bagian mana dari otaknya yang sudah rusak? Ah, sepertinya bagian berpikir logis.
Tapi, ada bagian lain dari pembicaraan itu yang juga menarik atensi Jungkook. Tentang kejadian 5 tahun lalu, berarti setahun sebelum dirinya masuk ke Elle Korea. Sebut Jungkook terlalu mencampuri urusan orang, tapi dia jelas penasaran.
Jungkook sedang membuat kopi untuk beberapa model di dapur lantai 10, karena pantry dalam studio tak bisa dipakai sebelum pihak perbaikan memperbaiki selang gas yang rusak.
"Hai, Jungkook." seseorang menyapanya, Jungkook menoleh, lalu tersenyum.
"Hai, ." ia balas menyapa
Eleanor Young, chief editor Elle Korea yang terkenal. Dirinya menjadi alasan Elle Korea bisa berkembang pesat dan menjadi pesaing Elle New York dan Elle Milan dalam beberapa tahun belakang. Salah satu orang yang paling lama berada di Elle Korea. Jungkook mendadak memiliki ide, ia berbalik menghadap Eleanor yng sedang menunggu air mendidih untuk tehnya.
"Hey, ." Jungkook memanggil,"bisa aku bertanya sesuatu?"
"Oh, sure. What is it, darling?"
Jungkook tak mengerti apa yang dikatakannya, tapi ia berhipotesa jika Eleanor bersedia menjawab apapun pertanyaannya.
"Apa kau tahu jika Kang Daniel dan Kim Taehyung pernah terlibat masalah? 5 tahun lalu, mungkin?"
Dahi Eleanor mengerut,"I don't think they have. But, coba tanya Jessica Jung di departemen kecantikan. She's the gossip girl."
Jungkook mengangguk, lalu tersenyum, ia mengambil beberapa cangkir kopi hangat yang dibuatnya, lalu meletakkannya diatas nampan,"Goodbye, ."
"Have a wonderful day, darling!"
Jessica Jung, tentu saja. Empat tahun Jungkook bekerja dan mengenal hampir seluruh karyawan di Elle Korea, hanya Jessica yang paling banyak bicara. Dia dan saudaranya, Krystal, selalu punya bahan untuk dibicarakan. Mulai dari skandal Hallyu star yang bahkan belum terbit beritanya ke media, sampai perselingkuhan direktur Elle Korea sebelumnya dengan salah satu model yang menjadi representatif koleksi musim panas. Keduanya otomatis didepak dari perusahaan saat seluruh kantor mengetahui skandal tersebut. Dan sang direktur diceraikan seminggu kemudian oleh sang istri yang naik pitam karena ulahnya. Benar-benar berita sensasional. Kadang Jungkook penasaran siapa sumber gosip Jung bersaudara itu.
Jadi jika ada gosip yang tak Jungkook ketahui, dua orang itu adalah yang paling bisa dipercaya olehnya.
"Maaf menunggu, ini kopinya!" Jungkook berseru sesaat setelah membuka pintu studio
Setengah lusin model menghampirinya dan mengambil asal gelas diatas nampan. Menyisakan dua gelas, untuknya dan Taehyung. Ia meletakkan nampan itu diatas meja, lalu menghampiri Taehyung yang terlihat sibuk mengatur kameranya.
Jungkook melihat arloji di tangannya,"Para model akan siap dalam 15 menit. Aku akan mulai mengatur pencahayaan sekarang." ia memberitahu
"Pasang mode default. Akan kulihat apa cocok dengan tema kali ini."
Jungkook mengangguk, lalu memasang lampu dan peralatan lainnya sesuai perintah Taehyung.
"Jungkook-ssi, bisa kau yang memegang reflektor? Dan Yuta-ssi, mulai memainkan cahaya merah dan biru." Taehyung memerintah
Sesi pemotretan kali ini adalah untuk edisi musim semi Elle Korea, bertema bunga krisan dan baby's breath. Memunculkan keindahan sekumpulan bunga yang biasanya hanya menjadi pendamping bunga utama, seperti mawar dan tulip. Jungkook tak terlalu tertarik dengan bunga, karena itu dia hanya mencoba mengikuti arahan Taehyung sebaik mungkin dan berdoa dirinya tak mengacau.
Pemotretan berjalan lancar, Jungkook melirik Taehyung dari belik reflektor. Wajahnya masih datar dan serius seperti biasa. Tapi ia bisa melihat sekilas seringai dalam rautnya. Dalam hati Jungkook bersorak senang. Hari ini tak berjalan buruk sampai akhir, setidaknya.
"Terima kasih atas kerjasamanya!" Jungkook berseru, sambil membungkukkan badan. Para model membalas seruannya dengan ucapan terima kasih yang sama, lalu berbenah diri untuk pulang.
Jungkook membereskan peralatan studio, lalu mengambil ranselnya. Ia menghampiri Yuta, asisten junior yang cukup sial harus bekerja dengan si muka dingin Taehyung di pekerjaan pertamanya.
"Hey, Yuta." Jungkook menyapa,"kau ingin makan malam denganku hari ini?"
Yuta tersenyum,"Maaf sunbae-nim." ujarnya tak enak,"aku harus pulang dan merawat ibuku."
"Oh, tentu. Cepat pulang, jangan biarkan ibumu menunggu." Jungkook berujar
Yuta tersenyum, lalu membungkuk cepat sebelum menghilang dari studio. Kini tinggal Jungkook dan Taehyung yang tersisa.
"Taehyung-ssi, aku pulang."
Taehyung tak membalas, masih fokus pada ponselnya. Dan Jungkook tak menunggu sampai Taehyung membalas ucapannya, buang buang waktu. Toh selama setahun ia bekerja, Taehyung tak pernah bicara diluar pekerjaan dengannya. Menyapa hanya formalitas saja.
TING!
Pintu lift terbuka, Jungkook masuk dan menyapa beberapa orang didalamnya. Termasuk Jessica dan Krystal.
Kesempatan bagus.
"Um, Jessica-ssi, Krystal-ssi." Jungkook memanggil, keduanya menoleh
"Ada yang ingin kutanyakan. Kudengar kalian pro untuk urusan lokal Elle Korea."
Kedua wanita disebelahnya refleks tersenyum. Urusan lokal adalah sebutan halus yang sering digunakan keduanya untuk gosip. Dan tukang gosip mana yang menolak saat ada orang yang menginginkan informasi darinya.
"Apa itu, Jungkook-ssi?" tanya Jessica
"Apa Kang Daniel dan Kim Taehyung punya masalah selama bekerja disini? 5 tahun lalu?"
Jessica dan Kystal saling melempar tatapan,"Kenapa kau ingin tahu?" kini Krystal yang bertanya
"Hanya penasaran,"Jungkook menjawa jujur,"Kang Daniel berkunjung ke studio pagi ini dan aku tak sengaja mendengar dia menyinggung masalah 5 tahun lalu."
"Hm..."Jessica tampak berpikir,"Masalah yang panjang, tak bisa kuceritakan disini."
"Kau ada waktu untuk Samgyeopsal, Jungkook-ssi?" tanya Krystal
"Tentu, kebetulan aku ingin makan malam diluar." Jungkook menjawab.
CSHH!
Suara daging yang mulai matang membuat rasa lapar Jungkook meningkat, tapi dia harus menahannya karena ada hal penting yang akan disampaikan Jessica dan Krystal.
"Kupikir saat itu adalah pesta akhir tahun." Jessica memulai, sebelum Krystal menyikut saudarinya.
"Anak ini harus tahu sejarah awalnya dulu!" ia memperingatkan, Jessica mengangguk
"Kim Taehyung yang kau kenal sekarang, tak sama dengan Kim Taehyung yang kukenal 7 tahun lalu saat dia pertama kali masuk ke Elle Korea." Jessica menenggak Soju dalam gelas,"Kim Taehyung adalah moodmaker divisi fotografi. Happy Virus yang selalu tersenyum dan tertawa, selalu berpikiran positif. Dia orang yang sopan, pada siapapun. Terutama para model, karena menurutnya para model adalah sumber seni yang harus dia hormati."
Wow, membayangkan seorang Kim Taehyung tersenyum saja sudah sulit untuk Jungkook. Apalagi dirinya sebagai seorang moodmaker dan Happy Virus. Menakjubkan.
"Lalu tak lama setelah masuk, hasil pemotretannya mulai dilihat oleh direksi. Dan tahun kedua dia berada di Elle Korea, posisinya naik menjadi fotografer utama."
"Saat itulah Daniel mulai menaruh ketidaksukaannya pada Taehyung." kini Krystal yang bercerita,"jadi dia merencanakan sesuatu untuk menjatuhkan Taehyung."
Oke, cerita mereka mulai tak masuk akal. Jungkook tak mungkin bisa percaya jika Daniel yang dikenalnya berbuat sejahat itu hanya karena seseorang lebih berbakat darinya.
"Kang Daniel tak mungkin melakukan itu." Jungkook memotong, tanpa sengaja
Kedua bersaudari Jung itu saling menatap, lalu tertawa
"Astaga, Jungkook-ssi." Jessica berujar disela tawa,"Aku tak menyangka kau sepolos ini."
Jungkook berkedip cepat, tak mengerti.
"Biar kuberitahu satu rahasia besar Kang Daniel, hoobae-ku sayang." ia melanjutkan
"Dibalik sifatnya yang bagai malaikat itu, dia adalah iblis. Dia sumber semua cerita yang kami sebarkan."
Yang ini benar-benar diluar ekspektasinya. Awalnya, saat dia setuju untuk ikut dengan dua orang seniornya ini, Jungkook hanya berharap mendengar beberapa kesalahpahaman antara kedua fotografer andalan Elle Korea.
"Ya, terima saja jika malaikat departemen fotografi adalah Dispatch." ujaran Krystal kembali membuat Jungkook sadar. Ia kembali memfokuskan diri pada cerita keduanya.
"Saat itu pesta akhir tahun, diadakan di rooftop kantor, seperti tahun-tahun sebelumnya. Dan berita tentang skandal direktur Choi dengan model itu sudah cukup tersebar. Tapi karena tak cukup bukti, Daniel mau tak mau harus mencari bukti agar gosipnya terbukti. Jadi dia mengambil resiko dengan kameranya, dan diam-diam masuk kedalam kantor direktur."
"Saat itu ia tak sengaja bertemu Taehyung yang baru saja datang di lift. Lalu, terpikirkan sebuah ide dalam kepalanya." sambung Krystal,"kenapa tak menggunakan anak baru ini saja. Daripada membahayakan diri sendiri."
Jungkook seperti tersambar petir.
"Jadi dia mengajak Taehyung ke ruang direktur, berbohong jika direktur memanggil keduanya untuk mengambil beberapa foto dalam ruangannya untuk dijadikan referensi dekorasi ulang."
"Dan sesaat sebelum direktur masuk bersama selingkuhannya, Daniel diam-diam bersembunyi, meninggalkan Taehyung yang masih sibuk memotret."
"Dan kau tahu apa yang terjadi berikutnya." Krystal melahap Samgyeopsal dalam piring,"Daniel mendapat foto yang dibutuhkannya, dan Taehyung terlibat masalah serius dengan direktur Choi. Meski setelahnya berakhir begitu saja saat direktur Choi diberhentikan."
"Dan Kim Taehyung menjadi dingin pada semua orang setelah kejadian itu?" Jungkook memperpendek cerita
"Kau baru saja ditipu oleh orang paling baik yang pernah kau temui. Menurutku wajar jika Taehyung kehilangan kepercayaan pada semua orang. Kejadian itu pasti menghantamnya sangat keras." Jessica kembali menenggak Soju.
Jungkook termenung, memikirkan semua yang diceritakan dua wanita yang sedang melahap babi didepannya ini, mengesampingkan kemungkinan jika cerita yang dikatakan mereka adalah karangan, mulai masuk akal. Yah, Jungkook juga mungkin akan melakukan hal yang sama jika dimainkan sampai seperti itu oleh seseorang yang dikiranya baik seperti Kang Daniel.
"Tapi yang kudengar, Taehyung tak sepenuhnya berubah."Krystal bicara, disela kunyahan. Jungkook mengangkat kepala, menatap kearah sang wanita bersurai coklat keemasan dihadapannya.
"Ini berita baru, dan yang jelas bukan berasal dari Kang Daniel. Jadi aku belum bisa mengkonfirmasi kebenarannya." ia melanjutkan,"kudengar Taehyung masih suka menghibur anak-anak di rumah sakit Universitas Seoul. Itu rutinitas akhir minggunya. Kau ingin mengeceknya?" Krystal menatap Jungkook
Jungkook tersenyum, ia mengangguk semangat.
"Terima kasih untuk informasinya, noona-deul!" serunya, kelewat senang,"makan malam kali ini biar aku yang bayar. Selamat malam!"
Jungkook menghampiri kasir untuk membayar, lalu pergi meninggalkan restoran.
Oke, kenapa dia harus bersemangat sampai seperti ini?
Tidak jelas.
.
.
.
.
To Be Continued
.
.
.
.
Hey!
Sorry, ff kali ini lebih panjang dari ekspektasi, jadi harus dibagi jadi dua chapter. I hope that's okay _
Chapter kedua mungkin ku post beberapa hari dari sekarang, I'm not sure when my idea will come.
So, enjoy!
.
.
.
.
.
Ps. Maaf harus buat Kang Daniel tersayang jadi antagonis, soalnya gaada idol yang bisa kupikirkan selain dia
Regards, Min
