Chapter 1
"Apa kau lupa janji kita hari ini?"
Title : Tired To Loving You
Cast : Cho Kyuhyun, Choi Siwon, Shim Changmin
Rate : T untuk saat ini
Disclaimer : I only have a storyline
Summary : Sesusah inikah membuatmu mencintaiku? Bolehkah aku menyerah? WonKyu, MinKyu ff.
Akhirnya berani juga posting dan bikin akun disini. Okey, sebenernya ini bukan ff pertamaku. Tapi aku bakal debut (?) lewat ff ini. Semoga kalian suka. Maaf kalo masih banyak salah disana sini namanya juga baru pertama kali *alibi*. Enjoy reading ^^
Suasana sore di taman itu tak berbeda dari hari – hari sebelumnya. Banyak orang yang menikmati sore dengan berjalan – jalan bersama kekasih, keluarga ataupun teman. Angin musim gugur membelai rambut ikal cokelatku. Aku duduk di salah satu bangku yang menjadi salah satu fasilitas taman. Tanpa sadar aku memajukan bibirku karena kesal, sudah dari 2 jam yang lalu aku menunggu seseorang.
"Dimana Siwon hyung? Bukankah dia yang memintaku datang kesini sore ini?" entah untuk yang keberapa kalinya aku melihat jam yang melingkari pergelangan tanganku.
"Apa kau lupa janji kita hari ini?" lirihku pelan. Tak sampai semenit, ponselku berbunyi menandakan pesan masuk.
Kyuhyun-ah, mian aku tak bisa kesana.
Aku sibuk.
"Lagi – lagi seperti ini." Bisikku masih sambil menatap nanar ponselku. Kuhembuskan nafas kesal. Entah untuk yang keberapa puluh kalinya Siwon hyung –kekasihku, membatalkan janji yang dia buat sendiri.
Mau tak mau satu kenyataan kembali menghampiriku. Siwon tak mencintaiku. Sesak. Itu yang kurasakan saat ini. Masih teringat jelas kejadian 4 bulan yang lalu, saat aku menyatakan perasaan pada namja popular di kampus.
*Flashback*
Aku berdiri di atap kampus yang sudah 2 tahun ini menjadi tempatnya menimba ilmu. Aku sedang menunggu seseorang. Seseorang yang aku cintai sejak 5 tahun lalu. Sejak aku pertama kali menyandang gelar sebagai siswa SMA. Aku mencintai lelaki yang menjadi mentorku dulu. Hari ini aku harus menyatakan perasaanku.
"Apa kau memanggilku?" sebuah suara yang sudah kukenal membuyarkan lamunanku. Jantungku berpacu dengan cepat. Keringat dingin mulai menuruni pelipis. Dengan perlahan, aku berbalik dan mendapatkan sosok tampan yang selama ini aku cintai.
"Ne sunbae." Jawabku gugup.
"Apa yang ingin kau katakan? Aku tak punya banyak waktu." Ujar Siwon acuh.
"A..itu..Aku..eum.."
"Cepatlah sedikit!" Siwon menaikkan nada bicaranya.
"Saranghae, sunbae." Bisikku namun masih bisa di dengarnya. Hening mengelimuti kami. Aku menunduk tak berani menatapnya. Kudengar dia mendengus. Membuatku mendongak untuk melihat ekspresinya. Dingin.
"Apa yang akan aku dapatkan dari berpacaran denganmu?" aku yang tak siap mendapat pertanyaan seperti itu hanya bisa tergagap.
"Cih, bahkan kau tak tahu bisa memberi apa padaku kalau nanti kita berpacaran."
"A..aku akan memberikan apapun yang kau mau." Jawabku langsung. Aku sedikit kaget dengan jawabanku sendiri. Sebelah alis Siwon naik. Dia mulai mendekat masih dengan tatapannya yang membuatku merinding.
Karena takut, aku mundur perlahan. Apa yang akan dilakukannya? Apa dia marah? Apa dia akan memukuliku? Kini tubuhku tak bisa mundur karena ada tembok yang menghalangiku. Aku pasrah kalau dia akan memukulku. Aku menutup mataku.
Tiba – tiba kurasakan sebuah benda menekan kuat bibirku. Ah ani, itu bibir. Mwo? Aku membuka mataku dan mendapati wajah Siwon hampir tak berjarak dengan wajahku. Dia menciumku. Aku mendorong dada bidangnya agar melepaskan ciumannya. Ciuman pertamaku.
"Apa nanti aku akan mendapatkan ini?" Tanya Siwon sambil menjilat bibirku. Aku mengerjap tak percaya.
"Jawab aku!" ucapnya pelan namun penuh penekanan. Aku mengangguk.
"Juga ini?" kini bagian leherku yang dijilatinya. Aku mengangguk lagi. Tiba – tiba dia menggigit leherku. "Aakhh.." desisku.
"Dan bagaimana dengan ini?" dia menatapku dengan seringaian yang membuat tubuhku meremang. Tangannya turun dan meremas sesuatu dibawah sana.
"Aarrgghh…" aku memegang keras baju bagian depannya. Dengan cepat dia mencium bibirku dengan ganas. Aku mencoba membalasnya namun tetap saja dia yang mendominasi. Tangannya menekan belakang leherku agar aku tak bisa melepaskan ciuman ini. Ini adalah pengalaman pertamaku. Kalau bisa kubilang, Siwon menciumku dengan kasar. Tapi tubuhku tak bisa menolaknya. Menolak seseorang yang sangat kucintai.
Bibirnya meninggalkan bibirku yang memerah lalu menggigiti leher jenjangku. Aku meremas kemejanya semakin kencang. Tiba – tiba dia berhenti dan menatapku. Nafasnya naik turun. Kurasa wajahku kini sudah memerah.
"Cukup untuk hari ini. Mulai sekarang kau milikku. Kissmark di lehermu sudah menjadi tandanya." Ucapnya. Tatapannya kembali dingin dan begitu saja pergi meninggalkanku diatap kampus. Begitu pintu tertutup, aku tak bisa menahannya lagi. tubuhku merosot. Wajahku terasa panas.
"Apa itu artinya kini aku resmi menjadi kekasihnya?" bisikku pada diri sendiri. Senyum lebar menghiasi bibirku. Aku harus membuat dia mencintaiku.
*End of flashback*
Sudah 4 bulan hubungan kami, namun aku belum melihat tanda – tanda kalau Siwon hyung mulai mencintaiku. Jujur saja, semakin hari kepercayaan untuk bisa membuat Siwon hyung mencintaiku semakin menipis. Apa aku harus menyerah?
"Aiish apa yang kau pikirkan, Kyuhyun-ah. Kau harus tetap berusaha!" aku meyakinkan diriku sendiri.
"Apa sebaiknya sekarang aku menemui Changmin? Ah iya dia kan punya game baru. Aku ingin mencobanya. Tapi, bagaimana kalau Siwon hyung marah? Ah asal dia tidak tahu, Changmin pasti tidak akan membocorkannya." Aku melangkahkan kakiku keluar dari taman. Kalau hatiku terasa sakit karena Siwon hyung, aku selalu mengalihkan pikiranku. Dengan game, misalnya.
Siwon hyung tak pernah melarangku bermain game, bahkan dia termasuk kategori tak perduli. Tapi aku takut dia marah kalau dia tahu dengan siapa aku bermain. Shim Changmin. Dia adalah sahabatku. Entah mengapa Siwon hyung tak menyukainya, aku juga tidak tahu. Aku mengirim pesan pada Changmin.
Minnie, sekarang aku akan kerumahmu.
Aku ingin mencoba game terbarumu.
Setelah yakin pesanku terkirim, aku berjalan menuju rumahnya. Untung rumahnya tak begitu jauh dari taman tadi. Ah iya kembali ke hubunganku dan Siwon hyung.
Ingin sekali aku mengakhiri hubungan ini. Jujur saja, hatiku lelah kalau disakiti secara terus menerus. Tapi lagi – lagi aku tak bisa. Aku tak berdaya. Aku terlalu mencintainya.
Selama 4 bulan kami berpacaran, hampir seluruh mahasiswa mengetahuinya. Bagaimana tidak, dia salah satu mahasiswa tertampan. Tapi sepertinya status kami tak membuatnya berubah. Dia masih sering bersama dengan namja lain, bergandengan dengan mesra, bahkan tak jarang berpelukan di koridor kampus.
Lagi – lagi aku tak bisa berbuat apa – apa. Aku lemah kalau sudah berurusan dengan Siwon hyung. Disaat seperti itu, Changmin selalu berada di sampingku. Dia selalu marah melihat kelemahanku. Dia sering memintaku untuk memutuskannya. Andai aku bisa, aku juga ingin.
Tak terasa kini aku sudah sampai di depan rumah Changmin.
Ting Tong.
Belum sempat aku memencet bel untuk kedua kalinya, pintu rumahnya sudah terbuka lebar menampilkan sosok kurus tinggi di hadapanku.
"Kau sudah sampai. Ayo masuk, aku sudah menunggumu!" ucapnya ceria mau tak mau membuatku tersenyum.
