Gerhana Bulan
Oleh: Jogag Busang
Disclaimer: Kuroko no Basuke by Tadatoshi Fujimaki
Penulis tidak mengambil keuntungan materil dari fanfiksi ini
.
.
"Bagaimana lukamu tadi, Tetsuya?"
"Sudah tidak sakit lagi, Sei-kun. Kata Ibu Guru, aku sudah sembuh."
"Oh, bagus kalau begitu. Kau tidak mau kugendong lagi?"
"Kenapa aku harus digendong? Aku baik-baik saja, Sei-kun. Tidak usah berlebihan."
"Ya, sudah."
Tetsuya berusaha mengimbangi langkah Akashi yang panjang-panjang.
"Sei-kun," Tetsuya memanggil, "sewaktu kita berangkat sekolah tadi, kita sudah membahas tentang gerhana matahari, sekarang, bagaimana jika kita membahas tentang gerhana bulan?"
"Gerhana bulan? Kenapa kau bertanya seperti itu, Tetsuya?"
"Aku penasaran, Sei-kun. Apa yang menyebabkan gerhana bulan?"
"Menurutmu apa, Tetsuya?"
"Kata nenekku, gerhana bulan terjadi karena ada raksasa jahat yang ingin memakan bulan, sehingga bulan menjadi tertutup dan keadaan gelap. Lalu, agar keadaan menjadi normal, orang-orang harus membunyikan lesung."
"Aku tidak bertanya kata nenekmu, Tetsuya. Aku bertanya menurut pendapatmu."
"Hmm, aku tidak tahu, Sei-kun, apa yang sebenarnya menyebabkan gerhana bulan terjadi. Tapi kau benar, kata-kata nenekku itu salah. Apakah masuk akal jika membunyikan lesung dan keadaan langsung normal? Kalau begitu, nanti ketika hujan, aku ingin memukul lesung saja."
"Apa maksudmu, Tetsuya?"
"Yah, agar hujannya berhenti. Aku kan benci dengan hujan."
"Terserahmulah, Tetsuya."
"Sei-kun, pelan-pelan saja jalannya. Kau bisa tersandung sepertiku tadi."
"Jadi, kau sudah kapok berlari-lari, Tetsuya?"
"Siapa yang kapok?"
"Itu, sekarang jalanmu seperti bekicot."
"Aku bukan bekicot, Sei-kun."
"Kalau begitu, buktikan kalau kau bukan bekicot. Coba, kejar aku sekarang." Akashi mulai berlari.
"Sei-kun! Hei! Tunggu aku!"
Tetsuya berusaha untuk mengejarnya.
"Tangkap aku kalau kau bisa, Tetsuya."
Tetsuya terus berlari, tidak memedulikan kakinya yang tadi pagi terluka.
Brukk!
"Tetsuya!"
Akashi berlari menuju ke tempat di mana Tetsuya ambruk.
"Sakit, Sei-kun," Tetsuya mulai merengek.
"Tetsuya, maafkan aku. Gara-gara aku, kau terjatuh lagi." Akashi merasa bersalah. Dia lalu menepuk-nepuk baju Tetsuya yang kotor terkena tanah.
Tetsuya menangis.
"Tetsuya, kau mau kugendong?"
Tetsuya menggeleng berulang. "Aku tidak mau, nanti Sei-kun malah menjatuhkanku."
"Tidak akan, Tetsuya. Aku janji tidak akan membuat Tetsuya terjatuh lagi."
"Aku tidak mau digendong."
Akashi berpikir keras. "Bagaimana kalau kau kutuntun saja?"
Tangis Tetsuya perlahan surut.
"Aku akan memegangimu kuat-kuat. Aku tidak akan melepaskannya."
"Sei-kun berjanji?"
"Ya, aku janji."
"Tapi sebelum Sei-kun menuntunku, aku ingin Sei-kun menjawab dulu pertanyaanku tadi."
"Pertanyaan apa, Tetsuya?"
"Apa yang menyebabkan gerhana bulan terajdi?"
"Ya ampun, padahal kau sudah jatuh begini, masih saja bertanya aneh-aneh."
"Kalau Sei-kun tidak mau menjawab, aku tidak mau dituntun. Biar saja Sei-kun nanti dimarahi ibuku."
Akashi akhirnya mengalah. "Baiklah, Tetsuya, akan kujawab. Gerhana bulan terjadi karena ada tubuh anak kecil yang terjatuh dan akhirnya menutupi bulan. Agar keadaan menjadi normal lagi, anak kecil itu harus mau dituntun oleh seorang Pangeran."
Tetsuya tersenyum senang. "Kalau begitu, aku mau dituntun, Sei-kun."
Akashi hanya bisa menghembuskan napas.
Dasar kau, Tetsuya. Bilang saja kalau kau mau digombali oleh Akashi lagi.
.
GAME OVER
