AM atau PM?
Oleh: Jogag Busang
Disclaimer: Kuroko no Basuke by Tadatoshi Fujimaki
Penulis tidak mengambil keuntungan materil dari fanfiksi ini
.
.
"Kamu sedang menunggu siapa di sini?"
Kuroko, yang sedang duduk di kursi tunggu, begitu mendengar pertanyaan barusan, mendongak ke atas.
"Akashi-kun!" serunya kaget.
Akashi tersenyum dan mengambil posisi duduk di samping Kuroko.
"Kenapa kau terlihat terkejut dengan kedatanganku, Tetsuya? Tidak biasa bertemu dengan lelaki tampan?"
Kuroko mendengus sebal. "Tampan apanya?"
Akashi tidak lagi tersenyum, tetapi sekarang tertawa.
"Akashi-kun, aku sedang tidak ingin marah-marah kepadamu hari ini. Jadi, tolong jangan menggangguku."
"Aku tidak mengganggumu, Tetsuya," ucap Akashi, merasa terluka, "Aku kan hanya bertanya baik-baik kepadamu, kenapa kau jadi ngambek begini?"
"Aku tidak ngambek," Kuroko membalas dengan nada tersinggung.
"Oke, oke. Aku tidak akan mengganggumu lagi, Tetsuya," Akashi bermaksud menenangkan, "Tapi, aku benar-benar penasaran, kau sedang menunggu siapa di sini?"
"Oh, aku sedang menunggu ibuku. Katanya hari ini dia akan pulang dan aku disuruh untuk menjemputnya di stasiun pukul delapan pagi. Tapi sekarang sudah hampir jam sembilan, kenapa ibuku belum juga datang?"
"Mungkin kereta api yang ditumpangi ibumu sedang bermasalah? Jadi keberangkatannya ditunda. Atau mungkin ibumu ketinggalan kereta, Tetsuya."
"Itu tidak mungkin, Akashi-kun. Pesan ibuku hari ini sangat jelas. Aku harus menjemputnya jam delapan pagi di stasiun."
"Ya, siapa tahu kan, Tetsuya. ah, sudahlah. Boleh kutemani?"
"Terima kasih, Akashi-kun." Kuroko baru saja menyunggingkan bibirnya, membuat batin Akashi berjumpalitan saking girangnya.
"Hmm, ngomong-ngomong, Akashi-kun kok bisa ada di sini?"
"Aku tadi ke rumahmu, " Akashi mengaku, malu-malu, "Tapi kamu tidak ada di rumah. Untung saja ada tetangga yang memberitahuku kamu ke stasiun."
"Kenapa kau ke rumahku?"
"Anu… Ngg…" Akashi tiba-tiba bingung sendiri. "Aku cuma ingin ke rumahmu saja, sekedar mampir. Kita kan sudah seminggu libur sekolah, jadi ya…"
Wajah Kuroko memerah. Akashi kangen dengannya. Ya ampun…
Mereka berdua kemudian berbincang-bincang selama hampir satu jam.
"Ibumu belum juga datang, Tetsuya," kata Akashi, memberitahu.
"Iya, sampai mana, ya? Padahal sudah dua jam lebih aku menunggu di sini. Jam delapan katanya keretanya akan tiba, tapi sampai sekarang belum ada."
"Kenapa tidak kau telpon saja ibumu?"
"Tidak tersambung, Akashi-kun. Tidak ada sinyal. Aku mendapat pesan tadi malam, sebelum ibuku naik kereta."
Akashi tampak berpikir. Atau jangan-jangan…
"Coba kucek pesan ibumu. Mana ponselmu, Tetsuya?"
Kuroko merogoh saku celananya. "Ini," katanya sembari menyerahkan ponsel.
Ibu: Tetsuya, tolong besok jam 8 pm jemput ibu di stasiun.
Q: Siap, Bu. Jangan lupa oleh-olehnya, ya? : )
Ibu: Tentu saja, Sayang.
Usai membaca pesan tersebut, Akashi menepuk jidatnya. "Pantas saja, Tetsuya. ibumu menyuruhmu untuk menjemputnya jam delapan malam, bukan jam delapan pagi."
"Jam delapan malam? Pm itu malam ya, Akashi-kun? Aku kira pagi…" Kuroko salah tingkah.
"Tetsuya, Tetsuya." Akashi mengelus pelipisnya dengan pikiran pening.
"Huh, kalau begitu aku mau pulang dulu. Sia-sia saja aku menunggu," Kuroko menggerutu.
Akashi mendapat ide brilian. "Tetsuya, dari pada sia-sia, ayo kuajak makan-makan. Kau mau?"
Kuroko terkejut, tapi senang. "Maksudmu, kau mau mengajakku kencan, Akashi-kun?"
.
GAME OVER
