Peri Tetsuya dan Pangeran Seijuurou

Oleh: Jogag Busang

Disclaimer: Kuroko no Basuke by Tadatoshi Fujimaki

Penulis tidak mengambil keuntungan materil dari fanfiksi ini

.

.

"Tidak bisa, Pangeran Seijuurou. Aku tidak bisa melewati batas gerbang ini."

"Kenapa, Peri Tetsuya? Bukankah kau memiliki banyak kekuatan?"

"Kekuatan yang kumiliki tidak cukup untuk menghilangkan gerbang. Ada sebuah sihir kuat yang menahannya dan tidak bisa dihapus dengan sihir peri biasa, Pangeran."

"Tapi, kau tidak akan meninggalkanku sendirian, kan, Peri? Kau akan tetap menungguku, kan?"

Peri itu turun. Dia menghentikan kepakan sayapnya agar bisa menjejak di bumi.

"Wahai, Pangeran. Jalan yang akan kau tempuh nantinya masih panjang. Jangan hanya terpaku untuk mengejarku. Kau memiliki Raja dan Ratu yang harus kau jaga. Kau juga memiliki cita-cita yang harus kau perjuangkan," kata sang Peri dengan bijaksana.

"Apakah selama ini Peri tidak memiliki perasaan apa pun kepadaku?" tanya Pangeran Seijuurou dengan nada getir.

"Aku tidak bisa berkata jujur kepada kaum manusia biasa. Entah itu perasaan cinta, benci, marah, senang, atau lainnya. Bangsa Peri tidak boleh mengungkapkan perasaannya kepada siapa pun, bahkan tidak kepada Bangsa Peri itu sendiri. Tugas kami adalah menjaga kelestarian alam agar tetap damai, tentu saja termasuk alam manusia. Kami memiliki peraturan yang harus kami taati. Jika tidak, kami akan dihukum dan diasingkan. Aku pikir, Pangeran Seijuurou telah mengetahui semua hal itu."

"Apakah kau benar-benar akan pergi, wahai Peri Tetsuya?"

"Waktuku untuk mengawasi tempat ini sudah habis, Pangeran. Aku harus segera pindah ke tempat lain. Jadi… mungkin saat ini adalah saat terakhir kita bisa berbicara secara langsung."

"Tidakkah kita bisa bertemu lagi, Peri Tetsuya?" Pangeran Seijuuoru berharap, meski harapannya selaksa dengan harapan menanti hujan di tengah kemarau panjang.

"Aku juga tidak tahu, Pangeran. Tapi saat ini… ada satu hal yang ingin harus kukatakan kepadamu."

Pangeran Seijuurou yang semula menunduk, mendadak mendongakkan kepalanya dan menatap manik biru langit milik Peri Tetsuya.

"Terima kasih, Pangeran Seijuuoru. Hanya itu yang dapat kuucapkan sebelum kita berpisah. Aku harap, Pangeran Seijuurou dapat memahami ucapanku ini."

Pangeran Seijuuor terkejut bukan main. Ini adalah sebuah keajaiban terindah yang terjadi di dalam kehidupannya. Karena sebelumnya, belum pernah ada sosok peri yang mengucapkan terima kasih kepada kaum manusia. Ini bisa menjadi aib di kalangan Bangsa Peri, cacat abadi dalam citra seseorang yang sudah ditakdirkan untuk menjadi peri. Akan tetapi, Pangeran Seijuurou tidak bisa berpikir tidak akan maksud ucapan tersebut.

Ucapan terima kasih adalah bahasa tingkat dewa dalam dunia Peri. Sama artinya dengan pengungkapan cinta.

"Aku mengerti maksudmu, Peri Tetsuya."

"Kalau begitu, aku harus pergi. Sampai jumpa, Pangeran Seijuurou."

Tidak bisa menahan dorongan di dalam dirinya, Pangeran Seijuurou dengan cepat menarik tangan Tetsuya dan menggenggamnya.

"Pangeran Seijuurou…"

"Aku hanya ingin memberimu sebuah hadiah, kenang-kenangan dariku untuk selalu kau ingat nantinya."

Peri Tetsuya pun sejatinya sama. Gairah yang selama ini dipendamnya rapat-rapat, entah mengapa bisa jebol dan meleleh di hadapan Pangeran muda ini. Peri Tetsuya mencoba untuk mempertahankan ekspresi di wajahnya agar tetap terlihat tenang—ekspresi normal dalam dunia Peri.

Tangan sehalus satin itu dikecup dengan sangat lembut. Sedikit lama dan hati-hati.

"Selamat tinggal, Peri Tetsuya."

Pelan-pelan, Peri itu naik ke atas. Sebelum terbang lebih tinggi, dia menampilkan senyuman termanis untuk Pangeran Seijuurou.

.

GAME OVER