Es Krim

Oleh: Jogag Busang

Disclaimer: Kuroko no Basuke by Tadatoshi Fujimaki

Penulis tidak mengambil keuntungan materil dari fanfiksi ini

.

.

Petir seakan meledak di langit malam, tetapi Kuroko dan Akashi tidak memedulikannya. Mereka berdua sedang sibuk berkutat dengan layar komputer masing-masing.

Sudah hampir satu jam mereka diam tidak bersuara di tempat yang disebut ruang kerja itu. Aneka kertas berisi tulisan tangan yang menyerupai cakaran ayam, coretan rumus, maupun gambar tertempel di penjuru dinding. Yang terdengar hanyalah bunyi papan keyboard yang diketik; sesekali ada bunyi air minum yang diteguk.

Kuroko menekan tombol Shut Down dan begitulah, tugas untuk kuliah besok selesai sudah. Dia menggeliatkan tubuhnya yang bersandar di kursi. Rasanya semua anggota badannya pegal-pegal. Dia tidak pernah menyangka jika tugas kuliahnya akan selesai selarut ini.

Kuroko melirik. Akashi masih menggambar sesuatu di kertas.

Kuroko mengetatkan jaket tebal berwarna biru tua. "Aku ingin es krim," katanya tiba-tiba, memecah keheningan abadi yang sebelumnya berkarat.

Demi mendengar kata-kata Kuroko barusan, Akashi memutar seratus delapan puluh derajat kepalanya, tidak peduli jika lehernya terasa sakit setelah melakukan tolehan tersebut; saking cepatnya dia menoleh.

"Apa? Kau ingin es krim, Tetsuya?"

Kuroko mengangguk. "Iya, Akashi-kun. Aku sangat ingin memakan es krim malam ini."

"Tetsuya," Akashi memijat pelipisnya, "kau tidak sedang banyak pikiran, kan?"

"Tidak. Maksudmu apa, Akashi-kun?"

"Kenapa kau ingin makan es krim di malam yang dingin begini?"

"Aku hanya ingin makan es krim," Kuroko cemberut, "apa tidak boleh?"

"Bukan begitu, tapi nanti kau bisa sakit, Tetsuya."

"Aku tidak akan terjangkit penyakit dengan mudah, Akashi-kun. Aku kan laki-lai, aku kuat."

Akashi mencibir. Kuat apanya?

Akan tetapi, Akashi hanya mendumel dalam hati.

"Tapi kenapa harus malam ini, Tetsuya?"

"Hari ini isi otakku sudah habis terpakai, Akashi-kun. Aku butuh asupan. Dan aku rasa, es krim adalah asupan yang sangat cocok."

"Cocok?"

"Iya, cocok. Es krim rasanya manis dan segar. Aku ingin membangkitkan semangatku untuk presentasi besok."

Oh, jadi dia hanya butuh asupan? Butuh sesuatu yang manis dan segar? Butuh pembangkit semangat?

Akashi tersenyum. "Tetsuya, kau mau kuberi asupan yang lebih nikmat dari pada sekadar es krim?"

"Asupan apa lagi itu, Akashi-kun? Aku tidak mau jika bukan yang manis dan segar."

"Tentu saja asupan yang kurekomendasikan untukmu ini manis dan segar, Tetsuya."

"Lalu, apa itu?"

"Mendekatlah kepadaku, Tetsuya. Bawa kursimu duduk di sebelahku," ucap Akashi memberi instruksi.

Kuroko menurut. Dia menyeret kursi ringan yang sebelumnya diduduki, lalu bergabung bersama Akashi.

"Sekarang apa?" tanya Kuroko.

"Tutup matamu dan aku akan mengambilkan asupan yang kukatakan tadi untukmu."

"Mengapa aku harus menutup mata? Jangan-jangan Akashi-kun mau mengerjaiku, ya?"

"Tidak mungkin aku akan mengerjaimu, Tetsuya. Lakukan saja apa yang kukatakan tadi."

Perlahan-lahan, Kuroko menutup matanya.

Dan tidak bisa dihindari lagi, bibir merah Akashi melumat bibi Kuroko dengan buas. Ralat, bukan lagi buas, tapi ganas dan panas. Lelaki biru itu sungguh terkejut. Namun, Kuroko juga tidak mau kalah untuk membalas ciuman maut tersebut.

Setelah menghabiskan waktu satu menit yang penuh dengan erotisme, keduanya baru melepas diri.

"Bagaimana, Tetsuya? Apakah kau sudah merasakan asupan yang manis dan segar? Apakah kau sudah semangat untuk presentasi besok?"

"Akashi-kun, kau ternyata lelaki yang nakal."

"Tapi kau menikmatinya, kan, Tetsuya?"

"A-aku…"

"Ayolah, mengaku saja jika kau ingin lagi."

Mereka berdua lalu tertawa bersama-sama.

.

GAME OVER