Warn : kesalahan diksi dan ketentuan puisi.

Yuta x Ten

-Poetry Fanfiction-

Judul :

Akhir

CielNoteㅡ13 Januari 2018


Kedua hati yang terluka,

Ditinggal sang pemilik sementara.

Terbelah,

Kehilangan sebelah.

Mencari,

Siapa yang sudi jadi pengganti?


Waktu perlu dijelajahi.

Mentari berganti redupnya galaksi.

Tak mampu diri ini mencabut duri.

'Kan ku nikmati perih hingga mengulang pagi.


Waktu perlu dijelajahi.

Aku masih berkelana mencari-cari sebelah hati yang sudi melengkapi.

Kemudian, di bawah terik matahari, kamu memperlihatkan diri.

Sebuah sapaan mengawali

dengan senyuman di wajah terpatri.

Lalu,

Namamu?

Angin menghantarkan namamu, bergetar kalbuku.

"Oh, perkenalkan, aku."

Karena bagiku, kita tak butuh banyak waktu.

Saling berbalaslah suaraku dan suaramu.

Saling bertukarlah awalku dan awalmu.

Lambat-laun,

Bertukarlah ceritaku dan ceritamu.

Bertukarlah rasa sakitku dan sakitmu.


Waktu perlu dijelajahi.

Waktu yang tepat perlu dicari-cari.

"Maukah kamu membantuku?" Ucapmu, yang seharusnya menjadi ucapku.

"Menurutmu? Apa yang perlu aku lakukan untuk mengobati lukaku?"

Lidahmu kelu,

Begitu pun aku.

"Mau bersamaku?"

Tawa lirihmu membuatku kaku.

Haruskah aku merutuk atas kelancanganku?

"Kenapa tidak kita coba saja?" Jawabmu.

Memang,

tanda tanya dibalas tanda tanya.

Kita hanya ingin mencoba.

Apa salahnya?


Hari demi hari,

kucoba mencabut duri-duri dalam hati.

Memang sakit pula meninggalkan bekas.

Tak apa.

Disini, aku berusaha menutup luka.

Bersamamu.

Aku ingin mencintaimu selayaknya orang mencinta,

mencoba menerima lebih dari kuasa

tanpa pernah terpikir apa yang akan terjadi esok harinya.


Daun meranggas

hatiku pun.

Tatkala dingin mulai memeluk

dan kita mulai mengeluh.

Dingin membelai sekujur tubuh

dan kita diam

enggan melakukan apapun.


Putih menimpa warna-warna.

Dunia mulai membeku.

Tatkala indra peraba mati rasa,

hati kita pun sama.

Kedua bibir membeku

salju tak mau menyalahkan diri

salju hanya memberi tahu;

sebentar lagi.


Dunia terasa asing

perasaanmu terasa asing.

Luka yang belum kering benar

yang berusaha dibalut kain tebal.

Aku yang mengharap kesembuhan

tetapi realita tak mengizinkan.

"Akhiri saja."

Kata-katamu merobek balutanku.

Lukaku kini tanpa pertahanan.

"Sekarang?"

Hati bukan untuk ditawarkan,

apalagi pada orang yang tidak menginginkan

yang hanya tergiur kenyamanan sesaat.

Dan aku, baru saja menerima kebodohanku.

"Jaga dirimu." Katamu, dan kita berusaha.

Aku berusaha.

Berusaha membiarkan waktu yang tengah kurapikan.

Berusaha membiarkan kata-kata yang belum sempat aku susun,

dan rindu yang kuharap takkan pernah muncul.

Akhiri saja,

untukku.

Aku yang pergi dari pandanganmu.

Dari duniamu.

Kamu yang kembali padanya

dan aku yang entah dengan siapa.

ㅡNakamoto Yuta, 12 Januari 2018.


Dengan ini saya putuskan, bawa fanfiksi puisi berjudul 'Akhir' ini akan menjadi akhir pula bagi saya untuk menulis fanfic YuTen. Biarlah berbagai alasan yang sebenarnya sepele dan mungkin kalian anggap berlebihan. Karena bagi saya, menulis itu menuangkan hati dan rela. hehe.

Mungkin kalau hati saya siap, saya akan menulis pairing YuTen tapi sebagai selingan(?) saja.

Terimakasih atas antusiasme kalian terhadap fanfics YuTen dari saya. :)