Noctis mengawasi targetnya menggunakan teropong, dia di bayar untuk membunuh menteri perindustrian, targetnya adalah seorang pria paruh baya yang merokok dengan pipa rokok,noctis berterimakasih, karena adanya pesta pengesahan dari kerajaan, ini mempermudah aksinya
"oh,ini akan begitu mudah pak tua" noctis mulai membedah tasnya dan merakit sniper, membidik targetnya lewat teropong sniper, dan telunjuk tangannya siap pada pelatuknya
"semoga tuhan memaafkan aku"
"kau sudah tidak bisa di maafkan, noctis" noctis tersenyum lebar mendengar suara yang begitu ia rindukan dari belakangnya
"wow, apa kau bisa mencium aroma tubuhku, light sayang?" perlahan noctis berbalik, perempuan dengan wajah tanpa ekspresi menodongkan kedua pistolnya ke arah noctis, namun noctis sama sekali tidak merasa hawatir atau takut,tapi senang
"siapa targetmu kali ini noctis?" dingin, noctis memasang wajah kecewa, noctis benci,saat mantan tunangannya ini menggunakan nada dingin pada dirinya
"sayangku lightning, kau melukai hatiku" kata noctis memasang wajah memelas palsu
"kami sudah menangkap rekan kerjamu, stella nox flourent,dan dia memberi tahu,bahwa kau dibayar untuk membunuh menteri perindustrian"
"bisakah kita basa – basi dulu, sekedar bicara omong kosong?" noctis menoleh ke belakang, ia kesal dan marah, gedung yang di gunakan untuk pesta sudah di kosongkan, secara otomatis, dia kehilangan target
"tentang jalang yang kau tangkap itu,aku tidak perduli, sayang" noctis menatap lightning tajam dan perlahan berjalan mendekat, sementara lightning perlahan mundur
"aku lebih suka, jika kau yang menjadi rekanku"
"kau pikir, aku mau membantu pekerjaan kotormu?" lightning mulai mengangkat suaranya, noctis berhenti mendekat dan menggeleng dengan tersenyum
"bukan rekan kerja…" lightning menatapnya bingung, ia bisa melihat perubahan ekspresi di wajah noctis, ekspresi hangat,yang sudah tiga tahun belum pernah ia lihat lagi
"tapi,menjadi rekan hidupku" bisik noctis, tentu lightning bisa mendengar itu, selirih apapun nadanya, hatinya bisa mendengarnya, lightning terdiam membeku, sementara noctis mulai cekikikan
"apa yang lucu?" bentak lightning
"tidak ada,aku hanya ingat,bagaimana, orang tuamu mengusirku, karena aku hanya seorang tantara rendah" noctis berkata dengan nada jijik, lightning merasa bersalah, kedua tangan yang memegang pistolnya mulai lelah
"dan kau, akan di jodohkan dengan zack, teman baikku sendiri dan juga memiliki pangkat yang lebih tinggi dariku" noctis meremas tinjunya dengan geram, namun ia tidak berani menatap ke arah lightning, bagaimanapun, ia tidak ingin menyakitinya dengan cara apapun
"tapi sebelum itu kau membunuh zack,dan…setelah itu aku kabur dari rumah untuk mencarimu,tapi…" lightning menurunkan kedua pistolnya, ia menutup mata rapat, dan menunduk, hatinya berdetak keras, membuat nafasnya sesak tidak beraturan, lightning merasakan belaian lembut di rambutnya
Noctis berkaca – kaca, ia merasa bodoh, tidak seharusnya ia mengingatkan cintanya pada mimpi buruk mereka, perlahan dengan lembut noctis mencium kepala lightning, ia tersenyum dengan aroma rambutnya, itu bau stroberi, aroma shampo yang pernah ia pilihkan untuk lightning saat mereka masih pacaran
"kau baru mandi ya? Kau tadi pasti keramas" bisik noctis tepat di telinga lightning
"kau di gunakan untuk umpan,agar mereka bisa mengevakuasi orang – orang di sana,huh,mereka cukup pintar, mereka tahu, bahwa aku tidak akan bisa menyakitimu" noctis menarik lightning dalam pelukannya, mereka saling berpelukan erat, melepas rindu dalam cinta mereka
"noctis…" panggil lightning tanpa melepas pelukannya
"hem?"
"aku…aku minta maaf…aku mencintaimu" noctis tidak mengerti apa yang di katakana lightning, namun silauan membuatnya mengerti, noctis terkejut, tiga tentara dari tiga gedung berbeda, megarahkan tiga bazooka roket mereka ke arah noctis, noctis tidak merasa takut dengan terancamnya nyawanya, namun ada lightning bersamanya, mereka berencana membunuh noctis dengan mengorbankan lightning juga.
Tanpa buang waktu, noctis menarik lightning untuk melompat dari gedung, untunglah noctis memakai parasut sebelumnya, noctis melompat dari atap gedung dengan lightning masih dipeluk erat olehnya, tiga roket bazooka meledak di atap sesaat setelah meraka melompat.
"pegangan yang erat light" lightning memeluk erat noctis, saat ia merik parasutnya keluar, mereka kemudian mendarat di taman kosong, lightning mendorong noctis dengan kasar
"pergi noct, menjauh dariku,cepat" lightning menjerit dengan tatapan panik, mata noctis melabar tidak percaya
'Tidak mungkin'
Lightning berdiri cepat untuk berlari menjauh dari noctis, namun noctis cepat meraih lengannya, noctis membuka resleting jaket lightning, benar dugaanya, ada bom yang di aktifkan dari jarak jauh yang menempel di jaketnya, noctis cepat melepas jaket lightning dan menariknya berlari menjauh
Bom meledak sebelum mereka bisa cukup jauh, noctis merigkukkan lightning dalam pelukannya, mereka takut, takut kehilangan satu sama lain, namun,jika mereka mati, mereka bahagia mati dengan cara seperti ini, mati bersama, tanpa harus berjuang melupakan.
DUA MINGGU KEMUDIAN
Noctis terbangun dalam dunia rasa sakit, kepalanya, bahkan seluruh tubuhnya sakit, ia melirik lemah sekelilingnya, pria pirang duduk tertidur di sofa, itu laris, dan suara mendengkur keras, gladio, dan yang tertidur tenang, ignis, noctis merasa lega, tidak ada amnesia atau apapun, sekarang ia mencoba suaranya
"guys" noctis memanggil mereka, suaranya normal, ia bersyukur, walaupun serak karena haus, ignis merespon panggilan noctis
"noct? Kau sadar" gumam ignis
"apa,noct,apa?" laris terbangun dengan terkejut
"muah,kau bangun bung" kata gladio, mereka bertiga mendekat ke kasur noctis dan membantunya duduk
"kau beruntung selamat dari ledakan" kata gladio
"ledakan?"
"yup,bom noct" jawab laris, mata noctis melebar
'lightning'
"bagaimana dengan…"
"lightning?" potong ignis
"ya,bagamana keadaannya?"
"kami tahu saat kau siuman kau akan menannyakan dia" kata ignis dengan gaya membenarkan kaca matanya
"aku tanya bagaimana keadaanya?" noctis mulai frustasi
"kami sudah mencari informasi, dia selamat" jawab gladio dengan tersenyum, noctis belum sepenuhnya lega, selamat? Apa itu memastikan bahwa dia utuh?
"tapi…" bisik laris tidak berani menatap noctis
"tapi apa?"
"dia…lumpuh" gladio dan ignis menatap laris tajam
"katakan, aku tidak akan melakukan sesuatu yang memaksakan diri" lirih noctis, hatinya di remas, jantungnya merasa nyeri
"dia,juga…mengalami kebutaan" kata gladio, noctis menutup matanya, tubuhnya gemetaran
"dan…dia menjadi bisu" tambah ignis, mereka menatap noctis sesaat sebelum gladio memberi saran pada mereka untuk keluar ruangan.
Noctis begitu marah, ia meremas tinjunya pada selimutnya, ia memutar balik kejadian itu, betapa hatinya melompat keluar saat ia mendengan suara indahnya, membelai rambutnya yang lembut dan bau stroberi, kemudian mimpi buruknya
Gladio,ignis, dan laris duduk di luar kamar noctis, mereka mendengar teriakan dan tangisan keras noctis, jelas mereka hawatir, namun jika mereka mencoba menenangkan noctis, mereka akan menjadi korban kemarahannya, mereka juga mendengar beberapa barang yang di banting
'kenapa tidak aku saja? Kenapa dia? Dia di pelukanku, seharusnya aku yang paling parah'
Noctis merasa lemah, ia menangis di sudut ruangan yang hancur, ia tidak perduli luka pada tubuhnya, ini tidak seberapa dari yang di alami lightnya, ia tidak pernah membuang setetes air matanya, kecuali untuk lightning, kemudian ia ingat CG, tempat dimana lightning bekerja, noctis mengangkat kepalanya penuh kemarahan dengan mata merah
~000~
Lightning duduk di kursi rodanya, ia melihat, tidak, sekarang ia hanya bisa merasakan dan mendengar, ia mendengar kicauan burung, angin sejuk yang cukup hangat, lightning yakin ini hari yang cerah, meskipun ia tidak tahu ini pagi atau sudah siang
" light, saatnya kau makan" lightning tersenyum, itu jelas, suara dengan nada suram, kakaknya cloud, ingin tahu bagaimana reaksi cloud saat mengetahui kejadian sebenarnya?,
Begini singkatnya, cloud mengamuk dan ingin menghancurkan CG tempat lightning dulu bekerja sebagai tentara, namun aerith berhasil membujuknya, kemudian ia bersikeras ingin memberikan matanya pada lightning, namun itu tidak bisa sebelum ia mati,jika ia mati, siapa yang akan merawat light? Akhirnya ia menyerah
Tangan lightning meraba – raba untuk memegang tangan cloud, merasa tahu apa yang di cari adiknya, cloud meletakan makanan di meja dan berjongkok di depan adiknya memegang tanganya
"ada apa? Apa ada yang kau butuhkan?" tanya cloud hawatir, lightning menggeleng, tangan lightning memegang wajah cloud dan memberi tampilan tersenyum
"aku tahu kau ingin menghiburku" jawab cloud kesal, ia jelas tidak merasa terhibur, namun merasa semakin tidak berguna sebagai kakak, lightning memiringkan kepalanya dan mengangkat satu alisnya, cloud memiliki ikatan batin kembar, sehingga ia bisa membaca setiap ekspresi adiknya
"kenapa? Menurutmu?" geram cloud,lightning membelai kepala runcing kakaknya, cloud tidak bisa menahan kesedihannya, ia menagis di pangkuan lightning, cloud membenamkan kepalanya di pangkuan lightning, lightning terus membelai rambutnya untuk menenagkannya, namun ia semakin tersedu, senyum lightning luntur, ia memikirkan noctis
