Ini berlatar belakang kejadian 1 tahun setelah Apocalypse. Mystique, Hank dan Charles mencoba merekrut beberapa mutant muda. Sedangkan Cyclops, Jean Grey, Storm, Quicksilver, Nightcrawler, Jubilee dan Psylocke masih menjadi murid utama mereka.

Nyari nama nama mutan yg ada di komik XMEN dan ketemulah beberapa nama. Walaupun beda ability(Beberapa dari karakter ada yg gue tambah tambahin kekuatannya). Tapi seenggaknya nama mereka ada di komik asli XMEN. Gak percaya? Googling aja.

Setelah Jean dan Magneto membangun ulang sekolah. Mereka menemukan Havoc yang ternyata masih hidup namun dalam keadaan koma. Ia masih dirawat intensif oleh Jean.

Suatu hari malam hari di sekolah mereka terdengar suara gaduh dari halaman depan. Seperti seseorang jatuh dari langit. Dentuman keras 2 kali terdengar.

Hank, Mystique dan Professor keluar dari kamarnya. Beberapa orang murid keluar. Hank lalu menyuruh mereka masuk. Hank dan Mystique keluar dan melihat dua orang terbaring di halaman sekolah terlihat pingsan. Mereka mendekat dan melihat luka yang ada di kepalanya menyembuh sendiri. Mereka sepasang. Wanita dan pria. Wajahnya sangat mirip. Hank dan Mystique membantu mereka ke laboratorium. Charles mencoba menyembukan mereka. Ia menyentuh kepala mereka. Tapi Charles sama sekali tidak bisa membaca pikiran mereka. Begitu juga dengan Jean.

"Ini aneh..." Kata Jean dengan memasang wajah keheranan.

Detak jantung mereka makin lama makin cepat dan akhirnya mereka bangun bersamaan dan langsung terduduk, mengagetkan semua orang yg ada disitu.

Mereka memandang satu sama lain.

"Kau tak apa apa?" Tanya si cowok. Si cewek hanya mengangguk dan berdiri.

Mereka memandang orang orang yg ada disekelilingnya. Si cewek melihat Xavier dan Jean bergantian.

"Siapa kalian?" Tanya Charles

"Ada dua orang telekenesis disini selain aku. Mengapa kau tidak membaca saja pikiranku?" Ucap Cewek

"We cant." Jawab Jean.

"So. Stop trying read my mind. Atau kau akan merasa kesakitan." Ucap si cewek. Semua orang yg ada disitu bingung.

"Im Jeanne Marie. Beaubier. Dan ini saudara ku. Jean Paul."

"Bagaimana kau bisa kesini?" Tanya Mystique

Jeanne Marie dan Jean Paul memandang satu sama lain. Jeanne Marie memandang sekitar dan matanya terhenti di tubuh Alex.

"Alex?" Jeanne Marie pun mendekat.

"Do you know him?" Tanya Mystique. Jeanne Marie tidak menggubrisnya dan mendekat ke Alex.

"What happened to him?" Ia melihat Alex dengan sedih.

"Dia terkena ledakan satu tahun lalu." Ucap Hank.

"Dan sampai sekarang ia belum sembuh?"

"Gampang kau bicara. Kau tak tahu seberapa dekat Alex dg ledakan itu." Ucap Hank.

Jeanne Marie menatap Hank. Ia beralih lagi ke Alex. Ia menyentuh tangan Alex. Aliran merah pun keluar dari tangannya dan masuk ketubuh Alex. Luka luka dan lebam Alex pun perlahan menghilang.

Jean dan Xavier melongo.

Alex pun terbangun. Tangannya langsung memegang erat tangan Jeanne Marie. Ia kaget.

"Jeanne Marie?" Ucapnya dan duduk. Ia menatap Jeanne Marie tak percaya. Memegang kedua pipinya.

"Bagaimana kalian bisa saling kenal?" Ucap Hank.

DI RUANG XAVIER

"Aku baru tahu aku memiliki kembaran beberapa hari lalu. Dulu kita dipisahkan waktu kecil. Aku baru tahu aku memiliki kekuatan saat aku berumur 13 tahun, saat aku ingin bunuh diri, aku bukannya jatuh tapi malah terbang." Ucap Jean Paul yang berada di hadapan Professor Xavier. Diruangan itu ada Professor Xavier, Hank, Raven, Jean, Scott, Storm, Alex, Kurt dan Psylocke.

"Dan kau?" Tanya Xavier. Jeanne Marie hanya menatap Professor Xavier.

"Dia lebih kuat dari aku." Charles masih memandang Jeanne.

"Kau benar benar penasaran dengan ku ya Professor? Sampai kau mencoba berulang kali memasuki pikiran ku." Ucap Jeanne Marie.

Charles terpesona.

"Impresive."

"Kami memiliki kekuatan yang sama. Kami bisa mengobati luka kami, kami kuat, kami bisa terbang. Tapi yang seperti dikatakan Jean Paul. Aku lebih kuat darinya." Ucap Jeanne Marie.

"Realy?"

"Aku bisa menutup pikiran orang supaya tidak bisa dibaca pikirannya oleh para telepath dan telekenesis lain. Seperti mu dan Jean. Dalam kasus ini, aku menghalangi kalian memasuki pikiran Jean Paul." Ucap Jeanne Marie.

"Good." Ucap Hank.

"Aku bisa menyembuhkan orang lain dengan kekuatan ku." Ucapnya dan matanya menuju Alex."

"Exelent."

"Dan aku bisa mengetahui masalalu.".

"Great."

Jeanne Marie masih memandang Charles.

"Kau tidak bisa menutup pikiran mu pada ku Professor."

Charles tertawa.

"Apa yang membawa mu kemari?" Tanya Raven.

Jeanne Marie dan Jean Paul berpandangan. Jeanne Marie berdiri. Ia menghadap dinding dan mengibas tangannya. Mengeluarkan asap putih. Dan didalamnya terlihat seperti cuplikan kejadian yang dialamu Jeanne Marie.

Disana terlihat Jeanne Marie dan Jean Paul sedang berjalan. Hingga ada seseorang yang mencegat lalu menyerangnya. Jeanne Marie dan Jean Paul melawannya dengan kekuatan super. Hingga mereka terbang dan bertengkar diudara. Saat Jeanne Marie dan Jean Paul mulai kehabisan nafas karena sudah mendekati atmospher bumi. Musuh dia malah mengangkat mereka ke angkasa. Mereka mulai kehilangan kesadaran. Musuh nya pun langsung menjatuhkan mereka. Dan mereka terlihat akan jatuh ke sebuah lapangan dan kepulan asap itu menghilang.

"Oh my god." Ucap Jean.

"Wow. Sangat beruntung kau masih hidup saat kau jatuh dari ketinggian segitu" Ucap Scott.

Jeanne Marie mengangkat satu alisnya.

"Aku pernah melihat dia sedang membuntuti ku. Dari aku berumur 13 tahun." Ucap Jean Paul.

"Yang aku tahu dia Vulcan. Dia seorang mutan yang dapat memanipulasi kekuatan mutan lain. Ia tidak tinggal dibumi. Ia tinggal disuatu planet yang dinamai Ogures."

"Apa yang ia inginkan dari mu?" Tanya Charles.

"Kekuatan ku."

"Jika dia ingin kekuatan mu. Kenapa tidak mengambil kekuatan mu dari dulu?"

"Kekuatan ku tak akan full jika kembaran ku tak ada disamping ku. Begitu juga dengannya. Ia ingin mengambil kekuatan ku untuk di manipulasi dan mengirimnya kepasukan mereka untuk menguasai dunia." Ucap Jeanne Marie.

Charles terdiam dan berfikir.

"Untuk apa ia ingin menguasai dunia? Para mutan dan manusia telah berhubungan baik setelah kejadian tahun lalu?" Ucap Mystique

"Tidak dimata Vulcan."

Lagi lagi Jeanne Marie mengeluarkan kepulan asap putih dari tangannya. Disana terlihat masa masa tahun 1800an.

"200 tahun sebelum masa kebangkitan Apocalypse yang kemarin kalian hadapi, ia pernah bangkit. Dengan 4 pengikut setianya." Ucap Jeanne Marie sambil menatap Storm dan Psylocke bergantian.

"Spyne, Psynapse, Foxbat dan Gauntlet. The four horsemen pada masa itu. Salah satunya, Foxbat yang menikah dengan seorang manusia dan memberikan keturunan sampai pada seorang wanita bernama Kelly Hemingway."

"Kelly Hemingway... Nampaknya tidak asing.." ucap Alex sambil mengingat sesuatu.

"Kelly Hemingway menikah dengan seorang laki laki dan memiliki seorang putra..."

Saat itu terlihat Kelly Hemingway sedang memomong anak dan disampingnya terlihat seorang pria yang tidak asing bagi Alex dan Scott.

"Dad?" ucap Scott.

"Gabriel Summers."

"Bagaimana bisa?" Ucap Scott tak percaya

"Kau bisa tanyakan ayahmu saat belum kenal dengan ibumu." Ucap Jeanne Paul.

"Nampaknya Gabriel menjadi keturunan terakhir Foxbat. Ia pun menjadi reinkarnasi dari Foxbat dan mencoba membangkitkan Apocalypse dan mencari pasukan sebanyak mungkin untuk menjalankan misinya tersebut."

"Tak mungkin. Kami sudah mengalahkannya..." Ucap Charles.

"Kau hanya mengalahkannya. Bukan membunuhnya. Apocalypse ditakdirkan tidak bisa mati. Sekalipun ia mati, cepat atau lambat ia akan bangkit dari tidur panjangnya tersebut."

Charles terlihat seperti memutar otak.

"Apa yang harus kita lakukan professor?" Tanya Hank.

"Kita rekrut mutan lain sebelum mereka di rekrut oleh Volcan." Ucap Charles.

Asap itu pun menghilang kembali.

"Kau punya kenalan mutan kan?" Tanya Charles pada si kembar Beaubier. Mereka saling berpandangan dan tersenyum.

Masih diruangan Charles, Jean Paul menunjukan gunung berapi aktif di Indonesia. Ia memperlihatkan pada Nightcrawler. Mystique yang menyadari apa rencana Beaubier bersaudara pun protes.

"Kau berencana kesana? Dengan Kurt?" Tanya Mystique.

"Dia akan baik baik saja Raven." Ucap Charles.

"Ya tapi itu salah satu gunung berapi teraktif didunia." Ucapnya.

Jeanne Marie dan Kurt sudah berdiri untuk berpindah.

"Tenang. Aku akan menjaga anak mu." Ucap Jeanne Marie dan membuat semuanya terdiam.

"What?" Ucap Hank tak percaya, begitu juga Charles dan Kurt.

"Ayo Kurt." Ajak Jeanne Marie. Kurt menatap Raven dengan perasaan kecewa. Kurt, Jeanne Marie dan Jean Paul pun menghilang.

Mereka sampai disebuah gunung berapi. Mereka dapat merasakan panasnya magma yang ada di tengah gunung itu. Dari kejauhan ia melihat seseorang sedang bertapa di hadapan magma magma yang sedang bergejolak.

"Amara Aquilla..." Panggil Jean Paul. Magma yg ada didepan wanita itu pun berhenti bergejolak. Wanita yg bernama Amara itu tersenyum dan berlari mendekati Jean Paul dan memulai berbicara.

Jeanne Marie melihat Kurt yang sedang kebingungan. Ia menghampirinya.

"She's my mom?" ucap Kurt tak percaya dan matanya memancarkan kekecewaan.

"Tapi... Kenapa... Bisa..." ucap Kurt.

Lagi lagi Jeanne Marie mengeluarkan asap putih dan memperlihatkan adegan demi adegan kehidupan Raven. Dan bertemu dengan seorang mutan bernama Azazel yg memiliki kekuatan teleportasi dan memiliki ekor. Sama seperti Kurt. Kepulan itu pun menghilang.

"Kenapa ia tidak memberitahu ku?" Ucap Kurt.

"Aku rasa aku tidak berhak menceritakan itu padamu.." Ucap Jeanne Marie.

"Jeanne..." panggil Jean Paul. Jean Paul dan Amara Aquilla mendekat. Amara dan Jeanne Marie pun berpelukan. Amara melirik Kurt dan begitu pula sebaliknya. Jeanne Marie mengankat satu alisnya dan tertawa.

"Baiklah. Bisakah kalian berkenalan di tempat lain? Aku merasa kepanasan disini." Ucap Jeanne Marie.

Kurt tersenyum dan menggandeng tangan Amara dan Jeanne Marie. Jeanne Marie menggandeng tangan Jean Paul yang juga menggandeng Amara. Mereka membuat formasi lingkaran dan tak lama mereka menghilang.

Mereka sudah kembali di Charles Mansion. Professor Charles mendekat. Begitu juga dengan Hank dan Raven.

"Welcome..." Sapa Professor Charles hangat dan menjabat tangan Amara yang disambut dengan baik.

Raven mendekat pada Kurt dan mencoba berbicara dengannya.

"Kurt..."

Kurt hanya mengankat tangannya dan menepis tangan Raven dari bahunya lalu berjalan menjauh dari ruangan itu.

Raven melihat kearah Jeanne Marie dengan kesal.

"So. Apa yang kita punya disini.." Tanya Professor Charles.

Jeanne Marie dan Amara saling berpandangan. Lalu Amara melihat api yang ada di lilin tepat diatas meja Professor Charles.

"Ahhh. Biar ku tebak... memanipulasi Api?" Tebak Scott. Amara menaikan satu alisnya.

Ia 'mengambil' api dari lilin dan sekarang api itu berada tepat didepan Scott. Lama lama api itu berubah menjadi cairan. Cairan merah. Magma. Magma gunung berapi. Amara melepaskan magma itu tepat di depan wajah Scott dan jatuh di tengah tengah kaki Scott dan langsung menembus lantai.

"Impresive.." Ucap Scott sambil menelah ludahnya sendiri.

Orang yg ada disana hanya tersenyum menahan tawa, terkecuali Raven.

Raven pun berjalan keluar dari ruangan professor Charles dan membanting pintu. Cukup membuat semua orang kaget,

TO BE CONTINUE