Kyaho! Kembali lagi bersama saya~ Yuri Oohara

Ini adalah Fic pelarian dari cerita Lily in the Middle of the Dessert~ *dijitak Gaara*

oke~ kali ini aku ngangkat cerita dari komik Spiral : The bonds of reasoning~ Ceritanya seru loh~ *promosi*

Oke, dari pada Yuri makin ngaco, kita mulai aja ceritanya ya~

Desclaimer : Kyo Shirodaira & Eita Mizuno

Warning : OC, OCC, abal, dan sahabat-sahabatnya

Happy Reading~ :D


Prologue

Di sebuah rumah besar di London...

"Kak, kakak benar-benar pergi ke Jepang?" kata seorang gadis remaja

"Ya. Dan kali ini aku harus membunuhnya. Kenapa? Apa kau ingin ikut?" kata sang kakak

"Aku..." gadis itu terlihat ragu

"Hmm... Begini saja. Kalau kau ikut, kau harus berjanji, tanganmu-lah yang akan membunuhnya. Atau, paling tidak kau harus membawanya ke hadapanku."

"Aku tak mungkin..." gadis itu masih ragu

"Tapi kau ingin pergi dan bertemu dengannya kan?" kata sang kakak

"Ya... Ukh, baiklah, aku akan ikut dengan kakak..." kata gadis itu

"Tapi kau harus membunuhnya." kata sang kakak mengingatkan lagi. Gadis itu hanya bisa pasrah.

(~'.')~ Yuri Oohara ~('.'~)

"HATCHI!"

"Ayumu, kamu flu?" tanya Hiyono

"Nggak." kata Ayumu singkat

Iiiiiiiih, ni anak ngocol banget sih! Batin Hiyono geram

(~'.')~ Yuri Oohara ~('.'~)

Di rumah sakit...

"Aku benar-benar tidak menyangka keadaan akan seperti ini." kata Kosuke

"Jadi, perubahan dari pihak Hunter sepertinya akan merepotkan kita?" kata Ryoko

"Yah, sepertinya begitu. Eyes, apa perlu kita minta bantuan Narumi kecil?' kata Rio

BRAK! Eyes memukul meja

"Aku bisa mengatasi ini." katanya lalu pergi

"Tumben dia emosian." Ryoko yang pertama kali membuka pembicaraan kembali

"Mungkin karena Hunter yang memburu kita adalah Kanon Hilbert." kata Kosuke

"Ya, dia adalah sahabat Eyes dari kecil." sambung Rio

"Ooooh." kata Ryoko ber-ooh ria

"Tapi, sepertinya ada alasan lain yang membuatnya seperti itu. Karena kemarin, aku membicarakan ini pada Eyes sikapnya biasa saja." Kosuke kembali mengeluarkan pendapatnya. Dan semua yang ada di ruangan itu hanya bisa terdiam.

(~'.')~ Yuri Oohara ~('.'~)

Di Bandara Narita...

Seorang pemuda tampan turun bersama dengan seorang gadis dibelakangnya. Sang gadis itu memakai kacamata yang seolah menyembuyikan wajah nya agar tak menarik perhatian siapapun.

"Jangan sampai telihat oleh orang lain ataupun wartawan" kata sang pemuda

"Ya, aku tahu Aniki-ku" jawab sang gadis

"Ah, itu dia. Itu Eyes!" kata sang pemuda sambil menunjuk Eyes Rutherford. Sang gadis sedikit terguncang lalu mengencangkan genggamannya ke kemeja kakaknya itu.

"Hai Eyes! Sudah kuduga kau akan menjemput! Aku bawa oleh-oleh loh~" kata sang pemuda pada Eyes

"Kau... Kenapa kau juga membawa dia? Cih! Apa yang kau lakukan? Kau ingin memakai teknik Hilbert bersaudara?" kata Eyes

"Hmm... Itu tergantung dia, maunya sih iya~ Hahaha~" kata sang pemuda santai

"Kau... Aku akan menghentikanmu!" kata Eyes

"Coba saja kalau bisa, tapi, kau terlalu baik!" kata pemuda itu dengan cekatan menusuk bagian dada sebelah kiri Eyes, lebih tepatnya jantung. Lalu dengan cekatan pula ia memasukkan kembali pisau yang tadi dipakainya ke dalam saku bajunya. Gadis dibelakangnya hanya bisa terdiam dan memejamkan mata.

"Kan...on... Kau..." Eyes sambil memegang bagian yang terasa sakit itu, berusaha agar tidak segera ambruk.

"Tidurlah dengan tenang, Eyes. Nah, adikku yang manis, ayo kita pergi dari sini. Biarkan orang tidak berguna ini terlelap untuk selamanya" kata pemuda itu. Tetapi sang gadis terlihat ingin mengulurkan tangannya tetapi tertahan karena tatapan kakaknya. Ia hanya bisa melihat Eyes yang tengah kesusahan untuk tetap terjaga.

"Nona Hilbert, ayo PERGI DARI SINI" kata sang pemuda

"Ukh... I... Iya Kakak..." kata gadis itu lalu menyusul kakaknya yang keluar dari bandara tapi matanya tetap tertuju pada Eyes yang lalu ambruk berumuran darah.

Maafkan aku, maafkan aku, maafkan aku, kata gadis dalam hati

(~'.')~ Yuri Oohara ~('.'~)

Perguruan Swasta Tsukiyomi...

"Anak-anak, hari ini kita kedatangan tamu dari London" kata Bu Yoshimura

Murid baru di pertengahan semester? batin Hiyono bingung

Anak baru itu pun masuk, ia seorang laki-laki, tubuhnya tinggi dan parasnya tampan. Tapi, sepertinya ia masih keturunan Jepang karena rambutnya tidak seperti orang luar negeri yang lain.

"Perkenalkan nama saya Kanon Hilbert. Saya adalah siswa pindahan dari London. Biarpun nama saya seperti ini, saya juga masih keturunan Jepang, di Inggris pun saya belajar berbahasa Jepang. Saya juga bisa logat Kansai loh. Nah, teman teman, mohon bantuannya selama saya ada si sini." kata anak baru itu.

Saat istirahat, Hiyono dan Ayumu sedang menikmati makanan mereka di ruang klub surat kabar.

"Ayumu, Ayumu" panggil Hiyono

"Apa?" jawab Ayumu ketus

"Jahat ah! Hari ini di muridku ada murid baru loh. Dia cowok dan pindahan dari London" lapor Hiyono

"Terus kenapa? Kamu naksir dia? Ya bagus deh, aku nggak ditempelin sama kamu mulu. Selamat berjuang deh" kata Ayumu santai

"KAMU APA-APAAN SIH?" bentak Hitono kesal

"Uhm, maaf mengganggu acara bertengkarnya, tapi, boleh aku bicara pada Narumi-san" tanya seorang gadis cantik yang tengah berdiri di ambang pintu ruang klub.

"Oh, kamu, ada apa? Ngobrolnya di luar aja. Di sini bisa-bisa BOCOR semua." Kata Ayumu sadis. Lalu ia keluar bersama gadis itu.

Siapa cewek itu? Aku belum pernah liat, apa anak baru juga ya? Mungkin di sekelas sama Ayumu. Mana Ayumu sok baik sama dia lagi. HUH! AYUMU SIALAN! Hiyono kesal melihat tingkah Ayumu tadi.

Bel masuk pun berbunyi, dan Ayumu tak kunjung kembali. Hiyono terpaksa menelan bulat-bulat kekesalan dan rasa penasarannya. Sepulang sekolah ia harus bertanya pada Ayumu apa saja yang mereka berdua bicarakan tadi. Saat masuk kelas, perhatiannya tertuju pada Kanon Hilbert. Hiyono merasakan ada sesuatu yang berbeda dari anak itu. Saat pelajaran pun perhatian dan matanya hanya tertuju pada Kanon Hibert.

Sepulang sekolah...

"Ayumu, tadi cewek itu siapa?" tanya Hiyono

"Bukan urusanmu." kata Ayumu singkat

"JAHAT!" kata Hiyono sambil memukul pundak Ayumu

"Hoi, hoi, kalau berantem jangan di tengah jalan dong!" kata seseorang dari belakang mereka

"KOSUKE!" teriak Hiyono

"Jangan terik-teriak dong kalo liat orang cakep yang tak lain dan tak bukan adalah aku yang sangat berbakat ini. Biasa aja. Norak ah." kata Kosuke

BUGH! Pipi Kosuke dihantam sesuatu. Buku tebal yang berjudul Taiko yang isinya sangat bagus dan seru karangan Eiji Yoshikawa. *Jadi promosi. XD*

"SIAPA YANG NGELEMPAR, HAH!"

"Dasar narsis! Kalau aku yang ngelempar emang kenapa?" kata Kyoko dari belakang Kosuke

"Ukh! A****t! curang, gila aja kamu, ngelempar buku hard cover. Mana tebel begitu lagi!" kata Kosuke mengusap pipinya

"Lebih tepatnya 1142 halaman" kata Ryoko

"Gila, kamu mau baca?" kata Kosuke

"Nggak, buat ngelempar kamu aja. Abis rese' liat tampang kamu yang norak terus narsis di pinggir jalan kaya' gini." kata Ryoko

"Sadis!"

"Sadisan mana dibanding kamu?"

"Aku sih~"

"WOI! Kenapa jadi ngelantur?" kata Ayumu yang stress ngedenger obrolan Kosuke-Ryoko

"Sori, maap, maap." kata Kosuke

"Oh iya, ngomong-ngomong kalian sudah dengar tentang Eyes? Yang ditusuk itu loh~" tanya Hiyono

"Ya. Kami sudah dengar." kata Ryoko kembali serius

"Dan kami tahu pasti siapa pelakunya." sambung Kosuke

"Siapa?" kata Ayumu dan Hiyono bersamaan

"Tanyakan pada rumput yang bergoyang." kata Kosuke lalu ia dan Ryoko kabur. Sepertinya mereka tak ingin Ayumu mengetahui tentang si pelaku

"Cih! Sial! Mereka malah kabur. Ya udah, yuk, lanjut, kita jalan lagi." kata Ayumu

"Eh, Ayumu, kamu belum jawab pertanyaan aku, tadi cewek itu siapa sih?" tanya Hiyono

"Loh? Kamu nggak tau toh? Tumben."

"Dia anak baru ya? Tapi kayaknya aku pernah liat dia deh."

"Iya, namanya Hanon Hilbert. Dia murid pindahan dari Inggris."

"Hilbert?"

"Iya. Emang kenapa?"

"Berarti dia adiknya Kanon Hilbert dong."

"Kemungkinan besar iya. Emang kenapa?"

"Nggak tau deh, kalau tentang Hanon aku sih no problem, tapi kalau Kanon entah kenapa aku selalu memperhatikan gerak-geriknya yang terkadang mencurigakan. Aku punya firasat bakal ada pertempuran lagi."

"Ya. Aku sudah tahu itu."

"Ayumu."

"Ya."

"Kumohon, tetaplah selamat. Jangan mati."

"Aku pun berharap seperti itu."

"Kali ini kita tidak tahu manakah pihak kawan dan mana yang pihak lawan. Tapi mereka bisa menyerang kapan saja. Tetaplah waspada."

"Aaaah! Cerewet! Aku juga tahu! Aku bukan anak kecil lagi!" kata Ayumu kesal

"AKU KAN KHAWATIR! DASAR JELEK!" kata Hiyono ngambek lalu pergi duluan. Tak lama kemudian sosok Hiyono kembali menghampiri dirinya.

"Ada apa?"

"Aku lupa nanya! Tadi Hanon ngomong apa aja ke kamu?"

"Bukan hal penting."

"UKH! DASAR NYEBELIN!" lalu Hiyono pergi lagi

"Dasar."

(~'.')~ Yuri Oohara ~('.'~)

Di suatu mansion...

"Kak... Boleh aku bertanya?" tanya Hanon, gadis berambut panjang berwarna coklat kemerah-merahan, matanya berwarna biru langit, tatapannya yang lembut dan perawaknnya bisa dibilang tinggi.

"Ya, tentu saja"

"Kenapa kakak memperbolehkanku ikut? Bukankah kemungkinan besar aku akan menghambat kakak? Atau..."

Suasana di mansion lantai 5 itu sunyi senyap.

"Bisa dibilang... Kakak memperbolehkanku ikut karena aku dapat dijadikan umpan. Bukankah begitu?" kata Hanon

"Memang benar. Maafkan aku ya. Aku sampai melibatkanmu. Dan maaf atas kejadian di bandara kemarin. Kau takut ya? Habis ntar kakak nggak tau lagi mau ngebunuh dimana dan gimana caranya. Maaf ya~ Kau masih takut darah'kan?" kata Kanon

"..." Hanon hanya bisa terdiam lalu pergi ke kamarnya

Hanon... Kenapa? Kenapa Kau harus begitu? Aku rindu Hanon yang ceria, aku rindu Hanon yang penuh semangat. KH! Padahal selama ini aku berusaha agar Hanon tidak bertemu dan mengingatnya lagi selama 7 tahun ini. Tapi Hanon masih saja mengingatnya. Semoga dia lekas bisa mati di tanganku karena sudah menyakiti adikku selama ini. Ini semua gara-gara DIA, Kanon berjaji pada diri sendiri.

Di Apartemen lainnya...

"HATCHI!"

"Ayumu, kamu flu" tanya Kak Madoka

"Nggak udah ya, aku masuk ke dalem."

"HEH! ANAK BANDEL! SINI KAMU!"

"Ngapain?"

"Nemenin aku di sini."

"Ya udah. Terus ngapain? Bengong giu? Cengo ampe pagi?"

"CIH! Nyebelin banget ini anak! Udah sana! Masuk ke dalem aja!" kata kak Madoka

Perempuan itu memang aneh, kata Ayumu
Hmm, ngomong-ngomong soal aneh, yang namanya Hanon juga sedikit aneh, padahal di baru pindah tadi pagi, tapi kenapa dia kenal sama Kosuke dkk. Sama nama Pak Imazato dan ibu guru itu ya? Jangan-jangan... BODOHNYA AKU! Jangan-jangan dia dan kakaknya adalah Hunter yang pernah Rio ceritakan padaku,Ayumu berpikir keras mengenai Hanon dan Kakaknya

(~'.')~ Yuri Oohara ~('.'~)

Keesokkan harinya, di ruang klub surat kabar...

"HAI~" tiba-tiba saja Kanon Hilbert masuk tampa permisi

"Ah, Maaf, Permisi. Maaf mengganggu kalian lagi." Hanon lalu masuk menyusul kakaknya

"Aka apa manggil kita? Mau diwawancara buat buletin sekolah ya?" kata Kanon enteng

Dasar NARSIS! Pikit Hiyono

"Aku mau bertanya pada kalian. Pertama, aku bertanya pada Hanon dulu, Hanon, apakah kau seorang Hunter?" kata Ayumu

"Aku? Aku bukan seorang Hunter. Syang sekali. Sebenarnya, darah saja aku takut. Aku phobia pada darah" kata Hanon

"TANYA AKU! TANYA AKU!" kata Kanon bersemangat

Ini mana kakak mana adek sih? Kok dewasaan adeknya ya? pikir Hiyono

"Kau, Kanon Hilbert... Apa..." kata-kata Ayumu tidak selesai

"Ya, aku adalah seorang Hunter. Dan aku yang nusuk jantung Eyes loh~ Hebat kan? JANTUNG-nya EYES! Kya~" Kanon ribut sendiri

"Apa? Apa maksudnya itu?"

"Ya, Aku adalah Hunter yang akan membunuh SELURUH Blade Children yang ada di bumi ini. Akupun seorang Blade Children." Kanon Hilbert mengenalkan siapa dirinya yang sesungguhnya

"Nah~ Udah bel masuk. Udah ya~ Ngobrolnya lain kali lagi. Dadah~" kata Kanon sambil menarik adiknya keluar dari ruangan klub

Sebenarnya apa yang terjadi? Tanya Ayumu dalam hati

TBC~


Omake~

Eyes : Yuri.
Yuri : Eh, Apa Eyes? *malu*
Eyes : Aku...
Yuri : Ya... (dalem hati: Uwah~ pernyataan cinta~)
Eyes : Aku kok dikit banget sih munculnya, terus udah gitu ditusuk lagi!
Yuri : i... Itu... Itu... (dalem hati : ternyata Eyes narsisi juga!)
Dan adegan ini berakhir dengan masuknya Yuri ke Rumah sakit karena ditusuk Eyes...

akhinya udah di akhir cerita~

Perjuangan~ Hahaha... Oke~

Please, I waiting for your Review for Better and Faster Update...

Ripiu ya~ ^^ Ditunggu~