Namjoon tak sadar saat kekasihnya memasuki ruangan. Dilihatnya Jimin tengah berkacak pinggang, menatapnya sangsi. Kelewat hafal, pasti akan mengomelinya lagi.

Sampah berserakan dipenjuru kamar. Baju-bajunya tergeletak dilantai tak beraturan. Sangat berantakan. Mampus aku.

"Jadi Namjoon, bisa jelaskan kenapa kondisi apartemenmu ini bisa tak jauh beda dengan kandang babi?" Dengan tangan berlipat, mata menyipit, kaki mengetuk lantai. Kalau saja Namjoon punya tenaga, pasti dia sudah berlari ke arah Jimin, mencubiti pipi tembam itu walaupun Jimin yang sedang kesal itu bisa seratus kali lebih ganas. Tapi tetap saja kekasihnya itu menggemaskan sekali saat marah.

"Tugas akhir, jim. Kau tau 'kan segila apa profesor Min itu?"

Jimin menghelas nafas, berjalan mendekati Namjoon. Melihat wajah Namjoon yang pucat membuat hatinya iba. Kekesalan yang tadi melingkupi hatinya menguar entah kemana. "Sudah makan? Sudah mandi? Kapan terakhir kali kau tidur? Kantung matamu jadi segini hitamnya."

"Sudah, semalam Taehyung membawa makanan titipan ibu. Aku juga sudah mandi. Terakhir kali aku tidur sekitar dua hari yang lalu ... mungkin?" Namjoon meringis kala Jimin menyentil jidatnya. Aduh, Jimin-nya kesal lagi.

"Demi tuhan, Namjoon. Kau itu kenapa selalu membuatku khawatir, sih? Tidak udah terlalu keras pada dirimu. Kau juga butuh istirahat."

"Aku hanya ingin cepat lulus, Jim. Biar dapat kerja. Biar aku bisa membuatmu bahagia." Hati Jimin menghangat mendengar jawaban yang dilontarkan Namjoon. Mau tak mau Jimin tersenyum dibuatnya.

"Dengar ya, sayang. Dengan adanya kau disampingku saja sudah membuatku bahagia. Tidak usah terburu-buru, aku tidak akan pergi. Jadi, sekarang lebih baik kau istirahat."

"Tapi, Jim-,"

"Sudah tidur saja sana. Biar aku yang bersihkan apartemenmu ini sekalian panasin masakan ibu. Nanti setelah bangun langsung makan, ya?"

Bisa-bisa Namjoon gagal tidur melihat senyum Jimin saat ini. Manis sekali, Namjoon takut diabetes dibuatnya. Jimin itu seperti paket komplit bagi Namjoon. Sudah perhatian manis pula mengenyampingkan fakta kalau Jimin itu kadang galak.

"Aye aye, captain."

Mengambil kesempatan untuk mengecup singkat jimdat Jimin sebelum melangkahkan kaki ke kamar. Namjoon merasa beruntung sekali. Mengirimkan pesan kepada ibunya sebelum akhirnya Namjoon bergelung nyaman dikasur.

Ibu, Namjoon mau nikah:(

04.36 pm

Note:

Maaf banget ceritanya masih jelek, aku masih belajar huhu:((

thanks for reading xoxo