Ide ini muncul tiba-tiba saat saya sedang mengetik fanfic Novel Spring Love. Lalu saya berpikir bagaimana jika si Hinata bukan muncul di awal novel tapi di akhir novel, apa yang akan terjadi? Dan dari sinilah saya mencoba membuat cerita ini.

Bagi reader yang belum membaca fanfic saya yang berjudul Novel Spring Love mungkin akan sedikit bingung. Disarankan untuk membaca fanfic itu sebelum membaca fanfic What if?. Kalau ingin tetap nekat membaca… boleh saja. hehehe…

.

.

Disclaimer : Naruto bukan milik saya

Don't like don't read

Warning : Bahasa tidak baku, EYD tidak sempurna, karakter OOC

.

CHAPTER 1

.

Hinata Fujioka hanyalah seseorang yang sederhana. Ia menjalani kehidupan sederhana, memiliki gaya hidup sederhana, pekerjaan sederhana, penampilan sederhana, tinggal di apartemen sederhana, pokoknya tidak ada yang istimewa darinya. Singkat kata ia hanyalah seseorang yang biasa, sama seperti jutaan manusia lainnya yang tinggal di bumi. Oleh karena itu ia tidak habis pikir mengapa diantara jutaan manusia lain ia harus mengalami kejadian tidak masuk akal ini.

Singkat cerita, ia mengalami kecelakaan saat naik bus. Ia lalu berpikir hidupnya sudah berakhir, ia tidak mungkin selamat dari kecelakaan tragis itu. Tapi siapa sangka saat membuka matanya ia justru berada di tubuh yang asing, tempat asing, bahkan memiliki memori asing di otaknya. Setelah menenangkan diri, ia lalu menyadari jika saat ini ia berubah menjadi Hinata Hyuuga yang merupakan seorang tokoh antagonis dalam novel berjudul Spring Love yang pernah ia baca.

Tampaknya ia sudah berada di akhir kisah novel ini. Si tokoh utama wanita yang bernama Sakura Haruno akhirnya bersama dengan si tokoh utama pria, Sasuke Uchiha (yang merupakan suami sah Hinata). Karena dibakar api cemburu Hinata lalu berusaha mencelakai Sakura dengan dibantu oleh sepupu Hinata yang bernama Neji. Neji rela membantu Hinata karena tidak rela melihat saudari sepupunya hidup dalam penderitaan gara-gara kehadiran Sakura. Usaha yang baru saja Hinata lakukan adalah mencoba mendorong Sakura ke tengah jalan dan ketika Sakura terjatuh maka Neji akan mencoba menabrak Sakura dengan mobil yang dikendarainya.

Ouch, sadis.

Akan tetapi usaha Hinata dan Neji gagal karena ada si tokoh protagonis yang bernama Naruto Namikaze yang dengan sigap menyeret Sakura agar terhindar dari maut. Mereka berdua selamat tetapi kejahatan yang dilakukan oleh Neji dan Hinata akhirnya terbongkar. Sasuke yang murka akhirnya menjebloskan Neji ke penjara sedangkan Hinata dikurung di rumah ini tanpa bisa keluar.

Itu adalah kejadian tiga hari lalu.

Hinata Fujioka kini berubah menjadi Hinata Hyuuga sejak dua hari yang lalu. Selama dua hari ini ia tidak bisa bertemu dengan siapapun. Selama dua hari ini pula ia menghabiskan waktunya untuk memikirkan kehidupan barunya ini.

Apa yang dilakukan oleh Hinata Hyuuga memang salah, ia seharusnya tidak mencelakai orang lain karena cemburu. Bagaimana jika Sakura sampai meninggal?! Itu namanya pembunuhan! Dosa! Tapi Hinata Hyuuga melakukan itu karena ia sudah tidak sanggup lagi menahan penderitaannya. Jika dipikir-pikir semua ini bermula dari Sasuke. Dasar pria brengsek!

Ugh, yang terjadi biarlah terjadi. Hinata Hyuuga telah berubah, ia kini telah digantikan oleh Hinata Fujioka. Menurut alur cerita, setelah kejadian ini Sasuke akan melayangkan surat perceraian untuk Hinata dan sebagai gantinya Neji akan dibebaskan dari penjara jika Hinata setuju untuk bercerai. Hinata yang tidak memiliki pilihan lain akhirnya menyetujui itu meski ia masih mencintai pria brengsek itu. Pada akhirnya Hinata ditendang dari rumah ini tanpa uang sepeserpun.

Hinata lalu berpikir keras. Jika ia pada akhirnya diceraikan Sasuke itu justru merupakan pilihan yang terbaik untuknya. Ia tidak sudi hidup dalam penderitaan seperti pemilik tubuh ini. Lagipula Sasuke Uchiha adalah seseorang yang asing baginya, tak masalah jika harus berpisah. Lalu setelah bercerai ia berencana akan tinggal di kediaman Hyuuga sampai mendapatkan pekerjaan dan bisa hidup mandiri. Masalah beres.

Hinata membulatkan tekadnya, ia akan menerima perceraian ini!

.

.

Dua hari kemudian si tokoh utama pria, Sasuke Uchiha, datang menemuinya. Tak mengherankan Hinata Hyuuga tergila-gila pada Sasuke. Dengan wajah setampan ini wanita mana yang sanggup menolaknya.

Tanpa basa-basi lagi Sasuke langsung menyodorkan dokumen perceraian ke arah Hinata.

"Tandatangani ini semua. Jika kau bercerai denganku maka Neji Hyuuga akan bebas." Kata Sasuke dengan nada dingin.

Hinata menganggukkan kepalanya dengan patuh. "Oke."

Hinata lalu mengambil pena di depannya dan memulai menandatangani setumpuk dokumen tebal itu.

"Berhenti." Potong Sasuke.

Hinata menghentikan tindakannya. Apa ada yang salah?

"Kenapa kau dengan mudahnya melakukan ini?"

Hinata mengedipkan matanya. "A-apa maksudmu?" ia benar-benar bingung.

Sasuke menatap tajam Hinata. Uwah… bulu kuduk Hinata langsung meremang.

"Hinata yang kukenal tidak akan menandatangani surat perceraian dengan mudahnya. Apa tujuanmu yang sebenarnya? Kau pasti memiliki rencana licik lain."

"A-aku ti-tidak memiliki rencana licik apapun. Ka-kau yang me-menyuruhku menandatangani ini se-sebagai ganti kebebasan Neji-nii-san. A-aku hanya melakukan apa yang ka-kau pe-perintahkan."

Alis Sasuke bertaut. Mata hitamnya yang kelam menyembunyikan isi hatinya.

"Kau pasti memiliki rencana busuk yang telah kau sembunyikan." Tuduh Sasuke.

"Su-sudah kubilang a-aku tidak memiliki re-rencana apapun!" Kata Hinata dengan jujur.

Sasuke mendengus. "Kau benar-benar ahli dalam hal memasang tampang lugu tak bersalah. Menjijikkan."

Hinata menggigit bibirnya. Mengapa Sasuke tidak mempercayainya!

"Be-bebaskan Neji-nii-san."

"Kau pikir siapa dirimu? Kau tidak memiliki hak untuk memerintahku. Jika aku mau, aku bisa saja membuat Neji Hyuuga menghabiskan sisa umurnya di penjara." Kata Sasuke dengan wajah arogan.

Hinata mencengkeram ujung bajunya. "Ku-kumohon bebaskan Neji-nii-san. A-aku akan me-me-melakukan a-apapun juga. Ba-bahkan aku rela menandatangani dokumen ini sa-saat ini ju-juga."

"Aku akan membebaskan Neji Hyuuga." Kata Sasuke

Hinata bernafas lega.

"Tapi aku tidak akan melepaskanmu Hyuuga. Tidak sampai aku berhasil membongkar topeng busukmu."

Eh?!

"Dan saat aku berhasil membongkar semuanya, aku akan membuat kau menyesali semua yang telah kau lakukan."

.

.

Pada akhirnya Hinata tidak jadi bercerai dengan Sasuke. Ia tidak tahu apakah ini hal yang baik atau buruk untuknya. Yang terpenting adalah Neji bisa dibebaskan dari penjara.

"Maaf karena aku telah gagal, Hinata." Kata Neji dengan penuh penyesalan. Kini mereka berdua sedang duduk di bangku taman kota setelah keluar dari penjara.

Hinata menggelengkan kepalanya."Ka-kau ti-tidak perlu memikirkan hal ini lagi, Nii-san. Yang kita lakukan ini adalah salah. Kita ti-tidak boleh me-mengulanginya lagi." Kata Hinata dengan tegas.

"Tapi…"

"Kumohon Nii-san, ja-jangan melakukan sesuatu yang salah demi diriku."

"Aku tidak akan diam saja dan membiarkanmu hidup menderita." Kata Neji dengan penuh kesungguhan. Rahangnya mengeras dan tangannya terkepal erat.

Melihat sikap protektif Neji, Hinata merasa tersentuh. Di kehidupan sebelumya ia adalah seorang gadis sebatang kara. Melihat besarnya kasih sayang Neji untuk Hinata justru membulatkan tekad Hinata untuk melindungi Neji.

"Te-terima kasih telah melindungiku, Nii-san. Ta-tapi kau tidak perlu melakukan hal yang lebih jauh lagi demi diriku. A-aku baru sadar sekarang, cinta bu-bukanlah hal yang bisa dipaksakan. Ti-tidak apa-apa jika Sasuke tidak mencintaiku dan memilih Sakura. A-aku su-sudah mengikhlaskan hal itu."

"Benarkah itu Hinata?"

"Be-benar." Hinata merasa sedikit bersalah karena ia telah membohongi Neji. Tapi ia tidak memiliki pilihan lain!

Neji menghela nafas. Ia lalu mengusap pucuk kepala Hinata dengan sayang. "Apapun yang terjadi ingatlah jika aku akan selalu berada di sisimu. Aku akan mendukung semua keputusanmu."

Hinata mengangguk. Matanya terasa perih dengan air mata namun hatinya terasa hangat.

.

.

Setelah 'negosiasi' yang ia lakukan dengan Sasuke, akhirnya Hinata harus tetap tinggal serumah dengan Sasuke. Mungkin ini dilakukan Sasuke agar bisa memata-matai Hinata dan membongkar semua 'topeng busuknya'. Terserah apa kata Sasuke. Lagipula siapa yang mau menjadi penjahat! Ia lebih memilih menghabiskan waktunya dengan kegiatan yang menyenangkan dan bukannya memutar otak mencari ide-ide jahat.

Setiap kali mereka berdua berpapasan di rumah, Sasuke selalu melemparkan tatapan penuh kecurigaan padanya. Hinata hanya cuek menerima semua perlakuan itu. Asalkan Sasuke tidak mengganggunya ia tidak akan mengganggu Sasuke.

Ternyata tinggal di rumah ini cukup nyaman juga. Banyak fasilitas mewah yang tidak mungkin ia miliki di kehidupan sebelumya. Hinata selalu menghabiskan waktunya untuk membaca buku yang ia temukan di perpustakaan rumah ini.

Hari ini Hinata berencana berjalan-jalan menikmati suasana kota Konoha. Ia sedikit menyayangkan karena Hinata Hyuuga lebih memilih hidup dalam kepahitan. Bukankah hidup lebih indah jika kita bahagia? Ia lalu menepuk-nepuk dadanya, akan ia tunjukkan pada pemilik tubuh ini cara bersenang-senang.

Hinata lalu berencana mengunjungi kebun binatang. Tidak ada alasan spesial mengapa ia memilih destinasi kebun binatang. Mungkin ia hanya ingin dikelilingi oleh suasana ceria pengunjung kebun binatang. Terlebih lagi ia ingin melihat singa, jika bisa ia ingin menyentuhnya.

Ia lalu membeli tiket masuk dan dengan ceria ia pergi berjalan-jalan di kebun binatang. Hari ini bukanlah musim liburan atau akhir pekan, tak heran tidak banyak pengunjung yang hadir. Ia lalu melihat-lihat koleksi binatang disini mulai dari gajah, zebra, ular, hingga buaya. Yang paling ia sukai adalah ia akhirnya bisa menggendong bayi singa yang terlihat lucu. Ah~ bulunya sangat lembut~

Saat ia merasa haus, ia membeli es krim rasa vanilla dan cokelat. Setelah itu ia melanjutkan perjalanannya dan mengunjungi kandang rusa. Disini ia memegang beberapa buah wortel dan memberi mereka makan.

Tak lupa ia melihat penguin dan beruang kutub yang tidak kalah lucu. Ia juga menyempatkan diri menonton atraksi lumba-lumba.

Ia kembali menepuk-nepuk dadanya. Hey Hinata… bukankah banyak hal yang indah di dunia ini.

Sebelum pulang, ia menyempatkan diri untuk mengunjungi toko souvenir. Ia ingin membeli boneka singa untuk dibawa pulang. Pada awalnya ia ingin membeli boneka yang berbentuk bayi singa, tapi entah kenapa ketika matanya tertuju pada boneka singa dengan surai hitam ia justru teringat pada sosok Sasuke yang dingin dan arogan. Tanpa pikir panjang ia lalu membelinya.

Setelah keluar dari kebun binatang, perutnya keroncongan. Mmm… sepertinya sushi kedengarannya enak.

.

.

"Pukul 08.42 target meninggalkan rumah. Pada pukul 09.03 target pergi dengan menaiki taksi. Pukul 09.47 target turun dari taksi dan pergi ke kebun binatang. Pukul-"

"Kebun binatang?!" Tanya Sasuke yang menginterupsi laporan Kakashi.

"Ya." Jawab Kakashi dengan tenang.

"Apa yang ia lakukan disana?"

Kakashi membolak-balik laporan yang diberikan oleh agen mata-mata yang ditugaskan untuk membuntuti Hinata.

"Hanya melihat-lihat koleksi binatang disana. Ia juga membeli es krim. Vanilla dan cokelat. Ah, ia juga menggendong bayi singa dan memberi makan rusa."

"Kau pikir itu penting?!" Bentak Sasuke.

"…inti dari kunjungan ke kebun binatang adalah untuk melihat-lihat binatang, Sasuke." Kata Kakashi dengan sabar.

Ujung alis Sasuke berkedut. "Pasti ia sedang merencanakan sesuatu yang jahat. Aku yakin itu." Sasuke memijat alisnya. "Setelah itu?"

"Pukul 15.11 target memasuki toko souvenir. Target lalu membeli boneka singa yang terlihat imut, lembut dan lucu-"

"Stop." Sasuke masih memijat alisnya. "Haruskah kau mendeskripsikannya seperti itu?"

Kakashi mengetuk dokumen di tangannya. "Disini ditulis seperti itu. Boneka singa yang terlihat imut, lembut dan lucu dengan surai berwarna hitam pekat yang dibeli dengan harga-"

"Stop, Kakashi."

Kakashi mengangkat bahunya. "Kau seharusnya berterima kasih karena agenmu memberikan informasi yang mendetail."

Sasuke menghela nafas. "Lalu setelah itu?"

"Pukul 15.38 target menaiki taksi. Pukul 15.56 target turun di depan restoran sushi yang bernama Nami. Aku akan melewatkan informasi mengenai apa yang ia pesan. Yang jelas target makan seorang diri. Pukul 16.10 target keluar dari restoran dan kembali menaiki taksi. Sisanya adalah ia kembali pulang ke rumah dengan selamat."

"Hanya itu?"

"Mmm. Apa yang kau harapkan?"

"Hinata Hyuuga adalah wanita yang kejam dan licik. Ia pasti sedang merencanakan sesuatu." Gumam Sasuke.

Kakashi mendesah. "Atau bisa saja ia hanya menikmati waktunya dengan berjalan-jalan."

.

.

Please review (^_^)

Versi mana yang lebih menarik menarik menurut reader?