ZERO CLASS

CHANBAEK

GS! for UKE

.

.

.

p.s : fanfic ini hasil dari remake novel 'ZERO CLASS' karya Pricillia A.W. jadi cerita, alur dan sudut pandang dari pengarangnya langsung. saya hanya me REMAKE mengubah beberapa scene dan tentu saja merubah nama tokoh.

.

.

.

DONT LIKE, DONT READ!

.

.

.

.

.

Seorang gadis berjalan mantap di koridor sekolah yang nampak asing di matanya. Terus menoleh kiri kanan tampak mencari suatu tujuan. Apa yang sedang di cari gadis itu?

"Ruang guru... ruang guru.." ujar gadis itu terus menggumamkan nama 'ruang guru'.

"katanya setelah perpustakaan belok ke kiri, ruangannya di samping kelas 10-1. Mengapa begitu susah mencari ruang guru, sekolah macam apa ini." Ujar Baekhyun terus mendumal. Terus mengutuk sekolahan yang dia pun tak tau ruang gurunya.

Si gadis bername tag 'Byun Baekhyun' itu tersenyum lega ketika menemukan papan kecil yang menggantung di depan pintu bertuliskan 'Ruang Guru'.

Baekhyun masuk perlahan kedalam ruangan tersebut, tak lupa ia memberikan sapaan sebelum masuk. Seorang wanita yang baekhyun yakin dia itu adalah guru tampak mengamatinya, Baekhyun yang merasa diamati pun memberi senyum kepada guru tersebut.

"aku tak pernah liat kau di sekolah ini, apa kau murid baru ?" tanya guru tersebut to the point.

Baekhyun mengangguk sambil memberi senyuman teramah nya. "saya murid baru pindahan dari busan, saya di pesankan oleh orang tua saya untuk menemui tuan Kim Donghae. Apa beliau sedang sibuk?" tanya Baekhyun ramah.

Iya dia baru pindah 2 hari yang lalu ke Seoul, sebelumnya dia bersekolah di Busan. Besar di busan membuat baekhyun berat hati ketika hendak meninggalkan kota itu. Ayah nya mendapatkan jabatan yang lebih tinggi di perusahaannya, jadi Ayah nya harus berpindah tugas ke Seoul. Tentu saja dia harus ikut keluarganya, dia tidak mau ditinggal sendirian di busan walaupun itu tanah kelahirannya.

"apa kau Byun Baekhyun?" ujar Guru itu balas bertanya. Baekhyun hanya mengangguk. Bagaimana bisa guru ini tahu namanya ?

"Tuan Kim, sudah menitipkan amanat kepada saya, beliau mengatakan jika kau datang maka kau boleh langsung masuk keruangannya. Di sebelah sana ruangannya" tunjuk guru tersebut kemudian tersenyum kepada baekhyun.

Setelah mengatakan terimakasih kepada guru tersebut baekhyun pun berjalan kedalam ruangan yang ditunjuk oleh guru tadi.

Pintu Ruangan itu tidak ditutup jadi baekhyun dapat melihat beberapa orang-yang sepertinya guru itu- sedang asik berbicara. Apa baekhyun harus masuk ?

Baekhyun mencoba untuk mengetuk pintu terlebih dahulu demi kesopanan. Kemudian Semua orang di ruangan itu menoleh ke arah nya.

"saya Byun Baekhyun, Murid Baru di sekolah ini" Ujar Baekhyun memperkenalkan dirinya sambil membungkuk hormat.

"oh Baekhyun, silahkan masuk, duduk dulu. Saya sedang ada urusan." Laki-laki parubaya yang baekhyun duga adalah Kim Donghae, sang kepala sekolah, mempersilahkannya masuk. Baekhyun Pun duduk di sofa yang ada di ruangan itu.

"Guru Song, sampai dimana kita tadi?" ujar kepala sekolah kim. Sejujurnya Baekhyun tidak ingin menguping pembicaraan orang lain, tetapi Baekhyun mau tidak mau harus mendengarkan, karena kebetulan dia ada disana.

"saya tidak akan memindahkan Jeon Jiwon ke Kelas 11-6. Dia Anak didik saya, saya wali kelas nya." Ujar seorang wanita Yang diduga adalah Guru Song.

"tapi guru Song sudah berjanji akan memindahkan Jiwon jika nilai akademik dia tidak meningkat. Semester ini dia tak mengalami perubahan. Kau harus menepati janjimu, sonsaengnim" ujar pria yang berada duduk di sampingnya. Kepala sekolah Kim hanya mendengarkan dan mengamati dua orang tersebut berbicara.

Tak lama dari itu, seorang pria berkumis dengan seragam yang sama dengan guru yang lain memasuki ruangan. "ada apa kepala sekolah Kim memanggil saya ?" ujar nya menatap Kepala sekolah Kim.

"duduk dulu, guru Shim. Ada yang ingin saya bicarakan terkait murid-murid mu" setelah di persilahkan untuk masuk, guru Shim pun masuk kemudian duduk di kursi kosong yang berada di sebelah Guru Song.

"jadi begini guru Shim, kau akan mendapatkan murid baru pindahan dari kelas 11-2"Guru Song Membelalak kaget. Tampak tak terima dengan keputusan Kepala sekolah Kim.

"kepala sekolah, tolong berikan saya kesempatan sekali lagi. Jeon jiwon adalah murid berbakat dalam Klub Sepak bola. Apa yang akan terjadi jika dia masuk kelasnya Guru Shim." Guru Song melirik Guru Shim kemudian menatap kepala Sekolah Kim memelas.

"tapi bagaimana dengan jan—"

"Bagaimana dengan gadis itu? dia murid baru kan, kepala sekolah?" potong guru Song sambil melirik kearah Baekhyun. Baekhyun merasa tak tahu apa-apa pun hanya diam menunduk, pura-pura tak dengar.

"dia bisa mengisi kekosongan kelas 11-6 tanpa perlu menarik anak ku di 11-2 yang sudah cukup muridnya." Sambung guru Song.

Dan sekarang bukan hanya guru song yang menatap baekhyun tapi kali ini seluruh orang diruangan itu menatapnya. Dan baekhyun merasa kalau dia akan mati pada saat itu.

Oke, sekarang Apakah Baekhyun mendapatkan kelasnya ?

.

.

.

.

.

Baekhyun berjalan berdampingan bersama guru Shim mengelilingi sekolahan yang baekhyun baru sadari jika sekolahan ini benar benar besar. Guru shim menunjukkan ruangan-ruangan seperti ruang Laboratorium, perpustakaan, ruang tata usaha, ruang musik, Ruang teater, Ruang komputer, gedung olahraga, gedung renang, sampai aula.

Saat mereka sedang berjalan di koridor tiba-tiba guru Shim berhenti.

"ada yang ingin aku katakan kepadamu, baekhyun" ujar guru Shim membuat baekhyun heran. "apapun yang kau lihat dan kau terima di kelas nanti dari teman teman mu harap dimaklumi." Lanjutnya kemudian.

"apa maksud—"

Tiba-tiba dari kejauhan baekhyun dapat mendengar suara gemuruh Musik berdentum dengan kencang di dalam sebuah ruangan di ujung koridor. Baekhyun mengerutkan keningnya. Kelas itu terdapat di Ujung di sebelah Toilet Wanita.

Guru Shim pun berjalan mendahului Baekhyun menuju ruangan itu. Demi apa pun, Apa sekolah ini memiliki Ruangan khusus anak klub malam ? bagaimana bisa ada klub malam di sekolah.

Setelah tiba di depan ruangan tersebut, Baekhyun dapat melihat sebuah papan tertempel diatas pintu ruangan itu '11-6'. Apa itu kelasnya ? ya tuhan

Begitu Baekhyun dan guru Shim masuk kedalam, Baekhyun semakin mengangakan mulutnya lebar tak percaya. Bagaimana bisa kelas sekacau ini?

Bagaimana tidak kacau jika seluruh murid tampak asik menari sana sini, sampai ada yang menaiki meja. Hanya 4 orang yang diam di bangkunya tidak melakukan hal gila seperti yang lain.

Seseorang yang menaiki meja tersebut telah melepas baju sekolah nya, dia hanya menggunakan kaos dalam dan asik bergoyang. Mereka terlalu asik menari sampai tak tahu jika ada wali kelas mereka datang masuk ke kelas mereka.

Guru Shim mematikan sound system kemudian musik berhenti, begitu juga dengan tarian mereka.

"pakai lagi baju mu, Jongin" ucap guru Shim dan seketika seluruh kelas melihat kearah baekhyun dan guru Shim. Mereka pun segera berlari menuju bangku masing masing.

"maafkan kami, guru Shim" celetuk siswa bernama Jongin itu. Guru Shim hanya menggeleng memaklumi. Sementara Baekhyun hanya diam menunduk, menyesali kenapa dia harus masuk kelas yang sangat tidak pantas disebut kelas ini. Dia mengutuk orang yang bernama Jeon Jiwon karena sudah secara tidak langsung menariknya masuk kelas gila ini.

Guru Shim menatap kesemua murid nya tampak sedang mencari seseorang.

"Dimana Joonmyeon? Apa dia tidak masuk?"

"Mungkin dia terlambat, Pak. " ujar pria yang sempat membuka baju nya tadi.

Selang beberapa detik kemudian, pintu kelas dibuka dengan sangat kencang dan seseorang dengan tergesah gesah memasuki ruangan tanpa melihat ada guru Shim disana.

"Sehun, Jongin! Sialan! Tidak ada pertemuan ketua kelas di aula. Apa kalian membohongi ku?! Untung belum ada guru"

"Joonmyeon, tumben sekali kau telat dari mana saja ?" hardik Guru Shim.

Pria itu nampak shock. "Saya sudah datang kesekolah pukul 7 pagi, pak. Tapi saat saya ingin duduk di kursi saya, Sehun dan Jongin mengatakan ada pertemuan ketua kelas di aula."

"Jangan percaya, pak! Itu hanya alibi saja. Kalau telat yasudah telat saja." bantah pria yang memiliki kulit putih itu yang diduga bernama Sehun.

Guru Shim pun hanya menggeleng dan menyuruh Joonmyeon untuk duduk di bangkunya.

"kalian kedatangan teman baru" ujar guru Shim seketika membuat satu kelas menjadi berbisik-bisik. Baekhyun yakin jika mereka sedang membicarakan nya. Beberapa siswi pun mulai mengamati Baekhyun dari atas sampai bawah. Apa ada yang salah dengan penampilan Baekhyun?

Dia sama seperti mereka, sama sama memakai seragam sekolah yang sama, baekhyun pun menggunakan sepatu yang sama dengan mereka, dia hanya menguncir rambut nya dengan ikat rambut berwarna pink, memakai gelang sederhana pemberian ibunya berwarna pink, dan memakai tas ransel seperti mereka hanya saja dia memakai tas berwarna pink. Oke, mungkin karena kecintaan baekhyun dengan warna pink sehingga mereka mengamati baekhyun dengan intens.

Guru Shim mengangguk kepada baekhyun memberikan kode supaya baekhyun memperkenalkan dirinya di depan teman-teman barunya.

"perkenalkan namaku Byun Baekhyun, aku pindahan dari Busan. Semoga kita jadi teㅡ"

Belum selesai baekhyun memperkenalkan diri, kembali terjadi keributan di bangku deretan baris ke dua.

"Hey minseok, kau tidak berhak membela luhan. Tidak usah jadi pahlawan kesiangan lah! Memangnya kau siapa?!"

"Jaga omongan mu! Pantas saja, kau tidak pernah diajari cara bicara yang bener oleh orang tua mu. Memang nya kau berhak mengatur-atur siapa saja yang boleh membela Luhan?!" minseok menjawab dengan suara yang tak kalah tinggi.

"Tidak usah munafik kau, minseok! Kau musuh dalam selimut! Berpura pura berteman dengan luhan padahal kau ada di kubu Jessica-sunbae. Mengaku saja!" irene memelototi minseok dengan geram.

Kedua gadis yang duduk depan-belakang itu kemudian berdiri dan berkacak pinggang. Mereka saling memandang dengan pandangan sengit. Kelas kembali ricuh.

"Here we go... Catfight! Sebentar lagi ada adegan cakar-cakar an " ujar Heechul, pria yang duduk di sebelah luhan.

"Minseok, Irene, apa apaan kalian ini! Hentikan! Kalian tidak menghormati saya disini? Atau kalian ingin saya bawa ke kantor kepala sekolah untuk menyelesaikannya?" hardik guru shim dengan suara menggelegar. Kemudian kedua gadis itu kembali duduk.

"Baekhyun, kau bisa duduk di bangku yang ada di pojok sana. Hanya itu satu satunya bangku yang kosong di kelas ini." tunjuk guru shim di deretan paling belakang pojok kelas.

Dikelas itu hanya berisi 18 orang termaksud baekhyun, semua bangku sudah terisi. Tinggal bangku di barisan ketiga paling belakang yang tersisa. Dan baekhyun adalah satu satunya gadis yang ada di barisan itu. Bahkan pria yang sempat bergoyang di atas meja tadi ada di depan bangkunya.

Begitu baekhyun sudah duduk di bangkunya tiba-tiba pria yang menari diatas meja tadi menoleh kearahnya, "hai aku Kim Jongin, kau bisa memanggilku jongin atau kai"

"Aku Sehun, Oh sehun " pria yang duduk disebelah Jongin menyodorkan tangannya.

"Aku Baekhyun," ujarnya sambil menyalami sehun.

Pria bernama sehun itu kulitnya sangat halus dan putih. Berbeda dengan Jongin yang memiliki kulit tan eksotis. Tetapi gaya berpakaian mereka sama, sama-sama urakan. Dasi sekolah yang tak terpakai dengan benar, rambut diwarnai dan sedikit berantakan. Tapi entah kenapa mereka masih terlihat tampan.

"Oh iya, yoda kan tidak suka ada orang yang duduk disampingnya." Ujar sehun menyikut lengan Jongin.

"Benar, aku baru ingat. Jadi bagaimana? Omong-omong kemana dia? Hibernasi lagi di klinik sekolah?"

"Sehun, jongin, kalau kalian masih ingin mengobrol lanjutkan saja diluar!" tegur guru shim yang tidak tahan mendengar suara jongin dan sehun ribut mengalahi suara nya yang sedang menjelaskan pelajaran.

.

.

.

.

.

.

"Welcome to zero class, the place where nobody only exist in this school," sapa seorang pria berwajah femini dengan gaya khas nya.

"Jarang-jarang heechul menyambut orang dengan sehangat ini. " seru seorang gadis berpostur mungil dan berwajah manis mendekati baekhyun sambil tersenyum.

"Siapa bilang tidak ada yang Exist di kelas ini," ujar minseok.

"Memang susah ya menghadapi nona gila tampil dan haus perhatian. Mau nya dipuja terus" sindir irene sambil melihat minseok sinis.

"Disini ada loser yang iri dengan ku." balas minseok santai sambil mengipas-ngipas kan tangannya.

Begitu bel istirahat berbunyi tadi, semua pria di barisannya langsung berhamburan keluar kelas. Hanya baekhyun yang masih duduk manis mencatat penjelasan guru shim di papan tulis. Tak lama kemudian pria dengan gaya bicara 'kemayu' itu muncul menyapanya diikuti gadis berwajah manis tadi.

Selanjutnya kelas kembali ricuh. Dipenuhi adu mulut antara Irene dan Minseok. Kelihatannya babak kedua adu mulut itu makin sengit mengingat tidak ada guru yang melerai.

"Cukup, Kalian sudah besar tapi berkelahi seperti anak kecil. Kalau terus begini tidak akan selesai." ujar yixing, gadis berlesung pipi menghampiri minseok dan Irene.

"Iya, benar. Dari pada kau bertengkar disini lebih baik kau menemaniku ke kantin. Ayoo!" wendy, gadis berwajah blasteran itu menarik irene keluar dari kelas menuju kantin.

"Jangan kaget dengan pemandangan seperti itu di kelas ini. Itu sudah biasa. Ngomong-ngomong, aku Choi Heechul." pria kemayu itu mengulurkan tangannya.

"Aku luhan, Xi Luhan" gadis berwajah manis itu mengulurkan tangannya.

Baekhyun menjabat satu-satu temannya, "aku baekhyun, oia, jika dilihat-lihat jumlah murid di kelas ini sedikit ya? Padahal , tadi aku lewat didepan kelas 10 itu banyak sekali murid nya."

Heechul dan luhan tersenyum mengerti. "Makanya tadi aku sudah bilang jika ini Zero Class. Kelas tempat anak-anak terbuang di sekolah ini." ujar Heechul lagi.

"Jadi kelas ini semacam kelas pengasingan? Kelas sisa dari murid-murid buangan?" baekhyun mencoba menebak.

"Sedihnya kenyataan berbicara begitu." ujar luhan.

"Ah kalian jangan seperti itu, kalian membuat murid baru tidak betah saja. Jangan buka kartu dulu , ini belum saat nya" minseok dan yixing ikut bergabung.

"Sekarang kelas kita genap jadi delapan belas orang. Apalagi yang bertambah itu perempuan." sahut luhat tidak penting.

"Kau harus tau, suatu kehormatan kau bisa masuk kelas 11-6. Kelas yang beda dari kelas lainnya." Minseok memberi penekanan pada kata beda.

"Iya, beda. Sampai-sampai kau tidak bisa merasakan keadilan dari guru-guru disini," heechul menyambung perkataan minseok.

"Sejak kapan tempat ku menjadi tempat bergosip?!" tiba-tiba lelaki dengan tinggi yang menjulang muncul di depan kelas kemudian menghampiri bangkunya.

"ini juga lagi, Tas siapa ini ?!" pria itu kemudian menangkat tas ransel shocking pink milik baekhyun dengan ekspresi jijik. Seolah olah tas baekhyun adalah kotoran.

"Kau juga kemana saja? Baru menampakkan batang hidung waktu jam istirahat begini. Itu tas pendatang baru kelas kita, khusus guru shim minta dia duduk di sebelah mu. Makanya camp geng penggosip pindah ke belakang" ujar gadis bermata mirip burung hantu itu sambil melipat tangannya didada dan muncul bersama rombongan pria yang duduk di barisan baekhyun dari pintu kelas.

"Hey, kyungsoo. Kenapa kau tak tukaran tempat duduk saja dengan si anak baru, dari pada dia jadi bulan-bulanan geng mu. Kau tau sendiri barisan itu isinya para penyamun." seru Suho dari tempat duduk nya.

"Wow, si suho langsung perhatian begitu dengan baekhyun. Jangan-jangan ada maksud tersembunyi," ledek Jongin sambil memandang suho dengan mata menyelidik.

"Aku saja prihatin. Murid baru yang tidak tau apa-apa masuk ke kelas kita, terus dapat jackpot duduk di pojok belakang. Serasa mimpi buruk kan?" donghae, pria yang duduk disebelah suho mempericuh susana.

"Sudahlah, Chanyeol. Bangku yang ada disebelah mu kan cuma satu satunya bangku yang kosong dikelas ini. Kasian nona ini tidak punya tempat duduk. Tenang aja, dia orangnya kooperatif. Pemanis dibarisan kita." Sehun mencoba menengahi.

"Atau kau mau tukar tempat duduk dengan ku, baekhyun?" tanya Jongin.

Baekhyun selalu menanggap lelaki dengan ego yang besar sebesar planet jupiter, kadang tindak-tanduknya sering kali mengacu pada perbuatan egois. Apalagi pria yang akan menjadi teman sebangkunya, benar-benar membenarkan presepsi baekhyun mengenai laki-laki. Kelihatannya, sebelum baekhyun kesini, bangku yang ada disebelah pria ini sengaja di kosongkan karena dia tidak ingin dingganggu 'Wilayah' nya. Egois kan?

"Aku tidak suka duduk di dekat orang yang belom aku kenal, apalagi gadis manja seperti mu. Semua atribut warna pink pula, bikin sakit mata. Jadi secepatnya, kau harus pindah dari bangku ini sekarang!" Chanyeol mengucapkan kata demi kata dengan nada intimidasi seolah Baekhyun adalah virus baru yang harus dihindarinya.

Semua orang terlihat tak berkutik, tak ada yang beraksi apalagi protes. Feeling baekhyun pria ini adalah orang yang ditakuti dikelas, entah karena alasan apa. Makanya semua makhluk yang ada di 11-6 kini diam tanpa berbicara apa-apa lagi.

"Santai, dude. Ini juga salah mu, kenapa kau harus bolos pelajaran guru Shim. Kan kau bisa protes ke guru Shim. Kan kau tau, hanya kau yang bisa request macam-macam dengannya." jongin mencoba meredam emosi Chanyeol.

Bel masuk kemudian berbunyi memecah keheningan dikelas itu. Chanyeol lalu berinisiatif memindah tas Baekhyun dan memindahnya di bangku milik Sehun. Sehingga akhirnya Baekhyun duduk disebelah Jongin, di depan pria aneh itu.

Baekhyun merasa ada 'sesuatu' yang bergejolak sangat hebat di kelas ini. Seperti benang kusut yang tidak bisa normal kembali. Dugaannya, ada suatu sistem yang mengatur kelas ini tunduk dibawah satu komando. Baekhyun juga penasaran dengan julukan Zero class yang diucapkan Heechul tadi.

Gadis itu bertekat akan menyelidiki sendiri 'keajaiban' kelas ini. Serta alasan mengapa perdebatan guru yang berkesan begitu deskriminasi pada saat di ruang kepala sekolah tadi.

.

.

.

.

.

.

Hari pertama Baekhyun sekolah di WA International High school menjadi salah satu hari buruk dalam catatan hidupnya. Masuk ke kelas dengan beragam manusia 'Antik', tingkat kesusahan pelajaran yang berbeda dua level dengan sekolahan nya dulu di Busan. Dan yang paling baekhyun benci, pelajaran matematika di Wu international high school lebih cepat tiga materi dari sekolahannya dulu. Itu artinya, baekhyun harus mengejar ketinggalannya.

Sialnya, pelajaran matematika terkutuk itu berlangsung di dua jam terakhir. Alhasil sekarang baekhyun masih khusyuk menulis angka-angka di dalam bukunya sendirian di kelas. Anak lain sudah menghambur keluar. Jam pulang sudah selesai dari tadi, tapi guru Kim benar benar guru tanpa kompromi. Jika tugas belum selesai, tidak boleh pulang.

"Ibu, saya benar-benar tidak tau lagi. Disekolah saya dulu belum belajar sampai trigonometri." ujar baekhyun pasrah.

"Kenapa kau tidak bilang? Jadi saya bisa menyuruh Luhan untuk mengajari mu. Ya sudah, sekarang kamu pulang dan kumpulkan apa adanya. Lain kali kalau seperti ini lagi tidak saya izinkan pulang."

"Baik, bu. Terimakasih. Saya akan berusaha mengejar ketertinggalan saya. "

Sepeninggalan guru Kim, Baekhyun segera membereskan barang-barangnya yang berantakan dimeja kemudian keluar dari kelas yang sudah sepi itu.

Baekhyun melirik arloji pink yang ada di pergelangan tangannya, pukul 16.12. Ibunya akan menjemput pukul 16.30 untuk menghindari kemacetan.

Sambil mengisi waktu, baekhyun memutuskan untuk berkeliling sekolah barunya. Rute pertama yang dilewatinya adalah lantai dua. Berjejer ruang kelas 11. Dari kelas 11-1 sampai kelas 11-5 serta ada kamar mandi wanita dan pria. Ada pula perpustakaan. Baekhyun mulai paham kenapa kelasnya ada dilantai 1 bersamaan dengan kelas 10. Karena di lantai dua sudah terisi penuh.

Setelah puas melihat-lihat lantai dua, baekhyun naik ke lantai tiga. Pengaturan kelasnya tak jauh beda dengan lantai dua. Tetapi kelas 12 hanya sampai 12-5 saja. Disebelah ruang 12-1 ada ruangan bertuliskan 'student council's room'. Ruangan khusus untuk pengurus organisasi siswa internal sekolah. Baekhyun mengintip dari jendela luar. Disana sepertinya sedang terjadi rapat.

"Baekhyun?" tegur seseorang dari belakang yang mengagetkan baekhyun.

Baekhyun kemudian berbalik dan lebih terkejut lagi ketika mengetahui siapa pria yang memanggilnya. Itu Wu Yifan. Tetangga serta sahabat yang dulu selalu menemaninya kemana pun. Walaupun sudah empat setengah tahun tidak pernah bertemu , baekhyun masih sangat mengenali sosok Wu yifan.

"Yifan? Ini benar-benar kau? Takjub aku melihat mu sekarang tinggi menjulang. Dulu kan kau pendek, lebih pendek dariku. " baekhyun menyapa yifan antusias.

"Kenapa kau disini? Mau ikut rapat juga?" tanya yifan singkat.

"Eyy... Bertemu dengan teman lama tanya kabar dulu, ini kenapa malah jutek seperti itu."

"Yifan, kok kamu tidak masuk? Malah asik mengobrol diluar. Ayo masuk" seru seorang gadis yang tiba-tiba keluar dari student council's room.

Sekilas wanita itu mirip salah satu personil girlband garapan SMent. Krystal f(x). Wajahnya putih mulus tanpa jerawat, bibir nya merah ranum, rambut nya lurus sebahu, dan perawakannya terlihat proposional.

"Iya, yoona. Ini juga aku mau masuk." tatapan yifan masih menelusuri baekhyun dari ujung kaki hingga ujung kepala. Dia belum sepenuhnya percaya baekhyun sekarang ada dihadapannya.

Entah mengapa, baekhyun merasa yifan sudah bertransformasi menjadi seseorang yang tidak dikenalinya lagi. Pertemuan mereka merupakan pertama setelah jeda empat setengah tahun. Jeda yang tanpa Baekhyun ketahui telah mengubah yifan menjadi sosok yang berbeda dari sahabat yang ada di benaknya selama ini.

Kemana yifan yang ramah dan selalu menyapaku dengan hangat? Apa mungkin dia masih marah denganku akibat kepindahan tiba-tiba ku ke Busan? Batin baekhyun.

Baekhyun kemudian kembali turun ke lantai satu, memutuskan untuk menunggu ibunya di dekat gerbang sekolah, tempat tadi pagi ibunya menurunkannya.

Dalam pikirannya Baekhyun mencoba menerka-nerka sosok yifan yang ditemuinya tadi. Apa hanya fatamorgana? Atau semacam delusi? Tetapi kenapa kelihatan nyata sekali ?

Atau pria itu tidak mengenalinya lagi? Pasalnya Saat Terakhir bertemu, Baekhyun lebih tinggi daripada yifan. Waktu itu rambut Baekhyun Masih pendek sebahu, belah pinggir tanpa poni. Sekarang rambutnya panjang terurai hampir sepinggang dan poninya rata membingkai keningnya. Tapi mana mungkin yifan tidak mengenalinya.

"Kau melamun sampai tidak sadar jika aku sudah berdiri di sebelah mu dari tadi. Masih kepikiran tentang matematika tadi gara-gara tidak dapat bala bantuan ?" tegur Sehun tiba-tiba.

"Astaga, sehun. Kau membuatku hampir mati terkejut. Aku benar-benar angkat bendera putih kalau menyangkut matematika. Dari dulu aku lemah soal hitung-hitungan."

"Maaf ya tadi aku tidak bisa membantu apa apa. Jika kau lihat mukamu tadi sewaktu mengerjakan soal tadi, kau pasti tertawa terbahak-bahak. Seperti akan ditembak mati" Sehun menyeringai.

"Sudah tau muka ku seperti itu, bukannya dibantu malah dijadikan objek hinaan. Tega sekali kau dengan anak bawang seperti ku" ujar baekhyun tersenyum sambil meninju bahu sehun pelan.

"Kau kan warga baru di 11-6 jadi kau harus ikuti iklim kelas kita. Harus bisa menyelamatkan diri tanpa ada yang mau membantumu. Ini belum seberapa. Kau belum tau jika kedepannya akan lebih menyusahkan lagi. Lebih susah dari soal trigonometri milik guru Kim." celoteh Sehun panjang lebar.

"Maksudmu?" baekhyun mengernyitkan alisnya.

Belum sempat sehun menjawab, tiba-tiba sebuah mobil hyundai avega berwarna biru metalik berhenti di depan mereka. Setelah kaca depannya dibuka, kepala Jongin menyeruak keluar.

"Damn, sehun! Aku mencarimu kemana-mana ternyata kau sedang asik disini dengan baekhyun. Mau mencuri start dari ku, man?"

"Aku pulang duluan ya, pikir baik-baik perkataan ku tadi." kemudian Sehun masuk kedalam mobil hyundai avega biru yang dikemudikan Chanyeol. Kemudian mobil itu melesat pergi.

Tak lama kemudian mobil merah yang baekhyun yakin milik ibunya itu berhenti didepannya. Baekhyun masuk kedalamnya dan merenung memikirkan perkataan Sehun barusan. Tak dihiraukannya lagi ocehan ibunya yang membahas kucing-kucing teman-temannya. Padahal baekhyun sangat suka kucing.

.

.

.

.

.

.

to be continued

or

end ?

.

.

.

hallo... kali ini saya kembali lagi dengan ff remake-an. heheheh kemaren sempet hiatus gara-gara sibuk kuliah. oia, btw ini baru pengenalan tokoh utama. jadi kalo penasaran dengan cerita selanjutnya ya review lah hehehe

kalo peminat nya sedikit sama ff ini, bakalan saya berhentiin sampe sini, kalo banyak pasti saya lanjut.

nih ya aku kasih tau bocorannya, sumpah nih ff bakalan keren banget. kalo kalian pernah baca novelnya pasti tau betapa keren alur cerita novel zero class ini. aku ngefans banget sama si pricillia ini deh pokok nya

oke sekian dari saya

bye bye