Disclaimer: PJO &HoO punya om Rick Riordan
Warnings: Slash. Crack pair. O-O-Ceh. Amburegul.
Percy mengernyit.
Dahinya berkerut dalam bersama matanya yang menyipit. Telunjuk dan jari tengahnya mengapit botol sebesar jempol. Maniknya menelusuri tiap inchi permukaan, memperhatikan tiap kilatan juga guratan yang tampak berkilauan. Ada dua pil di dalamnya, masing-masing berwarna putih dengan corak hitam tak teratur.
"Apa ini?" tanyanya, tak mengalihkan pandang.
Jason di hadapannya hanya tersenyum simpul. Irisnya berkilat-kilat penuh sesuatu. Percy menyadarinya, tapi ia tidak tahu apa makna tersirat dari tatapan itu. Dia memang kurang peka –atau kurang pintar, sama sajalah.
"Itu obat," jawab Jason. Bibirnya masih melengkung indah namun firasat Percy mengatakan sesuatu yang buruk akan segera terjadi.
"Aku tahu ini obat," sahut si otak ganggang, matanya berputar jengah. "Yang aku tanyakan, ini obat apa?"
Jason diam sebentar. Mengambil jeda untuk menarik napas memenuhi kebutuhan oksigen. "Asetaminofen."
"Asetaminofen?" ulang Percy. Semakin tak mengerti dengan ini semua.
"Itu bahasa lain untuk parasetamol, bodoh." Jason ganti menjulingkan mata, sadar bahwa bagaimanapun pacarnya yang oh-so-wow-they-said ini takkan mengerti istilah asing seperti itu.
Raut wajah Percy berubah masam. Tak terima dikatai bodoh oleh orang yang tak lebih pintar darinya. "Salah sendiri pakai istilah rumit," katanya. Memberi selang waktu barang sejenak. "Bodoh."
Jason mendesah. "Iya deh, terserah."
"Jadi, siapa yang sakit?"
"Tidak ada."
Percy berkerut kening. "Ada yang demam?"
Jason menggeleng.
"Lalu kenapa kau beli parasetamol?" Lelaki itu menggaruk kepala. Tidak gatal tapi suasana yang canggung sepertinya termasuk alasan yang tepat.
Jason tersenyum misterius.
"Bukankah kau sakit?"
Percy melongo. "Hah?"
"Kau hot, bung."
Detik berikutnya botol itu mengudara, terbang bebas di ruangan sebelum telak mengenai kepala Jason. Cukup keras untuk membuat superman gadungan itu meringis, mengaduh dan mengelus benjolan yang tumbuh di sana.
"Kau sakit jiwa, Grace." Percy mendelik. Helaian hitamnya terbang tersibak angin sesaat sebelum ia berbalik dan melangkah pergi.
Jason cemberut. Entah dia sial atau bagaimana tapi si pangeran laut itu agak sensitif akhir-akhir ini.
Bisa jadi karena saran dari Leo memang sangat payah.
Fin
HALO.
HAI.
ADA YANG KANGEN SAMA SAYA?
/dibuang.
Jadi masa hiatus saya di fandom ini sudah selesai. Jadi saya mau ngerusuh lagi 8'D Maap yang merasa pendemnya terkotori sama fic nista slash saya. I'm not even sorry B-) /dibakar.
Saya kangen JErcy hehe~~ Berhubung per ini masih langka (dan saya kekurangan asupan, btw) saya bikin mereka lagii BD
Ada yang mau baca PercIco? JasIco? BD
Anyway, terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca~!
