GADIS HARI KETUJUH

REMAKE NOVEL CHANBAEK VERSION

Novel by Sherls Astrella

amandaerate

.

FF ini adalah hasil Remake dari novel dengan judul yang sama karya Sherls Astrella. Terdapat beberapa perubahan nama atau yang lainnya sesuai dengan kebutuhan cerita.

.

Warning: Genderswitch

.


Chapter 1


Suasana terasa nyaman.

Angin menerbangkan daun-daun yang menguning. Satu per satu daun kuning melepaskan diri dari dahan yang kokoh dan pergi bersama angin kering yang panas. Tirai-tirai jendela yang terbuka bergerak turut dipermainkan angin.

Orang-orang berlalu lalang di halaman tanpa mempedulikan teriknya matahari siang musim gugur. Pohon-pohon besar menaungi bangunan istana putih yang megah.

Wanita-wanita cantik terlihat berkerumun sibuk berbicara. Kipas bulu mereka yang berwarna-warni menutupi wajah cantik mereka ketika mereka tertawa. Gaun mereka yang lebar bagai bunga yang berwarna-warni. Bunga indah yang terus menghiasi Istana Welyn sepanjang tahun.

Prajurit berdiri tegak di tempat mereka masing-masing. Kegagahan mereka menambah maraknya istana yang tak pernah sepi.

Pelayan-pelayan berlalu lalang. Mereka sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing. Tak satu orangpun yang terlihat menganggur. Semua sibuk.

Berbagai macam suara terdengar di istana. Tawa para wanita cantik, bisik-bisik wanita penggosip, langkah kaki para pelayan yang sibuk. Semua ada di Welyn. Suara-suara itu membentuk suatu nyanyian kesibukan yang tiada pernah berhenti dari Istana Welyn. Nyanyian yang melantun pelan.

Di tengah-tengah kesyahduan nyanyian kesibukan itu tiba-tiba terdengar lengkingan tinggi.

"TIDAK!"

Segala kegiatan Welyn terhenti sejenak. Mereka yang berada di luar segera menatap jendela lantai tiga tempat suara itu berasal.

Di dalam Maiden Room, Ratu membelalak kaget melihat putra satu-satunya.

"Tidak! Aku tidak mau!" ulang Pangeran tegas.

"Dengarkanlah dulu, Chanyeol."

"Apa yang harus kudengarkan?" sahut Pangeran.

"Aku yakin engkau akan menemukan gadis yang kaucari selama ini di antara mereka," kata Ratu lembut, "Mereka semua gadis cantik yang menarik, tak mungkin engkau tidak mencintai seorang di antara mereka."

Pangeran mendengus.

"Aku mengenal mereka semua. Belum pernah aku bertemu gadis-gadis secantik mereka dan secerdas mereka. Tak seorang priapun di dunia ini yang tidak tertarik pada mereka. Termasuk engkau."

"Aku bersumpah aku tidak akan jatuh cinta pada seorangpun dari mereka."

"Tidak akan menjadi masalah bagimu untuk bertemu mereka semua."

"Ini ide tergila yang pernah kutemui. Dalam seminggu, aku harus menemani gadis yang membosankan. Satu hari satu gadis hingga genap tujuh gadis! Tidak, aku tidak akan melakukannya."

"Apa sulitnya bagimu untuk bertemu mereka semua?" tanya Ratu, "Engkau sendiri yang telah bersumpah tidak akan jatuh cinta pada mereka.

Untuk apa engkau takut menemui mereka? Engkau hanya perlu bertemu mereka masing-masing. Hanya itu yang kuinginkan darimu."

"Mengapa ini semua terjadi padaku?"

"Ingatlah, engkau adalah Putra Mahkota Kerajaan Park Evangellynn. Hanya engkau satu-satunya pewaris tahta. Bila engkau tidak mempunyai keturunan, siapa yang akan menggantikanmu kelak? Aku juga telah lama ingin menggendong cucuku."

"Aku tahu kedudukanku. Aku takkan lupa untuk mencari istri tetapi tidak sekarang."

"Harus sekarang!" sahut Ratu, "Ingat, engkau sudah bukan anak-anak lagi sekarang. Engkau sudah…"

"Aku tahu," potong Pangeran, "Tak perlu diteruskan. Aku sudah dewasa dan sudah saatnya untuk menikah."

"Jadi, bagaimana keputusanmu?"

"Baiklah, aku menurut. Aku dapat meyakinkan diriku aku akan menghadapi hari-hari yang membosankan selama seminggu. Setelah itu, aku akan menyingkir jauh-jauh. Aku akan pergi untuk menyenangkan diri!"

"Setelah engkau menemui mereka, aku takkan melarangmu untuk melakukan segala yang engkau sukai," Ratu tersenyum puas, "Mulai besok, engkau tidak boleh meninggalkan Istana. Besok pagi, Xiumin, anak tertua keluarga Kim Horthrouth, akan datang. Berikutnya adiknya hingga semua genap tujuh gadis."

"Seminggu gadis yang membosankan."

"Tujuh gadis cantik Park Evangellynn," Ratu membenarkan, "Mereka akan menjadi seminggu gadis yang menarik bagimu."

"Seminggu yang menjemukan. Seminggu gadis yang memuakkan," kata Pangeran tegas. Kemudian Pangeran meninggalkan Maiden Room dengan suara bantingan pintu yang keras.

Ratu hanya menghela nafasnya.

Apa yang dapat ia lakukan untuk merubah ketetapan hati putranya?

Tanpa membuang waktu sedikitpun, Ratu bergegas memanggil prajurit untuk segera mengirim kabar kepada keluarga Kim Horthrouth.

.


.

"Apa yang dikatakan prajurit itu, Papa?" tanya para gadis serempak.

Earl Kim Horthrouth kewalahan menghadapi putri-putrinya yang mengerumuni dengan sinar mata penuh keingintahuan.

"Kalian duduklah diam," kata Countess Taeyeon, "Biarkan ayah kalian duduk dan menceritakan apa yang dikatakan prajurit itu."

"Baik, Mama," sahut mereka bersama-sama. Mereka duduk di sofa panjang dan menatap serius Earl.

Earl memandang putrinya satu per satu. Mereka sudah tidak sabar menanti apa yang dikatakannya.

"Prajurit itu diutus Ratu untuk mengatakan bahwa Pangeran telah setuju untuk menemui kalian masing-masing."

"Benarkah itu, Papa?" sahut mereka.

"Aku tidak berbohong."

Gadis-gadis itu sibuk berbicara satu sama lain.

"Pangeran akan menemui kita," kata Krsytal.

"Apakah ia akan jatuh cinta pada seorang dari kita?" tanya Tao.

"Siapakah di antara kita yang akan dicintainya?" Luhan turut bertanya.

"Oh, apakah yang harus kulakukan?" sahut Xiumin, "Besok aku yang pertama kali akan menemui Pangeran. Aku harus mengenakan gaun apa? Apakah aku akan menarik perhatian Pangeran?"

"Kalian semua pasti menarik perhatian Pangeran," Countess Taeyeon membesarkan hati mereka. "Kalian putri-putriku yang cantik. Kalian semua mendapat kesempatan untuk menjadi istri Pangeran."

"Aku tidak sabar menanti besok, Mama," kata Xiumin.

"Kalian semua harus bersabar. Kalian akan mendapat giliran," Earl menyambung, "Setiap hari aku akan mengantar seorang dari kalian semua ke Istana hingga hari ketujuh."

"Aku harus mempersiapkan diriku sekarang, Mama. Besok aku harus tampil cantik," rujuk Xiumin.

"Tentu, Xiumin. Kalian harus tampil cantik dan anggun di Istana sebab kalian akan bertemu dengan keluarga kerajaan."

"Aku akan mengenakan gaun merah muda yang minggu lalu baru kubeli. Oh… aku harus menyiapkan segalanya sekarang."

Xiumin bergegas meninggalkan keluarganya.

"Kami akan membantumu!" gadis lainnya mengikuti.

Earl menatap Countess. "Mereka semua sangat antusias menanti saat bertemu Pangeran."

"Sejak mengetahui Ratu ingin mempertemukan mereka semua dengan Pangeran, mereka dengan antusias menanti hari ini."

"Aku senang melihat mereka seantusias ini. Belum pernah mereka sangat ingin bertemu dengan seorang pria muda."

"Siapa yang tidak tertarik untuk bertemu dengan pria muda yang tampan, gagah dan akan menjadi seorang Raja?" tanya Countess. "Mereka belum pernah dipertemukan dengan pria yang lebih menarik daripada Pangeran. Selama ini tidak seorang pria pun yang dapat menarik perhatian mereka."

"Mereka terlalu pemilih," komentar Earl.

"Mereka hanya ingin memiliki suami yang sempurna menurut mereka. Engkau maupun aku tidak boleh mencegah keinginan mereka. Suatu saat nanti mereka akan menemukan pria yang ditakdirkan untuk mereka."

"Kurasa selama seminggu ini, kita semua akan direpotkan putri-putri kita," Earl tersenyum geli membayangkan apa yang akan terjadi selama seminggu ke depan.

Belum sampai satu hari Earl membayangkannya, semua yang dibayangkannya terjadi. Sepanjang hari itu para gadis ramai membicarakan pertemuan dengan Pangeran.

Setiap gadis mengatakan apa yang akan dikenakannya untuk menemui Pangeran. Mulai dari hiasan rambut hingga sepatu, mereka sebutkan. Mereka tidak sabar lagi menanti saat tiba giliran mereka. Hingga makan malam, pembicaraan para gadis itu tetap tidak berubah.

Earl dan Countess hanya tersenyum melihatnya. Pembicaraan para gadis itu seperti tidak akan pernah berakhir. Satu belum selesai, yang lain segera menyahut dan memberi komentar.

Mereka sibuk membayangkan apa yang akan dikatakan Pangeran pada mereka. Mereka menceritakan keinginan mereka bila bertemu Pangeran.

.


.

Masing-masing dari mereka akan memperoleh satu hari penuh berdua bersama Pangeran. Tidak seorangpun boleh menganggu mereka selama itu.

Ratu dengan para prajuritnya akan mencegah seorangpun yang ingin mengusik mereka. Ratu menginginkan selama sehari penuh Pangeran berdua dengan seorang di antara tujuh Pelangi Park Evangellynn yang terkenal akan kecantikan dan kecerdasannya itu.

Selama seminggu Pangeran akan dijauhkan dari sahabat-sahabatnya dan segala kesibukannya. Selama seminggu, Pangeran harus mengenal setiap Pelangi Park Evangellynn. Selama itu pula Pangeran harus menuruti segala keinginan para gadis.

Pangeran membayangkan hari-hari itu dengan penuh kengerian dan kemuakkan tetapi para gadis Kim Horthrouth membayangkannya dengan penuh antusias.

Keputusan Ratu, membuat Pangeran tidak dapat tidur sepanjang malam.

Dalam hatinya terus muncul perasaan muak dan enggan. Pangeran ingin pergi jauh menghindari semua gadis-gadis itu. Apapun sebutan mereka, Pangeran tidak tertarik.

.


Earl/Count atau Countess: Gelar Kebangsawanan, berada dua tingkat dibawah gelar Duke atau Duchess. Biasanya sapaan untuk gelar ini cukup disebut lord atau lady.


.

TBC

.

Haloooo~~~ Jangan benci sama aku karena aku malah bawa remake novel ya. Aku lagi suka sama yang berbau-bau kerajaan nih jadinya suka baca novel metropolitan seperti ini.

FF yang lain masih tetap lanjutt kok, tapi karena belum rampung aku akan publish kalau udah mateng yaa *dikira makanan udah mateng.

So, ada yang suka sama ceritanya? Kalau engga ya end sampai sini. Muehehe. Ada yang sudah pernah baca?

Ini bener-bener out of character banget deh pokoknya. Wkwkwk.

Wkwkwk, so reviewlah sebanyak-banyaknya biar dilanjutttt^^

Dan, review yang masuk bukan milikku, tetapi milik Sherls Astrella.

.