DISCLAIMER :
Vocaloid © Yamaha Corporation
Story © Selang Regulator
WARNING :
Typo(s) bertebaran, tidak terlalu menyangkut EYD atau KTT, AU, maybe, picisan, abal, alur tidak beratur, sudut pandang tidak jelas, gaje, beberapa figuran tanpa nama, dan lain-lain
Cerita ini adalah fiksi, baik nama tokoh, waktu, tempat, dan kejadian di dalamnya, sama sekali tak ada hubungan dengan kenyataan
Don't Like, Don't Read
SUMMARY :
Teror itu kembali lagi-memainkan permainan keji tanpa ampun. Hatsune Miku, seorang agen polisi dan Kevin Yohio, detektif swasta terkenal, adalah dua orang musuh bebuyutan yang 'terjebak' bersama dalam sebuah kasus-atau mereka yang menjadi seorang pemain dalam sebuah pemainan.
.
.
.
[[ -Permainan Kematian- ]]
.
.
.
Prolog
Aku tak ingin mati! Aku tidak akan menyerah!
Merli terbangun dari jatuhnya, ia berusaha lari dari kejaran orang yang selama ini menyiksanya. Kelelahan. Kehabisan nafas. Akhirnya ia berlutut. Tetesan darah mengalir dari telapak kakinya yang terluka.
Sinar matahari yang terik seakan membakar kulitnya. Dengan sisa kekuatan yang masih dimiliki, Merli kembali berlari dan harus bersembunyi. Jika pengejar itu menemukannya, ia akan langsung dibunuh. Permainan akan berakhir. Pria itu akan menang.
Pria itu tidak boleh menang! Pikiran Merli meneriakkan perintah-lari, sembunyi, ia harus hidup untuk melanjutkan permainan jahanam ini. Karena tak sanggup, ia terhuyung dan akhirnya jatuh lagi. Ia merasa lelah, seluruh ototnya terasa nyeri setelah menerima siksaan selama berminggu-minggu.
Suara deru motor sayup-sayup terdengar di telinga Merli. Segera pria itu akan mencoba melacaknya layaknya hewan. Pada awalnya Merli merasa bahwa pria itu menculiknya tapi kemudian melepaskannya. Tapi tidak butuh waktu lama-hanya masalah waktu-sebelum ia menyadari bahwa ia tak sepenuhnya bebas, ia hanya dijadikan hewan perburuan dari permainan yang dirancang pria itu.
Hari demi hari, ia terus dikejar, diburu, dan diajari cara mengikuti permainan ini. Ia tidak pernah tahu kapan waktu yang akan dipilih pria itu untuk membiarkan dirinya istirahat, ia dipaksa untuk selalu waspada, siap siaga, dan tak letih mengikuti permainan dari pria itu-yang seolah tidak akan pernah berakhir.
.
.
Bruno memarkirkan motornya, mengalungkan tali pengait di lehernya dan menyampirkan senapan di punggungnya. Merli tidak tahu bahwa hari ini ia akan mati. Ia akan menjadi korbannya yang kelima dalam permainan terbaru dengan perencanaan matang setelah sekin lama.
Setelah kematian sepupunya, Clara, pada tahun lalu, ia sadar bahwa ia telah kehilangan lawan sekaligus sahabat sejati. Lagi pula, Clara kalah dalam 'Permainan Kematian' yang mereka lakukan dengan kosenkuesinya dibayar dengan nyawa.
Kau pasti menyukai permainan baruku ini, sepupuku tersayang. Aku bahkan memilih korban wanita terbaik, dengan fisik yang kuat dan otak cerdas-lawan yang tangguh. Merli adalah pemegamg mendali perak Olimpiade untuk cabang lari jarak jauh.
Dalam permainan yang adil, wanita itu mungkin bisa memenangkan permainan dengan adil, tapi sejak kapan aku bermain dengan adil?
Bruno tersenyum pada dirinya sendiri dan seraya turun dari motor.
Aku akan datang menghampirimu. Lari. Sembunyi. Aku akan menemukanmu. Lalu, aku akan langsung membunuhmu.
Saat menerjang melalui semak-semak dan pepohonan, ia rindu saat-saat penuh ketegangan ketika mencabut nyawa manusia. Bruno dapat merasakan korban dari Pemainan Kematiannya hanya berjarak beberapa meter darinya. Menunggu kedatanganmu. Menunggu kematian datang menjemput.
.
.
Merli sadar jika pria itu memutuskan untuk membunuhnya, kemungkinan ia akan hidup nyaris nihil. Pria itu telah menjadikannya target. Ia bisa mendengar langkah kaki pria itu saat berjaln menerobos semak-semak.
Kau harus terus berlari, ujar Merli pada dirinya sendiri.
Sekalipun tidak sanggup berdiri, kau harus tetap berusaha. Jangan menyerah. Tidak sekarang.
Saat sudah kehabisan tenaga untuk terus bergerak, ia berhenti dibawah sebuah pohon besar dan rindang-dan menunggu.
Tetap bergerak!
Aku sangat lelah.
Sebentar lagi pria itu akan menemukanmu. Dan jika dia menemukan mu...
Tuhan, tolonglah aku. Kumohon, tolong aku.
"Merli..."
Tiba-tiba, entah dari mana, pria itu memanggil namanya. Saat ia berusaha lari menjauh, seseorang telah menyergap dari semak-semak disampingnya. Cahaya matahari yang menerpa moncong senapa dari sela-sela rimbunya pepohonan.
"Permainan berakhir," tegas pria itu.
Pria itu tidak pernah mengatakan hal itu sebelumnya, pikir Merli.
Napas Merli terasa berat, ia menoleh dan menatap pria itu tepat di matanya. "Jika kau akan membunuhku, Bajingan, maka lakukanlah!"
"Ada apa, Merli, apakah kau lelah dengan permainn kecil kita?"
"Permainan? Hanya itu arti semua ini untukmu, kan? Kau orang gila. Yang kau mainkan adalah hidupku, sialan,"
"Benar. Dan akulah yang memegang kendali akan hidup dan mati...hidup dan matimu...ada di tanganku,"
Senyuman dingin dan penuh percaya diri pria itu membuatnya menggigil.
"Kenapa aku?"
"Karena kau adalah korban yang sempurna,"
"Aku tidak mengerti,"
"Kau tidak perlu mengerti. Yang harus kau mengerti kau akan segera mati,"
Merli menelan ludahnya dengan susah payah. Pria itu benar-benar akan membunuhnya kali ini. Gelombang ketakutan menerpanya. "Lakukan, Berengsek, Lakukanlah!"
Dor!
Tembakan pertama mengenai kaki kanannya. Sakit. Menyiksa. Merli menjerit seraya terjatuh menghantam permukaan tanah, memegang pahanya yang berdarah.
Dor!
Kemudian tembakan kedua menembus bahunya.
Ia menatap pria itu dengan mata perih dan berlinangan air mata, menunggu tembakan ketiga.
Tidak terjadi apa-apa.
"Akhirilah," teriaknya. "Tolong, kumohon..."
Dor!
Tembakan ketiga melukai dadanya, namun tidak tepat di jantung.
Rasa sakit yang menjalar diseluruh tubuh membuat dirinya tidak bisa berdaya lagi. Hanya sosok tubuh yang lemas terkulai diatas tanah. Tak lama ia dapat merasakan moncong senapan menekan kepala bagian belakangnya, ia menutup mata dan berdoa agar semua ini segera berakhir.
Dor!
Tembakan keempat dan yang terakhir menjawab doanya.
.
.
.
To be continue...
.
.
.
*Curahan Author
Keasikan baca novel karangan Baverly Barton =w= jadi bikin cerita kek lama sebenarnya saya pengen membuat cerita Roman-Sus(?)/singakatan apaan tuh? (-.-ll)/apalagi suda baca banyak cerita novel terjemahan -w- dan chara nya sekarang Miku-Yohio, agak aneh ya? Tapi saya suka mereka \\^~^/ *dor!*
Dan gara-gara ini 2 cerita saya yang sebelumnya kagak kelar-kelar. SUMIMASEN! Maaf bagi para pembaca yang menunggu kelanjutan cerita tersebut tapi kagak lanjut-lanjut, maaf yaa ,_, /siapa juga yang mau baca ceritamu itu?/ Mouu~ Hidoii~ T^T *dihajar masa*
Mohon beri oleh-oleh seperti Gantungan Kunci Favs, Follows Manis, Reviews Renyah yang ditaburi Bumbu Kritik dan Saran dari Anda!
Terimakasih telah membaca cerita Selang Regulator.
- 「When's the next time you'll come back?」-
