Disclaimer : Masashi kishimoto

Pairing : SasuHina


Kulihat teman-teman disekelilingku. Terasa sangat asing sekali, aku melihat beberapa temanku saat masih berada di SMP Konohagakure. Mereka terlihat bercanda satu samalain dengan wajah yang ceria. Diam-diam aku pun iri pada mereka yang bisa dengan mudah bergaul tanpa kendala.

Namaku Sasuke Uchiha, dan aku baru saja menjalani masa pra-MOS yang tanpa kuduga akan berjalan selama seminggu penuh dan itu artinya aku hanya punya seminggu untuk liburan.

Liburanku sangat membosankan mengingat tanganku yang patah saat mencoba untuk bermain bola sebulan yang lalu setelah kelulusan SMP sehingga hari ini aku masuk kedalam sekolah dengan tangan yang patah dan itu artinya sekarang aku menggendong tanganku.

"Berdiri kalian" Suruh seseorang dengan rambut coklat keemasan dan postur tubuh yang agak pendek. Mungkin lebih pendekan dia daripada aku.

Aku pun berdiri dengan malas dan membiarkan para senior-seniorku menggeledah kelengkapan atribut kami, mulai dari sepatu hitam, sabuk hitam, dan kaos kaki putih. Aku sih tenang-tenang aja, sebab jujur saja, aku tidak berminat untuk menjadi langganan BP itu akan menjadi hal yang merepotkan bagiku.

"Sudahlah, kalian boleh duduk" Kata cewek tadi. Secara serentak kami pun duduk dan mendesah lega karena tidak ada apapun dariku yang tertangkap dan tersita oleh para OSIS nista ini.

"Baiklah, selanjutnya akan saya bicarakan tentang tata tertib sekolah ini bla bla bla " Ucapan ketua OSIS tadi berlalu bagai angin lalu di telingaku. Tanpa ada perubahan yang berarti, begitu juga dengan siswa yang lain yang sepertinya lebih sibuk bicara, atau baca sms. Aku hanya mendecak kesal melihat mereka semua tertawa innocent itu.

"Sekarang, akan kami hitung dari satu sampai lima belas untuk mencari kelas kalian masing-masing. Bila ada yang belum menemukan kelasnya sampai hitungan kelima belas, bisa temui saya"

What...! Hitungan kelima belas. Apa para senior gila ini tidak melihat abhwa juniornya ini sedang luka berat sampai-sampai harus menggendong tangannya.

"SATU"

Tidak ada waktu buat berpikir, aku langsung berlari keluar dari aula dengan perasaan yang sangat takut, takut kalau terjadi apa-apa dengan tanganku yang masih belum sembuh total.

"DUA"

Setelah aku keluar dari aula, langsung kuserbu papan pengumuman yang menuliskan nama-nama siswa X-1, tapi setelah suasana benar-benar ramai aku meninggalkannya dan hanya melihatnya dari kejauhan.

"TIGA"

Dengan perasaan panik aku berlari kearah kelas X-7 yang masih sepi karena semua siswa sedang memeriksa kelas lain.

Tidak ada

"SEMBILAN"

"Shit" Umpatku tanpa sadar sebelum aku akhirnya menemukan namaku tercetak pada papan pengumuman kelas X-5. Aku pun masuk dan duduk dibangku paling depan sebelah kanan, dekat dengan pintu.

"Yo, Sasuke" Sapa seseorang dengan tato taring merah di pipinya, aku menolehkan kepalaku kearah pemuda berambut coklat jabrik yang sekarang sedang nyengir tersebut. Dan aku pun tersenyum kecil melihatnya.

Inuzuka Kiba, temanku kursus saat SMP dulu. Tak kusangka dia akan sekolah disini juga, pasalnya rumahnya kebetulan sangat jauh dari sini. Kursus itu aku dapatkan secara cuma-cuma setelah aku berhasil meraih nilai sempurna saat dites oleh lembaganya sehingga aku bisa ikut kursus disana selama setahun. Tapi itu juga sia-sia karena aku tidak pernah ikut kursus.

"Selamat pagi, adik-adik" Sapa seseorang dengan rambut biru dan mata orange yang sangat manis. Ditambah dengan wajah dan aksesoris bunga miliknya itu semakin mempercantik penampilannya.

"Perkenalkan, namaku Konan. Panggil saya dengan sebutan senpai" Kata cewek tadi sambil tersenyum manis kearah kami semua.

Lalu masuk juga seseorang, kali ini adalah cowok berambut putih pucat yang dengan senyum coolnya sudah mampu membius semua siswi yang ada disitu.

"Namaku Hidan, panggil saya dengan sebutan senpai" Kata cowok yang bernama Hidan tersebut.

"Baiklah, sekarang bentuk kursi itu menjadi huruf U dan sapu yang bersih. Saya hitung sampai lima" Perintah Konan dengan suara lantang.

Semuanya langsung bersigam menyusun huruf U dari barisan-barisan tersebut dan beberapa malah sudah dengan sukses menyapu lantai dari belakang. Sedangkan aku, aku hanya berdiam diri dengan tanganku yang patah dan hanya mempu menatap mereka yang sedang bekerja.

"Sekarang, perkenalkan diri kalian. Mulai dari kau" Tak kuduga Konan-senpai menunjukkan jari telunjuknya tepat di depan hidungku.

Aku pun berdiri dan berjalan menuju kedepan kelas.

"Namaku Uchiha Sasuke. Dari SMP Konohagakure" Kataku memperkenalkan diri. Ketika sudah kurasa cukup aku pun beranjak duduk kembali di tempat dudukku.

"Hei...! Belum selesai" Kata Konan senpai sambil menarik kerah milikku sehingga memaksa aku berhenti mendadak.

"Apakah ada pertanyaan ?" Tanya Konan-senpai seolah menawarkanku pada para gadis yang masih malu-malu kucing didepanku.

"Gak ada kan. Udah ya, lepasin, kecekek nih" Kataku dengan cukup sopan pada Konan-senpai. Konan-senpai hanya tersenyum kearahku dan melepaskan cengkraman miliknya.

"Selanjutnya, kamu" Kata Konan-senpai sambil menunjuk seorang bocah pirang yang sedang nyengir innocent kearahnya.

"Hehe...! Aku gak maju ya, malu" Kata cowok tersebut. Namanya Naruto, Uzumaki Naruto. Dia merupakan teman satu sekolahanku dan dia ini sangat berisik sekali.

"Didepan, masak cowok malu gitu sih. Ayo donk, yang semangat" Kata Konan-senpai sambil menarik tangan Naruto. Didepan Naruto hanya cengar-cengir gaje sambil terus menatap teman-temannya.

"Namaku Uzumaki Naruto, aku dari SMP Konohagakure" Kata Naruto memperkenalkan diri dan langsung berlari menuju tempat duduknya tanpa bisa dicegah. Konan-senpai hanya bisa menghela nafas pelan sambil mengelus dada.

"Baiklah, selanjutnya" Panggilnya.

"Kembalikan...!" Teriak seorang bertubuh gemuk sambil memiting kepala Kiba yang sepertinya sedang tersenyum jahil.

"Hei...! Hei...! Ada apa ini ?" Tanya Konan-senpai menghampiri mereka yang duduk disebelah Naruto yang sedang memperhatikan mereka.

"Cepat kalian perkenalkan diri kalian" Kali ini perempatan sukses nongol di dahi Konan-senpai sehingga semuanya menjadi takut dan diam semuanya.

-0-

"Baiklah, sekarang kita akan lakukan..." Belum sempat Konan-senpai melanjutkan kata-katanya seseorang dengan pengeras suara telah memotong suaranya terlebih dahulu.

"Perhatian...! Bagi para siswa baru harap segera berkumpul untuk apel, sekali lagi, bagi para siswa baru harap berkumpul untuk apel" Kata pengeras suara tersebut.

"Baiklah, mungkin itu saja untuk hari ini, semoga besok kalian jadi fresh ya. Besok kalian harus bawa bawang yang dibungkus dengan kertas warna coklat dan dikalungkan di leher" Kata Konan-senpai.

"Baik senpai" Kata kami serentak.

-0-

"Tou-chan ini mana sih ?" Keluhku ketika melihat ayahku yang biasanya mengantarkanku ke sekolah belum datang juga. Aku datang dan pergi diantar jemput, yah...! Aku belum bisa membawa sepeda motor sendiri. Kau sudah tahu sendiri kan kalau lenganku patah.

"Maaf ya, pasti udah menunggu lama. Ayah ada tugas penting" Kata ayahku begitu datang dan langsung menyiapkan motornya. Aku hanya tersenyum kecil.

"Tak apa-apa" Kataku sambil naik keatas motor di boncengan ayahku.

-0-

"Gawat...! Sudah terlambat. Aku berangkat ayah" Kataku sambil berlari menuju kumpulan anak yang sepertinya sedang melakukan apel dan langsung berbaris disebuah barisan yang berada pada bagian paling kiri. Sepertinya ini adalah bagiannya anak-anak yang terlambat, dan aku masuk diantara mereka.

"Ini adalah contoh tidak baik. Terlambat masuk sekolah. Tolong barisan paling kiri diarahkan untuk maju kedepan" Kata seorang berambut pirang berkucir dua dengan sebuah tanda lahir di dahinya. Sepertinya dia merupakan kepala sekolah.

Kami sebarisan pun langsung mematuhi perintah tersebut dan dibawa kedepan barisan. Kulihat Kiba yang sekarang menjadi pemimpin kompi sedang nyengir innocent kearahku.

"Hehe...! Kau bisa terlambat juga ya ?" Tanya seorang berambut duren yang sedang berdiri di belakangku.

"Naruto" Kataku pada sosok yang sekarang sedang nyengir innocent tersebut.

"Ini adalah contoh yang tidak patut ditiru. Jadi sekarang, bawa mereka untuk dididik dan dilatih keluar sekolah" Kata Kepala sekolah. Semua siswa memandangi barisan kami dengan bermacam-macam tatapan. Ada yang menatap dengan takut, ada yang menatap dengan tatapan -rasain lo-, ada yang menetap kasihan. Kayak tahu campur dech pokoknya.

"Semuanya, siaap graak" Kata seseorang dengan rambut merah yang tergerai lurus kebawah di depan barisanku menyiapkan dan memandu kami keluar sekolah.

"Kalian tunggu sini dulu ya" Kata cewek tersebut. Cewek yang kuketahui bernama Karin tersebut segera memasuki sebuah bangunan yang bertuliskan 'Anbu Konoha' didepannya.

"Hei...! Ayolah, masak baru terlambat sekali harus berurusan dengan Anbu sih. Yang benar saja" Keluh Naruto. Aku pun hanya diam saja, daripada hukumanku ditambah gara-gara aku kebanyakan mengeluh, lebih baik diam saja. Tak lama kemudian Karin-senpai kembali dari markas anbu tersebut dan menggiring kami memasuki markas besar tersebut.

Markas itu di penuhi oleh orang-orang bertopeng, ada yang bertopeng kucing, bertopeng burung dll. Mungkin mereka merasa malu dengan wajah mereka sampai-sampai kemana-mana memakai topeng.

Ternyata kekhawatiran semua siswa tidak ada gunanya karena di markas besar tentara Konoha itu, kami hanya di nasehati agar tidak terlambat lagi. Huh...! Kalau cuma untuk itu, mengapa harus sampai ke markas anbu sih.

-0-

"Kau tadi kemana saja ?" Tanya Kiba yang saat ini sudah duduk di aula dan berdesak-desakan dengan tigaratus siswa lainnya.

"Aku tadi dibawa ke markas anbu" Keluh Naruto yang memang saat itu sedang bersamaku. Perhatianku lebih terarahkan pada sekumpulan remaja berseragam merah yang asyik berkoar-koar didepan mempromosikan sejenis kartu GSM yang sepertinya menjadi sponsor sekolah ini. Aku pun duduk dan memperhatikan mereka yang sedang bersemangat untuk mempromosikan.

"Kalian tahu kartu three, itu berasal dari negera Qatar" Begitulah kira-kira mereka dengan sangat cakepnya menjadi seorang sponsor dan sepertinya mereka akan membagi-bagikan kartu perdana. Tentu saja aku harus ikut andil untuk mendapatkan kartu perdana tersebut.

"Sekarang, kalian boleh kembali kekelas masing-masing untuk istirahat" Kata kakak berseragam merah itu.

"Tunggu sebentar...! Sebelum itu, kami akan membagikan wali kelas untuk kalian. Sekarang semuanya harap berbaris dengan rapi dan maskot berada di depan" Kata kepala sekolah yang saat itu bernama Tsunade-sama asyik berkoar-koar didepan didepan. Seseorang dengan rambut perak dan masker yang setia menutupi wajahnya menghampiri barisan kelas kami. Dia pun nyengir innocent sambil menggaruk-garuk kepalanya yang sepertinya tidak gatal.

"Namaku Kakashi. Panggil aku dengan sebutan sensei, aku adalah wali kelas kalian" Kata orang yang ternyata adalah wali kelas kami yang bernama Kakashi-sensei sambil tak henti-hentinya menampakkan senyum innocent khas darinya.

"Baiklah, apakah ada yang absen hari ini ?" Tanya Kakashi-sensei sambil pasang wajah tak niat.

"Gak ada, sensei" Seru hampir semuanya dari kami. Kukatakan hampir karena aku memang tidak punya niat untuk menjawab pertanyaan gak mutu macam itu.

"Hmmm...! Baiklah" Kata Kakashi-sensei sambil tersenyum kearah kami semua dan berjalan meninggalkan kami semua. Kami pun meninggalkan aula dan berjalan menuju kelas kami.

-0-

"Ayo...! Buka bekal kalian" Kata Konan-senpai. Hari itu kami memang disuruh untuk membawa bekal agar tidak kelaparan saat pulang nanti. Aku pun membuka bekalku dan memulai menyantapnya. Konan-senpai pun menuliskan beberapa potong kata di papan tulis. Kucoba untuk memperhatikan tulisan Konan-senpai yang sangat rapi itu dan membacanya dari awal sampai akhir. Bisa kusimpulkan kalau tulisan itu merupakan sebuah lirik lagu untuk yel-yel gugus kita. Dan itu bukanlah urusanku.

"Besok, kalian masih bawa bawang ya. Dan juga, besok jangan lupa pakai baju olahraga, besok akan ada outbond" Kata Konan-senpai sambil terus menulis lirik lagu tersebut.

Outbond ? Gila...! Apa aku harus ikut outbond dengan tanganku yang patah ini. Bisa semakin parah nih tanganku.

"Konan-senpai, apakah anda sudah beritahu kalau kelas ini akan di pindah ?" Tanya Karin-senpai yang sekarang sedang masuk dan menghampiri Konan-senpai untuk memberitahukan kepindahan kelas.

"Belum. Memang akan pindah dikelas berapa ?" Tanya Konan-senpai dengan wajah cemas. Apa-apaan dengan wajah cemas itu, mengapa Konan-senpai terlihat cemas.

"Cepat, push-up 10 kali" Ugh...! Ucapan Karin-senpai benar-benar sangat kejam. Mengapa seorang cewek harus push-up gara-gara tidak mengetahui perihal pindah kelas. Apakah sekolah disini itu sedisiplin ini ?

"Sekarang, kalian cepat pindah ke kelas X-7" Kata Karin-senpai sambil mengisyaratkan pada kami untuk mengikutinya. Kami pun mengikutinya sebelum sempat menyelesaikan urusan kami dengan bekal kami. Sangat menyebalkan...!

-0-

Rabu pagi, aku dengan malas-malasan mendorong selimutku dan menengok jam dinding yang masih bertengger dengan rapinya didepan ranjangku yang menunjukkan pukul 04.30. Aku selalu terbangun tepat saat iqamah azan shubuh sehingga aku tidak punya cukup kesempatan untuk shalat berjama'ah shubuh.

Aku melangkahkan kakiku menuju dapur tempat kamar mandiku berada. Disana masih terdapat Kaa-chan yang biasanya sudah sedari pukul setengah empat sudah mulai memasakkan soto untuk dijual di warung depan kami.

Aku pun memasuki kamar mandiku tanpa membawa handuk karena memang biasanya aku mandi tanpa menggunakan handuk dan keluar dalam keadaan basah kuyup.

Sreet...!

"Sasuke...!" Kudengar teriakan Tou-chan yang mengiringi suara deritan pintu yang digeser.

"Yaa...! Aku sedang mandi" Teriakanku menggema dalam kamar mandi yang sudah kututup tersebut. Tak lama kemudian terdengarlah suara deburan air yang menandakan kalau aku memang sedang mandi.

Seperti biasa, sehabis mandi aku langsung berpakaian dan melaksanakan rutinitas sehari-hari milikku, menyapu.

Dan sehabis menyapu yang terkadang juga kurang bersih, aku langsung nongkrong didepan televisi sambil menanti lauk yang akan kubuat sarapan. Dan bila lauk sudah siap, aku akan berangkat bersama Tou-chan saat berangkat sekolah. Begitulah kegiatan rutinku saat pagi, benar-benar kegiatan yang sangat biasa bukan ?

"Gimana, sekolahnya enak kan ?" Tanya Tou-chan membuka percakapan denganku. Aku hanya tersenyum kecil sambil menjawab kalau teman-temanku semuanya baik-baik saja. Tou-chan hanya tersenyum mendengar ceritaku saat aku terlambat dan dijemur di markas anbu.

"Tou-chan, aku berangkat" Kataku sambil mencium tangan ayahku ketika aku telah sampai didepan gerbang sekolahku. Aku pun berlari-lari menuju kelas terbaruku yang berad dilantai dua dan kulihat Konan-senpai dan Hidan-senpai sudah stand by disana. Mereka hanya tersenyum padaku saat aku mulai memasuki kelas dan duduk tenang didaerah paling depan. Hanya dalam tiga hari saja, aku bisa langsung mengenal semua temanku. Yang laki-laki saja sih, kalau yang perempuan, aku masih males untuk kenalan dengan mereka.

"Baiklah, outbond ini akan dilaksanakan mulai pukul delapan. Kumpulkan dulu nyawa kalian" Kata Hidan-senpai sambil menyunggingkan evilsmirk yang membuat kami semua meneguk ludah secara serentak.

"Baiklah, untuk memanfaatkan waktu, kali ini kita akan mencoba untuk menyanyikan yel-yel kita" Kata Konan-senpai sambil mengatur barisan. Kiba dan juga seorang gadis berambut pink menduduki posisi depan. Aku yang duduk disebelah Kiba berulangkali mendengar keluhannya tentang dia yang dengn suksesnya menjadi ketua gugus saat MOS ini dan juga gadis pink itu, entah siapa namanya yang menjadi wakilnya.

"Kalian siap ya" Koar Konan-senpai dengan sangat semangat sehingga jadilah saat itu kami latihan nonstop selama satu jam.

-0-

"Huft...! Lelahnya" Keluh Naruto begitu telah sampai dikelas, aku hanya tersenyum mendengar keluhan Naruto yang memang kelihatan sangat lelah setelah melakukan outbond.

Outbond kali ini memang seru, tapi sayang aku hanya bisa melihat mereka bermain sambil duduk karena tanganku yang patah. Itu bukan menjadi masalah sih karena aku memang tidak menyukai hal yang berbau fisik.

"Assalamualaikum" Salam seseorang dengan rambut ungu yang diikat keatas dengan wajah yang lumayan galak. Dia membawa dua orang dibelakangnya, satu orang cowok dan satu orang cewek. Cewek berambut indigo itu terlihat tidak malu sedikit pun dan hanya berdiri didepan kelas. Sedangkan si cowok berambut coklat jabrik didepan itu malah gak punya rasa malu sama sekali, dia malah dengan santainya ngobrol dengan Kiba dan Chouji.

"Ini adalah teman baru kalian, silahkan perkenalkan diri kalian" Kata guru itu tanpa mengubah ekspresi wajahnya menjadi agak menyenangkan sedikit.

"Namaku Hyuuga Hinata" Hampir seluruh siswa langsung tertawa terbahak-bahak. Bukan karena nama anak tersebut lucu, tapi karena suaranya sangat lucu. Suaranya tinggi melengking seperti anak TK yang sedang minta permen. Diantara para siswa, hanya aku seorang yang tidak tertawa.

"Namaku Sarutobi Konohamaru" Kata si cowok dengan gaya sok cool, padahal kelihatan dari wajahnya kalau dia itu biang omong.

"Baiklah, sekarang kalian berdua bersalam-salamlah dengan teman baru kalian" Kata Konan-senpai memerintah para siswanya untuk bersalam-salaman. Aku sih masih seperti biasa, gak ada yang berubah dalam hidupku. Karena aku merupakan orang yang super cuek.

-0-

Kubuka mataku saat hari Senin pagi, dengan malas aku beringsut dari tempat tidurku. Saat ini aku sedang malas ngapa-ngapain, kalian tahu kenapa ? Sebab hari ini adalah hari pertama aku menjalani MOS setelah aku menjalani pra MOS selama seminggu dan hari ini aku harus membawa benda-benda aneh hasil racikan para senior gila. Mengapa aku katakan gila ? Karena mereka menyuruhku membawa tas dari karung goni mirip seperti para gelandangan yang biasa duduk di pinggir jalan. Gimana gak gila coba ? Masak seorang anak sekolahan harus membawa tas yang gak mutu seperti itu, topi karton berbentuk tabung yang dilapisi daun pisang. Ikan asin sepanjang tiga inchi, benar-benar hari yang merepotkan.

Dan kalian tahu apa yang lebih merepotkan ? Aku haru membuat itu semua dengan satu tangan, bisa kalian bayangkan parahnya coba.

Hari itu tidak seperti biasanya. Aku merasa sangat pusing sekali sampai-sampai aku tidak bisa berdiri dengan tegak.

Tapi, biarlah semuanya bejalan dengan lancar sehingga sepeti sekarang lah, aku terbaring di ruang UKS ditemani dengan para senior yang asyik bercanda. Aku gak tahu kalau para senior akan jadi se-menyenangkan ini bila sedang tidak ada junior, benar-benar menyebalkan.

Hari itu tidak berlangsung istimewa, hanya berbaring diranjang UKS dan mendengarkan cerita membosankan dari para senior.

-0-

Selasa dan Rabu aku hanya tiduran di rumah dan itu sangat membosankan sekali. Dan sekarang, aku resmi melepas gendongan tanganku. Agak sedikit sakit sih. Tapi gak papalah

TBC


Ini adalah fic kesembilan author. Disini author akan mengutamakan pada Hurt/Comfort. Fic ini merupakan kisah nyata yang author alami saat pertama kali masuk SMA. Disini saya berorientasi pada Hurt/Comfort karena cerita cinta author memang sangat menyedihkan. Tapi, beginilah hidup hehe

Reviewww...!