A-tan bikin fic baruu.. XD

Kali ini judulnya "My Lovely Leader"

cerita tentang sebuah perasaan yang terlarang, karena ditujukan ke orang yang nggak tepat..

Oke, Let's go!


.

.

Gakuen Alice © Tachibana Higuchi

My Lovely Leader © Athena Phantomhive

Warning: OOC, Typo, AU, dll

.

.

Athena Phantomhive Present

My Lovely Leader

.

.

Chapter 1

Maitsuki

.

.

Pagi yang cerah. Sinar matahari membangunkanku dari alam mimpi. Aku sedikit kesal, karena aku sedang bermimpi indah. Kebiasaan burukku saat pagi hari, aku selalu terdiam sebentar memperhatikan sekeliling ruangan kamarku sebelum bangkit dan mulai beraktivitas. Kutatap kamarku yang boleh bilang cukup mewah. Dekorasi berwarna orange ada diseluruh kamarku. Aku segera melangkahkan kakiku ke kamar mandi. Setelah 15 menit disana, aku segera memakai seragam sekolahku, seragam Alice Academy. Seragam berupa blazer dan rok biru kotak-kotak kini telah melekat di tubuhku. Rambut brunette ku hanya kugerai biasa, untuk hiasan, aku menambahkan jepit bintang berwarna biru dengan gambar sayap kecil berwarna perak ditengahnya. Japt rambut itu bagaikan ciri khasku. Setiap hari aku selalu memakainya. Bahkan sewaktu aku tidak memakai jepit itu, sahabatku berkata "Kamu bukan Mikan, Mikan selalu memakai jepit bintang berwarna biru,". Setelah selesai bercermin dan memastikan kalau tidak ada yang salah dengan penampilanku, aku segera turun ke bawah untuk sarapan.

Oh, maaf, aku lupa memperkenalkan diri. Namaku Mikan, Mikan Sakura. Umurku 14 dan aku duduk di kelas 2B Junior High Division Alice Academy. Aku anak bungsu dari 2 bersaudara. Kakakku bernama Tsubasa Andou. Umurnya 24 tahun. Ia menikah dengan teman kecilnya, Misaki Harada, atau sekarang bisa dipanggil Misaki Andou. Mungkin ada yang bertanya, kenapa nama keluargaku berbeda dengan nama keluarga kakakku? Jawabannya, karena Sakura adalah nama keluarga ibuku sebelum menikah. Orangtuaku meninggal dalam sebuah kecelakaan saat aku berusia 5 tahun. Aku diambil oleh keluarga ibuku sementara Tsubasa-nii diambil oleh keluarga ayah. Saat aku berusia 10 tahun, Tsubasa-nii bekerja dan akhirnya mempunyai rumah sendiri, ia mengajakku untuk tinggal bersamanya agar tidak merepotkan kakekku. Namun aku tidak mau melepas nama keluarga dari kakekku. "Aku hanya mau merubah nama keluargaku lagi saat aku menikah nanti, dengan orang yang paling kucintai," itu alasan yang selalu kulontarkan pada Tsubasa-nii dan Misaki-nee. Mereka selalu memintaku untuk merubah nama keluargaku mengikuti mereka. Namun aku tetap teguh dengan pendirianku.

Oke, cukup tentangku. Sekarang aku sedang sarapan diruang makan bersama Tsubasa-nii dan Misaki-nee. Rumah mereka bisa dibilang lumayan (sangat) megah. Usaha yang dirintis Tsubasa-nii sangat sukses. Terbukti dari rumah ini, mobil yang berderet di garasi, sampai aku yang sekolah di Alice Academy.

Alice Academy, adalah sekolah yang sangat mewah. Terdiri dari bangunan untuk setiap Division, Central Town, bahkan ada hutan di dalam lingkungan sekolah. Sekolah ini diisi oleh anak-anak pengusaha yang sukses, anak pejabat, bahkan anak petinggi negeri, dan mereka semua memiliki kemampuan diatas rata-rata. Untuk mereka, ada kebanggaan sendiri jika bisa memasukan anaknya ke Alice Academy. Namun sekolah ini hanya mau menerima anak-anak yang memiliki kemampuan. Alice Academy tidak menerima sogokan untuk memasukan murid ke dalamnya. Syarat masuk ke sekolah ini sebenarnya cukup mudah. Hanya perlu melalui tes seperti sekolah sekolah lainnya. Nilai minimal disini cukup besar, karena itu tidak semua orang bisa bersekolah disini.

"Mikan-chan, cepat makannya, Tsubasa sudah mau berangkat," suara Misaki-nee mengejutkanku.

"Iya Nee-chan," terburu-buru aku menyelesaikan sarapanku dan berlari untuk berangkat bersama Tsubasa-nii yang sudah siap dengan mobilnya.

"Kuhitung sampai 10, kalau tidak siap kutingggal," terdengar suara Tsubasa-nii dari halaman depan.

"Huwaaa~ Nii-chan.. Tunggu!" aku segera memakai sepatuku dan berlari memasuki mobil Tsubasa-nii. Mobil itu segera melesat membawaku menuju Alice Academy.

Sesampainya kau di Academy, aku segera memasuki kelasku. Kelas 2B. Terlihat teman-temanku sedang berkumpul di meja Hotaru.

"Hotaru~" aku berlari memeluknya.

"Lepaskan aku, baka!" ia menembakku dengan senjata andalannya yang bernama Baka Gun.

"Mikan-chan, ohayou," sapa Anna dan Nonoko.

"Ohayou," senyumku.

.

My Lovely Leader

.

.

"Mikan-chan, jangan buru-buru!" tegur Nonoko.

"Nanti roti melonnya habis," aku berlari ke kantin saat istirahat siang. Aku terburu-buru karena hari ini aku ingin makan roti melon, yang cepat sekali habis saat istrahat siang.

Bruuuuk...

Aku menabrak seseorang yang berjalan di depanku. Aku mendongak untuk melihat siapa yang ada di depanku. Kulihat seorang pemuda bermata crimson dan berambut raven berdiri di hadapanku.

"Maaf Natsume, aku tidak melihatmu. Aku sedang buru-buru tadi. Aku ingin membeli roti melon untuk makan siang. Kau tau kan roti melon itu cepat habis. Karena itu aku buru-buru.. Bla..bla..bla.." aku mengungkapkan semua alasan.

"Iya..iya.. Cepat berdiri. Kalau mau ngomong, jangan sambil duduk," perintah Natsume. Aku segera berdiri dan membersihkan rokku.

"Yang tadi maaf.." ujarku lalu melihat jam. "Huwaaa.. Sudah jam segini? Roti melonnya sudah habis.."

"Baka!" Natsume berjalan menjauhiku yang masih terdiam memikirkan roti melon.

"Hei Polka!" aku mendengar Natsume memanggilku.

"Sudah kubilang berapa kali! Jangan panggil aku Polka!" jeritku saat ia melemparkan sesuatu padaku. Aku menangkapnya dan mataku terbelalak melihat apa yang ada di tanganku.

"Itu untukmu. Kau bilang ingin roti melon kan?" sahutnya lalu berjalan menjauhiku. "Jangan lupa nanti kita ada pemeriksaan ketertiban," Aku hanya bisa mematung di tempat. Setelah sadar, aku langsung berterima kasih padanya.

"Natsume! Arigatou!" seruku.

.

My Lovely Leader

.

.

Hotaru POV

"Jangan lupa nanti kita ada pemeriksaan ketertiban," ujar Natsume pada si baka Mikan. Berarti hari ini kami harus membolos jam pelajaran lagi untuk memeriksa seragam dan barang bawaan siswa-siswi Junior High Division.

Ya, aku, Mikan, dan Natsume merupakan anggota Maitsuki, organisasi siswa di Academy. Organisasi ini merupakan perantara antara guru dan murid Junior High Division Alice Academy. Maitsuki berarti bulan sebagai penerang, seperti anggota Maitsuki yang menjadi teladan. Organisasi ini beranggotakan 4 orang dan diketuai oleh Natsume Hyuuga. Seketarisnya adalah Ruka Nogi, pemuda berambut pirang yang selalu membawa kelinci kemana-mana. Disini aku menjabat sebagai bendahara. Tentu saja kalian dapat menebak apa jabatan Mikan kan?

Aku menjabat sebagai bendahara karena... yaah.. kalian pasti tau kan, aku paling pandai dalam soal untung dan rugi. Karena itu, aku langsung ditunjuk sebagai bendahara tanpa melalui voting. Aku sih senang senang saja, karena aku memang suka uang. Ruka Nogi ditunjuk sebagai seketaris karena sifatnya yang lembut. Selain itu dia juga rapi dan mudah mengingat. Semua hasil pekerjaaannya memuaskan.

Sekarang tentang ketua dan wakilnya. Mereka berdua bersaing sewaktu memperebutkan kursi ketua Maitsuki. Aku yakin beberapa dari kalian pasti bingung kenapa Mikan yang seorang anak yang bisa heboh dan sering mengacau itu bisa mendapat kesempatan menjadi calon ketua Maitsuki. Jawabannya, karena semua sifat Mikan yang kalian sebutkan diatas itu merupakan sifat lamanya sewaktu di Elementary Division. Sekarang sifatnya sangat berubah, walau sifat ceria itu tetap melekat di dirinya. Mikan yang sekarang tetap ceria, bersemangat, ramah pada semua, namun bisa membaca kondisi. Kalian pasti akan kaget melihat sikapnya saat memeriksa ketertiban atau saat rapat bersama guru. Sikapnya menjadi tenang, dewasa, dan berpikir kritis. Aku juga terkejut dengan perubahan sikapnya. Tapi aku tetap saja kagum dan salut akan perubahan sikapnya itu

"Hotaru.. Aku nggak jadi ke kantin deh.. Udah ada roti melonnya," ia segera membuka bungkusan roti melon yang diberikan Natsume.

"Terserah saja," aku tetap berjalan ke kantin bersama Ruka

"Kenapa nggak nemenin Mikan?" tanya Ruka padaku.

"Nggak usah. Dia bisa sendiri kok," ujarku singkat.

.

My Lovely Leader

.

.

Normal POV

Bel sekolah sudah berbunyi. Sekarang jam pelajaran sebelum jam bebas. Artinya sekarang saatnya pemeriksaan ketertiban. Para anggota Maitsuki berkumpul di ruangannya. Ruangan Maitsuki bisa dibilang terlalu mewah untuk organisasi itu. Ruangan besar itu terbagi menjadi 3 bagian. Satu bagian untuk ruang rapat, satu bagian untuk tempat penyimpanan dokumen dan hasil sitaan murid-murid, dan satu bagian lagi untuk tempat beristirahat anggota Maitsuki. Ruangan santai ini terdiri dari sofa putih dengan bantal-bantal yang empuk, TV flat yang menggantung di dinding. AC yang selalu menyala kalau anggota Maitsuki sedang di ruangan ini, kulkas penuh dengan makanan dan snack, dapur untuk memasak, dan kamar mandi. Di depan sofa-sofa besar yang berbentuk setengah lingkaran yang ada di tengah ruangan, ada kapet bulat yang lebar dan mengalasi "daerah nonton TV" di ruangan itu. Banyak bantal yang bertebaran di karpet itu. Sebuah tempat tidur berukuran king size terletak di pojok ruangan untuk beristirahat anggota Maitsuki.

Anggota Maitsuki lebih senang berada di ruangan ini saat jam bebas. Durasi 1 jam itu mereka habiskan untuk bersantai dan mengobrol di ruangan khusus mereka. Karena ruangan inilah, banyak siswa-siwi yang ingin menjadi anggota Maitsuki. Namun tentu saja, hanya yang terbaiklah yang bisa menjadi anggota.

Seorang gadis cantik dengan rambut brunette tergerai duduk di kursinya. Wajah malaikatnya berubah menjadi serius ketika sang ketua duduk di kursinya, menandakan sebentar lagi tugas mereka akan segera dimulai.

"Nah, semua sudah siap kan?" taanya Natsume, sang ketua, disambut anggukan dari anggota lain.

"Hari ini kita akan melakukan pemeriksaan ketertiban. Barang yang melanggar peraturan harus disita. Aku tekankan sekali lagi, jangan ragu walaupun itu teman kalian!" Natsume menegaskan sementara anggota Maitsuki yang lain hanya mengangguk.

Pemeriksaan ketertiban di Alice Academy hampir sama dengan sekolah lain. Barang-barang yang disita adalah peralatan kosmetik, perhiasan berlebihan, kaus kaki longgar atau berwarna lain selain warna hitam, kaus kaki yang terlalu pendek, dan senjata tajam. Handphone tidak disita karena benda tersebut memang diperbolehkan di sekolah ini. Cukup banyak anak yang melanggar, terutama anak perempuan yang membawa perlangkapan komestik dan perhiasan berlebihan. Barang-barang yang mewah akan dikembalikan setelah ditahan selama satu bulan di ruangan Maitsuki, sementara senjata tajam diberikan ke guru untuk ditindak lanjuti.

Ruka mencatat nama-nama anak yang melanggar sementara Hotaru membawa keranjang tempat barang sitaan dikumpulkan. Mikan memeriksa anak-anak perempuan sementara Natsume memeriksa anak laki-laki.

"Sakura.. Jangan sita kosmetikku," pinta seorang anak perempuan pada Mikan

"Maaf, ini tugasku.. Aku harus menyitanya," Mikan merasa tidak enak pada anak perempuan yang memelas di depannya.

Setelah tugas mereka selesai, anggota Maitsuki beristirahat di ruangan mereka. Mikan dan Hotaru duduk di sofa sambil menonton TV, Ruka memasak di dapur, sementara Natsume tidur di tempat tidur.

"Makanan siap," Ruka menyajikan makanan di meja makan. Hotaru segera pergi ke meja makan, sementara Mikan masih merapikan toples snack yang ia makan.

"Makan~" senang Mikan. Ia berlari ke meja makan. Tanpa ia sadari, kakinya tersandung toples makanan yang ia letakan sembarangan di atas karpet.

"Kyaaaaaa!"

"Hati-hati baka!" Natsume menangkap Mikan yang hampir terjatuh karena tersandung. Natsume melepasnya saat Mikan mendapatkan kembali keseimbangannya. Mikan merasa wajahnya blushing saat itu juga.

"Kanapa aku merasa deg-degan?" bingung Mikan. Namun pikiran itu segera ditepisnya. Ia menuju meja makan dan bergabung bersama yang lain.

.

My Lovely Leader

.

.

"Uwaaa~ kotak sarannya penuh," Mikan langsung berkomentar saat kotak saran dibuka. Sekarang sudah pulang sekolah, yang artinya saatnya anggota Maitsuki bekerja dengan kotak saran. Setiap pulang sekolah, anggota Maitsuki membuka kotak saran untuk menerima masukan dari murid-murid Junior Highr Division.

"Jangan terlalu berharap juga, biasanya cuma surat cinta kan," Hotaru menanggapi dengan dingin. Ya, anggota Maitsuki sangat terkenal di kalangan murid-murid Alice Academy. Hampir semua siswi mengincar Natsume dan Ruka, yang termasuk murid terpopuler disana. Apalagi dengan statusnya sebagai golongan elit Maitsuki, semakin banyaklah fans mereka. Sementara siswa Alice Academy mengincar Mikan dan Hotaru. Semua orang kenal dengan duo sahabat yang akrab ini. Mikan dengan wajah malaikatnya yang manis dan Hotaru dengan wajah dinginnya yang cantik. Melihat dua gadis ini, semua pria pasti langsung jatuh hati.

"Oke, ayo kita pilah," komando sang ketua cepat.

"Mikan.. Natsume.. Natsume.. Mikan.. Hotaru.. Hotaru.. Ruka.. Natsume.. Natsume.. Mikan.. Mikan.. Mikan.. Ruka.. Hotaru.. Ruka.. Mikan.. Natsume.. Natsume.. Natsume.. Natsume.. Mikan.. Ruka.. Ruka.. Hotaru.. Mikan.. Hotaru," Ruka membagi-bagi surat itu berdasarkan nama tujuan yang tertera di amplop. "Maitsuki.." ucapan Ruka terhenti pada sebuah surat beramplop putih dimana tertera nama "Maitsuki"

"Akhirnya ada yang benar-benar ngasih saran," senang Mikan melihat surat itu. Ruka segera membuka amplop surat yang sudah ditunggu-tunggu para anggota Maitsuki. Selama ini, hampir seluruh surat yang masuk ke kotak saran mereka hanyalah surat cinta untuk anggota Maitsuki. Karena itu, mereka senang ketika ada surat saran yang benar-benar dikirim demi kelancaran pekerjaan mereka.

'Yth. Maitsuki, saya ingin mengusulkan, agar saat pemeriksaan ketertiban, tidak usah menyita kosmetik. Kalau kosmetik disita, semua anak perempan tidak bisa berdandan. Kalau tidak bisa berdandan, kami semua tidak bisa tampil cantik di depan Natsume-kun dan Ruka-kun'

Surat yang mereka tunggu-tunggu ternyata hanyalah surat iseng dari siswi Junior High Division. Tentu saja anggota Matsuki yang sudah berharap menjadi kecewa. Mikan yang paling semangat jadi terdiam dan murung.

"Kukira benar-benar saran," Mikan tampak sedih.

"Jangan sedih polka, lain kali pasti benar-benar ada saran yang masuk," Natsume menepuk kepala Mikan lembut. Membuat wajah malaikat Mikan memerah seketika. Mikan sendiri bingung dengan perubahan warna wajahnya.

"Mikan, wajahmu merah. Kamu sakit?" tanya Ruka.

"Nggak," jawab Mikan singkat. Ia berusaha menyembunyikan wajah merahnya.

"Nah, karena hari ini nggak ada saran, sekarang boleh pulang," Natsume mengambil tasnya yang ia letakan di meja kerjanya.

"Aku minta dijemput dulu," Mikan mengambil HP dikantung rok birunya. Ia menekan beberapa nomor. Setelah beberapa saat terdengar nada sambung, telepon pun diangkat.

"Halo.." Seseorang di seberang mengangkat telepon.

"Nii-chan, aku sudah pulang," ujar Mikan cepat.

"Maaf Mikan, Nii-chan belum bisa jemput. Misaki juga masih sibuk. Kamu bisa pulang sama temanmu dulu?" suara Tsubasa terdengar sangat buru-buru. Suara dokumen-dokumen yang diprint juga terdengar di telepon Mikan.

"Yasudah. Nii-chan kerja saja dulu. Aku pulang sama Hotaru saja," Mikan segera mengerti keadaan kakaknya yang sibuk.

"Maaf ya, Mikan," Tsubasa menutup telepon.

"Nah, Hotaru, aku pulang sama kamu ya~" Mikan langsung memasang puppy eyes-nya ke arah Hotaru.

"Hari ini nggak bisa. Aku mau pergi belanja keperluan Maitsuki ama Ruka," Hotaru menjawab.

"Aku pulangnya gimanaaa?" bingung Mikan sambil tetap memasang puppy eyes-nya.

"Sama Natsume aja, dia bawa motor kok," saran Ruka.

"Natsume.." Mikan langsung menengok ke arah Natsume. Dan saat itu, Natsume sedang mengeluarkan kunci motor dari laci meja kerjanya.

"Hah? Kenapa?" tanya Natsume yang tidak mengikuti pembicaraan.

"Natsume, Mikan pulang sama kamu ya. Kakaknya nggak bisa jemput," jelas Ruka

"Ya sudah," Natsume langsung setuju.

Mikan mengikuti Natsume ke arah parkiran motor yang ada disamping gedung Junior High Division. Murid Alice Academy yang sudah berada di tingkat Junior High dan diatasnya memang sudah diperbolahkan membawa kendaraan bermotor. Mikan memperhatikan Natsume yang mengambil helm-nya dari rak tempat penyimpanan helm. Mereka berdua berjalan ke arah motor Natsume. Setelah Natsume memakai helm dan menyalakan motor, Mikan naik ke belakangnya. Motor itupun melaju perlahan keluar dari lingkungan Alice Academy.

"Natsume, rumahmu dimana?" tanya Mikan membuka pembicaraan.

"Kau tau perumahan besar disebelah Academy? Rumahku disitu," jawab Natsume.

"Kau pernah membonceng perempuan lain?" tanya Mikan lagi. Entah kenapa pertanyaan itu meluncur begitu saja dari mulutnya.

"Hn.." Natsume menjawab tidak jelas. Mereka pun kembali terdiam sampai akhirnya motor itu berhenti didepan rumah Mikan.

"Terimakasih ya," ujar Mikan. Natsume hanya mengangguk lalu pergi dari sana dengan motornya. Meninggalkan Mikan dengan wajah yang perlahan-lahan bersemu merah.

'Kenapa perasaanku jadi begini ya?' bingung Mikan dalam hatinya. Ia memutuskan untuk segera masuk ke dalam rumahnya dan melupakan apa yang ia rasakan.

.

My Lovely Leader

.

.

"Mikan, lihat itu," Nonoko menunjuk seorang perempuan yang bergelayut manja di lengan Natsume. Terlihat Natsume tersenyum dengan tingkah perempuan itu.

"Kenapa?" tanya Mikan.

"Lihat, dia kan Wakako Usami. Apa dia pacar Hyuuga yang baru ya? Hyuuga kan baru saja putus dari Sumire Shouda," Nonoko yang merupakan sumber informasi nomor dua dikelas Mikan mulai bercerita.

"Katanya sih Hyuuga sama Shouda putus gara-gara Shouda dekat sama Koko. Padahal Natsume sayang banget sama dia," Anna melanjutkan.

"Tapi Natsume langsung dekat lagi kan, sama Wakako?" Nonoko bertanya.

"Kalau nggak salah, dulu sih Hyuuga sama Wakako pacaran. Tapi tiba-tiba Shouda merebut Hyuuga. Akhirnya Hyuuga memutuskan Wakako dan pacaran dengan Shouda. Ternyata Shouda malah meninggalkan Hyuuga dan sekarang dekat dengan Koko. Nah, karena tau Hyuuga putus sama Shouda, akhirnya Wakako mau coba balikan sama Natsume," jelas Anna, yang merupakan sumber informasi nomor satu.

"Kayaknya sih Natsume sebentar lagi balikan sama Wakako," Nonoko menimpali.

Anna dan Nonoko terus bergosip tanpa mengetahui, sang brunette yang mereka ajak berbicara hanya menatap Natsume dan Wakako dengan pandangan yang sulit diartikan. Dalam hatinya, ia merasakan sesuatu. Sesuatu seperti pisau yang menyayat hatinya. Hatinya terasa sakit. Tapi Mikan tidak mengatahui kenapa hatinya bisa sakit saat melihat Natsume tersenyum dengan perempuan lain. Entah ia tidak menyadarinya, atau ia tidak mau mengakuinya..

.

My Lovely Leader

.

.

TO BE CONTINUE

.

.


A-tan : Kita mulai acara kita! "Meet and Greet the Star!" Hari ini bintang tamu kita adalah Mikan Sakura!

Mikan : Halo.. :)

A-tan : Nah, Mikan, gimana pendapatmu tentang fic ini?"

Mikan : Abal! Masa aku nggak boleh suka ama Natsume! *deathglae A-tan*

A-tan : Sabar.. sabar.. ini kan baru chapter 1..

Mikan : Ngomong-ngomong, gimana sama fic yang "Present for the Twins"?

A-tan : tetep dilanjutin kok.. cuma sementara A-tan nulis fic ini dulu.. A-tan nggak bakat bikin fic mystery.. T^T *pundung*

Mikan : Kalo misalnya gak bakat ngapain bikin?

A-tan : Yaa buat pengalaman..

Mikan : habis ini mau update fic yang mana dulu?

A-tan : Kayaknya sih fic ini dulu, satu chapter, baru "Present for the Twins" satu chapter..

Mikan : Trus kenapa disini aku ga boleh suka ama Natsume?

A-tan : Ya liat aja nanti.. kalo tau sekarang gak seru donk..

Mikan : Terserah deh *ngambek*

A-tan : yaaah.. dia ngambek.. yaudah deh, sampai sini dulu.. Review please!

.

.

.

*Athena Fostissian Phantomhive*