Summary :
Semua orang pasti mempunyainya, bukan? Masa lalu yang ingin dikubur dalam-dalam. Masa lalu dimana kau melakukan suatu kesalahan yang tak termaafkan. Apa yang akan kau lakukan jika suatu saat kau akan berhadapan dengan masa lalumu itu?
Disclaimer :
Semua tokoh - tokoh dalam fanfic ini kecuali tokoh buatan saya merupakan kepunyaan dari Shinohara Kenta-san
Chapter 1 : Misunderstanding
Pada suatu hari yang normal di sekolah, Bossun, Himeko, dan Switch sedang berjalan di lorong sekolah.
"Hari ini kau akan bertemu dengan orang yang sama sekali tidak kau duga. Begitu isi ramalanmu, Switch" kata Himeko, sedang membaca ramalan di sebuah majalah.
"Curang! Bagaimana mungkin ramalan Switch begitu bagus sementara ramalanku jelek?!" protes Bossun.
"Mana kutahu! Memangnya kau pikir aku yang membuat ramalannya?!" balas Himeko tak kalah sewot.
"Ramalan itu tidak dibuat secara ilmiah. Hasilnya tidak bisa terlalu dipercaya" kata Switch
"Kau tidak perlu terlalu terus terang begitu, Switch" kata Himeko.
"Oh iya. Katanya hari ini ada murid baru yang datang, loh! Tampaknya dia seangkatan kita" kata Bossun.
"Benarkah itu? Aku penasaran sekali seperti apa murid baru itu..." gumam Himeko.
"Murid baru itu tidak masuk ke kelas kita, tapi ke kelas 2B" kata Switch.
Tiba-tiba ada seorang gadis tak sengaja menabrak Himeko.
"Aduh..." ringis Himeko.
"Go-Gomenasai! Aku benar-benar tidak sengaja", kata gadis itu. Matanya mengamati Himeko, Bossun, lalu akhirnya jatuh pada Switch.
"Switch-kun?" tanya gadis itu terkejut.
"Eh? Kimiko-chan? Bagaimana kau bisa ada di sini?" tanya Switch, tak kalah terperanjat.
"Aku murid baru di sini! Sudah lama sekali kita tidak bertemu. Kau sudah tumbuh besar sekali. Padahal terakhir kali kau bertemu aku masih lebih tinggi darimu. Padahal aku ini kakak kelasmu di sini" oceh gadis yang rupanya bernama Kimiko itu.
"Kakak kelas...? Tapi bukannya seharusnya dia seumuran dengan kita?" tanya Bossun dalam hati.
"Dan bagaimana dengan teman-temanmu ini? Apa kalian sama-sama mengikuti klub yang sama?" lanjut Kimiko.
"Eh... Kami bertiga anggota Sket-dan" jawab Bossun.
"Benarkah? Wah, nanti aku pasti akan mampir ke sana. Aku tidak menyangka kau akan masuk ke Sket-dan, Switch-kun. Kupikir kau akan masuk ke klub komputer atau klub lain semacam itu" kata Kimiko lagi.
Sebelum Switch sempat merespon, Kimiko mengoceh lagi.
"Dan apa-apaan dengan komputer itu? Mengapa sekarang kau berbicara dengan komputer? Pasti gara-gara Kazu-kun mengajarimu yang tidak-tidak, ya? Nanti aku pasti akan menghajarnya. Ah! Sudah jam segini rupanya. Sampai bertemu nanti, Switch-kun!" oceh Kimiko, pergi dengan begitu cepatnya.
Mereka bertiga diam sesaat, melihat gadis itu datang dan pergi begitu cepatnya.
"Gadis baru itu lumayan juga" kata Himeko.
"Iya. Aku tidak menyangka kau punya kenalan seperti itu, Switch. Dia itu siapa?" tanya Bossun. Switch tidak menjawab apa-apa.
"Switch? Apa kau baik-baik saja?" tanya Himeko, bingung dengan keadaan Switch.
Masih terngiang di telinganya saat Kimiko menyebutkan nama Kazu-kun pada Switch. Nama panggilan dari Kazuyoshi, nama dia sendiri. Tapi dari cara Kimiko berbicara, dia seakan-akan menganggap bahwa orang yang di hadapannya bukan Kazuyoshi. Malahan dia tetap memanggil dirinya Switch-kun, panggilan yang dulunya ada panggilan adiknya. Jangan-jangan... Dia...
"Ini... Benar-benar gawat" kata Switch.
"Eeh?!" seru Bossun dan Himeko, benar-benar tidak mengerti dengan perkataan Switch.
Di ruang klub...
"Jadi begini..." Dan Switch pun mulai menjelaskan seluruh persoalannya.
"Apa? Dia salah orang?!" seru Himeko dan Bossun.
"Betul. Dia tertukar antara aku dan Masafumi" kata Switch.
"Tapi dia itu kan teman kecilmu. Bagaimana mungkin bisa tertukar?" tanya Himeko.
"Dia memang teman kecil kami, tapi dia pindah rumah sebulan sebelum Masafumi meninggal. Jadinya..." jawab Switch.
"Dia pikir kau adalah Masafumi karena penampilanmu yang begitu mirip dengannya" kata Bossun menyelesaikan jawaban Switch.
"Begitulah", kata Switch singkat.
"Jadi panggilanmu dulu itu Kazu-kun, ya? Kazu-kun~" goda Himeko, tidak terlalu bersusah payah menahan tawanya. Apalagi ditambah ekspresi malu Switch.
"Tapi aku masih tidak mengerti. Memangnya kalian tidak berkirim surat apa?" tanya Bossun.
"Selama sebulan setelah dia pindah kami masih tetap berhubungan. Tapi setelah kematian Masafumi... Sawa-chan pindah rumah dan tidak bisa dihubungi, sementara aku, pada waktu itu, sama sekali tidak ada niat membuka surat" jelas Switch.
"Kalau begitu kau hanya perlu langsung memberitahunya, bukan? Semudah itu" kata Bossun.
"Betul itu. Lagipula bukankah katanya dia mau ke sini?" kata Himeko.
"Tapi masalahnya–" Perkataan Switch terpotong karena muncul sesosok orang dari jendela. Momoka Kibitsu.
"Ohayo, Minna!" sapa Momoka, "Tampaknya kalian asyik sekali ngobrolnya. Memangnya apa yang kalian obrolkan, sih?"
"Kita sedang membicarakan tentang teman Switch–" jelas Himeko. Lagi-lagi terpotong karena kedatangan seseorang ke ruang klub.
Kimiko Kurebayashi.
Gadis yang menjadi pembicaraan mereka dari tadi.
"Oh... Jadi kau itu teman masa kecilnya Switch-kun?" tanya Momoka.
"Begitulah" jawab Kimiko, meneguk tehnya dengan gembira.
"Waktu Switch-kun masih kecil dia seperti apa?" tanya Momoka penasaran.
"Hmm... Kurasa tidak terlalu berbeda dengan sekarang. Hanya saja Switch yang dulu lebih cerewet dan tidak se-otaku sekarang" jawab Kimiko menyengir lebar.
"Ngomong-ngomong, tumben sekali kau bisa mampir ke sini, Momoka. Biasanya kan kau sibuk sekali" kata Himeko.
"Kebetulan saja hari ini jadwal syutingku dibatalkan" kata Momoka.
"Syuting? Tunggu... Jangan-jangan kau adalah Momoka Kibitsu? Yang merupakan seiyuu dan aktris itu?" tanya Kimiko.
"Ya begitulah" jawab Momoka sedikit malu-malu.
"Shugoi! Aku ini penggemarmu, loh! Aku sama sekali tidak menyangka akan bertemu dengan aktris sepertimu disini. Kenalanmu banyak juga, Switch" kata Kimiko.
"Terima kasih" jawab Switch singkat.
Bossun mendekati Switch dan berbisik di telinganya, "Oi, Switch. Kapan kau akan memberitahu dia?"
"Itu..." Hanya itu jawaban Switch.
"Oh iya, daritadi aku penasaran. Kalian berdua pacaran, ya?" tanya Kimiko kepada Bossun dan Himeko, sukses membuat keduanya merah padam.
"A-Apa katamu Kimiko-chan? Ba-bagaimana mungkin aku pacaran dengan orang seperti dia?" kata Himeko dengan wajah memerah.
"Be-Betul itu. Tidak mungkin aku pacaran dengan gadis brutal seperti dia" tambah Bossun dengan wajah gugupnya. Satu pukulan pun melayang ke kepalanya.
"Kenapa kau malah memukulku?!" protes Bossun.
"Memangnya siapa yang kau bilang gadis brutal, hah?" balas Himeko.
Kimiko tertawa kecil melihat adengan pertengkaran di hadapannya.
"Gomen-ne, Kimiko-chan. Mereka memang sudah dari dulu biasa begini" kata Momoka.
"Tidak apa-apa. Lagipula semakin ramai semakin seru, bukan? Oh iya, bagaimana denganmu, Switch-kun? Apa kau dan Momoka pacaran?" tanya Kimiko dengan polosnya. Wajah Momoka pun memerah, apalagi ketika mengingat saat dirinya memberi coklat pada Switch. Yang... Langsung ditolak olehnya. Sayangnya, tidak ada perubahan ekspresi berarti pada Switch.
"Tidak. Kami tidak berpacaran" jawab Switch datar. Muncul raut kecewa pada Momoka.
"Oh, begitu. Cukup disayangkan. Bagaimana dengan Kazu-kun? Apakah dia dan Sawa-chan sudah berpacaran?" tanya Kimiko riang.
Tiba-tiba suasananya menjadi sangat hening. Garing. Tidak nyaman. Dengan kata lain... Awkward.
"Eh? Apakah aku mengucapkan sesuatu yang salah?" tanya Kimiko lagi, merasakan keganjilan pada orang-orang di sekitarnya. Tetap tidak ada balasan.
"Aku baru menyadarinya sekarang, tapi koleksi komikmu lengkap juga ya, Bossun" kata Kimiko berusaha (dengan tidak terlalu sukses) mengubah pembicaraan.
"Tentu saja! Aku rajin membelinya tiap bulan!" kata Bossun dengan bangga.
Kimiko bangkit dari tempat duduknya dan beranjak pergi ke arah rak buku.
"Tunggu, Kimiko! Rak buku itu sudah-" Switch mencoba memperingatkan Kimiko, tapi terlambat. Buku-buku itu sudah jatuh dan menimpa mereka berdua.
"Aduh..." ringis Kimiko. Pandangannya kemudian terpaku ke arah Switch yang karena insiden tadi, kacamatanya lepas.
"Tunggu. Wajah itu... Jangan-jangan..." kata Kimiko tidak mampu menyelesaikan perkataannya.
Switch, Bossun, dan Himeko saling berpandangan satu sama lain.
Cukup banyak yang harus mereka jelaskan.
"Jadi begitulah duduk persoalannya" kata Switch.
"Maafkan aku. Aku pasti banyak merepotkan kalian" kata Kimiko masih tertunduk lesu.
"Ah tidak, tidak. Jangan terlalu dipikirkan" hibur Bossun.
"Iya, iya. Lagipula ini tidak semuanya salahmu, kok" kata Himeko.
Himeko menyenggol-nyenggol Switch yang daritadi hanya terdiam.
"Aku minta maaf juga. Harusnya aku langsung memberitahumu" kata Switch.
Suasana kembali tidak enak. Lagi.
Dalam hati mereka, Bossun dan Himeko sangat berharap Kimiko tidak akan menanyakan pertanyaan "itu". Pertanyaan yang masih merupakan masalah sensitif bagi Switch.
"Lalu... Jika kau ternyata adalah Kazu-kun... Bagaimana dengan Switch-kun? Apa yang terjadi dengannya?" tanya Kimiko.
Pupus sudah harapan Bossun dan Himeko. Kini mereka hanya bisa harap-harap cemas. Berharap pertanyaan ini cepat berakhir.
"Masafumi sudah meninggal kira-kira setahun yang lalu" jawab Switch singkat, memalingkan wajahnya.
Sementara itu Momoka yang masih ada di sana, tak tahu harus berbuat apa, merasa dirinya tidak seharusnya berada dalam ruangan itu. Mendengar masa lalu (atau setidaknya sebagian kecil) Switch... Itu benar-benar merupakan hal yang sangat pribadi, bukan? Belum lagi tentang orang yang disebut Kimiko sebagai Sawa-chan. Siapa itu Sawa-chan? Dan apa hubungannya dengan Switch?
"Kenapa? Kenapa Switch-kun... Bisa meninggal?" tanya Kimiko, berusaha kuat untuk tetap menjaga suaranya.
"Kecelakaan" jawab Switch pendek, urung sekali membicarakan topik ini. Mengingat kembali bagaimana adiknya meninggal seperti membuka kembali luka lama. Luka lama yang masih belum betul-betul sembuh.
"Rupanya begitu", kata Kimiko tersenyum sedih, "Terima kasih untuk semuanya"
Kimiko membungkukkan badannya dan bergegas keluar. Tapi sebelum Kimiko benar-benar keluar, tiba-tiba Switch membuka mulutnya.
"Tunggu dulu. Bagaimana kalau kita pulang bersama-sama? Aku juga sebentar lagi akan pulang" kata Switch.
"Yah... Aku sih tidak masalah" balas Kimiko yang agak terperanjat dengan tindakan tiba-tiba Switch.
"Kalau begitu, mohon tunggu sebentar" kata Switch, membereskan barang-barangnya. Setelah Switch selesai, mereka berdua pun siap untuk pergi.
"Sampai bertemu lagi" kata Kimiko, menghilang di balik pintu bersama Switch.
Meninggalkan Bossun, Himeko, dan Momoka yang kebingungan satu sama lain.
"Mungkin ini pertanyaan yang agak telat, tapi rumahmu yang sekarang itu ada di mana?" tanya Switch.
"Tenang saja. Tidak terlalu jauh dari rumahmu, kok. Aku tinggal di flat tak jauh dari belakang rumahmu" jawab Kimiko.
"Flat? Kau tinggal dengan siapa saja memangnya?" tanya Switch.
"Aku tinggal sendiri" jawab Kimiko.
"Bagaimana dengan orang tuamu dan adikmu, Misao?" tanya Switch.
"Mereka sudah meninggal" jawab Kimiko singkat, tidak menjelaskan lebih jauh.
Mereka berdua kembali terdiam, tidak ada diantara mereka yang kembali membuka pembicaraan.
"Terima kasih" kata Switch akhirnya.
"Untuk?" tanya Kimiko tidak mengerti.
"Untuk tidak menanyakan lebih jauh tentang Masafumi" jawab Switch. Kimiko mendesah panjang.
"Aku sama sekali tidak ada bayangan kecelakaan macam apa yang terjadi pada Switch-kun, tapi yang jelas... Apapun itu, itu adalah penyebab terbesar mengapa sekarang kau merubah penampilanmu seperti dia dan berbicara lewat komputer, bukan?" tanya Kimiko. Switch hanya terdiam.
"Tidak apa-apa" kata Kimiko.
"Eh?" tanya Switch bingung.
"Aku pasti bakalan penasaran setengah mati, tidak bisa tidur, bahkan tidak bisa berkonsentrasi. Tapi aku tidak akan mencoba mengorek informasi dari orang lain. Aku hanya akan menunggu penjelasanmu. Sampai kau siap" kata Kimiko.
"Kau sepertinya akan menunggu cukup lama" kata Switch.
"Aku tahu. Kalau begitu bukankah seorang gentleman tidak boleh membiarkan seorang gadis menunggu terlalu lama?" goda Kimiko.
"Aku bukan gentleman" balas Switch menaikkan kacamatanya. Kimiko tertawa kecil.
"Ternyata kau tidak terlalu berbeda dengan yang dulu" kata Kimiko.
"Kau juga tidak berubah. Masih ceroboh seperti dulu" balas Switch.
Keduanya pun tertawa sepanjang perjalanan mereka.
It turn out unexpectedly good in the end.
End of Chapter 1
Author's Note :
I know it's not good. I know. Setelah masih mempunyai 2 cerita on-going dan menambah 1 cerita lagi... But, the thing is, I can't let go this story out of my head! Apalagi ditambah fakta akhir-akhir ini gua rutin mengikuti Sket Dance. But do not have worry. This time, or at least I hope, I know how to end this story. Hopefully. Dan seharusnya sesuai rencana cerita ini nggak terlalu panjang. But who knows?
P.S. :
The next chapter of "The Story of EnSai is already in progress! Err... Sebenarnya sih udah cukup lama "in progress"-nya. Salahkan saja semua pada writer's block. ._.v
Review!
