Baekhyunie
Baekhyun menunduk menerima semua amarah kasar ahjussi penjual es krim di depannya, dia malu karena banyak orang lewat yang melihat ke arah mereka. Ini salahnya karena dengan cerobohnya membelikan anak kecil es krim tanpa mengecek dahulu uangnya. Dompetnya tidak ada dalam tasnya, entah tertinggal di kelas atau jatuh di jalan.
Dia tidak tega melihat bocah perempuan itu menangis karena tidak membeli es krim seperti teman-temannya. Tanpa pikir lagi Baekhyun mengajak anak kecil itu dan membeli dua es krim untuk dirinya juga, saat ia memberitahu pada penjual es krim kalau ia tidak membawa uang, Baekhyun menerima semua amarah ahjussi itu dan Baekhyun menyuruh bocah perempuan tadi untuk pergi meninggalkannya dan kembali bermain.
"Ini aku kembalikan saja." Baekhyun menyerahkan es krim stroberi yang dipegangnya.
"Tidak semudah itu anak muda kau ini_"
"Berapa harga semuanya?" Seorang pria tinggi menyelak ucapan ahjussi itu.
"2.000won."
Pria tinggi itu langsung mengeluarkan lembaran uang kertas dari dompetnya dan memberikan pada penjual es krim itu. Di sampingnya, Baekhyun menganga tidak percaya dengan orang yang sudah menolongnya. Baru ingin mengucapkan terima kasih pria itu kembali melanjutkan jalannya.
"Hey tunggu!" Baekhyun membalikkan badannya sekedar untuk minta maaf dan berterimakasih pada ahjussi penjual es krim kemudian mengejar pria tinggi itu dengan terburu.
"Terima kasih ya sudah membantuku." Baekhyun menjilati sedikit es krim yang sudah meleleh di conenya.
"Aku merasa sudah memasukkan dompetku ke tas, tapi sekarang tidak ada." Pria di depannya itu tetap tidak merespon.
"Bagaimana cara aku membalas kebaikanmu?" Tanyanya lagi.
"Tutup mulutmu." Jawabnya dengan ketus.
"Oh baiklah, tapi kau mau ini juga? Ini dibeli dengan uangmu, kau harus mencicipinya." kini ia berhasil berada di depan tubuh pria jangkung itu.
"Hey jawab aku, Chanyeol."
Karena merasa risih, pria dengan seragam sekolah yang sama dengan Baekhyun itu mendorongnya kasar tanpa dia sadari.
"Akkk!"
"Baekhyun!" Pria bername tag Chanyeol itu menghampiri Baekhyun yang jatuh terduduk dengan lututnya, langsung digulungnya celana Baekhyun dan terlihat luka memar di sana, bahkan es krim itu jatuh mengenai celana si mungil. Dengan cepat Chanyeol mengeluarkan air minum dalam tasnya dan mengelap luka kecil itu dengan tangannya.
"Sshh..." Baekhyun menyipitkan matanya karena dinginnya air itu mengenai kulitnya yang tergores.
"Maaf," Chanyeol kembali memasukkan botol minum miliknya ke dalam tas.
"Kau ini kenapa, huh?"
"Ayo kita cari plester untuk menutup lukamu."
"Ini hanya luka kecil, aku tak butuh itu. Jawab aku, kau kenapa?"
"Oh ya ampun es krimmu jatuh, aku akan..."
"Chanyeol berhenti mengalihkan pembicaraan."
"Berhenti juga menanyakan hal yang sama! Aku sedang tidak dalam mood, sekarang ayo kita pulang. Ini sudah sore, aku tidak mau kakakmu meneleponku lagi karena kau tidak pulang tepat waktu." Pipi Baekhyun memerah dibuatnya, ia malu pada Chanyeol karena Baekbeom yang sangat overprotektif padanya.
"Eung... untuk celanamu maaf itu jadi kotor, aku bisa mencucinya untukmu, kau bisa berikan padaku." Chanyeol menggaruk tengkuknya.
"Kau ingin aku setengah telanjang di depanmu begitu? Baiklah!" Ucapnya senang dengan wajah yang kembali berbinar.
"Dasar gila!" Chanyeol mengacak rambutnya dan pergi meninggalkan Baekhyun.
"Chanyeol kali ini izinkan aku memegang telingamu!" Baekhyun terkikik senang melihat Chanyeol yang berkerut kening. Mereka berjalan dengan Baekhyun yang terus menggoda dan tertawa sedangkan Chanyeol berusaha untuk menghentikan kecerewetan sahabatnya.
...
Saat sedang membereskan buku, handphone miliknya bedering, suara notifikasi dari aplikasi chatting miliknya berbunyi berkali-kali. Dengan gerakan lambat Baekhyun menghampiri meja kayu kecil dekat pintu kamarnya. Di sana nama 'Beruang caplang' lah yang terlihat pertama kali saat baru saja membuka kunci layar.
"Baekhyun!" (Sebanyak 12 kali)
"Ke rumahku sekarang juga!"
Baru saja Baekhyun ingin membalas pesan itu tapi si 'beruang caplang' itu meneleponnya.
"Tidak usah banyak tanya! Lari ke sini, cepat!" Baekhyun menjauhkan telinganya karena suara besar itu berteriak seperti ketakutan setengah mampus. Karena mendengar suara takut Chanyeol tadi, Baekhyun segera mengambil hoodie abu-abu yang digantung di belakang pintu kamarnya dan berlari keluar.
"Baekhyun kau mau ke mana? Ini sudah malam." Baekbeom mengalihkan perhatian dari laptopnya melihat adiknya yang tergesa.
"Ke rumah Chanyeol, aku tidak akan lama."
"Tapi..." Baekbeom sudah berdiri hendak bertanya tapi adiknya itu sudah menutup pintu dan terdengar suara langkah kaki yang sudah menjauh.
...
Baekhyun menekan bel rumah Chanyeol berkali-kali menunggu respon dari si pemilik rumah, kembali mengecek handphonenya hendak memberi tahu keberadaanya pada Chanyeol tapi saat kunci layar dibuka sudah ada notifikasi dari Chanyeol yang mengatakan kalau pintu rumahnya tidak terkunci.
Dengan cepat Baekhyun memasuki rumah besar Chanyeol dengan dominan warna putih itu, kemudian warna hitam dan cokelat sebagai perabotnya.
Dipanggilnya Chanyeol berkali-kali sambil melihat ke seluruh ruangan, sangat sepi sampai rasanya Baekhyun merasa sedikit takut.
"BAEKHYUN AKU DI KAMAR MANDI!"
"Di mana?" Baekhyun mendekati suara.
"Oh... Cepatlah!"
"Aku sudah di sini yeol!" Baekhyun mengetuk pintu kamar mandi itu.
"Buka saja pintunya tidak dikunci! Tapi perhatikan gerakanmu saat buka pintu jangan gegabah atau kau akan mengagetinya!" Sekali lagi Baekhyun mengernyit tidak mengerti, siapa yang akan mengageti siapa sebenarnya.
"Chanyeol..." Baekhyun memutar knop pintu kamar mandi itu dengan pelan, sangat pelan. Perlahan mulai terlihat Chanyeol dengan wajah berkeringatnya. Yang aneh adalah dia sedang berdiri diatas kloset.
"Cepat buang itu Baekhyun." Chanyeol menunjuk serangga di dekat dinding pintu.
"K-kecoa?" Baekhyun melongo tidak percaya. "Kau memanggilku hanya untuk membuang kecoa ini?" Baekhyun balas menunjuk.
"Cepatlah Baekhyun!" Dengan wajah datar Baekhyun mengangkat antenna kecoa itu dan membawanya keluar.
"Jangan buang di taman, buanglah yang jauh dari rumah." Chanyeol masih dengan posisi yang sama, yaitu berdiri di atas kloset.
"Iya Chanyeol, aku tahu. Turunlah." Baekhyun berbicara dengan tangan yang masih memegang antenna kecoa yang sedang menggeliat-geliat minta diturunkan. Itu menjijikkan, Baekhyun.
Chanyeol berdeham sekali dan turun perlahan dari klosetnya.
...
Di perjalanan pulang, Baekhyun mendapat panggilan telepon dari Chanyeol—lagi—kali ini dia menghela nafas apalagi yang dibutuhkan temannya itu, sedangkan dia berjanji pada Baekbeom tidak akan keluar terlalu lama.
"Ya, Chanyeol?"
"Kau di mana?"
"Perjalanan pulang tentu saja, kau butuh sesuatu lagi?" Baekhyun berjalan santai walau dia sebenarnya takut gelap.
"Kenapa sudah pulang? Kenapa tidak menginap saja?"
"Bolehkah?" Baekhyun berucap antusias menggoda Chanyeol.
"E-eh...tidak...maksudku..."
"Omong-omong kenapa kau bisa berada dengan ponselmu di kamar mandi? Itu suatu keberuntungan kau bisa meneleponku kkkkk~"
"Kau tau aku selalu mendengarkan musik walaupun saat mandi."
"Kau ini sok keren tapi masih saja takut serangga. Mau sampai kapan hah?" Baekhyun tertawa kecil kemudian.
"Baekhyun?"
"Ya?"
"Maaf mengganggumu, pulang sekolah tadi aku juga minta maaf," Chanyeol kemudian terdiam dan Baekhyun yang enggan menjawab.
"Kau masih di jalan?"
"Eung, jangan matikan sambungannya sampai aku tiba dirumahku, di sini gelap sekali. Bisakah kau tetap berbicara?" Baekhyun tersenyum mendengar respon baik Chanyeol, dia mendengarkan Chanyeol yang berbicara mengenai guru di kelasnya yang menyebalkan.
...
...
...
To Be Continue
Akan update cepat jika banyak yang suka, so... Silahkan review jika berkenan^-^
#SalamShimkungChanBaek
p.s. : Bingung ngasih judul:(
