Genre: Drama/Hurt/Comfort
Pairing: Taoris/Kristao/Fantao (main)
Cast: Huang Zitao
Wu Yifan
Others
Rate: T
Summary: Hidup bersama selama 2 tahun tidak cukup untuk Yifan membuat sosok Zitao balas menatap dirinya. Padahal dia hanya ingin Zitao membalas cintanya walau dengan ucapan paling sederhana sekalipun. "Inilah alasanku tidak menyukaimu. Tak bisakah kau mencari pekerjaan lain?"
Warning: OOC, Boyslove, alur membingungkan, typo(s) bertebaran, author sableng dll
Silent Love
.
.
Silahkan tinggalkan page ini jika anda tidak berkenan
Dengan para cast dan warning-nya
.
Menerima Segala kritikan dan saran yang bersifat membangun
Tanpa menghancurkan semangat dan imajinasi author
.
Enjoy the story
.
.
.
Semua orang yang bernyawa, pasti mengharapkan kebahagiaan. Kata bahagia memang berbeda-beda bagi setiap orang tergantung dimana mereka meletakkan frase sederhana itu di setiap titik kisah perjalanan hidup mereka. Bagi Zitao sendiri, bahagia hanya cukup dengan satu kata. Bagi dirinya bahagia hanya perlu satu sentuhan kecil tapi bermakna.
Kebebasan
Dia menginginkan kebebasan. Dia sangat mendambakan waktu dimana dia merasa hidup dengan meninggalkan berbagai hal dan urusan yang selama ini mengurungnya. Merantainya dalam simpul mati yang mati-matian dia usahakan untuk segera terlepas dan hidup bebas tanpa belenggu. Awalnya Zitao mengira kebebasan adalah masa depannya. Masa depan impian dimana tidak ada seseorang bernama Wu Yifan di dalamnya.
Sosok yang dia anggap belenggunya selama ini.
Zitao benci mengakui jika dirinya selamanya akan terjebak dengan sosok semembosankan Yifan. Dia benci mengingat jika Yifan faktanya adalah orang yang sudah menjadi tunangannya selama 2 tahun ini karena perjodohan paksa dari keluarga mereka berdua. Walau bagaimanapun status mereka sebenarnya, Zitao tidak mencintai Yifan. Dan tidak akan pernah. Karena dia sudah memiliki sosok pujaan hati lain yang menurutnya lebih baik daripada Yifan yang setiap hari kegiatannya hanya bisa melukis. Zitao bahkan menganggap pekerjaan Yifan itu rendahan mengingat dirinya sendiri sudah memiliki pekerjaan yang lebih menjanjikan dengan menjadi sekretaris di sebuah perusahaan besar.
Ya seorang sekretaris sekaligus kekasih dari Direktur perusahaan.
Dia menutupi rapat-rapat hubungan tersebut dari keluarganya. Dia tidak peduli jika Yifan mengetahuinya atau tidak. Atau terakhir Zitao ingat memang Yifan sudah mengetahui hubungan gelap tersebut. Tapi toh nyatanya Yifan tidak pernah protes atapun berniat membocorkan hal tersebut ke keluarga mereka. Itu sudah cukup. Zitao bahkan sering heran kenapa Yifan bersedia bertahan dengan orang seperti dia? Orang yang bahkan dengan jelas berselingkuh di depan wajahnya sendiri?
Zitao penasaran dengan hal itu.
"Lebih baik kau cepat masuk sayang, tunanganmu sudah menunggu." seorang pria berkulit putih susu dengan wajah minim ekspresi melirik ke arah pintu apartemen yang terbuka. Dia mendengus saat melihat sosok Yifan berdiri diam memperhatikanya dan Zitao.
"Aku tahu Hunnie~ biarkan saja dia." balas Zitao cuek. Dia masih asyik mengalungkan kedua tangannya di leher jenjang kekasihnya. Mengabaikan tatapan sedih dan terluka yang dilayangkan Yifan kepadanya.
"Kau panda nakal eoh? Sudah masuk sana. Besok kita bertemu kembali, sayang." sebuah ciuman panjang nan menuntut tercipta di antara mereka berdua.
"Ennghhh... " lenguh Zitao saat kekasihnya memperdalam ciuman dengan tangan Zitao yang mulai merambat dan mengacak rambut platinanya.
Yifan masih terdiam mematung melihat pemandangan bergairah di depannya. Tangannya menggenggam erat kenop pintu dan menolehkan wajah ke samping. Sakit melihat tunangannya berciuman dengan orang lain.
"Sampai jumpa besok, Hunnie~" ucap Zitao ceria saat mereka berdua melepaskan diri masing-masing. Setelah melihat sang kekasih berjalan pergi dan menjauh, dia melirik Yifan yang saat ini masih betah berdiri bagai patung di ambang pintu.
"Minggir." sinisnya dingin. Dengan cuek Zitao nyelonong masuk melewati Yifan. Tidak berniat untuk sejenak menoleh pada sang tunangan yang sekarang berekspresi sendu ketika mendengar Zitao dengan sengaja mengasarinya.
.
.
.
Yifan sudah mencoba bertahan dua tahun belakangan ini. Dia sudah melakukan berbagai hal untuk membuatnya merasa lebih baik saat Zitao dengan terang-terangan menolak eksistensi dirinya di kehidupan miliknya yang sempurna. Dari awal Zitao memang tidak pernah mencintainya sedikitpun. Jangankan cinta, rasa sekedar menghargai saja Zitao tidak pernah menunjukkannya. Sebenci itukah Zitao dengan dirinya yang tidak sempurna ini? Seburuk apa dirinya hingga Zitao dengan tega memperlakukannya bagai seonggok sampah yang tidak berguna?
Yifan memang tidak menyesal dengan perjodohan mereka. Dia hanya menyesal kenapa dia mencintai sosok Zitao yang tidak pernah sedikitpun melirik ke arahnya? Sekali saja dia ingin sekali melihat cinta di mata Zitao. Cinta untuk dirinya bukan untuk kekasihnya yang kaya itu. Dia hanya ingin Zitao membalas cintanya walau dengan ucapan paling sederhana sekalipun.
"Aku menyayangimu, Yifan"
Itu sudah lebih dari cukup.
Setiap orang memiliki banyak alasan tersendiri untuk meraih kebahagiaan mereka. Namun Yifan cukup memiliki satu alasan untuk mempertahankan kebahagiannya. Dia hanya membutuhkan satu alasan untuk bahagia.
Zitao
Dan satu alasan lagi untuk tetap membuatnya bertahan disamping Zitao selain cinta.
Lukisan
Bagi Yifan perpaduan Zitao dan lukisan adalah mahakarya. Sudah sejak lama dia ingin mengabadikan sosok Zitao dalam sebuah kanvas. Tapi hal itu belum terealisasikan hingga sekarang walau mereka tinggal bersama. Selain karena Zitao sibuk dengan urusannya sendiri juga Yifan lebih memilih mempedulikan lukisannya yang lain. Lukisan yang menurut orang lain indah dan mengagumkan tapi dipandang rendah sang tunangan.
Zitao bahkan sering berkomentar pedas tanpa mempedulikan perasaanya yang terluka seperti sekarang ini.
"Bisakah kau melakukan hal yang lain?" kata Zitao sinis tanpa repot-repot memanggil namanya. Dia tengah bersiap berangkat ke kantor ketika tanpa sengaja matanya menangkap sosok Yifan yang sedang melukis di ruang keluarga.
"Kau lebih memilih sibuk melukis daripada membantu tunanganmu untuk bersiap?" dengusnya. Dia memutar matanya malas saat melihat Yifan berdiri dan melangkah ke arahnya.
"Inilah alasanku tidak menyukaimu. Tak bisakah kau mencari pekerjaan lain?"
Dengan santai Zitao berlalu dari hadapan Yifan.
"Oh aku lupa. Kau-kan bisu. Mana ada orang yang mau mempekerjakan orang bisu?" ucapnya tanpa perasaan.
Tubuh Yifan seperti di siram es saat perkataan itu terlontar bebas dari mulut Zitao.
Perih.
Dadanya seperti ditusuk ribuan jarum kecil kasat mata. Zitao sudah sering menghinanya dan dia seharusnya sudah terbiasa. Ya benar dia cacat. Dia bisu. Jika bukan karena dia sadar diri akan kekurangannya itu, sudah dari dulu dia pasti akan bersikap tegas pada Zitao. Bukan bertindak seperti orang lemah seperti sekarang. Dia bahkan benci hal itu.
Yifan benci saat dia tidak berdaya untuk mempertahankan orang yang dicintainya berada disisinya. Dia benci pada ketidakmampuannya untuk bertindak keras dengan membiarkan Zitao selingkuh bersama orang lain.
"Orang bisu memang tidak berguna."
Dan dia sangat benci pada dirinya sendiri saat dengan mudahnya setetes air mata lolos melewati pipinya.
.
.
.
Katakan pada Yifan benarkah dia semenyedihkan itu?
.
.
.
Aku diam bukan berarti aku tidak melihat
Aku diam bukan berarti aku tidak mendengar
Dan aku diam bukan berarti aku tidak bisa merasakan
Percayalah
Karena dalam kebisuan aku hanya ingin melindungimu
Menjagamu seperti setiap goresan warna pada kanvas putih
Katakan padaku Zitao
Kenapa aku tidak pantas untuk kau cintai?
.
.
.
.
T.B.C
Note : Welcome to the Fic dengan posisi nista yang tertukar. Sebenarnya ini request-an dari salah satu teman chatingan saya di BBM. Maaf ya dedek, jika fic ini tidak seperti yang kau harapkan. Kakak akan usahain lanjutannya deh :3
Bagi kalian yang tidak suka dengan alur ataupun nasib(?) para karakternya kalian boleh protes tapi tanpa Bashing sana-sini. Well... Saya akui saya selalu kasian ama Tao yang sering menjadi obyek penderitaan. Jadi disini saya tukar dengan Yifan yang berada di posisi tersakiti. Hahaha :v hidup emansipasi uke! :v #apaan
Yang setuju dengan saya silahkan angkat jari(?) ... kita temenan. XD
Bagaimana menurut kalian? Maaf saya banyak ngoceh disini. Author sedang galau soal cidera si Panda yg gak sembuh2 TwT
So, review?
