Disclaimer : I don't own Harry Potter

Warning : Heavy OOC, cheesy

Pair : DracoxHermione, TheoxDaphnexAlbus

Don't like, don't read !

CHAPTER 1 : ONE HANDSOME FRIEND


"Sudahlah theo, jangan marah.." kata draco dengan suara berat.

"tidak bisa begitu. Kau tadi tidak lihat bagaimana dia sengaja menyenggolku dengan keras depan loker ." Jawab sahabatnya, theo

Oh, Draco sangat tahu bahwa sahabatnya sangat membenci senioritas. Theo menganggap hanya karena mereka lahir satu tahun lebih cepat, mereka bisa bersikap menyebalkan.

"Sudahlah, lagian kau yang salah. Kau kan yang pertama cari gara-gara sama kak Al", gumam Draco.

"Gak usah panggil dia kak lah jijik aku. Lagian dia duluan yang dekat-dekat daphne"

Ucapan Theo membuat Draco geleng-geleng. Theo dengan kak Al memang tidak bisa akrab. Kalau mereka bertemu pasti langsung cekcok. Ajaibnya, mereka menyukai orang yang sama, Daphne. Semua orang juga tahu mereka jatuh cinta pada pandangan pertama saat Daphne menginjakkan kaki pertama kali di SMA Persada Internasional sekolah mereka. Dan walaupun, Daphne sudah menyatakan kepada dua penggemarnya itu bahwa ia tidak tertarik pada mereka., mereka tetap mengejar-ngejarnya. Setiap ada perkelahian, pasti Daphne dilibat-libatkan. 'Ckck, gadis malang'

"Kan kau yang punya masalah dengannya, bukan aku" jawab draco sambil tersenyum.

"Tapi kau kan sahabatku bukan sahabatnya dia.." ucap Theo sambil merengut.

"Ya, tapi benci sama kakak kelas kan gak perlu sampai segitunya". Melihat Theo merengut, diapun menambahkan,"maksudku kita kan teman satu ekskul".

" Ya deh ,," jawab Theo lagi dengan cemberut.

Tiba-tiba kantin menjadi heboh. Lima remaja masuk ke kantin. Murid-murid popular. Daphne masuk ke dalam kelompok itu. Selain Daphne, ada Ginny, Tracey, Sakura dan tentunya Hermione, model yang selalu menghiasi cover depan majalah juga gadis yang disukainya paling tidak sejak satu tahun yang lalu.

Melihat Daphne, Theo langsung berteriak, "DAPHNE…" dan langsung meninggalkannya sendiri. Yah, Daphne memang punya pengaruh seperti ini kepada Theo.

Draco pun langsung menyantap grill steaknya yang sudah dingin sambil memandangi Hermione. Hermione memang cantik. Dengan rambutnya yang coklat, kakinya yang jenjang dan tubuhnya yang langsing, orang akan langsung mengira bahwa dia adalah tipe boneka Barbie yang berotak kosong. Betapa salahnya mereka. Hermione adalah gadis yang cerdas dengan intuisi setajam pisau. Gadis itu bahkan meraih peringkat tiga parallel dibawah sahabatnya sendiri, Daphne dan tentu saja Draco. Dia juga satu-satunya siswa yang memegang jabatan ketua untuk dua klub bersamaan, klub cheerleaders dan klub kerajinan tangan.

Betapa kagetnya ia ketika Hermione tiba-tiba memandang kepadanya. Dia menolak menjauhkan pandangannya dari gadis itu. Hal terakhir yang ingin ia dengar adalah tersebar rumor bahwa ia,bek andalan klub sepakbola SMA Persada Internasional diam-diam suka terhadap Hermione, ketua cheersleader SMA Persada Internasional. Diapun hanya tersenyum yang dibalas senyuman manis dari gadis itu. 'Yah, paling tidak dia tahu cara bersopan santun'.


"Draco, kamu benar-benar gak ikut kita-kita kumpul di rumahku ?",tanya Theo kepada sahabatnya itu."Mumpung kita gak ada latihan bola".

"Ya, aku gak bisa. Aku masih ada kerja sambilan" jawab Draco sambil merapikan buku-bukunya. DIa baru mau keluar kelas saat Theo bertanya sekali lagi,

"Kerja sambilan ? Memangnya kamu lagi kekurangan uang ?"

"Enggak, Cuma mungkin itu akan terlihat baik saat aku melamar pekerjaan.", ucap Draco

Theo tersenyum mendengarnya. Sahabatnya itu memang selalu berpikiran lebih jauh dan membalas, "Ya ampun, kamu masih pengin jadi montir ? padahal, dengan kemampuan olahragamu itu, aku yakin kamu kamu dapat meraih beasiswa dari sekolah olahraga dengan mudah".

"Tidak bisakah kamu menyebut nama kerennya ?" gerutu Draco.

Theo hanya nyengir mendengar gerutuan Draco. Dia tahu sekali bahwa Draco sangat ingin menjadi montir sejak kecil.

"Menangnya ada nama keren untuk montir ?", balas Theo menggoda Draco.

"Ada. Mechanic design. Eh, aku pulang dulu kali-kali telat kerja sambilan", Jawab Draco langsung meninggalkan kelas. Dirinya memang sangat ingin menjadi mechanic design (baca:montir), walaupun ia terlahir dari keluaraga kaya.


Sahabat adalah teman yang akan membantunya di saat susah maupun senang. Atau paling tidak itu yang dipercayai Hermione sampai saat ini. Sayang sekali, sepertinya tidak untuk saat ini. Ia tidak percaya Daphne melakukan hal itu. Mengambil kuci mobilnya. Ia nyaris merasa senang karena sebagai gantinya Daphne menyuruh Tom, mantan pacarnya yang masih disukainya untuk mengantarnya menggunakan mobil. Semua nyaris sukses sampai muncul rambut merah itu dengan rencana yang sama. Sialan, si Hannah itu. Tom sendiri seperti lebih tertarik mengantar Hannah . Jadi, dia demi harga dirinya memilih mengalah dengan mengatakan bahwa orangtuanya akan menjemputnya. Dan karena itulah dia disini pulang...berjalan kaki…..

Sepanjang jalan, dia menggerutu. Gadis itu bahkan tak sadar bahwa ia telah dipandang aneh oleh orang-orang yang berselisih jalan dengannya. Mengapa sih Tom mau saja mengantar si Hannah ? Memang apa yang kurang dari dirinya disbanding Hannah ? oke, Hannah memang lahir dari keluarga menyebalkan (baca:kaya) dan itu membuatnya mendapat banyak teman. Tapi plis deh, kau tak bisa bertahan di sekolah hanya karena keluargamu kaya. Tenang, mungkin saja Tom hanya kasihan.

Ya, pasti Tom hanya kasihan

Karena asyik memikirkan alasan tentang mengapa Tom mau saja mengantar si Hannah, maka ia pun tak melihat batu di depannya. Hasilnya, kakinya terkilir dan parahnya, hak sepatunya lepas. Dia nyaris menangis. Ini memang salahnya karrna menggunakan sepatu loubotin yang harganya nyaris sama dengan uang sakunya selama satu tahun. Tapi bukan bukan itu alasan dia nyaris menangis. Alasannya karena sepatu itu sendiri merupakan hadiah ulangtahunnya dari sang dia bisa menahan tangis demi harga dirinya yang tinggi itu.

"Hermione ?"

Hermione kaget mengengarnya dan memandang mata orang itu. Mata terindah dan wajah termaskulin yang ia pernah lihat sampai sekarang selain milik Tom tentunya.

"Draco ?"

Ops, coret kata terindah tadi. Ternyata Draco.

"Ya, kamu lagi apa disini ? kakimu kenapa ?", Tanya Draco balik.

Hermione memandang lelaki itu sekali siswa SMA pasti mengenalnya. Draco malfoy lumayan terkenal di SMAnya. Walaupun tidak seterkenal Tom. Oh, ataukah itu karena matanya selama ini hanya tertuju pada Tom ? Dan walau mereka adalah sesama murid terkenal, itu tidak menjadikan mereka saling mengenal. Hubungan mereka hanya sebatas antara atlet bola dan cheerleader. 100% professional. Melihat wajah draco yang tidak berekspresi, Hermione entah kenapa merasa takut dan mulai menangis,

"Hiks…hiks….hiks.."

Draco kaget mendengarnya dan bertanya, "Eng, hermione, kenapa kau menangis ? Berhentilah. Orang-orang mulai melihat kita !"

Hermione bukannya menghentikan tangisannya. Suara tangisannya malah bertambah keras.

"Hiks….Kakiku….sakiiit….hiks….hak….sepatuku…hiks….lepas"

Dan betapa kagetnya Hermione ketika lelaki itu sudah ada di depannya dan menawarkan punggungnya untuk dinaiki. Sungguh, yang jelas mereka tidak seakrab itu sampai Hermione dapat dengan mudah menaiki punggung lelaki itu.

"Cepatlah, ini satu-satunya jalan. Mobilku kuparkir didekat sini" , seru Draco. Hermionepun secara perlahan menaiki punggung Draco dan bertanya dengan suara lemah, "Berat ya ?"

"Nggak kok", jawab draco, "Kakimu masih sakit ? Kenapa kau memakai sepatu hak tinggi ke sekolah ? Bukankah lebih enak memakai sepatu berhak datar ? aku tahu, latihan cheerleders hampir seberat latihan kami para atlet bola. Kau seharusnya menjaga kakimu."

Hermione terperanjat mendengar perkataan draco. Draco kira siapa dia sampai berhak menggurui Hermione ?

"Aku selalu berkendara menggunakan mobil ke sekolah, hanya saja hari ini ada sesuatu.",balasnya dengan ketus.

Draco hanya terdiam mendengarnya.

Dan di sisa perjalanan mereka menuju mobil, mereka saling terdiam. Hermione sebenarnya tidak suka situasi seperti ini. Tapi, dia juga tidak tahu harus mengobrol apa dengan lelaki itu. Untunglah, mereka sudah sampai di tempat mobil Draco berada.

Ia menunggu Draco selama beberapa saat sampai suara klakson lembut terdengar. Tepat di depannya sudah ada Carerra GTS 911 terparkir dengan Draco tepat dibelakang kemudinya. Kali ini Hermione masih bisa menahan wajahnya untuk tidak berekspresi walaupun dalam hatinya ia takjub karena ia berpikir hanya bisa melihat mobil itu di tv. Untunglah, ia bukan tipe seperti Daphne yang akan langsung teriak dan akan menganggap mobil itu mobilnya sendiri (baca:norak).

Dan ia akan pergi pulang kerumahnya dengan menaiki mobil ini !

Ia segera masuk dan duduk di kursi pengemudi. Dan sebelum ia bisa berkata apa-apa, Draco sudah memakaikan sabuk pengaman kepadanya. Hermione tak pernah sedekat ini dengan laki-laki sebelumnya. Bibir laki-laki itu bahkan sangat dekat dengan telingannya membuat hatinya berdetak-detak tak karuan.

Tenanglah, kau hanya tertarik dengan wajah tampan Draco. Yang kau sukai itu Tom !

Tenanglah,lagipula yang terpenting,

Setelah ini ia akan pulang ke rumah dan tak akan bertemu dengan pria ini lagi.


TBC

Maaf kalo jelek, pendek, banyak typo, dll. Baru fanfic pertama. Author gak muna. Review yang banyak ya. Follow sama fave juga. Hehehe