Putus?
Title : Putus?
Genre : Romance
Rated : Teen
Cast :
Yamamoto Takeshi
Gokudera Hayato.
Disclaimer :
Fanfic ini murni dari hasil pemikiran Author, dilarang di meniru dengan cara apapun. Arigatou #deepbow
Warn! : Yaoi, 8059,Typo berterbangan hihi..
Yamamoto berjalan dengan lesu ke rumahnya, wajah yang selalu tersenyum sekarang benar-benar sangat berantakan. Mata yang selalu bersinar layaknya sinar matahari global warming yang sanggup membakar bumi, kini terlihat kosong. Ia terus berjalan tanpa mengindahkan tatapan-tatapan heran dari tetangga rumahnya. Bahkan ia sama sekali tidak membalas sapaan oyajinya ketika sampai dirumah.
Kenyataannya dia seperti itu karena sedang galau.
Ho'oh.. Galau.
Galau.
"Aku ingin putus." Gokudera menghisap kembali rokoknya, sedangkan Yamamoto hanya berdiri mematung memandang punggung Gokudera yang membelakanginya.
"He-hei, kau bercanda kan? Hahaha.."
Gokudera membuang putung rokonya yang sudah habis lalu berbalik menatap Yamamoto.
"Apa aku kelihatan sedang bercanda, Yamamoto?"
Dan Yamamoto kembali terdiam melihat ekspresi Gokudera. Datar. Seakan-akan, semua yang ia katakan adalah suatu hal yang sudah biasa dan sudah direncanakan.
"Tapi..kenapa?" Tanya Yamamoto.
Diam.
Tidak ada jawaban.
"Gokudera!" Nada bicara Yamamoto meninggi saat Gokudera tidak menjawab pertanyaannya.
"Tch." Gokudera mendecih dan segera melangkah pergi dari sana, tanpa mengindahkan panggilan Yamamoto.
Yamamoto yang merasa diacuhkan segera menahan lengan Gokudera.
"Lepaskan aku!" Kata Gokudera sambil menyentakkan lengannya. Terlepas, Gokudera memandang sengit pria yang lebih tinggi darinya itu.
"Apa aku sudah berbuat suatu kesalahan?" Tanya Yamamoto lagi -frustasi-
"Pikirkan saja sendiri!" Setelah mengucapkannya, Gokudera pergi dari atap meninggalkan Yamamoto yang masih berdiri memandang punggungnya yang perlahan menghilang dibalik pintu.
.-.
Ya, begitulah kejadiannya.
Dan sekarang Yamamoto benar-benar potek dibuat Gokudera. Well, kalau dia diputus karena ada alasan, oke. Yamamoto terima dan berjanji tidak mengulanginya lagi dan meminta balikan.
Tapi, kalau diputus tanpa alasan.. Itu rasanya, sedikit sakit.
Ditambah dengan Gokudera mengacuhkannya seharian dan saat dikelas nempel terus dengan Mukuro, kadar ke-galauan Yamamoto benar-benar bertambah. Sudah di putusin,di acuhkan,ditinggal selingkuh lagi. Sempurna!
"Takeshi!" Seruan Oyajinya dari lantai dasar, membuyarkan lamunan Yamamoto. Sebagai anak yang baik, ia segera bangkit dari kasurnya dan turun ke lantai dasar.
Ia mengedarkan pandangnya ke penjuru ruangan setelah sampai di lantai dasar. Kedai sushinya ramai pengunjung.
"Oh, Takeshi. Ini, bisa kau antar ini ke rumah Tanaka-san? Tadi dia memesan sushi, tapi karena kedai kita kedatangan banyak pengunjung, aku tidak sempat mengantarkannya. Jadi, kau antar kan ya!" Tutur Tsuyoshi sambil menyerahkan sebuah box pada Yamamoto.
"Um!" Angguk anak semata wayangnya itu lalu segera keluar rumah.
"Ittekimasu!" Pamit Yamamoto dan berlari.
.-.
Yamamoto berjalan dengan santai ke arah rumahnya. Langit yang tadinya biru, sekarang sudah digantikan oleh warna orange. Semilir angin berhembus dengan cukup kencang kala itu.
"Uwah.. Tinggal beberapa minggu lagi, festival hanabi akan di gelar ya.." Ia menghentikan langkahnya dan mendongak memandang langit sore.
Tak di sangka, sebuah syal melintasi arah pandangnya dengan cukup elok.
'Hup'
Tangan tan nya menangkap syal biru tua itu.
J.R
Salah satu alisnya terangkat melihat dua buah huruf yang terjahit tidak begitu rapi di ujung syal.
"AAAA~ Onii-chaannn! Itu cal Lyoo!"
Yamamoto memandang bingung seorang bocah laki-laki yang tengah berlari ke arahnya. Ia memandang syal dan bocah itu secara bergantian.
"Hosh..hosh.. Itu.. Itu cal milik Lyo." Ujar bocah itu sambil mengulurkan tangannya setelah sampai di hadapan Yamamoto. Badannya membungkuk untuk mengatur deru napasnya yang terenggah-enggah karena habis berlari.
Setelah merasa napasnya kembali normal, ia mendongak untuk melihat wajah Yamamoto. Tangannya masih terulur.
"Nii-chan! Kembalikan, itu milik Lyo." Ulang bocah itu lagi saat dirasa Yamamoto tidak menyerahkan syal miliknya.
"Eh?" Yamamoto berkedip beberapa kali sebelum berjongkok, untuk menyamakan tinggi nya dengan bocah itu.
"Ohh.. Jadi ini milikmu, bocah kecil. Ini." Ujar Yamamoto seraya menyodorkan syal itu.
Bocah kecil itu segera mengambil syal itu dan mengalungkannya di lehernya sendiri. Ia memandang Yamamoto lalu menggeleng.
"Bukan!" Ujarnya sambil menggenggam ujung syalnya yang tampak kepanjangan.
Yamamoto mengerutkan keningnya melihat perubahan ekspresi dari bocah itu. Sebelumnya ia terlihat angkuh, tapi setelah menatap syal biru itu wajahnya menjadi sangat cerah.
"Loh? Jadi ini syal milik siapa?"
"Ini cal milik Lyo. Bukankah cudah aku katakan nii-chan?" Ia menatap Yamamoto sebal.
"Lyo? Siapa itu Lyo?" Entah kenapa Yamamoto tiba-tiba kepo.
"Bukan Lyo, tapi Lllllyoo. Aduhh, cucah cekali menyebutkan 'l."
Yamamoto menahan tawanya melihat tingkah bocah itu.
"Nah, lupakan. Lyo itu cahabat Jilo. Jilo caaangat menyayangi Lyo, kalena Lyo celalu menemani Jilo belmain. Lyo itu cangat cpecial! Dia celalu menenagkan Jilo ketika Jilo menangis. Dia juga celing membuatkan Jilo bento. Kata Lyo, Lyo ingin menjadi istli Jilo kalau cudah besar nanti, jadi cebagai istli yang baik, Lyo halus pandai memasak!"
Penuturan polos bocah itu membuat Yamamoto terkekeh geli, "wahh.. Ryo pasti gadis yang cantik ya."
"Eh? Lyo itu laki-laki! Cama cepelti Jilo." Jawabnya sambil memiringkan kepala. Yamamoto sampai blushing melihat wajah kawaii bocah itu.
"Tapi! Tapi Lyo itu cangat cantik dan manis! Jilo caja dulu campai tidak menyadalinya ketika kami peltama kali beltemu."
"Oh? Souka?" Tangan Yamamoto terjulur untuk mengacak surai hitam bocah itu.
"Un! Kalau nii-chan beltemu dengan Lyo, pasti nii-chan juga mengila kalau Lyo itu pelempuan." Lanjutnya bercerita.
Yamamoto tersenyum kecil, "Kalau begitu kapan-kapan, bawa aku untuk bertemu dengan Ryo."
Dan bocah itu langsung menggeleng, "Tidak boleh! Nanti nii-chan, jatuh cinta kepada Lyo!"
"Loh? Memangnya kenapa kalau aku jatuh cinta pada Ryo?"
Bocah itu kembali menggeleng, "Tidak boleh! Lyo itu milik Jilo, jadi hanya Jilo yang boleh jatuh cinta pada Lyo dan belcama Lyo."
Sebuah kalimat yang membuat jantung Yamamoto berhenti sesaat.
"Ingat! Kau itu milikku! Jadi jangan pernah berani bermain dibelakangku! aku tidak segan-segan melemparmu dengan dynamit-dynamitku kalau kau benar-benar selingkuh. Ingat itu, Yakyuu-baka!"
Ia menggeleng pelan mengingat perkataan Gokudera dulu, ketika mereka awal-awal pacaran.
"Benarkah? Kalau begitu kau harus melindungi Ryo ya! Jangan kecewakan Ryo! Ingat itu. Kehilangan orang yang sangat kita cintai itu sakit loh." Ujar Yamamoto sambil menampilkan senyum –kecut.
"Un! Nii-chan juga halus begitu!"
"Eh? Hahaha~ tapi aku sudah keburu kehilangan dia." Balasnya sambil tertawa pahit.
Bocah itu mengernyitkan dahi mendengar perkataan Yamamoto. Ia mendengus.
"Nii-chan pasti cangat mencintainya ya?"
Yamamoto mengangguk, "ne, tapi Nii-chan sudah membuatnya pergi dari sisi Nii-chan karena kesalahan Nii-chan."
"Memangnya Nii-chan melakukan apa campai dia meninggalkan Nii-chan?"
Yamamoto menghela napas pelan, "entahlah.. Dia tidak memberi tau kesalahan Nii-chan dan menyuruh Nii-chan memikirkannya."
Ealah, malah curhat.
Bocah itu lalu meletakkan jarinya dibawah dagu, berpose ala detektif, "Kalau begitu Nii-chan temui dia dan minta maaf! Lyo juga dulu pelnah ngambek cama Jilo kalena Jilo tidak cengaja melucakkan mobil-mobilan Lyo. Tapi cetelah Jilo minta maaf dan menyecali pelbuatan Jilo, Lyo tidak lagi ngambek dan kembali belmain belcama Jilo."
Yamamoto tersenyum lalu mengangguk mendengarnya.
"JIROOOO!"
Sebuah teriakan mengintrupsi obrolan mereka.
Bocah itu menoleh kebelakang, ia mendapati seorang wanita tengah melambai-lambaikan tangannya ke arah dia dan Yamamoto.
"Nah, Nii-chan! Jilo pulang dulu ne, telima kacih cudah menangkapkan cal Lyo. Jaa ne~" dan bocah itu berlari ke arah ibunya setelah membungkuk dan melambaikan tangan pada Yamamoto.
Yamamoto memandang kepergian bocah itu, ia lalu berdiri dari posisinya. Tangannya bergerak menepuk-nepuk debu yang tertempel di celananya.
"Uwahh.. Sudah hampir malam." Gumamnya lalu kembali meneruskan perjalanan pulangnya.
Ia berjalan dengan santai, kedua tangannya ia masukkan kedalam saku celananya. Bibirnya tidak henti-hentinya melengkungkan senyum mengingat percakapannya dengan Jiro –nama bocah itu– tadi. Sangat polos,pikirnya.
Ia menyapukan pandangannya ke arah jalanan yang sudah tidak terlalu ramai lagi. Oh, pantas saja, semua orang pasti sudah pulang ke rumah mereka masing-masing dan menunggu makan malam.
"Kufufu.. Kalau begitu, bagaimana kalau kau jadian saja denganku?"
Yamamoto menghentikan langkahnya ketika mendengar suara yang sangat ia kenal. Ia mengedarkan pandangnya ke sekeliling, mencari asal suara itu.
Sebuah gang.
"Apa maksudmu kepala nanas?"
Suara yang sangat Yamamoto rindukan.
Tanpa aba-aba, ia lalu berjalan mendekati gang tersebut.
"Bukankah kau bilang kalau Yamamoto bermain di belakangmu? Jadi.. Untuk mengobati sakit hatimu, bagaimana kalau kau jadian saja denganku? Lagipula, kau juga sudah memutuskannya kan? Kufufu.."
Yamamoto tersentak mendengar penuturan Mukuro,
'Apa itu alasan Gokudera memutuskan hubungan kami?'
Makin lama makin dekat jarak antara dia dan gang itu.
"Jadi..Bagaimana, Gokudera?" Terdengar lagi suara Mukuro.
Suara Gokudera tidak lagi terdengar, membuat Yamamoto semakin penasaran dan mengintip mereka berdua.
'DEG'
Yamamoto memandang kaku adegan di depannya, jantungnya seperti berhenti berdetak, mulutnya terbuka sedikit.
'..kenapa..kenapa kau tidak menjauh darinya, Gokudera?'
Adegan dimana Gokudera sama sekali tidak bergerak ketika Mukuro menyudutkan dirinya pada dinding, dan sama sekali tidak melawan ketika Mukuro mempersempit jarak diantara mereka –hendak menciumnya–
'dan kenapa hatiku terasa nyeri?'
ToBeContinue
Review, minna?
Note : Boleh flame, tapi mohon flame yang mendukung ^^