. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Chapter One of GATE and Fairy: Lost in Another Paralel!
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Disclaimer: Not Me!
Genre: Action, Fantasy, Adventure,
Rating: T+ (-M)
'. . . .' = Mind
". . . ." = Speak
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Pertama perlu diketahui, bahwa Kirito tidak pernah memperkenalkan dirinya kepada orang lain didunia GATE sebagai 'Kirito' karena itu akan menjadi sangat aneh. Dia mempernalkan diri dengan nama aslinya, yaitu [Kiritgaya Kazuto]. 'Kirito' hanyalah nama avatar game yang dibuatnya didunia nyata. Lagipula sangat tidak sopan memperkenalkan diri dengan nama alias kepada orang yang ingin diajak berkenalan. (tapi, kalau itu dipakai sebagai nama samaran ketika melawan musuh dengan bertujuan menutupi identitas diri, bukan masalah)
Tapi, berhubung reader lebih familiar dengan nama Kirito, maka Author akan tetap menulisnya untuk penjelasan dari sisi pembaca. Jadi, meskipun nanti kalian menemui banyak nama Kirito yang dipakai, itu hanya sebagai penjelasan untuk reader. Dan dia tetap akan memperkenalkan dirinya sebagai [Kazuto, Kirigaya Kazuto] kepada karakter lain didunia GATE.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
# Under Yggdrasil Root / Jotunheim/ Minggu 19.36 #
Setelah berhasil mengalahkan Final Boss bernama [Thrym the King of Frost Giants], dan berhasil mencabut [Excalibur] dari batu.
Tiba-tiba saja doungeon atau fortress [Thyrmheim] runtuh dengan sendirinya.
Kirito (Yui), Asuna, Lizbert, Suguha, Sinon, Silica, dan Klein langsung berlari menjauh, berusaha menyelamatkan diri mereka dari runtuhan puing yang berjatuhan.
Lalu, sebelum melompat menuju Tonki (Hybird Jellyfish-Gajah) seperti yang lainya, Kirito dilanda keraguan. Mana yang harus dia pilih, melompat menuju piaraan adiknya itu dengan membawa pedang? atau melompat dengan tidak membawa pedang?
Soalnya pedang Excalibur ini masih berupa quest item, dan sangat berat.
Apakah karena level yang diperlukan untuk menggunakan pedang belum dipenuhi, atau karena point strength miliknya tidak cukup? (karena sekitar 3 bulan lalu dia mereset semua statusnya).
Atau karena memang event dari quest yang membuat pedang itu terasa berat untuk selain npc? Sebab, saat ini Kirito dan kawan-kawan masih belum menselesaikan Quest keseluruhan, sehingga pedang [Excalilbur] tidak bisa dimasukan pada inventorynya.
'Ugh...! Apa yang harus kulakukan dengan pedang ini? Meninggalkan pedang berat ini dan langsung melompat kearah Tonki? Atau tetap bersikeras membawanya? Ini benar-benar dilemma. Bawa? Tinggal? Bawa? Tinggal? Atau lempar? Ugh, aku tidak mungkin melemparnya! Kan sayang, sudah jauh-jauh melakukan misi tanpa mendapatkan item langka?' batin Kirito seraya akhirnya berada ditepi dungeon yang sedang runtuh. Sedangkan semua teman-temanya sudah melompat.
Lagi pula, jarak dirinya dengan Tonki 'terlihat' tidak cukup jauh, ada kemungkinan besar dirinya akan berhasil melompat keseberang kalau aku melompat sekuat tenaga.
'Hmm, sepertinya tidak terlalu jauh, ada kemungkinan aku berhasil'
Pada didetik-detik terakhir, jiwa gamernya yang selalu memimpikan perlengkapan atau item langka berhasil memenangkan rasionalnya.
'Yosh, sudah kuputuskan! Aku tidak akan melepaskan pedang berharga ini!'
Hop!
Kirito pun melompat kearah Tonki sekuat mungkin, dengan kedua tangan masih memeluk pedang berwarna emas ini.
'Sedikit lagi!'
'Sedikit lagi!'
'Sedikit lag-' ucapan Kirito tidak berhasil diselesaikanya, karena tubuhnya terhenti ditengah lompatan dan langsung meluncur kebawah dengan cepat
Syuuuut!~
"AAAAAAAA~~~~~~" teriak Kirito dalam jatuhnya.
"Kirito-kun!/Kirito!/Oni-chan!/Kirito!/Kirito san/Oi, Kirito!" Asuna, Lizbert, Suguha, Sinon, Silica, dan Klein berteriak horror melihat Kirito yang melesat jatuh kejurang.
Ternyata ada sedikit kesalahan dalam perkiranya! Dia tidak berhasil mendarat ditubuh Tonki!
Sendainya dia bisa melompat 'sedikit' lebih jauh tentu tanganya akan berhasil menggapai tangan Suguha. Namun sayang, pedang yang dipegangnya ternyata jauh lebih berat dari dugaan.
Akhirnya Kirito melesat jatuh menuju lubang hitam raksasa dibawahnya. Yah, paling tidak dia akan di revive di depan Gerbang pohon Yggadrasil seperti biasanya.
'Gara-gara pedang ini aku tidak mendapatkan Exp bonus dari menyelesaikan Quest! Paling tidak dengan tetap memeluknya, 'kuharap' pedang ini akan muncul di inventroriku saar revive nanti. Ya, semoga saja, tidak salahnya kan berharap. Meskipun itu tidak mungkin menurut system game. Selain itu, misi mengalahkan Thyrm ini hanya satu kali. Dan, pedang terkuat diseluruh Alfheim ini patut diperjuangkan! Inilah jiwa game sejati!'
Syuuuuuuuuuu...
'Hmm.. ngomong-ngomong sampai kapan aku jatuh?'
Sudah beberapa saat yang lalu, Kirito berhenti berteriak.
Karena dia sadar, tidak ada gunanya berteriak lebay ketika mati didunia game.
Sebentar lagi, dia akan di revive seperti biasanya, jadi tidak perlu khawatir.
Kirito melihat keseliling, hanya kegelapan yang ada.
Tidak ada sebekas cahaya apapun yang bisa digunakan untuk melihat keadaan sekitar. Dan tubuhnya masih melayang karena efek grafitasi.
'Hmm... ternyata lubang jurang ini cukup dalam, mungkin aku harus menunggu beberapa saat lagi'
Setelah 9 detik menunggu, tiba-tiba sura 'blink' berbunyi, menandakan ada pesan masuk.
Kirito pun memeriksanya, ternyata dari asuna.
{Kirito kun, kau dimana? Kami semua baru saja selesai melakukan Quest/Misi, dan kemudian diteleportkan oleh NPC kedepan gerbang Ygsdrasil. Kau dimana?}
'EH? Mereka sudah di depan Gate Yggdrasil? Jadi, aku diamana? Apa aku masih terjatuh? Tidak! Tidak! Seharusnya aku sudah kehabisan HP karena efek [Out of Area] atau menabrak dasar jurang atau wall yang bertuliskan [Immortal Object]' batin Kirito, kemudian memeriksa semua sistem menunya, dimana pilihan [Item], [Option], [Message] dan lainya masih berfungsi.
'Sepertinya, aku juga masih terhubung online dengan jaringan. [HP], [MP], dan [STA] masih full. Hmmm...'
Kemudian Kirito mengetik dan menjawab pesan dari asuna.
[Hmm, kemungkinan aku masih dalam proses terjatuh dari lubang dan belum sampai dasar. Karena saat ini disekelilingku masih gelap gulita. Dan tubuhku juga masih terasa melayang]
Sementara itu, Asuna, Suguha dan yang lain sweatdrop membaca pesan Kirito yang terkesan santai.
''''''''Seberapa dalam jurang itu?'''''''' batin mereka bersamaan
Kemudian Kirito mendapat pesan dari Suguha.
{Onii chan, bukankah seharusnya lubang itu terisi air? Saat kami selesai melakukan misi, tiba-tiba saja semua area Jotunheim yang mulanya bersalju berubah menjadi hutan hijau. Dan jurang yang dibawahnya berubah menjadi danau yang indah. Apakah nii san terjebak dalam Error atau Bug? Coba saja log off atau panggil GM?}
'Oh! Ide cemerlang Suguha!' batin Kirito yang kelupaan akan hal kecil seperti itu.
Dia pun langsung memeriksa layar Menu lainya.
'Hmm.. mungkin memang bug atau error, selain itu Yui juga kembali kebentuk asalnya didalam [Inventory]' batin Kirito seraya melihat item bernama [Yui Heart] di bagian bawah daftar list itemnya.
Kirito pun menuju [Option] dan mendapati tombol [Log Off], kemudian menekanya.
"..."
Menekanya lagi
"..."
Lagi.
Dan lagi...
Lagi!
Lagi!
Lagi!
Lagi!
Lagi!
Lagi!
Kemudian raut wajah Kirito menjadi horor!
'Gawat! Tombol [Log Off]-nya tidak berfungsi! Jangan-jangan! Tidak! Tidak! Tidak! Tidaaak! Aku tidak ingin kembali ke dunia itu lagi! Aku sudah mendapatkan kebahagianku di dunia Nyata!'
'Berfikrir!'
'Aku harus berfikir! Jangan paniik!'
'Masih ada GM! Masih ada harapan!'
Kirito pun mencoba menghubungi GM, namum masih berlum berhasil.
'Shit!'
'Apa yang terjadi? Bukankah [Amusphere] dinyatakan aman?'
'Seharusnya tidak ada benda yang bisa membakar otak ku kalau aku mati di dunia maya ini.'
'Oh, Shit! Apa lagi yang terjadi kali ini padaku?!'
'Ok, pertama aku harus menjelaskan dulu kepada Suguha, mungkin dengan melepas [Amushphere] dari kepalaku didunia nyata, bisa membuatku terbangun dari ruangan hampa penuh kegelapan ini.'
Kirito pun mulai hendak mengetik, namun tiba-tiba saja, sebelum dia berhasil menyelesaikan pesanya, sebuah cahaya putih menyilaukan masuk melalui indra penglihatanya.
Brak! Drak! Krak! Dhraakk!
Tubuh Kirito mendarat disuatu tempat yang keras, lalu berguling-guling untuk beberapa saat, hingga akhirnya berhenti, dan menyisakan dirinya telentang.
"Ugrk! Sakit! Apakah akhirnya aku sampai didasar jurang?" Ucap Kirito, seraya mulai menempatkan posisi tubuhnya untuk duduk.
Begitu matanya berhasil menyesuaikan dengan cahaya terang disektiarnya, dirinya di hadiahi pemandangan langit cerah dengan matahari yang sudah tinggi.
Dan disekelilingnya berupa hutan, lengkap dengan bunyi kicauan burung, desiran air yang mengalir, dan suara gesekan daun.
"Ugh, apakah aku diteleportkan kesuatu tempat di Alfheim? Kalau iya, ini merupakan pendaratan terburuk kedua, setelah aku menabrak dinding dalam latihan terbang pertama kaliku. Pasti Helath Point (HP)-ku cukup banyak berkurang karenanya"
Sniff sniff..
Lalu, Kirito mulai menyadari ada suatu yang berbeda dari tempat ini. dia bisa mencium aroma kayu, dan lembabnya udara.
"Oh, Shit! Kau jangan bercanda Kayaba! Jangan bilang ini adalah evousi Virtual Dive terbaru yang kau kembangkan sembunyi-sembunyi! Baiklah, kau berhasil mengecohku Kayaba san! Ini benar-benar seperti didunia nyata, loh"
". . . "
Namun, tidak ada yang menyahut Kirito selain suara kicauan burung dijejauhan.
"OH, ayolah.. aku menyerah! Jangan bercanda Kayaba san. Meskipun aku tidak mengirim hadiah atau kartu ucapan tahun baru 2026 padamu, bukan berarti aku harus dikerjai habisan-habisan seperti ini. Bukankah kau sudah menjadi hantu didunia maya?"
". . ."
"Err.. Kayaba san?"
". . ."
Diam.. tidak ada sahutan dari kayaba, dan hal ini membuat Kirito menjadi cemas.
Glek!
Kirito pun mulai berdiri, dan memandang kesekitar.
Dia benar-benar berada ditengah hutan. Hanya pohon raksasa dengan diameter sekitar 4m yang berada tepat dibelakang tubuh Kirito, yaitu pohon sejenis 'Iron Wood' super besar dengan lubang besar dibagian akarnya yang terlihat mencurigakan. Layaknya tempat tidur binatang liar seperti beruang? Harimau? Atau buaya? Err.. Kirito lupa. Soalnya dia tidak terlalu tertarik dengan pelajaran ekosistem hutan. Semoga semua tebakanya salah.
Ketika Kirito mulai melangkah, tiba-tiba kakinya seperti menginjak sesuatu. Disaat Kirito melihat kebawah, ternyata terdapat botol-botol kecil dengan cairan berbagai warna, batu-batu mulia juga ore yang biasaya dilihatnya di menu monitornya.
"Ja-jangan-jangan..."
Kirito berusaha membuka menu optionya dengan gerak tangan, namun dicoba berapa kalipun tidak berhasil.
Mengucapkan kata-kata sandi seperi 'open', 'menu', 'inventori', dan kata-kata lumrah dari game lainya pun tidak menghasilkan apa-apa.
"Shit! Sepertinya aku benar-benar terlempar kedunia nyata. Dan semua item yang ada didalam inventory milikku berubah menjadi nyata! Shit! Apa salahku sampai harus menderita seperti ini!"
Namun, meskipun Kirito mengucapkan sumpah serapah dengan mulutnya, dengan santai tubuhnya membungkuk, dan mengambil benda-benda yang tergeltak diatas tanah itu. (karena dia adalah veteran game, tentu sedikit mengerti langkah-langkah apa yang harus dilakukanya untuk bertahan didunia baru).
Secara otomatis, adaptasi [Gamer Mind Skill] miliknya mulai bekerja.
Satu-persatu Kirito mengambil item-item miliknya, kali ini tanganya memegang botol dengan cairan biru, kalau tidak salah itu adalah salah satu jenis potion untuk mana.
Semua benda yang berceceran itu mengarah menuju pohon raksasa dengan lubang dibagian akarnya yang dia lihat sebelumnya.
Kelihatanya, Kirito terjatuh dari dalam pohon, kemudian berguling-guling hingga berada diluar.
Akhirnya Kirito berhasil mengumpulkan semua item yang tercecer diluar pohon.
Kemudian dia menengokkan kepalanya kedalam ruangan yang dibawah pohon raksasa itu.
Disana dia mendapati tumpukkan item-item lain yang membentuk seperti gunung kecil, dimulai dari koin-koin emas Yurdh dan koin-koin perak Yurdh yang berhamburan, beberapa pisau, armor, selimut, tenda, tas, accesosy, helm, sepatu, sarung tangan, pedang, permata, botol-botol kecil, bermacam daging yang didapat dari quest, kulit-kulit binatang, beberapa bungkusan kecil item yang berisi benda lembut(sepertinya sejenis serbuk yang didapat dari random drop item yang belum sempat dibuang Kirito), dan bermacam random item lainnya.
"Uwa... barang-barang yang ada di dalam inventory milikku ternyata cukup banyak! Padahal dulunya terlihat sedikit dari list item."
Apa boleh buat, seperti kebanyakan game RPG/MMROPG, inventory bisa menyimpan banyak armor, dan potion atau obat-obatan, dengan batas max 99 untuk satu nama item.
"Ternyata, tanpa sadar, kami para player selama ini membawa setumpuk barang di inventory slot"
"Hahh...~, untuk saat ini aku harus merapikan dan mensortir semua barang-barangku. Tidak ada waktu untuk mengeluh karena terlempar kedunia asing, toh, aku sudah pernah masuk beberpa dunia yang berbeda sampai saat ini. Meskipun semua dunia itu tidak senyata dunia ini. Apakah dunia ini adalah Virtual Dive terbaru seperti yang dikembangkan oleh RATH? Atau benar-benar dunia Nyata?"
Kirito pun mulai merapaikan item-item miliknya yang berhamburan.
Sebelum matahari mulai terbenam, Kirito mengumpulkan beberapa kayu bakar.
Begitu malam tiba, dia menyalakan api dengan percikan api yang dihasilkan oleh pergesekan dua pisau yang kini tersarung di kedua pahanya.
Kirito tidak ingin menggunakan [Violet Gem], yaitu sebuah item yang mengandung efek spell 'Fire Blast'.
Kirito belum tahu seberapa besar efek yang dihasilkanya didunia nyata?
Dia tidak ingin coba-coba/men-test efeknya dihutan yang dipenuhi daun kering, ranting, dan pohon yang mudah terbakar seperti saat ini. Bisa-bisa dia menyebabkan kebakaran hutan!
Dengan api unggun yang berhasil dibuat, saat ini Kirito memanggang [Dragon Meat] dengan hanya berbumbu garam.
Yaitu sebuah daging berbentuk sirloin dengan diameter sekitar 20 cm dan panjang 60 cm lengkap tulang yang tepat berada ditengahnya. Daging ini didapat dari drop item ketika dia dan teman-temanya melawan para naga di [Dragon Cave Dungeon].
Sementara menunggu daging matang, Kirito mengingat-ingat kembali, kesimpulan apa yang didapatnya selama sekitar 10 jam didunia baru ini.
Sebelumnya, pada akhir pekan, dirinya bersama Asuna, Suguha, Klein, Lizberth, Silica, Sinon, melalukan Quest untuk menyelamatkan Ygdrasill dari [Ragnarok].
Ketika hampir menyelesaikan Quest, dirinya terjatuh kedalam jurang gelap, karena bersikeras untuk tidak meninggalkan pedang [Excalibur] yang berhasil dicabutnya dari batu ketika Quest.
Meskipun pada akhirnya, dia berhasil mendapatkan pedang [Excalibur] yang saat ini bertengger manis dipunggungnya dengan pedang lain berwana hitam dengan nama [Long Sword] yang merupakan salah satu dari 2 pedang yang dibuat oleh Lizbeth di Alfheim Online.
Didunia nyata, ternyata [Excalibur] cukup ringan, tidak seberat ketika di dunia game. Mungkin karena sudah tidak terikat lagi dengan sistem game?
Lalu, setelah cukup lama terjatuh dari jurang, dia mendapati dirinya yang kebetulan terjatuh , kemudian menggelinding keluar dari pohon raksasa.
Kirito sudah memeriksa, memanjat, menusuk, memukul, dan menendang pohon tersebut. Dan dirinya tidak mendapati sejenis portal rune, atau benda aneh apapun yang berada didekatnya. Hanya pohon normal biasa.
Seperinnya, apapun yang menghubungkanya dari dunia game ke dunia ini hanya berlangsung sesaat, atau memang diatur untuk menajadi one way road (jaur satu arah).
Dan akhirnya Kirito menyakini bahwa dia benar-benar berada didunia nyata yang lain, ini terbukti dengan seluruh fungsi tubuhnya berfungsi layaknya mahkluk hidup normal lainya, seperti darah yang mengalir didalam tubuh (Kirito sudah mencoba menggores jarinya dengan pisau), bernafas dengan menghirup oksigen diudara, dan lainya.
Juga, dikarenakan saat ini tubuhnya adalah tubuh fairy dalam ras Springgan, Kirito menyadari sedikit perbedaan dari fungsi norma tubuh manusianya.
Seperti matanya yang bisa melihat dengan jelas dalam kegelapan, karena meskipun sudah malam, dia bisa melihat dengan jelas layaknya diwaktu siang, pendengaran dan penciumanya menjadi sedikit lebih tajam, otot, daging, tulang, dan kulit tubuh miliknya menjadi lebih kuat, bahkan dia tidak terlalu terpengaruh dengan perubahan suhu udara yang tidak ekstrim. Buktinya, dia tidak merasa kedinginan, meskipun hari sudah berganti dengan malam.
Tapi, entah kenapa, meskipun tubuhnya adalah tubuh Fairy, dia masih tidak bisa terbang.
Bahkan memunculkan sayapnya saja, Kirito tidak tahu caranya. Atau bahkan memang tidak bisa. Kalau dia bisa melakukanya, tentu akan menjadi lebih mudah.
Apakah dunia ini menolak sistem terbang?
Sepertinya logic dunia ini tidak menerima kalau manusia itu bisa terbang. Well, meskipun itu adalah sesuatu yang normal dan sewajarnya untuk manusia, tapi, bukankah saat ini dia adalah Fairy? Atau dia manusia didalam tubuh fairy? Entahlah...
Adapun soal sihir yang bisa dia gunakan, Kirito saat ini cuma bisa mengingat 2 macam sihir, yaitu Black Fog (Smoke Screen), dan Mirage (Body Double). Karena keduanya merupakan sihir dasar spriggan, pengucapan mantranya singkat sehingga mudah diingat, dan juga Kirito sudah sering menggunakanya keduanya.
Sedangkan sihir yang lain, seperti Transformation, Shadow Step, Quarta Mirage, dan Sihir lain yang jarang digunakannya, biasanya Kirito dibantu Yui untuk menggunakanya. Karena pengucapan spellnya cukup panjang dan merepotkan.
Seandai saja yui ada...
'Yui, seandainya kau ada disini, papa tidak akan kebingungan dan merasa kesepian seperti ini. Maafkan papamu yang malah terlalu bergantung padamu' batin Kirito, seraya menatap telapak tangan kananya, dimana disana terdapat sebuah kalung dengan batu berlian transparan indah. Batu berlian itu bernama [Yui Heart], bentuk original Yui ketika didunia Sword Art Online.
'Apa yang terjadi padaku setelah ini?'
'Saat ini aku memang belum bertemu mahluk lain selain burung, kadal, dan serangga yang lewat dihutan ini. Bagaimana jika penghuni dunia ini adalah mahkluk yang berubah menjadi gorila ketika bulan purnama? Atau para penyihir yang memakan tubuh manusia? Atau para ninja yang berkeliaran membunuh orang-orang? Atau mereka adalah para Shinigami dan Quincy? Semoga bukan mereka! Aku masih belum ingin mati! Aku ingin pulang kedunia ku!'
'Hahh.. seandainya aku memang harus tinggal didunia ini untuk sementara. Kuharap penghuni dunia ini adalah mahkluk cinta damai! Yah, mungkin seperti gadis-gadis peri, ikan duyung, loli nekomata, angel, gadis dengan pakaian seperti domba, atau makluk-makluk imut lainya!'
'Tidak tidak! Bukan saatnya untuk berhayal yang aneh-aneh. Pertama aku harus mencari informasi dari penduduk sekitar'
Kirito kemudian membalikkan potongan [Dragon Meat] dan membiarkan bagian yang sebelumnya tidak terkena panas api menghadap kebawah.
'Sepertinya, aromanya mulai harum'
'Untuk sementara ini Item-item milikku akan aman di dalam pohon itu' batinya seraya menatap pohon species Iron wood raksasa yang pintu masuk/lubangnya sudah Kirito tutup dengan sebongkah batu yang besar (kekuatan tubuh Elf jauh lebih besar dari tubuh manusianya), kemudian ditimbun dengan ranting-ranting, dan dedaunan untuk mengkamuflasekanya supaya terlihat alami.
Lagipula, Kirito sudah sudah memisahkan antara benda-benda yang bisa dikonsumsi dan tidak. semua benda yang disimpanya adalah benda-benda yang tidak akan rusak dalam jangka lama, seperti koin, equipment Item, potion Item, Crystal, Gem, Ore, dan lainya.
Sementara itu, 42 [Dragon Meat], 99 [Shark Meat], dan 89 [Grizzly Meat], dan 59 [Rabbit Meat] sudah Kirito masukkan kedalam sebuah [Rag Magical Bag] yang memiliki 4 slot.
'Untunglah aku belum melakukan bersih-bersih sebelum melakukan misi kemarin. Karena biasanya sebulan sekali aku akan menjual kepada Agil barang-barang tidak berguna seperti: armor, helm, sword, bow, dagger, dan item-item lainya. Itu semua hanya item rank rendah dari random drop yang kudapat setelah melawan monster-monster lemah. Mungkin didunia ini, aku bisa menjual barang-barang yang tidak terpakai, atau memberikanya kepada orang yang memerlukan'
'Adapun [Rag Magical Bag], tas ini terbuat dari kain jelek kasar dengan ujung berumbai layaknya kain lusuh berwarna coklat. Ini adalah random drop dari monster level rendah [Troop Mantis]. Didunia baru ini, ternyata benda jelek kualitas rendah seperti ini cukup berguna. Padahal, sebelumnya item ini sangat tidak berharga didunia Alfheim Online. Karena [Normal Magical Bag] memberikan bonus tambahan 10 slot untuk inventory, [Unique Magical Bag] memberikan bonus tambahan 15 slot untuk inventory, [Rare Magical Bag] memberikan bonus tambahan 20 slot untuk inventory. Karena harganya sangat murah, dan sering muncul sebagai drop, maka kebanyakan pemain membuang [Rag Magical Bag] ini. Fyuh..~ Untung lah kali ini aku belum sempat membuangnya'
'Semua bahan makanan sudah kumasakkan kedalam tas, ditambah 2 [Cristal healing], 3 [Medium Health Potion], 2 [Medium Mana Potion] dan 3 [Antidote] yang kesepuluhnya sudah kusiapkan di 'Fast Slot'/kantong yang ada di sabuk milikku.'
'Seandainya aku memiliki [Normal Magical Bag], atau paling tidak terdapat beberapa [Rag Magical Bag] yang lain, aku bisa membawa semua stock healing potion dan mana potion milikku. Tapi, untuk sementara, aku terpaksa meninggalkannya dibawah pohon bersama item yang lain'.
'Sekarang aku memakai pakaian cadangan milikku, yaitu [Black Night Set Armor]. Set armor Rank Medium yang terdiri dari [Black Night Coat], [Black Night Glove], [Black Night Boot], [Black Night Robe], [Black Night Scarf]. Meskipun dengan memakai set armor ini attack point milikku berkurang 92 point, itu tidak masalah, karena saat ini aku sendirian didunia ini, aku tidak bisa bebas bertarung seperti di game Alfheim online, dimana ada Asuna dan lainya yang selalu siap memberikan Buff dan menyembuhkan Health Point miliku ketika menyerang musuh. Jadi kali ini aku memilih armor set untuk meningkatkan balance status rata-rata. Dengan memakai satu set[Black Night Set Armor], seharusnya aku mendapat bonus tambahan 5 point untuk (All Status/Setiap Status) dan 20% bonus untuk (Movement Speed/Kecepartan gerak) untuk siang hari, dan pada malam hari akan mendapatkan tambahan 15 point untuk (All Status) dan 50% bonus untuk (Movement Speed). Tapi, karena tidak bisa melihat status. Aku hanya bisa berharap bahwa perhitungan status point masih sama. Selain itu, warna seluruh armornya setnya hitam. Jadi, tak masalah.' (bajunya sama persis dengan baju yang dipakai di Alfheim Online)
'Hmm... aku juga membawa beberapa puluh Gold dan Silver Yurd di kantong kecil. Karena tidak ada slot kosong lain, aku terpaksa membuatnya dari [Minotaur Skin] dengan seutas tali yang juga berasal dari kulit yang sama, untuk jaga-jaga'
'Oke, dengan begini, sepertinya semua persiapan survival untuk perjalan besok pagi sudah siap!'
Kirito pun kembali memeriksa daging yang dia panggang, sepertinya sudah cukup matang.
'Hmm… meskipun hanya ditaburi garam, aromanya lumayan harum. Saatnya makan, itadakima-'
Kruyyuuuuu~k
Kirito menghentikan dirinya untuk menggigit daging, karena dia mendengar suara aneh didekatnya.
'Apa itu?'
Meskipun memiliki panca indra yang lebih baik, kalau kau belum terbiasa menggunakanya, sama saja dengan bayi yang baru lahir. Yang kau perlu lakukan ialah trial and error, mencoba dan melatihnya supaya sesuai dengan dirimu.
'Terdengar seperi suara perut kelaparan? Apa itu perutku?'
Snif snif…
'Aku masih belum bisa membedakan bermacam aroma disektiarku. Atau itu hanya suara angin? Memiliki pendengaran yang sensitif ternyata cukup sulit juga'
Kryuu~k
Kresek kresek...
Kali ini Kirito benar-benar mendengar bunyi seperti perut orang yang kelaparan, dan suara deadaunan disemak-semak yang bergerak.
Dia pun mengambil posisi siaga, dan menarik [Long Sword] dari sarungnya dengan tangan kirinya, sementara tangan kananya masih stanby bersiap memegang tulang pada sirloin panggang. Meskipun itu daging, dalam keadaan terdesak, makanan bisa digunakan sebagai perisai atau senjata.
"Siapa disana? Keluarlah!"
Srek.. Srek..
Srek srek...
Kirito bersiap meluncur untuk menyerang atau berlari (kalau ternyata musuh terlihat lebih kuat).
Srek..
Dengan malu-malu, seorang gadis yang terlihat berumur 17 tahunan, berambut blonde kuning cerah, telinga lancip, dengan satu set pakaian pemburu, terdiri dari mini skirt one piece, stoking putih selutut, dan sepatu boot kulit, yang mana warna hijau hampir mendominasi keseluruhan.
Sepertinya dia seorang Elf hutan atau Elf pemburu? Karena meskipun kedua tanganya terlihat gemetar, si gadis Elf berusaha mengarahkan sebuah panah dengan busur yang yang diarahkan tepat kearahnya.
Kirito pun menghela nafas, melepaskan posisi siaganya, kemudian memasukkan kembali [Long Sword] pada sarungnya. Karena Kirito tidak perlu khawatir dengan hanya anak panah.
Dengan tubuh Springan ini, dirinya masih bisa menebas peluru yang melesat diudara kearahnya.
'Hah.. kukira beruang, harimau, vulkan, ogre, atau sejenis mahkluk hutan lain. Tertnyata hanya gadis Elf. Hmm... Elf? Kenapa ada Elf didunia ini? Seperinya, aku terlempar didunia yang benar-benar berbeda?'
Kirito kemudian memperhatikan kembali sosok Elf yang masih mengarahkan anak panahnya kearah Kirito dengan tangan sedikit gemetar.
Kruyuuukkkk..
'Hm, seperti dia kelaparan'
Dengan perlahan, Kirito mengarahkan daging panggang yang ada ditanganya, berusaha setenang mungkin, supaya tidak membuat Elf itu takut terhadapnya.
"Kau lapar?"
"..." gadis itu tidak menyahut
'Apa dia takut aku meracuni daging ini?' batin Kirito, seraya menggigit sedikit sirloin itu dengan tujuan menjelaskan bahwa daging ditanganya aman untuk dikonsumsi.
"Nyam...Lihat, ini tidak beracum. Nyam..nyam.. Hmmm... cukup enak kok, meskipun aku hanya menaburkan garam diatasnya" ucapnya seraya kembali mengarahkan sirloin kearah gadis Elf dengan sedikit iler yang menetes di pinggir mulutnya. Sepertinya dia terpana melihat Kirito mengunyah daging beraroma harum itu.
"Ayo, silakan!" ucapnya seraya mengulurkan daging dan melangkah pelan mendekati Elf.
Dengan ragu, gadis Elf meletakkan busur kepunggunya, dan mengulurkan tangan perlahan kearah sirloin panggang.
Setelah gadis Elf mengambilnya, dia masih saja bolak balik melirik sirloin ditanganya dan Kirito yang tersenyum kearahnya. Sepertinya dia masih sedikit ragu.
Kruyuukk...
Dengan isyarat dari perut gadis Elf yang kesekian kalinya. Dia memantapkan hatinya, untuk menggigit daging ditanganya. Satu gigit telah berhasil dilakukanya, kemudian dua gigit, tiga gigit, dan akhirnya melahap daging dengan rakus.
Kirito hanya menghela nafas mendapati hasil masakanya dimakan gadis dihadapanya.
'Hahh.. sepertinya aku harus memasaknya lagi'
Kemudian Kirito menggapai sebuah tas lusuh yang tergeletak di samping batu yang sebelumnya didudukinya.
Kemudian dia memasukkan tanganya kedalam sisi tas yang sepertinya dia meletakkan [Dragon Meat] didalamnya. Dengan ajaib, tangan Kirito menghilang kedalam tas, setelah memegang benda yang dia cari. Dia menarik sebuah daging dari pocket dimension magic.
'Ah! Ini bukan [Dragon Meat]' batin Kirito yang ternyata salah memasukkan tangan pada slot [Shark Meat].
Ini merupakan hal yang wajar, karena Kirito tidak bisa melihat benda yang ada didalam tas, dia hanya melihat 4 buah slot portal hitam gelap yang dipisah oleh sekat pembatas. Jadi dia belum hapal letak benda yang baru hari ini disimpanya.
Kirito sengaja terlebih dulu menghabiskan daging kualitas tinggi [Dragon Meat], yang merupakan [Rare Drop Item] daging langka yang memiliki efek meningkatkan 1 point permanen secara random pada salah satu status [Vitality: meningkatkan jumlah HP/MP], [Strengh: meningkatkan phisical dan magical Attack], [Agility: meningkatkan Movenent Speed].
Kirito ingin menghabiskanya secepat mungkin, karena dia belum tahu pasti, apakah daging itu membusuk atau tidak kalau diletakkan kedalam pocket dimension.
Soalnya, dia tidak berada didalam dunia maya atau dunia Alfheim lagi. Melainkan dunia Nyata. Apakah efek sihir berpengaruh didunia nyata? Kirito masih belum 100% meyakininya.
Karena Sihir itu seharusnya tidak pernah ada dan hanya fantasi atau khayalan belaka.
Kirito duduk kembali, dan mulai menaburi garam yang sebelumnya berhasil didapatkan dari menghaluskan pecahan kecil [Cristal Salt]. Setelah merasa cukup, dia meletakkan sirloin itu diatas pemanggangan sederhana hasil karnyanya, tidak lupa untuk menambah beberapa kayu bakar.
Sementara itu, gadis Elf yang masih disibukkan dengan memakan daging yang tinggal setengah menghentikan kegiatanya, dan menatap Kirito dengan raut wajah bersalah.
Sepertinya dia baru sadar bahwa dia memakan daging milik orang lain, tapi karena daging yang dimakanya ini teksturnya lembut dan lebih enak dari berbagai jenis daging yang sebelumnya pernah dia makan, dia jadi lupa diri dan fokus berusaha menghabiskannya.
Dengan wajah sedikit memerah, gadis Elf mengulurkan daging yang baru dia makan setengahnya kearah Kirito.
'Hm?' pikir Kirito dengan raut tanya diwajahnya ketika melihat gadis Elf menyerahkan sirloin kearahnya 'Apa dia ingin menyuruhku untuk memakanya?'
"Ah, tidak perlu. Aku akan menunggu yang ini saja, kau boleh menghabiskanya"
Gadis itu masih belum bergeming, dan menatap Kirito dengan bingung.
"Kau makan saja, tidak perlu menunggu ku"
Gadis Elf masih kebingungan? Lalu mengucapkan beberapa kata yang belum pernah didengarnya.
". . .?" Kirito terdiam sejenak mendengar perkataan tidak jelas gadis Elf.
Lalu tersadar akan sesuatu yang absurd yang sebelumnya sudah diperkirakanya.
'Oh! Shit! Ternyata bahasa kami berbeda! Jadi, selama ini dia tidak mengerti apa yang kuucapkan?' rutuknya dalam hati
Kemudian Kirito berusaha melakukan percakapan, baik itu dengan gerak, atau isyarat tubuh (yang aneh dan lucu menurut gadis Elf).
Ternyata benar, gadis Elf itu benar-benar tidak mengerti apa yang diucapkanya selama ini.
Dan setelah gadis itu mengucapkan beberapa kata untuk merespon Kiritto, dia sendiri juga tidak mengerti apa yang diucapkan gadis itu kepadanya.
Kirito pun menghela nafasnya.
'Hahh.~ Merepotkan sekali! Kenapa aku harus terdampar didunia dengan bahasa yang berbeda? Sepertinya aku harus memulai dari awal' batin Kirito seraya berdiri dan melakukan gerak isyarat mengarahkan kedua tanganya kearah dirinya.
"Namaku Kirigaya Kazuto. Ka-zu-to" ucapnya dengan gerakan aneh yang mengikutinya.
Sementara gadis Elf yang kini sudah menghabiskan seluruh daging miliknya, duduk di daun-daun yang berjatuhan di tanah, dia hanya memasang wajah bingung dan sesekali tersenyum karena gerakan isyarat tidak jelas dan lucu yang dipakai Kirito untuk memperkenalkan diri.
Melihat respon gadis Elf, Kirito hanya bisa menggaruk-garuk kepalanya dengan sedikit frustasi, kemudian mengulang kembali perkatanya. "Ka-zu-to. Namaku adalah Ka-zu-to!"
Kembali gadis Elf tersenyum kearahnya.
'Ugh.. merepotkan' batin Kirito, seraya mengulang usahanya kembali beberapa kali kemudian.
Sesudah mencoba mengenalkan dirinya sebanyak 8 kali, Kirito menyerah, dan duduk kembali diatas batu favoritenya, dengan helaan nafas lelah dan tubuh membungkuk.
Kirito kemudian mengalihkan pandanganya kearah sirloin yang hampir matang. 'Terkutuklah kau Bahasa! Kau lah yang menciptakan dinding penghalang bagi manusia untuk berkomunikasi satu sama lain!'
Setelah diam beberapa saat, kini giliran gadis Elf yang mengeluarkan suara lembut.
"Ka-zu-to" ucapnya seraya menunjuk kearah dirnya, kemudian setelahnya menunjuk kearahnya sendiri dan mengucap "Chuka, Chuka Luna Marceau"
Setelah mendengarnya, Kirito hanya mengedipkan wajahnya beberapa kali.
Kemudiang sang gadis mengucapkan kembali nama Kirito, kemudian menunjukkan tanganya kearah dirinya sendiri dan mengucak kata yang sama seperti sebelumnya. "Chuka, Chuka Luna Marceau"
"Owooooooooo! Akhirnya dinding pertama berhasil ditembus!" ucap Kirito kegirangan karena berhasil mendapatkan nama Elf itu.
Dan setelah mengenal nama masing-masing, satu setengah jam berikutnya mereka berdua habiskan untuk mengucap kata-kata aneh satu sama lain. Apa boleh buat, belajar bahasa secara otodidak tidak semudah belajar bahasa yang sudah tersedia dikamus.
Karena sudah larut malam, dan sang gadis Elf terlihat kelelahan, akhirnya dia tertidur terlebih dahulu dengan bersandarkan batang pohon.
Untuk beberapa jam kemudian, Kirito masih terjaga soalnya dia masih merasa tidak aman karena berada dihutan antah berantah, siapa tahu tiba-tiba monster menyerang mereka.
Dia pun kembali menambahkan kayu kering pada perapian menjaga supaya suhu udara tidak terlalu dingin disekitar, meskipun dia tidak kedinginan, si gadis Elf sebaliknya, dia terlihat menggigil. Hingga akhirnya Kirito melepaskan jubah hitamnya kemudian menyelimutkanya kepada sang gadis. Kirito tetap terjaga untuk beberapa lama, sebelum akhirnya kantuk mengalahknya dan membuat Kirito tertidur sambil duduk.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Pagi harinya Kirito dibangunkan oleh Chuka yang kemudian mengembalikan jubah hitam milikya diiringi dengan semburat merah diwajahnya, dan mengucapkan kata lain yang asing ditelinganya. Sepertinya itu semacam kata terima kasih. Kirito pun mencoba mengingat kosa kata 'terima kasih' dari Elf yang baru didengarnya.
Setelah bangun, Kirito berjalan kearah aliran sungai kecil yang berjarak kurang dari 10 meter dari tempat mereka.
Seperti yang dilakukanya tadi malam, dia meminum air segar itu. Ternyata air didunia tanpa polusi dan limbah itu sangat menyegarkan. Setelah puas minum, Kirito pun membasuh wajahnya.
'Errr… kenapa aku masih belum ingin buang air kecil atau besar? Apakah tubuh fairy itu sangat berbeda dengan tubuh manusia? Hmm.. entahlah mungkin nanti aku akan mempelajarinya lebih rinci. Toh, konon katanya Fir'aun meskipun banyak makan, cukup jarang melakukan ritual pembuangan. Apa mungkin Fir'aun sembelit? Haha...'
Tidak lama sesudah mengejek Fir'aun, karena Kirito tidak tahu jalan dihutan, dia mencoba menjelaskan bahwa dirinya ingin mengikuti Chuka.
Meskipun sepertinya Chuka masih tidak terlalu paham dengan apa yang diucapkan Kirito selain namanya, dia tidak melarang Kirito untuk mengikutinya.
'Sepertinya, dia ingin mengikutiku. Apakah dia tersesat juga dihutan ini?' batin Chuka melihat Kirito yang dari tadi mengikutinya.
Sementara Kirito yang tidak mengetahui bahwa Chuka sedang tersesat, dia merasa lega, karena dengan adanya Elf lokal.
Seandainya nanti dia bisa bertemu manusia, atau makhluk lain seperti Dwaft, Fairy, Gnome, atau lainya dengan jalan damai, Kirito berharap Chuka yang mengerti bahasa mereka bisa menjelaskan bahwa dirinya orang baik.
Semoga saja, dia bertemu seorang yang cukup pintar atau orang yang memiliki sihir telepati.
Karena seperti yang dirumorkan tentang sihir telepati dari beberapa bacaan novel yang pernah dibacanya. Sihir ini memungkinkan pengguna dan objek telepati bisa memahami satu sama lain. Bahkan dengan menggunakan telepati, kemungkinan bisa mengetahui apa yang dikatakan tumbuhan atau binatang. Semoga saja.
Dan, kalau Kirito memang beruntung, semoga dia menemukan cara untuk kembali kedunia asalnya.
Meskipun dia mendapat kesempatan untuk berpetualang didunia baru ini, Kirito masih lebih memilih dunia asalnya yang lebih pasti aman dan tentram. Tidak seperti dunia baru yang belum diketahui aman atau tidaknya
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Setelah berjalan setengah hari mengikuti Chuka, Kirito menyadari gerak gerik yang aneh. Dan otaknya mengambil kesimpulan: Sepertinya Chuka juga tersesat.
'Fukoo daa~ Cobaan apa lagi yang menimpaku kali ini! Apakah terlempar kedunia lain tidak cukup? Kenapa aku harus tersesat pula!' teriak Kirito dalam hati.
Meskipun demikian, dia tetap mengikuti gadis Elf itu. Karena seperti rencana sebelumnya, si gadis Elf bisa menjelaskan bahwa dia orang baik. Atau paling tidak, semoga dia memberikanya tempat yang layak untuk tinggal beberapa saat nanti setelah sampai di kediamanya.
Bukan kah normal untuk NPC menawarkan para petualang istriahat dirumahnya? Itulah harapan naive Kirito.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Sore pun telah datang, matahari mulai condong untuk tidur dimalam hari. Kirito dan Chuka juga sudah makan siang dengan 2 [Dragon Meat] panggang seperti sebelumnya.
Selama perjalanan mereka dari pagi, Kirito sudah beberapa kali melawan dan mengalahkan binatang buas yang berusaha menyerang mereka. Kirito tidak tahu apa nama mereka, yang jelas mereka berbentuk seperti beruang liar, serigala berbulu hitam, tumbuhan menjalar yang bergigi tajam, buaya, dan beberapa lainya.
Saat ini mereka masih berjalan tanpa arah tujuan yang pasti.
Paling tidak mereka tidak berjalan ditempat yang sama, karena Chuka cukup pintar untuk memberikan tanda pada pepohonan atau tanah yang dilewatinya. Sepertinya dia [Hunter in Training] atau semacamnya.
Srek!
Srek srek srek srek!
Tiba-tiba muncul beberapa Elf dewasa dengan berbagai macam senjata ditangan mereka. Yang semuanya diarahkan kepada Kirito.
Kirito yang cukup terkejut, langsung mengangkat tangan tanda menyerah. Karena dilihat dari pakaianya, para Elf ini memiliki tema pakaian yang sedikit mirip dengan Chuka.
Sementara Chuka dengan panik langsung berbicara kepada seorang Elf yang terlihat antara tua dan muda? Sepertinya dia pemimpin Grup Elf ini?
Tidak lama setelahnya, para Elf lainya menurunkan/menyarungkan senjata mereka.
'Fyuh.. sepertinya negosiasi Chuka berhasil dengan baik. Nice job Chuka chan!'
Kemudian, orang tua yang diajak bicara Chuka sebelumnya mencoba mengatakan sesuatu kepada Kirito. Dan tentu saja, Kirito terdiam. Sama sekali tidak mengerti, tapi dia tetap mencoba membalasnya dengan mengucapkan "Halo, Senang bertemu kalian, Hei kalian ini Elf? Apa kalian bisa sihir? Kenapa telinga kalian panjang? " dan beberapa kata kata lainya.
Well, selagi mereka masih saling tidak mengerti satu sama lain, Kirito bisa dengan bebas mengucapkan apa yang dia mau. Mengejekpun bukan masalah.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
"Nee... Otou san, sudah kubilang bukan, dia bukan berasal dari sini. Lihat saja penampilanya. Dia juga tidak mengerti bahasa kita. Dan kemungkinan besar dia sedang tersesat. Selama seharian tadi, dia melihat keadaan sekitar hutan dengan heran, waspada, tertarik dan kadang-kadang takjub. Seperti halnya orang yang baru pertama kali melihat sesuatu."
"Chuka! Bukan itu masalahnya. Aku tidak peduli dengan Dark Elf atau apapun dia, karena-"
"Otou san~, Sudah kubilang dia bukan Dark Elf!"
"Ya, ya.. aku tidak peduli soal itu. Karena yang terpenting saat ini kau baik-baik saja. Kau tahu, kami sudah mencari dirimu di hutan ini selama 2 hari! Tousan tidak menyangka, bisa-bisanya kau tersesat dipelatihan berburumu pertama kalinya"
Mendengar ayah yang mulai menceramahi kesalahanya, Chuka hanya bisa menunduk, dan merasa bersalah. Karena telah merepotkan ayah, beberapa sepupu, dan pamanya.
"Hah... sepertinya aku akan melanjutkan memberikanmu sesi nasehat setelah pulang nanti. Ayo, kita pulang." Ucap sang ayah, seraya berjalan mendahui Elf lainya yang juga mulai bergerak mengikutinya.
"Nee.. Tou san, bolehkan dia ikut bersamaku? Dia sudah menyelamatkanku tadi malam dari kelaparan dan kedinginan. Dan sudah beberapa kali melindungiku dari hewan-hewan buas dihutan"
"Hm.. jadi, dua beruang coklat dan beberapa serigala hitam yang kami temukan sebelumnya adalah hasil perbuatan pemuda itu?"
"Benar, Tou-san. Dia sangat mahir menggunakan pedang, dan juga sangat kuat! Kalau bukan karena dia, mungkin aku hanya bisa berlari melawan binatang buas"
"Hm... karena mengikuti mayat binatang-binatang itu pula lah, kami berhasil menemukanmu. Baiklah, kau bisa membawanya ke desa. Selain itu, ada baiknya membawa orang tidak dikenal yang berkeliaran dihutan kita kepada tetua desa. Biar mereka memutuskan apa yang akan terjadi kepada bocah hitam itu"
"Terima kasih, Tousan!" senyum Chuka.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Setelah perbincangan yang cukup lama, dan orang yang diajak Chuka berbicara berjalan mendahului Elf lain menuju arah lain. Chuka berjalan mendekati Kirito, mengucapkan beberapa kata, mengenggam tanganya, lalu mengajaknya mengikuti mereka.
'Hmm.. sudahlah... karena aku belum memiliki rencana yang jelas. Sepertinya mengikuti mereka tidak masalah'
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Malam pun tiba,
Kirito sampai disebuah desa yang terdiri dari rumah-rumah yang dibangun diatas pohon-pohon yang besar.
Beberapa Elf yang bertugas membawa 2 tubuh beruang yang sebelumnya di bunuh oleh Kirito berjalan kearah bangunan lain.
Sementara dirinya, dibawa menuju bangunan yang cukup besar, yang sepertinya merupakan rumah ketua atau pemimpin desa. (Ini sudah tidak asing lagi baginya yang memainkan banyak game RPG)
Sekitar satu jam mendengarkan perbincangan yang tidak dimengertinya, Kirito akhirnya bisa keluar dari rumah pemimpin desa.
Lalu mengikuti Chuka yang masih menarik tanganya masuk ke rumah lain yang terlihat sama seperti rumah lainya. (sepertinya ini rumah Chuka)
Tidak lama setelahnya, Chuka mulai memasak seuatu dengan peralan dapur antik seperti abad pertengahan.
Mereka bertiga makan bersama malam itu.
Ya, benar. Ada tiga orang yang duduk dimeja makan saat ini. Sepertinya orang tua yang diajak bicara Chuka pada awal mereka bertemu adalah keluarganya. Mungkin ayah atau kakaknya?
Sementara Kirito makan, kedua orang Elf dirumah itu berbincang dengan bahasa yang belum dimengerti Kirito. Dan sesekali Chuka melihat kearah Kirito dengan tatapan yang tidak bisa dimengerti oleh Kirito (tanpa Kirito sadarai, saat itu Chuka berharap kepadanya untuk memasak/memberikan daging ajaib yang muncul dari tas ajaib miliknya)
'Hmm... pantas saja, Chuka sangat senang ketika memakan Sirloin pemberianku, ternyata makanan normalnya tidak semewah daging pemberianku. Mungkin besok pagi, aku akan memasaknya untuk mereka. Aku akan mencoba memasak [Dragon Meat], [Shark Meat], [Grizzly Meat] dan [Rabbit Meat] sekaligus. Soalnya aku sendiri ingin tahu, seperti apa rasa daging lain ketika dimasak didunia ini.'
Menjelang larut malam, Kirito tertidur disofa panjang yang ada didekat jendela.
Karena lelah setelah seharian berjalan, tubuhnya meminta hak untuk istirahat.
Sementara itu, Chuka dan ayahnya pergi tidur kekamar masing-masing. Tidak lupa, Chuka memberikan selimut kepada Kirito yang terlelap terlebih dahulu.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Karena Kirito tertidur terlebih dahulu, maka Kirito bangun lebih awal, beriringan dengan matahari yang mulai terbit.
Setelah menguap, merengangkan badan, Kirito mulai mengamati keadaan sekitar.
'Sepertinya mereka masih tertidur. Hmm.. karena tidak ada kesibukan lain, mungkin aku akan memasak sesuatu untuk mereka'
Karena Kirito tidak berani menggunakan peralatan dapur tanpa izin, maka Kirito hanya meminjam tungku perapian. Setelah mempersiapkan 3 macam daging yang memenuhi tempat memanggang. Kirito kembali menaburkan garam. Dia masih belum berani coba-coba memakai bumbu yang ada didapur, mungkin saja ada yang mengandung racun.
Sementara menunggu masak, Kirito berkeliling sebentar mencari sesuatu untuk membasuh wajahnya dan minum. (karena tenggorokanya haus).
Tidak beberapa lama, karena mencium aroma lezat yang familiar, Chuka langsung keluar dari kamarnya, berlari, kemudian melompat, memeluk Kirito dari belakang, dan mengucapkan kata-kata yang sebelumnya pernah dia dengar. Sepertinya perkataan terima kasih?
Meskipun dia memiliki Asuna dan Suguha didunia sebelumnya, dia tidak bisa menolak kebaikan seorang Elf cantik yang memperbolehkan dirinya merasakan kelembutan dan kekenyalan dua benda yang menyentuh punggungnya saat ini.
Beberapa menit kemudian, kedua orang Elf dan satu orang half-fairy itu memulai makan pagi bersama.
Kali ini, semua daging sudah dipotong-potong kecil oleh Chuka, dan disuguhkan diatas beberapa buah piring kayu. Tidak lupa, gadis Elf itu menambahkan beberapa bumbu dari dapurnya.
Dan ketika Kirito mencicipinya.
"Uwaaaa! Rasanya lebih enak dari daging campur garam seperti sebelumnya! Chuka! Kau genius!" ucap Kirito kearah Chuka.
Meskipun Chuka tidak mengerti, sepertinya Kirito menyukai hasil kreasi tambahanya.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Setelah makan pagi, Kirito menghabiskan waktunya bersama Chuka keliling desa, sembari mendengarkan Chuka yang mengatakan dan menunjuk bermacam benda yang berbeda.
Pada sore hari, akhirnya Kirito berhasil mendapatkan beberapa kosa kata baru. Seperti pedang, anak panah, busur, pohon, air, daging, daun, dan kosakata simple lainya.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Tiga minggu lebih sesudahnya, Kirito sudah memiliki kosakata yang cukup untuk memulai percakapan singkat untuk beberapa benda tertentu. Meskipun dengan terbata-bata.
'Hmm.. ini cukup mengejutkan, entah kenapa sertinya aku mulai sedikit mengerti pola bahasa mereka. Sepertinya cukup simple, huruf-hurufnya hanya beberapa garis-garis lurus yang disusun. Seandainya aku memiliki aplikasi translate dari smarphone milikku, mungkin aku akan bisa dengan mudah mengkodekan sistem bahasanya'
Sebenarnya Kirito bisa saja langsung melanjutkan perjalananya didunia baru ini tanpa harus tinggal di desa Elf.
Tapi, karena dia masih belum bisa mengerti dengan jelas tentang bahasa yang dipakai, maka dia memutuskan untuk tinggal untuk beberapa saat, untuk belajar bahasa.
Lebih baik belajar bahasa saat ini, karena ada yang bersedia mengajarkanya (Chuka) daripada nanti ketika melakukan perjalanan. Karena, belum pasti dia akan menemukan orang yang bersedia mengajarkan.
'Hahh... sudah hampir satu bulan aku ditempat ini. Sudah banyak hal yang telah kulakukan: seperti keliling desa bersama Chuka, membantu para Elf berburu kijang dan rusa, ikut dalam pesta makan setelah berburu, jalan-jalan bersama Chuka, membantu beberapa Elf membuat rumah, membantu membangun jembatan tali, bersantai bersama Chuka, mengumpulkan beberapa Herb bersama Elf, berlatih/melatih pedang dengan beberapa Elf (mereka melakukanya setelah melihat kelihaian Kirito dalam berpedang), masak bersama Chuk-'
'Tunggu, sepertinya aku menghabiskan lebih banyak waktu bersama Chuka? Dan aku tidak sadar melakukanya, karena terlalu fokus belajar bahasa Elf? Hm... sudahlah, sepertinya Chuka sendiri juga sangat senang' Batin Main Chara yang tidak peka ini.
Dan untunglah, mereka sudah berhenti mengira Kirito sebagai Dark Elf, dan sebagian menerima penjelasan kalau dia adalah ras Fairy dari benua yang sangat jauh dan dia secara tidak sengaja terlempar kebenua ini karena dia menjadi korban sihir teleportasi yang gagal dalam percobaan.
Karena bagaimanapun juga, ciri-ciri tubuhnya tidak sama seperti para Elf yang pernah Chuka, ayahnya dan tetua desa kenal/temui. Warna Kulit dan rambutnya berbeda, telinganya juga tidak mirip seperti Elf, lebih mirip telinga manusia dengan ujung lancip.
Bisa dibilang dia adalah spesies terbaru didunia ini.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
"Kazuto! Kazuto~! Saatnya makan siang!" ucap Chuka dari bawah pohon tempatnya tidur-tiduran.
"Ah, tunggu sebentar!" ucap Kirito yang langsung melompat dari ketinggian 5 meter dengan mudah.
(Ok, mulai sekarang Kirito akan memakai bahasa Elf, karena sudah sedikit mengerti bahasa mereka. Jadi akan ada percakapan antar para Elf yang bisa dimengertinya)
Setelah makan siang bersama Chuka dan ayahnya seperti hari-hari sebelumnya, Kirito kembali berkeliling desa, berusaha berinteraksi dengan penduduk Elf lainya, sekaligus mempraktekkan bahasa yang sudah dia pelajari.
Tentu saja, bersama Chuka yang ikut denganya.
Sore ini, dihabiskan Kirito bersama Chuka mengajarkan cara berpedang kepada anak-anak Elf.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Ketika, Kirito berjalan pulang menuju kerumah Chuka disore hari, tiba-tiba saja keduanya dikejutkan dengan kericuhan yang terjadi karena salah satu Elf yang patrol saat itu berlari kencang sambil berteriak-teriak kesekitar:
"Larii! [Enryuu] menuju kesini! Semuanya Lariii!" teriak pemuda seraya berlari menuju rumah tetua.
"Lari? Enryuu? Apa itu Enry-" Kirito tidak sempat menyelesaikan pertanyaan, karena tanganya ditarik paksa oleh Chuka untuk berlari.
"Kazuto, kita harus ketempat Tou-san ! Enryuu sangat berbahaya!"
Dalam larinya, Kirito menengokkan kepalanya kebelakang. Lalu, melihat benda besar raksasa diudara, dengan dua sayap terbuka lebar, sisik berwarna merah dan siap menmuntahkan api kearah rumah-rumah pohon.
"Groaaaaa!" raung sang [Ancien Dragon Fire] seraya menyemburkan api.
"Argghh!"
"Kyaaahh!"
"Uaaarhhh!"
Terdengar beberapa teriakan para Elf yang menjadi korban api sang naga, karena tidak sempat melarikan diri.
'Shit! Shit! Shit! Kenapa ada naga besar mengarah kesini? Kenapa aku harus langsung berurusan dengan Type Final Boss sekarang? Aku kan baru saja datang kedunia ini!'
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
To be Countinued!
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Ok, Terima kasih kepada teman-teman yang masih sedia memberikan masukan, membaca, menulis review, bagi-bagi informasi, nge-PM, nge-Favorite, dan nge-Follow fic ini!
Kalau ada pertanyaan atau apapun yang ada dipikiran kalian. Silakan tulis lewat PM atau Review. See ya later..
