Semuanya terjadi begitu saja. Deru ombak yang menggulung masuk di sela-sela guntur yang menggelegar memecahkan kapal, melolongkan jiwa-jiwa di dalamnya. Mereka yang menelan berliter-liter air asin hingga seluruh rongga diri mereka terisi air, membawa mereka ke dasar tanpa ada kemungkinan untuk berenang ke permukaan.
Dan akhirnya mereka menjadi buih. Menjunjung beberapa di antara mereka di permukaan, membawa mereka ke tepian sebuah daratan di tengah samudera dengan bantuan gelombang.
Dibiarkan menyatu dengan alam, hidup seadanya menunggu Tuhan mengasihani mereka dan mengutus seseorang untuk membawa mereka pergi.
Satu hari terasa seperti puluhan minggu, dan mereka memaksakan diri untuk tetap terjaga hingga fajar menyingsing. Menunggu asap pembakaran kapal yang sekiranya datang untuk mereka.
Mereka menunggu.
Tanpa tahu kapan mereka akan dijemput.
Meraka terus menunggu, hingga lama kelamaan mereka bahkan tak mengenali waktu.
Tapi mereka tetap menunggu.
Sampai ketika satu per satu dari mereka mulai lelah.
Dan batas-batas antara kenyataan dan impian menjadi kabur.
Seleksi alam bekerja, memulangkan mereka yang lemah ke dekapan Tuhan─
Meninggalkan sisa dari mereka dalam keputusasaan dan penantian yang berkepanjangan.
Hingga tersisa dua orang. Dua dari tiga belas.
Menanti delapan tahun di belantara hutan, bolak-balik ke pesisir pantai untuk menunggu siapapun atau apapun datang.
Masa remaja mereka habiskan jauh dari peradaban.
Delapan tahun.
Harapan mereka untuk ditemukan telah karam. Mereka hanyalah manusia liar yang menghuni sebuah pulau di tengah-tengah samudera Atlantik.
Namun, setelah pupus harapan mereka, datanglah seseorang;
Namanya Kim Taehyung.
.
Takdir memang senang bermain-main.
