Cerita ringan Sehun dan Kai for [HUNKAI LUV CHALLENGE]

Sebenarnya Cerita selingan ff yg lain karena stuck dan wb*nangis*

Enjoy!

.

.

.

"Sehun!"

"…."

"Sehuunn…"

"…."

"Yah! Cadel jelek, apa kau mati, eoh?"

kai berteriak dari bawah pohon, menatap kesal pemuda dengan kulit putih yang tengah tiduran diatas dahan pohon. Headphone putih menutup telinganya, mungkin karena itu yang membuat pemuda itu tidak mendengar teriakan pemuda dengan kulit tan di bawah sana.

Tak ada pergerakkan, dan akhirnya Kai pun mengambil beberapa kerikil dan mulai melemparnya ke tubuh Sehun.

Tuk

Tukk

Buakh!

"Awwh, yah! Hitam, apa yang kau lakukan?"

"Membangunkanmu, putri tidur. Cepat turun!"

"Ckh, siapa yang panggil putri tidur, eoh?"

Sehun menggerutu kesal dan mengambil ancang-ancang untuk turun. Tapi melihat tanah yang tak rata di bawah sana, membuat ia sedikit berpikir. Tapi Kai yang melihat Sehun yang tidak turun-turun dan malah terlihat seperti menunggu-berpikir-, ia pun kembali melempari pemuda tampan itu lagi.

"Kai, cukup! Kau pikir aku apa eoh? Berhenti melempari ku!"

"Kau monyet jelek! Kenapa lama sekali turunnya? Cepat turun Sehun!"

"Bagaimana aku mau turun, minggirlah sedikit sanah,"

"Kenapa aku harus minggir? Kau bisa melompat ke sana atau di sana,"

"Kau buta atau kau ingin aku patah kaki, eoh? Kau tak lihat tanah di sana lembek, dan di situ tidak rata? Cepat minggir, aku akan melompat ke tempat mu berdiri,"

"Tidak mau,"

"Kai,"

"Tidak. Cepatlah, lompat saja apa susahnya sih,"

"Kai,"

"…"

Sehun diam. Berpikir lagi kea rah mana ia akan melompat. Tapi tetap saja tanah yang aman untuknya berpijak adalah di mana pemuda tan itu sekarang berdiri. Tanah keras dan kering yang dekat dengan jalanan dan ada rumputnya juga. Jika pun terjatuh, tak terlalu sakit.

Tak ada waktu lagi, ia pun memilih melompat tepat di samping Kai, namun malah menimpa tubuh yang lebih mungil darinya itu.

Brukh!

"Awwh, yah! Yak, Sehun?! Dasar bodoh! Kenapa kau melompat ke tubuh ku, jelek?!"

"Ugh, kau sudah aku suruh menyingkir. Hitam. Dan berhenti mengataiku jelek. Kau yang jelek, hitam,"

"Aahh, Sehun! Kau menyebalkan!"

Setalah menyingkirkan tubuh tinggi dari tubuhnya, Kai kembali berdiri dan merapikan pakaiannya. Sehun pun juga berdiri sambil merapikan pakaiannya dan mengambil headphonenya yang tergeletak di tanah.

"Sudah, cepatlah. Semua sudah menunggu mu,"

"Ckh, kenapa cepat sekali? Aku masih ingin di sini."

Kai menatap jengkel pemuda tampan itu. yah, tampan, Kai menggakuinya tapi tetap saja ia yang paling tampan-menurutnya-. Kai mendekati tubuh Sehun dan menyentil kening putih itu, menimbulkan ringisan dari bibir tipis Sehun.

"Yah,, apa yang kau lakukan? Sakit tau!"

"Kau bodoh. Ayo pulang!"

"Bisa tidak kau tidak berteriak pada ku? Suara mu jelek,"

"Kau pikir suara mu bagus? Suara mu itu yang paling jelek, tuan Oh."

Sehun tak membalas ucapan Kai, ia malah melangkah pergi. Mengacuhkan Kai yang menatapnya jengkel. "Yah! Kau mau kemana?"

"Pulang. Kau yang bilang tadi kita harus pulang,"

"Ckh, tunggu aku!"

"Tidak."

"Jangan cepat-cepat Sehun!"

"Kau pendek, jalan mu lambat,"

"Kau, tiang listrik."

"Aku tampan,"

"Tidak, kau jelek,"

"Kau mengatai dirimu sendiri,"

"Sialan kau. Aku tampan dan tidak cadel, dasar cadel,"

"Aku cadel, tapi aku tampan, tinggi, putih dan banyak yang menyukaiku."

Skak!

Kai terdiam mendengar ucapan datar Sehun.

Iya sih, Sehun itu tampan, tinggi dan putih. Berbeda dengannya.

Ya, berbeda. Tapi, ada satu yang sama diantara mereka.

Sama. Dan tak ada yang bisa membantahnya.

.

.

.

"Tapi aku mencintaimu, jadi?

"Ya ya ya yaa…. Aku juga mencintaimu,"

Sehun tiba-tiba berbalik dan,

Cup.

Deg!

Mengecup singkat bibir tebal pemuda manis di hadapannya yang tertegun dengan tindakan singkat pemuda tampan di depannya.

"Sehun…"

"Sudah, ayo pulang. Semua sudah menunggu kita."

.

.

.

"Ne! kajja!"

.

.

.

"Nado saranghae, Oh Sehun!"

.

.

.

End.

Hum?

Apa ini? Entahlah,,,,

Hanya sepintas terlintas di kepala saya. eerr, lebih kurang setengah jam.. yah

Aneh? Udah lah..

Silahkan mau review… monggo…

By!