i've got my love to keep me warm

chapter I: you (and that habit of yours of speaking so affectionately)


pairing: sooyeol
words count: 802w
plot: banyak yang salah paham tentang hubungan mereka karena myungsoo, bahkan sungyeol sendiri sadar bila ia juga telah salah paham dengan kebaikan dan mulut manis myungsoo.

.

enjoy!


sudah beberapa hari ini seoul ditumpuki oleh salju. sungyeol membuang nafas, melihat uap-uap yang keluar dari mulutnya. kedua tangannya yang telah menggunakan sarung tangan masih dapat merasakan dinginnya seoul siang ini, meskipun matahari bersinar terang di atas sana.

langkah kaki sungyeol berhenti di depan café. café itu berwarna kecoklatan dan dipenuhi dengan hiasan natal. ketika ia masuk ke dalam, ia dapat mendengar lagu-lagu indie yang memenuhi café yang tidak terlalu ramai. matanya menjelajahi café yang tidak terlalu besar, mencari pemuda yang telah mengajaknya untuk bertemu.

tidak jauh dari tempatnya berdiri, ia mendapati pemuda itu duduk di sebelah jendela sambil mengutak-atik kamera kesayangannya. di atas meja telah terdapat secangkir kopi dan secangkir susu cokelat. sungyeol segera menghampirinya, "hey, myung."

membuka sarung tangannya yang berwarna beige, sungyeol segera menyeruput susu cokelat yang telah dingin itu.

"ugh, susu ini sudah dingin," sungyeol menggelengkan kepala, "bukankah sudah aku bilang kalau jangan pesankan aku apa-apa."

"kau bisa pesan lagi, kan," balas myungsoo tanpa menoleh. matanya masih sibuk dengan kamera yang berada di depannya.

sungyeol menghela nafas, menyenderkan badannya di kursi yang empuk. kemudian ia menatap myungsoo dengan bingung, "jadi?"

kini myungsoo mengangkat kepalanya, menatap sungyeol dengan tatapan yang tidak kalah bingung, "jadi apanya?"

"jadi untuk apa kau menyuruhku kesini?"

"oh," myungsoo tersenyum, meletakkan kameranya di atas meja. "tidak apa-apa. aku hanya ingin melihatmu saja."

wajah sungyeol memanas. ia ingin sekali berteriak di depan myungsoo dan bertanya, apa yang ia maksud.

sungyeol dan myungsoo hanyalah sebatas teman. menurut sungyeol. banyak yang salah paham tentang hubungan mereka karena myungsoo, bahkan sungyeol sendiri sadar bila ia juga telah salah paham dengan kebaikan dan mulut manis myungsoo. terkadang sungyeol merasa bila ia sedang dipermainkan oleh myungsoo, tetapi ketika ia ingin marah, myungsoo selalu berhasil melakukan sesuatu yang membatalkan amarahnya.

seperti saat ini.

"kau kenapa, yeol?" tanpa sadar, wajah myungsoo kini sudah berada dekat di depannya. matanya yang berwarna gelap itu menatapnya dengan khawatir, kemudian tangannya yang hangat menyentuh kening sungyeol yang kini memerah hingga telinganya.

sungyeol dengan terburu-buru menepis tangan myungsoo. "a─aku tidak apa-apa. memangnya kenapa?"

kening myungsoo berkerut, tetapi ia segera memundurkan tubuhnya, "wajahmu merah. kau sakit? mau pulang?"

"uhh, aku tidak apa-apa," sungyeol segera meraih susu cokelatnya, meneguknya hingga habis. "aku sehat. lihat? tunggu, aku akan pesan minuman yang baru."

sungyeol dapat merasakan sekujur tubuhnya tiba-tiba merasa hangat, dan ia dengan susah payah menahan senyumnya karena senang dikhawatirkan oleh sahabatnya sendiri. tetapi saat ia sedang mengantri di kasir, ia baru menyadari bila myungsoo lagi-lagi mempermainkan perasaannya.

ia kembali dengan secangkir susu cokelat yang masih hangat dengan sepotong kue caramel. myungsoo kembali sibuk dengan kameranya, mengabaikan sungyeol yang sudah menghabiskan setengah kue nya. tiba-tiba saja, myungsoo menendang kakinya di bawah meja.

"lihat," myungsoo memberikan kameranya kepada sungyeol. ternyata di kamera itu terdapat foto sungyeol ketika mereka masih berada di sekolah menengah atas. "kau lucu sekali bukan?"

sungyeol berusaha merebut kameranya, ingin menghapus foto itu. masa-masa sma bukanlah masa terbaik bagi sungyeol. ia terlihat sangat aneh di foto itu, dan itu bukanlah foto yang sepantasnya untuk diperhatikan.

"myungsoo! berikan kameramu!"

myungsoo mengangkat kameranya ke atas menggunakan tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya berusaha mencegat sungyeol yang sibuk meraih kameranya. tiba-tiba saja, myungsoo dengan sukses menyelipkan jari-jarinya di antara jari-jari tangan kiri sungyeol. hal itu sukses membuat sungyeol berhenti, terpaku dan menatap myungsoo yang kini tersenyum.

sungyeol segera menegakan tubuhnya, berusaha melepaskan tangan myungsoo yang kini semakin erat. perlahan, myungsoo menurunkan kameranya dan meletakkannya di atas meja. sebenarnya ini adalah kesempatan emas bagi sungyeol, tetapi ia masih terpaku dengan apa yang terjadi.

"tanganmu dingin sekali, yeol," myungsoo meremas tangannya, matanya masih saja sibuk menatap wajah sungyeol yang pasti kini sudah memerah. "tapi wajahmu merah. aneh sekali."

"a─tanganmu─"

"tanganmu dingin. makanya, aku sedang menghangatkannya."

myungsoo dan mulut manisnya lagi.

kini, sungyeol benar-benar akan bertanya kepada myungsoo tentang hubungan mereka. sungyeol bukanlah tipe yang suka bermain-main dengan perasaan. ia merupakan seorang romantis, ia ingin memiliki hubungan yang serius dan sepertinya myungsoo tidak menyadari itu.

"myungsoo, aku ingin bertanya serius denganmu," sungyeol berusaha mengabaikan tangan myungsoo, meskipun jantungnya seperti akan meledak. "hubungan kita itu apa?"

"hubungan maksudmu?"

"maksudku," sungyeol melirik tangan mereka yang berada di atas meja, "ini─maksudku."

mata myungsoo mengikuti mata sungyeol, kemudian mulutnya membulat seperti baru mengerti apa yang sungyeol maksud, "aku menyukaimu."

saat itu juga, sungyeol merasa seseorang seperti menendang jantungnya dan ada seribu serangga yang berjalan di atas perutnya. lagu-lagu indie yang daritadi berbunyi di telinganya mendadak mati, dan musim dingin di luar sana terasa seperti musim panas.

"a─kau apa?"

"kupikir kau telah tahu," myungsoo memiringkan kepalanya, menatap sungyeol bingung. "aku menyukaimu. memangnya ini semua," ia mengangkat tangan mereka, "masih kurang jelas?"

sungyeol menggelengkan kepalanya dengan cepat, "bukan begitu! hanya saja, kau tidak berkata apa-apa, jadi aku─"

belum sempat menyelesaikan kalimatnya, myungsoo mengecup punggung tangannya, kemudian menatap sungyeol dengan senyum lebar, "aku menyukaimu."

kini, sungyeol merasa jantungnya telah meledak karena ditendang berkali-kali.


a/n: hello mello! jadi fic ini bakal berisi kumpulan short stories dengan tokoh yang berbeda-beda (sooyeol, woogyu, or hodong)! i'm accepting any request in the review box, tapi konsepnya harus wintery ya. this one was made a long time ago, last year, i guess? not edited but i hope you guys enjoyed this!