.

Naruto © Masashi Kishimoto

High School DxD © Ichiei Ishibumi

Terinspirasi dari hal-hal yang berbau military, baik itu dalam game, film, anime, maupun manga.

Rated: T - M

Genre: Action/Adventure/Friendship

Warning: AU (Alternate Universe), OOC (Out of Character), no harem, no spiritual, military life.

Summary: Mereka bertiga adalah orang yang di rendahkan, dicaci maki, di cemooh, diskriminasi. Pertemuan tak terduga membuat mereka terhubung satu sama lain hingga menciptakan tali persaudaraan yang erat. Tak terpisahkan, tak tergoyahkan, dan tak terkalahkan hubungan yang dibangun oleh mereka bertiga. Mereka dulunya orang bawah yang di rendahkan, tapi mereka sekarang merangkak maju keatas sebagai orang yang di agungkan!


U.N.O.E.M © Zidane Lockhart

(United Nations Organization Elite Military)

Chapter 1: Prologue

THIS FANFIC SPECIAL FOR HARI RAYA KEMERDEKAAN INDONESIA!


Tap. . . tap. . . tap. . .

Suara deru langkah kaki menggema di sebuah lorong yang minim akan penerangan. Suara langkah kaki itu terdengar pelan oleh seorang remaja berambut pirang jabrik, namun nyatanya suara langkah kaki itu terdengar cepat.

Entah apa yang telah dilakukan remaja pirang tersebut, tangannya di borgol dan di kawal oleh dua orang petugas. Tidak hanya itu, ada empat orang lainnya yang turut berjalan bersama di belakang dua pengawal, mereka terdiri dari dua orang dewasa berbeda gender serta dua orang gadis remaja yang berbeda umur.

Tap!

Langkah mereka terhenti tatkala ada sebuah pintu besi yang menghadang di depan. Salah satu petugas berjalan ke depan lalu membuka pintu besi tersebut dan terbuka. Langkah kaki kembali menggema dengan cepat. Namun, dalam pendengaran remaja pirang tersebut suara langkah kaki itu terdengar lambat, sangat lambat malah.

Kriieet!

Pintu besi yang lainnya kembali terbuka menampilkan sebuah ruangan yang terdiri dari beberapa meja.

"Pengantar hanya di perbolehkan mengantar sampai ruang ini saja." Ucap salah satu petugas berseragam lengkap.

"Baiklah, terima kasih." Balas pria dewasa berambut pirang panjang sambil sedikit menunduk hormat.

"Kalau begitu kami akan menunggu diruang selanjutnya, kalian hanya kami berikan waktu 5 menit untuk berbicara." Ucap petugas yang lainnya lalu berjalan menuju ruang selanjutnya bersama rekannya.

Kini hanya tinggal lima orang yang berada diruangan tersebut.

"Naruto!" geram pria dewasa berambut pirang yang berbicara dengan petugas tadi. "Aku kecewa padamu! Kau telah mempermalukan keluarga Namikaze!" bentaknya dengan keras.

Remaja pirang yang ternyata bernama Naruto tersebut menggertakan giginya menahan amarah, "Aku melakukan hal tersebut untuk melindungi seseorang!"

"Apa maksudmu melindungi seseorang, yang kau lakukan HANYA MEMBUNUH SESEORANG!" pria dewasa itu makin geram dan marah.

"Sudahlah Minato-kun," sesosok wanita cantik bersurai merah panjang berusaha menenangkan suaminya yang tengah marah pada anaknya sendiri.

"Jangan ikut campur Kushina!" ucap pria dewasa berambut pirang yang bernama Minato sambil memandang wajah istrinya. Ia lalu kembali memandang anak laki-laki satu-satunya dengan pandangan benci, juga kecewa. "Dengarkan aku baik-baik Naruto! Aku sudah lelah denganmu, mulai sekarang apa pun yang kau lakukan itu terserah padamu aku. . . tidak, tapi kami semua sudah tidak peduli lagi padamu! Dan satu hal lagi, namamu akan dihapuskan dari daftar keluarga Namikaze!"

Naruto terbelalak kaget, sangat kaget. Ia lalu memandang kakak beserta adik kembarnya. "Cih! Semua sama saja!" batin Naruto geram setelah melihat wajah kakak dan adik kembarnya yang memandangnya dengan pandangan benci.

"Sebaiknya kita pulang saja Kushina, Karin-chan, Naruko-chan." Ucap Minato lalu bernajak pergi keluar diikut oleh istri beserta kedua anak perempuannya, meninggalkan Naruto sendirian. . . dengan perasaan benci yang mendalam.

"Apa tidak ada seorang pun yang bisa kuharapkan? Sial!"

Krieett!

Lima menit telah berlalu dengan sangat cepat bagi Naruto, dua petugas yang diberi tugas untuk mengawal Naruto telah masuk keruangan itu. Mereka berdua lalu membawa Naruto pergi keruang selanjutnya. Salah satu ruang. . . bukan, tapi salah satu sel jeruji besi yang terdapat di. . . . Pusat Kenakalan Remaja, Kuoh City.


Kriieet!

Naruto menatap sel jeruji besi yang berada dihadapannya. Tampilannya kini berubah, tidak ada lagi rambut jabrig, yang ada hanya rambut pirang cepak. Tubuhnya dibalut dengan pakaian khas penghuni penjara khusus untuk remaja ini, yaitu berwarna biru muda dengan lengan panjang.

Tap!

Langkah pertama ia mendengar suara pintu besi tertutup rapat,

Tap!

Langkah kedua ia melihat dua orang remaja pria yang seumuran dengannya tengah menatap dirinya.

"Kau. . . orang baru yah?" tanya salah satu remaja berambut hitam cepak serta pupil mata berwarna coklat, wajahnya menunjukkan kemalasan.

Naruto mengangguk singkat, tidak tahu harus berbicara apa.

"Hn. Jangan kaku seperti itu. Namamu?" tanya remaja yang lainnya berambut hitam cepak serta pupil mata berwarna hitam legam, plus wajah datar bak tembok China.

"Namikaze. . ." Naruto sedikit mendecih kesal ketika menyebutkan nama marga yang telah membuang dirinya, ". . . Naruto,"

"Namikaze Naruto ya. . . Hn. Aku Uchiha Sasuke," ucap remaja berpupil mata hitam legam itu menyebutkan namanya. "Yang disana namanya Nara Shikamaru." Ucapnya lagi sambil menunjuk remaja yang duduk tidak jauh darinya.

"Sa-salam kenal," Naruto gugup.

"Jadi, apa yang membuatu sampai bisa kesini?" tanya Shikamaru.

Naruto tidak langsung menjawab, ia menundukkan kepalanya, kedua tangannya mengepal dengan kuat. Setelah berhasil menahan amarahnya, Naruto mulai mendongkak menatap Shikamaru. "Aku. . . membunuh seseorang,"

Shikamaru dan Sasuke membulatkan mata kaget, tidak lama kemudian Naruto melanjutkan ucapannya. "Untuk melindungi seseorang. Seperti itulah. . ."

"Jika seperti itu kejadiannya, kenapa kau sampai bisa masuk kesini? Bukannya pengadilan tidak akan memasukanmu ke penjara? Kau bukan orang yang bersalah." Komen Sasuke.

"Sasuke benar," Shikamaru menyetujui ucapan Sasuke.

"Cih! Memang seharusnya begitu tapi. . . semua orang tidak mempercayaiku, bahkan orang yang telah mati-matian kuselamatkan sampai membunuh malah berbalik menyalahkanku!" Naruto geram, emosinya kembali naik saat kilasan flashback di pengadilan berputar dengan cepat di dalam otaknya.

"Intinya, kau orang yang dirugikan oleh pengadilan kan?" ucap Sasuke.

Naruto hanya mengangguk singkat sebagai tanda 'iya'.

"Itu berarti kau sama seperti kami," ucapan dari mulut Shikamaru sukses membuat Naruto kaget sekaligus heran.

"Apa maksudmu?"

Shikamaru maupun Sasuke tidak langsung menjawab kebingung Naruto, mereka saling pandang lalu mengangguk. "Hah. . . kulihat kau orang yang mudah bergaul, terbukti dengan ucapanmu yang dengan gampangnya membeberkan masalahmu pada orang yang baru dikenal. Kau telah menceritakan masa lalumu, itu berarti kami juga harus menceritakan masa lalu kami, termasuk bagaimana kami sampai bisa masuk kesini," tutur Shikamaru panjang lebar.

Shikamaru menarik nafas panjang lalu dikeluarkan dengan pelan, "Aku adalah anak yatim piatu, kedua orang tuaku meninggal saat aku masih bersekolah di Junior High School. Aku bukan berasal dari orang yang kaya raya tapi hidupku berkecukupan, namun saat kedua orang tuaku meninggal terpaksa aku harus mencari nafkah demi diriku sendiri. Tahun berganti tahun sampai akhirnya aku lulus dari Junior High School dan mendaftar, bukan. . . tapi di daftarkan oleh sekolah ke Senior High School elite, terbagus se-Jepang karena kepintaranku. Aku tentu saja senang masuk kesana namun, penderitaanku berawal dari sana," jelas Shikamaru.

Naruto tentu saja penasaran, ia menunggu Shikamaru melanjutkan ceritanya dengan jantung berdetak kencang. Lain halnya dengan Naruto, Sasuke hanya menutup kedua matanya.

"Kebanyakan murid yang bersekolah disana adalah orang-orang kaya raya, terpandang, dan kedua orang tua mempunyai jabatan tinggi, baik diperusahaan, politik maupun militer. Hanya ada beberapa orang saja yang sama sepertiku. Aku selalu dipandang rendah oleh mereka, dibully, dicemooh hanya karena aku adalah orang yang miskin. Aku hanya dapat bersabar, namun setiap manusia pasti mempunyai batas kesabaran. Saat aku dalam keadaan emosi aku tak sengaja bertengkar dengan salah satu murid yang selalu mencemoohku," raut wajah Shikamaru berubah menjadi emosi dan kesal.

"Aku menghajar dia sampai babak belur, tentunya aku melakukan itu untuk memperjuangkan harga diriku namun. . . keh, yang namanya keadilan tidak akan berpihak pada orang bawah. Dia tidak terima dirinya dipukuli dan melaporkan hal ini pada ayahnya. Sialnya lagi ayahnya adalah salah satu pemegang jabatan tinggi dipolitik. Jadinya aku dibawa kepengadilan dan diproses secara hukum. Aku telah menceritakan semua yang terjadi, tapi apa orang bawah sepertiku dapat menang dipengadilan melawan orang atas meskipun kebenaran berada dipihakku? Tidak! akhirnya aku difonis bersalah dan dijebloskan kepenjara ini." jelas Shikamaru panjang lebar menceritakan kenapa alasannya ia dapat masuk kepenjara ini. "Dan sebagai tambahan, aku dikeluarkan dari sekolah."

"Aku turut sedih atas semua yang meninpamu, Shikamaru." Ucap Naruto, ia dapat mengerti perasaan Shikamaru, sangat mengerti.

Tidak enak dengan posisi seperti ini, Shikamaru menyuruh Naruto untuk duduk dikasur sebelah pojok kanan, kasur yang akan menjadi tempat tidur Naruto dijeruji ini. Sedari tadi Naruto hanya diam berdiri dihadapan mereka, itu yang membuat Shikamaru agak tidak enak.

"Hn, sekarang giliranku yah?" Sasuke berucap masih dengan mata terpejam. Ia mulai menghirup udara lalu dihembuskan secara perlahan, "Uchiha. . . adalah keluarga pemilik salah satu perusahaan terbesar di Jepang, Uchiha Corp. Naruto, kau dari keluarga terpandang kan?" tanya Sasuke.

Naruto hanya mengangguk,

"Sudah kuduga, aku pernah membaca nama Namikaze sebagai keluarga yang mempunyai salah satu perusahaan terbesar di Jepang, Namikaze Corp. Naruto, kau sudah tahukan bagaimana peraturan didalam keluarga terpandang?" Sasuke kembali bertanya pada Naruto.

"Tentu saja, jika ada salah satu anggota keluarga yang tidak dapat menjalankan roda perusahaan atau tidak dapat mengabulkan keinginan orang tuanya maka nama mereka akan dihapuskan dari daftar keluarga untuk menutup aib keluarga dan tidak merasa malu karena mempunyai anak yang tidak bisa berbuat apa-apa, seperti diriku." Jawab Naruto.

"Hn, itu benar. Dan aku juga sama sepertimu, aku adalah anak yang tak dapat berbuat apa-apa, bodoh, tidak jenius. Aku memiliki seorang kakak, ini kebalikannya dengan diriku. Dia sosok orang yang cerdas, pintar, jenius, dan dapat melakukan hal apa pun dengan benar. Kakakku selalu menjadi kebanggaan keluarga, sebaliknya aku hanya menjadi cemoohan keluarga," jelas Sasuke lalu membuka kedua matanya.

"Suatu malam aku tak sengaja mendengar pembicaraan ayahku dengan seseorang, dan kalian ingin tahu apa yang aku dengar? Aku mendengar kalau ayahku merencanakan pembunuhan terhadapku. Jelas aku sangat syok dan tak sengaja memecahkan vas bunga yang berada di meja samping kananku, akibatnya aku ketahuan menguping lalu dikejar oleh orang yang diajak bicara ayahku, dia membawa sebuah pistol ditangannya. Aku sangat ketakutan saat itu sampai tak sadar aku telah menusukkan pisau keperutnya. Hn, dan seterusnya kalian pasti tahu apa yang terjadi, aku dibawa kepengadilan, difonis bersalah dan akhirnya dipenjarakan disini. 'Pengadilan tidak menegakkan keadilan' itulah kiasan yang pas untuk diucapkan setiap aku melihat tempat pengadilan." Sasuke menuntaskan kisah masa lalunya.

Setelah mendengar kisah hidup dari 'teman' barunya Naruto menyadari suatu hal, bahwa bukan ia saja yang merasakan ketidak adilan, masih ada orang yang bernasib sama sepertinya bahkan lebih dari yang Naruto alami.

"Intinya, kita adalah orang yang tak diinginkan," ucap Naruto sambil menahan emosi. Sasuke dan Shikamaru memandang Naruto lalu mengangguk.

Srek!

Naruto beranjak dari tempat tidurnya lalu melihat langit cerah melewati jendela kecil diatas tembok. "Kita harus merangkak keluar dari jurang ketidak adilan ini! Kita harus menjadi orang besar agar tak direndahkan lagi!" ucap Naruto lantang.

"Berbicara memang mudah, tapi melakukannya sulit. Apalagi kita tak akan pernah mendapatkan ijazah Senior High School sampai kapan pun." Ucap Shikamaru.

"Hn, aku setuju dengan Shikamaru." Kini giliran Sasuke yang berucap.

"Ya, aku tahu itu. Tapi selalu ada jalan untuk menjadi orang besar, aku yakin akan hal itu." ucap Naruto dengan sorot mata yakin 100% membuat Shikamaru dan Sasuke tersentak lalu tersenyum.

"Hmm, benar juga." Shikamaru berucap.

"Jadi, apa yang selanjutnya kita akan lakukan?" tanya Sasuke.

"Sebelum menjawab pertanyaan itu, aku ingin tahu masing-masing sisa waktu yang kita punya dipenjara ini. Naruto sudah pasti masih memiliki waktu 2 tahun untuk bebas dari sini karena dia orang baru, semua orang yang masuk kepenjara ini akan ditahan selama 2 tahun untuk rehabilitas serta diberi pelajaran untuk menjadi lebih baik dan disiplin. Aku sendiri masih memiliki waktu 1 setengah tahun lagi, kau bagaimana Sasuke?" tanya balik Shikamaru.

"1 tahun 8 bulan lagi," jawab Sasuke.

"Hmm begitu. . . jadi aku yang paling pertama keluar ya. . ." ucap Shikamaru sambil mengulas dagunya dengan halus pertanda ia tengah berfikir. "Begini saja, saat aku telah keluar dari sini aku akan langsung mencari informasi pekerjaan apa saja yang tidak beryarat membawa Ijazah. Aku akan kabari kalian selama 1 bulan sekali, bagaimana?" Shikamaru mengucapkan usulannya.

"Tidak buruk juga, aku setuju." Sasuke setuju.

"Aku juga setuju, tapi sebelumnya maaf telah merepotkanmu, Shikamaru." Ucap Naruto.

"Kehehehe, tidak apa-apa Naruto. Justru aku senang melakukan itu, selama ini aku tak memiliki teman maupun keluarga, dan aku bangga bertemu kalian."

Mereka semua tersenyum,

"Tapi sebelum hal itu dilakukan, kita harus mempersiapkan diri kita dari sekarang, baik ilmu pengetahuan umum, fisik, maupun mental. Dan pada saatnya tiba kita keluar dari sini, kita telah siap untuk bertarung dengan dunia luar yang penuh dengan ketidak adilan, licik, serta curang." Ucap Naruto serius.

"Naruto benar, bagaimana kalau diawali dengan sharing tentang ilmu apa saja yang kita peroleh selama ini?" usul Sasuke.

"Aku setuju."

"Heh, tentu saja aku setuju."

Dan mulai hari ini, jam ini, menit ini, detik ini, saat ini, mereka telah menjadi teman, sahabat, dan keluarga baru.

Hari-hari Naruto, Shikamaru, dan Sasuke lalui dengan sharing tentang ilmu yang diperoleh, latihan fisik, serta mental. Hari demi hari ikatan mereka semakin erat, erat, sampai tak ada seorang pun yang dapat memutuskan ikatan antar mereka bertiga. Mereka akan membantu sesama, berjuang bersama, dan menyelamatkan bersama.


-Skip Time 1 Setengah Tahun Kemudian, Pusat Kenakalan Remaja, Kuoh City-

Kriieet!

Pintu keluar penjara ini perlahan-lahan terbuka lebar, ini adalah waktunya Shikamaru untuk bebas dari penjara. Namun ia tidak boleh senang dulu, masih ada sesuatu yang harus ia kerjakan, yaitu mencari informasi.

Shikamaru kini telah berusia 20 tahun, sama seperti Naruto dan Sasuke. "Huh, hidup baru sebentar lagi akan dimulai ya. . ." gumam Shikamaru. "Baiklah, aku akan berjuang dari nol." Lanjutnya.

Srek!

Pintu telah terbuka sepenuhnya. Shikamaru mulai melangkahkan kakinya menuju aspal dunia luar. Satu langkah. . . dua langkah. . . tiga langkah. . . sampai akhirnya ia menghilang dari pandangan perjara tersebut.

Satu bulan telah berlalu dengan cepatnya. Naruto dan Sasuke diberi kabar bahwa ada seseorang yang menjenguk mereka. Naruto dan Sasuke tentu saja sudah menebak siapa yang akan datang. Selama ini mereka tidak pernah kedatangan orang untuk menjenguk, ini adalah kali pertamanya.

"Yo Shikamaru! Lama tak bertemu," sapa Naruto riang.

"Hn."

"Yo Naruto, Sasuke, kalian masih sama seperti sebelumnya," balas sapa Shikamaru sedikit menyindir.

"Hn, jangan sombong dulu karena rambutmu sudah tumbuh agak panjang Shikamaru." Dengus Sasuke sedikit kesal.

Mereka lalu duduk di kursi yang telah disediakan dengan posisi Shikamaru menghadap Naruto dan Sasuke.

"Jadi bagaimana? Apa kau mendapatkan informasi yang bagus?" Sasuke bertanya to the point.

"Hmm. . . bagaimana yah. . ." Shikamaru sedikit berfikir tentang jawabannya, "Tentu saja ada, tapi ini tidak seperti yang kalian fikirkan," jawab Shikamaru.

"Maksudmu?" bingung Naruto.

"Aku sudah mendapatkan informasi bahwa 5 bulan dari sekarang akan diadakan rekrutmen tentara oleh UNO (United Nations Organization)," jelas Shikamaru.

"Hoo. . . organisasi perserikatan bangsa-bangsa kah? Menarik!" ucap Naruto.

"Apa tidak ada yang lain?" tanya Sasuke.

"Sayangnya tidak, ini adalah kesempatan kita satu-satunya. Fikirkan lagi, jika kita mencari kerja keperusahaan-perusahaan maka dapat dipastikan bahwa kita akan ditolak bahkan sebelum wawancara. Dan jika kita membuat usaha modal dari mana? Pinjam ke bank? Tapi itu harus ada jaminannya. Jika meminjam uang dengan jumlah besar maka jaminannya juga harus besar, kita tak punya semua itu. Maka dari itulah ini adalah kesempatan kita satu-satunya." Jawab sekaligus jelas Shikamaru.

Sasuke hanya mengangguk setelah memikirkan kembali perkataan Shikamaru. Tidak lama kemudian ia sedikit kaget, "Tunggu! Kau bilang 5 bulan dari sekarang kan?"

Shikamaru mengangguk singkat.

"Itu adalah waktu untuk Naruto keluar dari penjara ini. Bagaimana kalau kita telat untuk mendaftar?"

"Hmm. . . benar juga. Naruto! Tanggal berapa waktumu keluar dari sini?" tanya Shikamaru.

"17 Agustus," jawab Naruto singkat.

"Hmm. . . pendaftaran dibuka mulai 1 Agustus sampai dengan 31 Agustus, masih ada waktu untuk kita bertiga dapat mendaftar." Ucap Shikamaru sambil tersenyum.

"Hn, itu hal yang bagus. Singkatnya, kita hanya perlu mempersiapkan diri." Kini giliran Sasuke berucap.

"Kalian berdua fokuslah untuk melatih fisik dan mental, selama 5 bulan kedepan aku akan berusaha mencari uang untuk kita berangkat ke markas UNO,"

"Sekali lagi maaf telah merepotkanmu, Shikamaru." Ucap Naruto sambil tersenyum simpul.

"Tidak apa-apa kawan, kalian berdua adalah orang yang berharga bagiku, begitu pun sebaliknya bukan?"

Naruto dan Sasuke mengangguk mantab dengan senyuman tulus terukir diwajah masing-masing.

"Waktu habis! Untuk penjenguk diperbolehkan keluar dari sini!" tiba-tiba saja petugas berbicara sambil membawa Shikamaru keluar dari ruang jenguk, hal itu membuat Naruto dan Sasuke sedikit kesal. Padahal mereka ingin bertanya lebih lanjut mengenai informasi yang Shikamaru dapat.

Dengan terpaksa Naruto dan Sasuke kembali kedalam sel.


-Time Skip 1 Bulan kemudian-

Krieet!

Kini adalah giliran Sasuke untuk keluar dari penjara rehabilitas ini. Ia melihat Shikamaru sudah menunggunya dari balik pagar pembatas, hal itu membuat Sasuke sedikit tersenyum karena ada orang yang menyambut kepulangannya.

Pintu telah terbuka sepenuhnya, Sasuke segera berjalan menghampiri Shikamaru diluar sana.

"Selamat atas pembebasannya Sasuke," ucapan selamat dari Shikamaru.

"Yeah, terima kasih. Oh ya, aku ingin bertanya sesuatu padamu sejak sebulan yang lalu namun petugas sialan itu lebih dulu menyeretmu keluar," ucap Sasuke dengan nada sedikit kesal.

"Hahaha, memang seperti itu dia. Jadi apa yang ingin kau tanyakan?"

"Ini tentang pendaftaran menjadi tentara UNO,"

"Terus?"

"Dimana letak markas tentara UNOberada?"

Shikamaru sedikit berfikir, "Sebenarnya itu adalah rahasia, aku juga tak tahu tempat markasnya dimana bahkan markas pusatnya pun. Yang aku tahu adalah tempat pendaftarannya berada disalah satu fasilitas yang berada di Selat Kamchatka, Rusia Utara. Lebih tepatnya adalah fasilitas bunker kapal selam tahun 80-an, setelah Perang Dunia II mereda organisasi itu memperluasnya menjadi pusat pelatihan militer." Jelas Shikamaru.

"Hn, tempat yang ekstrim untuk tentara yang ekstrim." Komen Sasuke. "Ngomong-ngomong kau tinggal dimana?"

"Aku telah mendapatkan rumah kontrakan yang dapat ditinggali serta sebuah pekerjaan yang bergajih cukup besar,"

"Hoo, apa pekerjaanmu?" tanya Sasuke lagi.

"Yah hanya sebagai penata sebuah supermarket besar dikota ini." jawab Shikamaru.

"Itu lumayan, kalau begitu aku akan membantumu mengumpulkan uang, masih ada waktu 4 bulan lagi bagi kita untuk mempersiapkan segalanya."

"Kau benar, ayo kita pergi ke kontrakanku." Ajak Shikamaru.

"Hn."


-Time Skip 4 Bulan Kemudian, Pusat Kenakalan Remaja, Kuoh City-

Krieet!

Dalam lubuk hati Naruto yang paling dalam, hal pertama yang ingin ia lihat saat keluar dari sini adalah keluarganya, namun nyatanya? Tidak! oh salah, permintaan Naruto terkabul. Ia sedikit menyunggingkan senyuman ketika melihat dua orang pria yang sebaya dengan dirinya. "Ini adalah keluarga baruku, tempatku untuk pulang." Batin Naruto lalu mulai melangkah keluar.

Shikamaru dan Sasuke telah menunggu Naruto diluar sambil tersenyum kearahnya. Naruto balas tersenyum lalu mempercepat langkah kakinya.

"Bagaimana perasaanmu setelah keluar dari sini?" Sasuke langsung bertanya.

"Tentu saja senang," jawab Naruto mantab.

"Kehehe, selamat atas pembebasanmu. Lebih baik kita segera pulang kekontrakan, kita harus segera bersiap untuk terbang menuju Rusia Utara." Ucap Shikamaru serius membuat Naruto dan Sasuke juga memasang wajah serius.

"Benar juga, sudah tidak ada waktu lagi yah. . ." gumam Sasuke.

"Kalau begitu ayo!"

"Tunggu dulu Naruto!" cegat Shikamaru.

"Ada apa lagi?"

"Apa kau sudah mempunyai KTP?"

"Tentu saja, aku membuatnya dari umur 17 tahun,"

"Oh kalau begitu baguslah, aku hanya perlu mengurus passportmu."

"Hm, kalau begitu terima kasih." Ucap Naruto tersenyum.

"Sama-sama kawan." Shikamaru juga membalas senyuman Naruto.

Ketiganya pun berbalik berjalan menjauhi tempat mereka pertama kali bertemu, tempat yang menghubungkan mereka, tempat yang mempererat tali persaudaraan mereka dan. . .

Tempat yang akan menjadi saksi bisu kisah perjuangan tiga pemuda from zero to the hero!

To Be Continued


AN: Fic baru lagi nih, special untuk hari raya kemerdekaan. Fic ini sudah jelas tidak ada unsur spiritualnya. Tadinya saya ingin menempatkan ini di fandom Naruto. Tapi jika dipikir-pikir kalau saya menempatkan di fandom Naruto akan kekurangan tokoh yang memadai serta ada beberapa tokoh yang tidak sesuai dengan character yang akan saya mainkan, males buat bikin OC. Jadinya saya putuskan untuk menempatkan fic ini di fandom Naruto crossover High School DxD. Itung-itung buat nambah fic anti-mainstream di fandom ini (menurut saya) hehehehehe. . .

Fic ini berfokus pada genre Action, Friendship dan Adventure, jadi unsur Romancenya mungkin jarang terlihat atau tidak akan ada sama sekali? Entahlah.

Jangan harap akan ada skip time untuk perjuangan Naruto dan kawan-kawan memperoleh pangkat di military, saya akan menceritakan misi-misi yang Naruto dan kawan-kawan emban. Terakhir permasalahan Naruto dan keluarganya dimasa lalu akan ada di ending fic. Singkatnya fic ini 80% menceritakan tentang kisah hidup di dunia military, 20% lagi menceritakan tentang penyelesaian masalah masa lalu baik itu Naruto, Sasuke, mau pun Shikamaru.

Sampai bertemu kembali.


Zidane Lockhart