Title: Fact
Author: debooohhh
Pairing/Characters: Safu/Sion
Warnings/Spoilers: plotless, semi-canon.
Rating: K+
WordCount:
Summary: Beribu fakta yang terus terpendam di hati Safu dan (yang seharusnya) tak pernah diketahui Sion—sahabatnya.
Safu mencintai Sion.
Pasangan yang serasi—keduanya hampir mirip. Memiliki warna rambut yang sama, bola mata yang begitu mirip, bahkan keduanya sama-sama memiliki otak yang encer. Interaksi yang keduanya tunjukkan di hadapan orang lain membuat mereka terlihat seperti pasangan pengantin muda yang saling mencintai.
Safu mencintai Sion.
Dan fakta inilah yang benar-benar berakar di dalam hati Safu. Yang mungkin tak akan pernah tercabut.
'Aku selalu memikirkanmu sebagai seorang sahabat.'
Dan sejak malam itu, Safu menangis. Setiap malamnya.
Sion mencintai Nezumi.
Sion tak pernah menyangka—memang seharusnya ia tak perlu menyangka, bahwa takdirnya akan membawanya kemari, berpetualang di hati Nezumi. Sion tak pernah menyadari ketika pandangan matanya melekat, kakinya mendekat, rasa nekat dan batinnya terikat dengan Nezumi.
Sion selalumenyangkal bahwa ia mencintai Nezumi. Ia bahkan menunjukkan bahwa ia begitu menyayangi Safu, sampai-sampai tak menyadari bahwa Safu terjebak dalam kasih sayang palsu yang ia tunjukkan.
Safu membenci Nezumi.
Safu tak pernah merasakan kehilangan yang seperti ini—bahkan saat kehilangan kakak dan neneknya. Dia tak pernah membenci atau memiliki dendam terhadap orang yang telah merebut orang yang disayanginya. Hampir tak pernah.
Sion, satu-satunya yang dimiliki Safu sejak neneknya meninggal. Safu mencintai Sion—
Dia membenci Nezumi lebih dari apapun. Dia membenci orang yang telah merebut Sion darinya.
Sion tak pernah tahu perasaan Safu. Safu membenci seringaiannya yang seolah-olah mengejek keterpurukannya. Dia benci dikalahkan—sejak kecil dia selalu menang—kecuali dikalahkan oleh Sion.
Safu meratapi kekalahannya.
Safu mencintai Sion, seperti yang dulu-dulu.
Ketika Safu mengatakan bahwa ia akan belajar melepaskan Sion, ia bohong. Dengar, ia bahkan tak pernah berpikir sampai ke sana.
Maka ia menatap jauh di depan, dengan mantap mengatakan, "Aku mencintaimu sampai aku menyaksikan abu kembali menjadi kayu." Ia yang memutuskan jalan hidupnya, maka ia yang akan menelan resikonya.
Ia mencinta, maka ia akan terluka.
Ia melepas, maka ia akan bisa kembali bernapas.
Ia menemukan, maka ia akan melupakan.
—tidak, ia tidak melupakan. Namun, meninggalkan.
Safu tak pernah lelah mencintai.
—bahkan sampai mati. Tak akan berhenti.
Safu tak pernah menunjukkan bahwa dirinya mengenal apa itu cinta.
Safu hampir tak pernah menunjukkan cintanya. Hanya sekali, ia menunjukkan bahwa ia benar-benar mencintai. Walaupun mungkin cintanya tak dihargai, walaupun nantinya ia takkan bisa memiliki, walaupun nantinya ia tak bisa dicintai.
Ia memberikan nyawa yang tak terbayar dengan fana kepada cinta. Mungkin, ia bisa saja membiarkan Sion ikut mati bersamanya—supaya mereka bisa berdua bisa menjalin cinta di surga. Namun, ia tahu itu tak mungkin.
Biarkan. Ia membiarkan Sion hidup dengan Nezumi.
Ia meninggalkan, maka ia telah melupakan, ia takkan menemukan, ia takkan kembali bernapas, ia takkan melepas, ia takkan terluka dan ia takkan lagi mencinta.
Safu meninggal. Tanpa mengucapkan salam selamat tinggal. Ia bukan orang terkenal, tetapi ia anggota tunggal keluarganya—yang kini mungkin telah punah.
FIN
Author's note: satu lagi fic tanpa plot. maafkan saya. sulit sekali rasanya membuat fic yang ada konfliknya u,u
but, thanks for reading, mind to read and review? ;)
