All That You Are
.
DISCLAIMER: Hell Girl © Miyuki Eto & Jigoku Shoujo
WARNING: deskripsi seadanya, typo(s), Canon. Narasi. 200 minimal.
.
.
Malam begitu larut bercampur dingin. Itulah dirasakan gadis berambut hitam menengadah langit sangat kelam sama seperti dirinya. Hatinya juga sama. Begitulah dirinya di matanya, tak mengerti sama keramaian dunia ini sangat menyukai kebersamaan.
Wajahnya datar, kaku dan tidak ada kelembutan juga kehangatan tertampak di sana. Wajahnya sangat kaku itu dikarenakan semuanya berubah seperti lancarnya air yang deras di hilir sungai. Wajahnya dingin—apa lagi—seperti es membatu dan tak dapat dihancurkan oleh apa pun. Jika ada kehangatan, akankah es itu hancur sesuai impiannya.
Langkah-langkah kedua kaki menuju ke depan, menggambarkan sangat kakunya dalam berjalan. Kosong. Hampa. Tak terjangkau. Semua itu adalah dirinya.
Langkahnya sangat anggun bagi ukuran gadis masih berstatus sekolah—rata-rata SMP. Napasnya tak tercium maupun lainnya, karena memang gadis itu berbeda dengan anak manusia lainnya. Jantungnya sama sekali tak berdetak.
Matanya tertuju ke depan, tak mengalihkan maupun berputar hanya untuk melihat orang-orang berjalan melewatinya atau berjalan satu arah. Yang dia tuju adalah jalan, jalan, dan jalan. Itu yang mampu dilakukannya.
Setelah sampai, gadis itu berdiri di dekat traffic light. Mendesah panjang.
Jantungnya berubah berdetak. Napasnya berhembus teratur. Matanya tadi kosong berubah hangat. Wajahnya tak kaku seperti tadi. Semuanya jadi hangat.
Inilah bentuk dirinya, bentuk nyatanya. Asli. Bukan kebohongan.
Gadis ini memang sangat hangat pada siapa pun. Masa lalu membuatnya sampai sekarang ini tetap terjaga tanpa ada yang bisa dipisah. Artinya inilah dirinya apa adanya walau banyak tuntutan merubah hidupnya.
Akhirnya gadis itu melangkah mantap penuh senyuman. Tak tanggung-tanggung juga tersenyum pada orang-orang ikut tersenyum kepadanya. Saat ini, biarlah seperti dirinya.
[End]
.
A/N: Biarkan saya menulis, menulis dan menulis demi mencari kata-kata pas. Kekurangan saya banyak, jadi saya harus belajar agar kekurangan saya bisa berguna. Heu heu …
Alasannya sama, saya harus melaksanakannya. Kalau tidak, buyar!
Sign,
Zecka Fujioka
06 Januari 2015
