~ Outside World ~


.

"hahh…hah… hah… hah… " hela nafasku dimana aku sedang dikejar oleh preman. Aku tak tahu apa yang diincar olehku, ku berlari sekuat tenaga agar tak terkejar. Namun alhasil, mereka maish mengejarku bahkan hampir dekat denganku.

'Sanae, kau harus cepat pulang' demo.. Kanako – sama.. tugasku sangat banyak, tugasku menumpuk. Bagaimana aku bisa pulang cepat ? aku juga berharap bisa pulang cepat, tetapi tak ada jam kosong yang memberiku waktu untuk bersama mereka.

"Kusoo… " geramku. Sebenarnya aku ingin mengeluarkan danmaku. Namun, aku sudah berjanji untuk tidak menggunakan danmaku di kehidupan Outside World. Apapun yang terjadi, gunakan yang ada. Baik dalam hal yang tak meyakinkan hingga yang meyakinkan.

DOR..! DOR..! DOR…! Genjat pistol mengarah ke tubuhku. Ku hindari secepatnya agar tak cidera hanya masalah pistol.

"Jangan lari kau.. !" Seru Preman yang mengejar. Mereka tak ada ampunnya untuk mengejarku.

DOR..! DOR..! DOR..! suara gemuruh itu langsung mengenai kaki kananku.

"KYAA…!" jeritku kesakitan. "kuh.. ga.. gawat.." lanjutku sambil memegangi kakiku yang terluka akibat serangan pistol tersebut.

"nyawa.. atau harta ?" Tanya preman itu sambil menodongkan piasunya ke kepalaku. Tak sadar kalau aku akan dikeroyok preman karena pada saat itu aku pingsan.

.

.

.

Dan disaat itulah, aku ingin dirumah


10 menit ku pingsan. Didaerah yang dekat dengan rumahku. Wajahku biru berdarah, kakiku bengkak, barangku menghilang, bajuku robek, dan hujan deras menghujaniku. Seperti, aku tidak diterima tingga; di disini. Ku pulang dengan keadaan kritis dan aku hanya butuh 1 jam untuk selamat.

.

.

Apakah.. Aku akan selamat.. menjalani.. hidupku.. yang keras… ini ?

Suwako – sama… Kanako – sama


~Kediaman Moriya's Family~

.

.

"Su…wako – sama… Ka..nako – sama… Tada..ima…." sapaku terbata hingga diriku tak sadar, aku jatuh diteras ketika masuk rumah.

"aa.. okaeri.. Sana-"

BRUGH

"SANAE… DAIJOBU DESU KA ?" Kaget Kanako – sama sambil menggendongku.

Aku tak tega, melihat Kanako – sama dan Suwako – sama seperti ini. Seperti layaknya aku adalah anjing yang dilepas, setelah dikeroyok dia pulang untuk minta bantuan. Aku sangat menyesal dengan apa yang aku lakukan.. aku tak ingin membuat Kanako – sama dan Suwako – sama sedih karena aku. Aku tak ingin melihat wajah Suwako – sama dan Kanako – sama meneteskan air mata hanya demi aku…

.

.

Gomennasai.. Kami no Moriya..

.

.

"Dai.. jo..bu.. Suwako – sama.. Kanako.. sama.. " jawabku terbata – bata. Kali ini aku sudah tidak kuat lagi.. namun aku harus bertahan.. demi Kanako – sama dan Suwako – sama.

"Apa yang harus kita lakukan sekarang.. Sanae cidera tinggi.." tanggap Suwako – sama yang melihat kondisiku yang sangat parah ini.

"Bawa ke rumah sakit sekarang.." pinta Kanako – sama karena dia tak ingin diriku meninggalkannya.

"ti..dak.. perlu.. ak.. aku.. suka.. di..sini.." responku.

"KAU INI BICARA APA..! KAU DALAM KEADAAN KRITIS..!" geram Suwako – sama setelah aku mengucapkan kata – kataku tadi

"Demo-"

"AKU GA INGIN KEHILANGAN SANAE YANG SELALU MEMBUATKU SENANG SETIAP HARI..!" teriak Suwako – sama histeris. Wajahnya meneteskan air mata yang menandakan bahwa dia tak ingin ditinggal oleh orang yang ia sayangi..

"Su..wako.. sama.." cemasku.

"KALAU TAK ADA DIRIMU.. SIAPA YANG BISA MENEMANIKU DAN KANAKO DISAAT MALAM YANG DINGIN NANTI.. ESOK.. DAN SELAMANYA..! SANAE…?" lanjutnya seraya ia mengeluarkan air matanya kepadaku. Tangisannya membuatku ku juga ingin menangis.. entah menangis karena apa. Diriku seperti gadis yang tak punya dosa, dosa, dosa.. dan dosa..

Kanako – sama pun melihatku dengan pandangan yang sama. Tak ingin ditinggal olehku karena diriku yang kritis ini. Walau Kanako – sama tidak menangis, namun aku tahu.. hatinya menangis hanya untukku.. untuk keselamatanku… karena beliau dan Suwako – samalah yang merawatku saat ku masih kecil. Diriku ini selalu saja tak pernah mengatakan terima kasih kepadanya. Aku selalu saja membuat kesalahan yang sampai sekarang ini aku tak mengakuinya…

.

Maafkan aku.. Kanako – sama.. Suwako – sama..

Kalau andaikan aku harus sendiri..

Watashi wa daijobu..


Watashi wa Hitoridarou, ka ?

(Apakah aku akan sendiri)

By : Kya Meda


Tempat yang penuh dengan asap kendaraan, kendaraan mewah, gedung tinggi bertingkat, dan juga kepadatan penduduk yang tak beretika adalah Outside world. Dimana tak ada yang mempedulikan agama sama sekali baik laki – laki maupun perempuan, baik kecil maupun dewasa, baik orang miskin maupun kaya sama saja. Setiap hari selalu terjadi perang baik antar suku, desa, kota bahkan Negara. Tak ada kata "DAMAI" yang membuat tempat itu bisa dijadikan tempat yang baik untuk bertempat tinggal.

Aku, Sanae Kochiya juga salah satu penduduk yang tinggal disini. Dimana tempat yang aku sukai walau aku selalu disakiti terus terusan oleh orang – orang sini. Aku tinggal bersama kedua Tuanku, Kanako Yasaka – sama dan Suwako Moriya – sama. Mereka berdua tinggal bersamaku di sebuah kuil yang diberi nama "Moriya Jinja (Kuil Moriya)". Tempat tinggalku tidak seperti yang lain, hanya menggunakan pondasi kayu – kayu suci dari gunung yang digabungkan menjadi satu.

Aku adalah gadis kuil (Miko) yang bertugas sebagai pengantar do'a orang – orang yang beribadah dikuil kami. Tujuan kami adalah mengumpulkan "Faith (iman)" sebanyak banyaknya agar kami mendapatkan kekuatan dan juga tidak kehilangan akal pikiran dahulu. Sebenarnya aku hanya gadis remaja yang masih duduk di bangku SMA, namun karena Kanako – sama menyuruhku menjadi Miko, jadilah diriku Miko di Keluarga Moriya.

Sejujurnya sih.. kalau boleh aku bicara tentang kejelekan, Aku tidak bisa bebas menggunakan Danmaku dan tidak bisa bebas. Disini harus menggunakan logika yang hanya terbarng apabila memiliki mesin atau alat tertentu. Disini juga tidak suka dengan yang namanya "Mystis". Jadi tak salah apabila banyak yang tidak mengikuti jejak agama.

Sepanjang hidupku, aku tak pernah keluar dari kehidupan. Sekolah, Melayani Orang – orang, melayani Suwako – sama dan Kanako – sama, Berdoa, dan belajar. Hanya itu saja yang ada dipikiranku. Aku jarang bermain layaknya anak anak disini.. Karena aku lebih suka belajar demi kehidupanku kedepan.

Setiap hari, dimana siang, Kanako – sama dan Suwako – sama sedang tak ada dirumah, aku selalu saja sendirian, tak ada teman yang datang kerumahku, tak ada orang yang akrab denganku, hanya aku sendirian dikuil. Tak bisa bebas terbang, tak dianggap karena dikira aku ini pembawa keburukan, itu terjadi padaku selama tinggal disini.. Aku sendirian..

Setelah kejadian tragis itu.. aku selalu saja memojok dikamar. Entah apa yang akan aku lakukan aku tak tahu.. Kuil semakin sepi, tak ada pengunjung yang datang ke kuilku. Ingatanku semakin melemah hingga kadang aku lupa siapa namaku sendiri. Huh.. kenapa diriku…

.

.

~ Ruang Makan _ Kuil Moriya ~

.

"Kanako – sama.. Suwako – sama.. makanan sudah siap…" seruku sambil mengangkat panci yang hanya berisi bubuk kesukaan Suwako – sama dan Kanako – sama.

"aahaa… akhirnya kau datang juga, Sanae.." sapa Suwako – sama sambil memelukku dari belakan.

"ah.. Suwako – sama.. nanti buburnya jatuh…" pintaku padanya karena ga kuat nahan panci yang panas ini.

"ahaha.. gomen.. gomen.. hihihi" tawa keci Suwako – sama sambil melepaskan pelukannya.. Suwako – sama suka meluk diriku.. katanya aku ini hangat kayak teh poci (?), yang hangatnya dapat membuat beliau tenang. Suwako – sama ini ada ada aja.. masa manusia dipanggil the poci T^T kejam..

"jangan panggil the poci lagi lho ya.." kataku sambil menaruh panci yang isinya sekitar 1 Kg beras (beserta daging dan sayuran lengkap) yang sudah matang.

"teh.. poci.." ejek Suwako – sama sambil memelukku lagi..

"SUWAKO – SAMA..!" geramku keri.. ya iyalah.. tanganya mencurigakan untuk memegang *sesuatu* huuu.. keri atu… untung aku sudah meletakkan bubur itu.. kalau engga, bisa bisa kau tersiram deh..

"eh.. ada apa nih ?" kaget Kanako – sama yang langsung mengambil posisi layaknya mau dijamu oleh seseorang. Padahal dirumah ga ada tamu special ^^|||

"Kanako – sama…" meringisku karena udah sekitar 5 menit dipeluk Suwako – sama… jujur ya.. Suwako – sama ini lebih suka 'pegang – pengang *sesuatu*'. Aku sih aslinya suka Hug and Hug.. tapi kalau raba raba aku ga suka T^T..

"Suwako.. ayo.. gimana.. bahas sekarang tidak..?" tegut Suwako – sama denga nada geram.

"ha.. ?" kagetku dan Suwako – sama barengan.

"oh iya.. maaf.. kero~" jawab Suwako – sama dengan nada cirri khasnya.. "Kero~"

"bahas tentang apa ? Kanako – sama, Suwako – sama.. kok kayaknya penting banget.."bingungku sambil menata piring untuk Kanako – sama dan Suwako – sama. Nadaku rasanya khawatir banget.

.

.

.

.

"mm.. begini sanae.." ucap Kanako – sama. "karena hampir 1 minggu tak ada kunjungan ke kuil ini, dan juga Faith semakin lama semakin habis, kami berdua ingin pindah kesuatu tempat.." lanjutnya sambil mengambil bubur yang sudah kusajikan

"pindah.. ?" tanyaku bingung.

"ya.. Sanae.. kita pindah.. ke.. Gensokyo.." Kata Suwako – sama

"Gen.. So.. Kyo.." kagetku. "Apakah.. kau yakin.. ?" tanyaku tak percaya.

"iya.. apakah kau mau.. Sanae.." Tanya Suwako – sama cemas melihat wajahku dengan nada "menolak"

.

.

Gensokyo..

Ke.. Kenapa.. Kanako – sama.. Suwako – sama..

Kenapa harus pindah..

Padahal aku menikmati disini..

Aku takut..

Suwako – sama.. Kanako – sama..


.

.

.

.

To Be Continue


Maaf ya.. kalau ceritanya rada Gaje ga karuan begini.. kerena memikirkan ayahku yang mengada – ada.. Chapter 1 dari "Watashi wa Hitoridarou, ka ?" complete.. Tunggu Chapter 2 – nya ya..! Minta KirSarnya dong.. Arigatou Ghozeimasu