PROLOG

"Aku harus pergi."

"Ke mana?"

"Ke Italia."

"Italia?Italia itu di mana?"

Gadis kecil itu menatap bingung bocah laki-laki di sampingnya. Bocah lelaki yang setiap hari menemaninya bermain kapal otok-otok di danau. Kapal-kapalan yang cara dimainkannya dengan disundut api kecil,lalu mengeluarkan bunyi seperti tok-otok-otok-otok setiap bergerak. Karena bunyinya yang seperti itulah, kapal-kapalan itu dikenal dengan nama kapal otok-otok,dan si gadis kecil sangat menyukainya.

Kapal otok-otok masih bergerak di danau, ketika bocah lelaki teman sepermainannya memberi kabar akan pindah ke luar negeri. Tepatnya di Italia. Spesifiknya di Venice.

"Hmmm... aku juga tak tahu. Yang aku tahu, Italia itu jauuuuhh sekali dari Seoul. Di sana banyak perahu dan kapal!"

"Banyak perahu dan kapal?" Si gadis kecil meraih kapal otok-otoknya yang sudah berhenti bergerak. Keningnya berkerut dalam. "Apa Italia itu tempat semua kapal berkumpul? Jangan-jangan,ayahku di Italia!"

Ayah si gadis pergi berlayar dan tak pernah kembali. Padahal dulu, ketika hendak meninggalkannya dengan sang ibu, si ayah berjanji akan segera pulang setelah mendapat banyak uang. Namun kini, janji tinggal janji. Ayahnya tak pernah kembali.

"Kalau aku bertemu ayah kamu di Italia,aku janji akan bilang ke dia agar cepat-cepat pulang menemui kamu dan ibu kamu. Aku janji!"

Gadis kecil itu hanya tersenyum. Ia belum paham arti perpisahan dan perjanjian. Yang ia paham, setiap yang berjanji pasti akan pergi dan tak pernah kembali, dan yang pergi tak pernah kembali.

"Apa kamu akan kembali?"

"Aku pasti kembali,Baek. Aku janji! Tapi, tidak tahu kapan."

"Ayahku juga bilang begitu dulu. Tapi dia tidak pernah kembali. Apa yang berjanji akan kembali selalu begitu? Selau tidak pernah kembali..."

"Aku tidak begitu,Baek.!" Si bocah lelaki mengambil sesuatu dari ranselnya, lalu menyerahkan sesuatu itu pada si gadis. "Ini buat kamu!Nama perahu ini gondola, banyak di Italia. Memang sih tidak bisa bergerak seperti kapal otok-otok dari ayah kamu, tapi gondola ini bisa kamu bawa ke mana-mana. Bisa kamu pajang di mana-mana."

Gadis kecil itu tampak senang sekali mendapatkan mainan baru dari sahabatnya. Ia memang sangat suka dengan segala macam hal berbau perahu dan kapal. Ayah yang pertama kali memperkenalkannya dengan sebuah kapal layar besar, yang ayah bilang, kapal layar itu bagai rumah keduanya.

"Di gondola itu ada nama aku. Hunnie. Kayak kapal otok-otok kamu yang ada nama kamu di badannya. Baekkie."

"Kalau begitu,kapal otok-otokku ini buatmu aja!" Tak mau kalah, Baekkie, gadis kecil itu, pun menyerahkan barang kesayangannya untuk si bocah lelaki. Kapal otok-otok buatan ayahnya yang menjadi hadiah ulang tahun yang kedelapan.

"Jangan! Ini kan hadiah dari ayahmu!"

"Tidak apa-apa, ambil saja! Kalau bertemu ayahku di Italia, tunjukkan padanya! Dia pasti percaya kamu temanku kalau lihat ini."