Neverland
A Seventeen fanfiction
Mingyu x Wonwoo
Its yaoi, contains —maybe— typo(s), AU, OOC
(Dan mungkin warning akan bertambah sejalannya waktu/?)
Tolong jangan gebukin saya setelah selesai membaca
.
.
.
Langit mendung membentang di atas sana. Angin dingin yang menerpa dari sela-sela pohon dan rerumputan. Tanah yang lembab. Rerumputan hijau. Dan bunga-bunga yang ada di genggamannya.
Jeon Wonwoo berjongkok di sampingnya, perlahan menyusun bunga mengelilingi lelaki yang tergeletak tak sadarkan diri. Seragam sekolah. Wajah tampan. Badan tinggi —sialnya terlihat lebih tinggi dirinya. Dan kulit gelap.
Kapan ia akan terbangun?
Entah kenapa menatapnya saja sudah membuatnya jengkel. Wonwoo tidak ingin terus menunggunya disini sampai malam. Tapi ia juga tidak ingin menggotongnya.
Seret? Hmn...
Mungkin bisa di coba.
Ia bangkit berdiri, menggulung lengan sweater birunya ke atas dan menggapai satu kaki lelaki itu dan mengambil ancang-ancang menarik.
"—huah!"
Dan pandangannya melayang. Tanah dan rerumputan menyapanya dan pinggulnya terasa nyeri.
Lelaki sialan itu baru saja mendorongnya.
Menyebalkan.
Menatap lelaki itu dari ujung mata, ia berdecih, susunan bunganya hancur. Bibir wonwoo mengeluarkan desisan kesal sebelum membaringkan diri di tanah, menatap jauh langit diatas sana. Tidak memperdulikan lembabnya tanah yang membasahi sweater dan celananya. Ia dapat merasakan remahan tanah berjatuhan dari sela kaki telanjangnya.
"S-siapa kau?" Suara lelaki itu bergetar was-was, membuat Wonwoo memutar bola mata.
"Jeon Wonwoo."
"Kim Mingyu."
Siapa yang bertanya— anak sialan ini.
"Mingyu-ah, apa kau ingat apa yang membuatmu tidak sadarkan diri?"
Balasnya pelan. Meskipun ia tahu jawabannya adalah tidak. Sejauh yang pernah ia alami, semua orang yang datang ke sini tidak pernah mengingatnya. Apa mungkin itu sejenis shock?
"Tidak— aku... ini dimana?"
Wonwoo menghela nafas, ia penasaran akan berapa lama.
"Dimana ya?..."
Jeon Wonwoo tersenyum tipis. Memejamkan matanya saat langit bergemuruh berisik. Rintikan hujan pertama. Kedua. Ketiga. Dan semuanya jatuh bersamaan. Berlomba-lomba dan menderas. Ia menahan nafasnya saat air itu menerpa wajahnya sebelum bangkit duduk dan menatap wajah mingyu yang menyedihkan —apa bisa di bilang seperti itu?— dengan baju yang setengah basah dan rambut yang jatuh menempel ke dahinya.
"Apa kau kedinginan?" Suaranya mengalun di tengah hujan, ia tidak yakin apakah Mingyu dapat mendengarnya atau tidak, jadi ia merangkak mendekat ke arah lelaki hitam itu. Mingyu mundur. Dahi Wonwoo berkerut jengkel, kembali mendekati sampai punggung Mingyu membentur batang pohon— ia tidak bisa mundur lagi. "Apa kau kedinginan?" Tanyanya ulang, suaranya mengalun lebih keras. Mingyu mengangguk kaku, menatapnya seperti gadis putus asa yang sedang di pojokkan oleh lelaki jahat.
Wonwoo merubah posisinya menjadi berlutut di hadapan mingyu, tangannya yang sedikit kotor —terkena tanah yang basah oleh hujan— berusaha menggapai lelaki di hadapannya.
Tubuh Mingyu menegang saat tangan dingin tersebut menggapai kelopak matanya —yang otomatis memejam. Menutupnya seolah ia tidak diperbolehkan melihat.
Dan dalam sekejap semuanya berganti. Rasa dingin dan basah air di tubuh dan rambutnya menghilang. Suara hujan terasa jauh dan teredam dari telinganya. Yang masih sama hanyalah tangan dingin yang menutupi matanya.
Wonwoo menarik tangannya hati-hati dari kelopak matanya dan menatap mingyu yang mengerjapkan mata —mencoba membiasakan dengan terang lampu yang menggantikan suasana mendung hujan dan gelap saat tangannya menyembunyikan matanya dari pandangan.
Wonwoo tersenyum tipis saat yakin pandangan mingyu sudah fokus.
"Selamat datang di Neverland."
.
.
.
.
A/N:
Yosh~ kwa disini ehehehe
Rencananya ff ini akan di buat pendek per chapter ehehe
Ini pertama kalinya saya buat ff fantasy... so... what should i say? Lol
Orange Kwa
