Chapter 1
"Hey! Bola basketnya!"
Suara teriakan para pemain bola basket mengawali kegiatan sore harinya mengamati mereka, sang pemain. Kegiatan yang sebenarnya cukup lama telah dilakukannya seorang diri.
"Well, let's started Xi!" bisikan semangatnya disertai senyuman jahil telah mengganti objek pengamatannya sebelumnya.
"One...two...three!" batinnya berbisik dengan begitu semangat. Dan...
"AAAAAHHHHHH! APA INI? YA TUHAN! KECOA MENJIJIKAN! MENJAUH DARIKU!"
Suasana padam di dalam ruangan tersebut berubah seketika menjadi suasana ricuh hanya dalam beberapa detik setelah teriakan seorang siswi yang dengan bagusnya merusak suasana kelas.
"Luhan! Berhenti berlari dan berteriak!"
Baiklah sedikit sentuhan efek slow motion pengenalan akan kita berikan untuk salah satu sang pameran dalam dunia fiksi ini.
Dia adalah Xi Luhan. Salah satu siswi dari kelas X-F. Gadis berambut madu itu berasal dari China, salah satu impiannya ialah ingin menjadi idola di sekolah. Sebenarnya dia sangat cantik namun sayang impiannya belum terwujud mengingat dirinya hanyalah gadis dengan tingkat IQ dibawah rata-rata. Dan berada dikelas dibawah tingkatan paling rendah. Yaitu F!
Suara derap langkah kaki berat mendekati mejanya. Guru dengan predikat 'Killer Teacher' itu dengan wajah muram menatap meja tak berpenghuni di depannya. Yap! Tentu saja sang pemilik sedang bersembunyi di belakang punggung sang teman demi menghindari si binatang paling menjijikan baginya.
Tanpa enggan, sang guru memegang serangga tersebut dan menatap seluruh murid dengan tatapan mematikan yang pernah ada. "Saya hanya akan bertanya sekali. Siapa yang melempar serangga mati ini!"
"..."
Dua menit telah berlalu, namun tak ada satu-pun suara yang berani menginterupsi keadaan sepi tersebut. Dengan tegas sang guru kembali menegur, "Saya tidak suka menunggu! Cepat katakan siapa orangnya!"
Kembali senyap. Sang guru menghela napas sebelumnya menaikkan kacamata minusnya.
"Luhan! Cepat kemari!"
Dengan sedikit ketakutan, gadis tersebut pun mendekati sang guru yang berdiri tepat disamping mejanya. "Y-ya...seongsaenim?"
"Buang serangga ini! Dan cepat lari lapangan lima kali! Dari sekarang!"
Wajah bodoh langsung menghinggapi air muka gadis malang tersebut. Sebelum dirinya membantah sang guru kembali menginterupsi, "Dan kalian, cepat kerjakan tugas yang minggu lalu saya berikan!"
Dia menutup pembicaraan diikuti dengan wajah bodoh semua pelajar, dan kembali ke mejanya. Well, kurasa bukan ide yang baik jika bercanda dengan seorang 'Killer Teacher' sepertinya.
Namun, kita hampir saja melewatkan satu fakta disini. Dia adalah seorang siswi yang duduk diujung sana, yang tak ikut memasang wajah bodoh seperti temannya yang lainnya.
...
Berlari berkeliling lapangan yang sedemikian luas bukanlah hal pernah dilakukan Luhan sebelumnya. Hanya saja, tak pernah terpikirkan olehnya bisa menjalani hukuman seperti ini.
Kesabaran ekstra sangat dibutuhkannya ketika harus dipandang oleh sekumpulan orang yang berlalu lalang dan tak terkecuali tawaan mencemooh dari para pemain basket luput dari pendengarannya.
Berdecak, mengumpat bahkan dilayangkannya kepada semua orang yang berani mengejeknya. Terlebih kepada si pelaku sekaligus dalang utama dari hukumannya ini, yaitu akar permasalahan yang dialaminya.
Ya, biarkan dia merasa dirinya Out of Character today. Karena, kekesalan telah berakar dalam dirinya. Kekesalan ingin meninju wajah sang pelaku sebenarnya.
Luhan mengerahkan seluruh kemampuan berlarinya dengan sekuat mungkin, dia ingin menyelesaikan hukumannya ini sebelum semua orang menertawakan nya dan melihatnya. Namun sebuah kejadian tak terduga menghampiri gadis malang itu.
"Awh! Sakit."
Serangan bola basket yang mendadak tanpa sengaja mengenai kepalanya membuatnya sedikit pusing dan terjatuh memegangi kepalanya yang seolah terasa dikelilingi dengan bintang-bintang berputar diatasnya. Seseorang segera menghampiri Luhan setelahnya.
"Kau tidak apa-apa bukan?"
Luhan berhenti merintih dan beralih menatap lawan bicaranya, "Apa ada seseorang yang akan mengatakan dia baik-baik saja setelah seseorang lainnya melemparkan bola basket tepat dikepalanya?!"
Luhan membalas ucapan lelaki dihadapannya dengan suara sinis khasnya, lalu melanjutkannya dengan nada gurauan sinis. "Tanyakan hal itu kepada superhero jika kau mau mendapatkan jawaban 'aku baik-baik saja'!"
Lelaki tersebut -yang diyakini Luhan adalah seorang seniornya- tertawa sembari mengambil bola basket nya, "Hey, dengar gadis kecil kau memang baik baik saja kalau kulihat. Namun kurasa kau ada benarnya juga dengan mengatakan kau tidak baik-baik saja, karena kurasa otakmu sedikit cedera ketika terkena benturan bola basket ini. Dan sebaiknya kau memeriksakan otakmu itu! Mana ada kegiatan lari pagi dilakukan siang hari, apa kau bercanda?"
Lelaki tersebut kembali tertawa dan beranjak dari jongkoknya, "Dan lagipula mana ada superhero yang akan mengatakan dia baik-baik saja setelah tanpa sengaja seseorang melempar bola basket kearahnya. Yang ada juga dia malah akan melayangkan tinjuannya tanpa kata-kata."
Luhan mengepalkan kedua tangannya disamping rok sekolahnya, kembali menahan kekesalan dalam otaknya yang telah sempurna mendidih.
"Hey, Senior jika tidak tahu apa-apa sebaiknya kau diam saja!"
Lelaki tersebut mengangguk ngangguk dan membulatkan bibirnya membentuk kata 'Oh' sambil memasang wajah tampak berfikir.
"Oh begitu ya? Hmm...jadi biar kutebak. Jika kau tidak sedang lari pagi di siang hari berarti kau sedang...dihukum?" tebak nya sambil menjentikkan jarinya didepan wajah Luhan.
Luhan bungkam dan tak mau melirik sedikitpun wajah lelaki itu, "Tepat sekali! Kau diam dan berarti iya!" dia berseru senang seakan baru saja mendapatnya sebuah undian berhadiah.
"Hey, Kim sedang apa kau? Cepat bawa kemari bolanya! Kau itu sedang mengambil bola atau sedang memasak? Mengapa lama sekali bodoh!" suara teriakan diujung sana membangunkan lamunan lelaki tersebut dari Luhan.
"Baiklah kalau begitu, aku minta maaf telah mengganggu waktu 'lari siangmu nona'. Selamat menikmatinya kembali!" Lelaki itu kembali mengundang tawanya yang menyebalkan ketika terdengar di telinga Luhan dan berbalik arah dari Luhan, sebelum dirinya kembali menuju teman-temannya yang sudah menunggu, namun tak selang beberapa detik berikutnya lelaki tersebut berhenti dan menghadap Luhan.
"By the way, yang melempar bola basket tadi bukanlah aku, melainkan Oh Sehun. Kau bisa memakinya jika kau mau dan...berani." seringai khas terpatri diwajah lelaki berparas tan itu, dan segera setelahnya ia pergi melesat menuju teman temannya.
Tunggu, tadi dia bilang apa?
...Oh Sehun?
Ya Tuhan! Kau dalam masalah Luhan!
Accident Kiss
When you're in an accident, maybe you can finding a solution. But, when you're in accident kiss with someone you don't know it. What will you do?
Chapter 1
"Hey! Hey! Wake up!"
Petang telah datang menjemput siang hari dan menggantikan nya dengan langit yang lebih gelap. Menandakan sore hari telah tiba, kegiatan belajar-mengajar pun telah usai tiga puluh lima menit yang lalu disekolah ternama Seoul.
Namun siswi berkacamata dengan surai hitam pekat itu masih sibuk dengan 'bacaannya' disudut kelas ditemani dengan satu siswi lainnya. Dia tidak berhenti menjentikkan kedua tangannya secara berulang didepan mata bening bak rusa milik temannya yang memandang kosong tanpa arti.
Gadis bermata bulat yang berbingkaikan kacamata itu menatap malas salah satu 'sahabat anehnya'. Melamun seperti orang idiot saja.
Dia adalah Do Kyungsoo salah satu teman terbaik Luhan. Keinginannya hanyalah menjadi salah satu pegawai perpustakaan dipusat kota Seoul. Walaupun terdengar biasa namun dia sangat menyukainya, ketika harus menghabiskan waktu dengan sekumpulan komik maupun novel kesukaannya. Kyungsoo sangat manis ketika ia tersenyum karena dia memiliki satu ciri khas istimewa yaitu bibir Heart-Shape-nya.
"Tampaknya dia gila setelah dihukum."
Kyungsoo mendesah pelan, pertanda akan pasrahnya terhadap tingkah sang sahabat.
"Aku tidak gila Kyung."
Sekalipun matanya masih terlihat sedang berkhayal tak disangka bibirnya tergerak untuk membalas argumen Kyungsoo. Kyungsoo menggeleng pelan sambil menghembuskan napas, dan menarik komiknya hingga menutupi wajahnya.
"Ternyata dia lebih gila dari yang kubayangkan setelah apa yang dilakukan Baekhyun terhadapnya,"
Hening...
Mungkin...ucapan terakhir Kyungsoo, cukup mampu membangunkan jiwa Luhan sepenuhnya. Lihatlah matanya yang mulai berfokus pada Kyungsoo, namun sebelum bibir pemilik mata rusa itu melontarkan sesuatu. Matanya telah menangkap 'sesuatu' yang lebih menarik di ujung kelas.
Sesosok gadis berseragam sama dengannya melangkah mendekat ke meja mereka. Membawa tiga minuman kaleng dengan wajah cerianya yang khas. Ketukan ringan kakinya membuat hawa diri Luhan terasa semakin memanas.
"An...nyeong!"
Sapanya riang diiringi hentakan tiga minuman kaleng tersebut dimeja yang didiami Luhan dan Kyungsoo. Kyungsoo hanya melirik sekilas dari balik komiknya. Berbeda dengan Luhan. Bagaimana mata yang seharusnya lebih cocok melakukan gerakan aegyo itu terlihat berkilat merah seakan ada kobaran api yang ikut menjadi latarnya sekarang.
Mata rusa itu hanya tertuju pada gadis yang baru datang tanpa berkedip sekalipun. Di tatap sedemikian 'mengerikan' membuat gadis bermata puppy itu menelan ludah dengan susah payah.
"Lu? Ada apa?" tanyanya pelan, lebih kepada takut akan tatapan mematikan sahabatnya.
"Perang dunia ketiga akan dimulai."
Kyungsoo menyahut pelan dibalik komiknya sambil lebih merapatkan tubuhnya pada tembok. Mencoba menghindar dari 'peperangan' yang akan terjadi.
"Byun Baekhyun. Aku ingin bertanya. Apakah ada seseorang yang berani bertanya 'ada apa?' setelah apa yang telah dilakukannya kepada sahabatnya?" Luhan melunakkan ekspresi garang dari wajahnya namun tidak dengan senyuman iblisnya.
Sang sahabat tersenyum kaku dan mengambil satu langkah mundur kebelakang, "Lu...tunggu aku bisa jelaskan semuanya." tak lupa cengirannya yang biasa menggoda sahabat²nya itu terdengar canggung. Dengan gerakan pelan dia mengambil tas sekolahnya dan bersiap untuk mengambil ancang-ancang kabur dari Luhan yang lebih mirip seperti sang predator yang mengincar mangsanya yang begitu menggiurkan.
Luhan-pun bangkit dari kursinya lalu mendekati sahabatnya dengan gerakan yang juga diikutin dengan pelan.
"Byun..."
"YA! LUHAN! KYUNGSOO! AKU PULANG DULUAN! SAMPAI JUMPA BESOK!"
"YAK! BYUN SIALAN! KEMARI KAU! JANGAN KABUR!"
Dan kejadian tersebut pun diikuti dengan Kyungsoo yang mendesah bosan melihat 'adegan kejar-kejaran' mereka yang sudah menjadi santapannya setiap hari.
"Dasar! Kalian berdua."
Walaupun terdengar bosan, dirinya tetap saja akan terkekeh melihat tingkah keduanya yang kekanakan. Kyungsoo pun lantas menutup komiknya dan menyimpan didalam tasnya sebelum menanggung satu tas Luhan ditangannya dan beranjak keluar kelas. Hari yang melelahkan.
...
Byun Baekhyun. Gadis utama dalam tokoh ini yang berperan sebagai gadis manis namun sangat nakal kepada kedua sahabatnya. Walaupun terkenal sering menjahili kedua sahabatnya namun dia sangat menyayangi mereka berdua. Impiannya hanyalah satu yaitu, menjadi seorang pelukis terkenal.
...
"Ah! Iya, aku melupakan minuman kalengnya."
To be Continue.
Hello Everyone! Buat yang lewat sini dan baca note ini tentunya wkwk. Oke untuk pertama kali sekali, saya mau bilang ada yang berasa ngenal epep ini? Haha nggak ada yaa? Oke maklum saja, saya bukan orang terkenal kok, dan saya mau ngucap terimakasih sebanyak banyaknya bagi kalian yang pernah mengenal cerita hancur ini, setelah nunggu sekian lama-kalo ada. Dan akhirnya epep ini kembali lahir dengan cerita yang lebih segar untuk sekedar dipandang, Ini sudah saya revisi berung kali-seperti makalah anak kuliahan yang menyebalkan. Eh engga deng saya belum jadi anak kuliahan.
Dan mungkin untuk sesaat hanya itu yang bisa saya sampaikan, semoga kalian semua suka sama cerita yang sudah saya rombak sana sini ini, And please jangan bahas baekhyun dengan absnya-_- HAHA *IM CRYING*
PS:: For temen sengklek seperjuangan, Ini udh gw publish ya coeg :v Awas lu kgk nongol di kolom ripiu!
SEE U ALL FOR NEXT PART^^
Best Regards
Yeol's Cincau
