[Chaptered]
Title : You Can't Hear
Chapter : 01/?
By : Gatsuaki Yuuji
Main Cast : Uzumaki Naruto, Uchiha Sasuke, Hyuuga Neji.
Disclaimer : All Chara punya Papi Kishi. FYI, Papi Kishi itu Papiku.
Genre : Shounen Ai
BGM : Fish Leong - Can't Hear


Iseng2 bikin FF NaruSasu+NejiSasu lagi yey!
Dan lagi-lagi Sasuke OOC, tapi OOCnya bakal kumat kalo dipancing, kalo gak dipancing ya Sasukenya tetap Uchiha yang cool n elite itu kok.
Selain Sasuke, Neji juga bakal saya bikin OOC juga, tapi ini OOCnya cuma di depan Naruto, selebihnya dia tetap arogan.
Saya promise bakal update tiap seminggu sekali, yey!

Smua chapter full Naruto PoV ya.


Uzumaki Naruto.
19 tahun.
Mahasiswa Kedokteran di Konoha University.

"Harus hari ini! Harus hari ini!", rapalku sambil berguling-guling di atas ranjangku.
"Sudah kebelet!", teriakku frustasi sambil menjambak rambut pirangku.

Perasaanku sudah tidak bisa ditahan lagi, apapun yang terjadi, aku harus mengatakannya.

CekleeeeeK
Pintu kamarku terbuka.

"Tadaima~", seru seorang laki-laki berambut pantat ayam dengan gontai.

Tanpa menutup pintu kamar dengan rapat, dia langsung menjatuhkan diri di atas ranjang miliknya yang berseberangan dengan ranjangku.

"Okaeri!", sahutku dengan lantang.

Aku beranjak dari ranjangku untuk menutup pintu kamar dan menguncinya.

Uchiha Sasuke, ya nama laki-laki itu. Dia teman sekamarku di asrama ini.

"Haaaaaah~",Sasuke menghela nafas panjang.
"Ne, Sasuke, a, ada yang i, ingin kukatakan", kataku.

Kurasa virus gagap Hinata-chan mulai menular padaku.

Tanpa menghiraukan perkataanku, Sasuke memposisikan tubuhnya menjadi telungkup. Kemudian dia menunjuk punggungnya, pertanda dia menyuruhku untuk memijit, eh tidak, menginjak punggungnya.

"Baiklah~", kataku.

Aku naik ke ranjangnya, kemudian naik ke tubuh Sasuke. Lebih baik berbasa-basi dulu, sebelum ke pokok pembicaraan.

"Ugh! Kau semakin berat, Dobe!", ketus Sasuke ketika aku berdiri di atas punggungnya untuk menginjak.
"Kau semakin kurus, Teme!", ketusku balik.
"Kurus itu seksi. Dan aku sexy, bukan begitu, Dobe?", seringainya.
"Yang boleh kurus itu perempuan. Kau laki-laki, jadi kau harus berotot sepertiku!", ejekku sambil menginjak-nginjak punggungnya.
"Itu bukan otot, tapi lemak!", bantahnya.
"Kurasa kau masih bisa membedakan mana yang otot dan mana yang lemak", sindirku.
"Hn! Itu lemak, Dobe! Dan aku tahu itu bukan otot",
"Cih!", cibirku.

Sasuke memang keras pemikiran, selalu saja memaksa kehendaknya dan tidak mau mengalah.
Please deh! Semua orang juga tahu kalau aku memiliki tubuh yang atletis dan berotot. Sementara Sasuke, dia kurus, ototnya biasa saja, dan juga dia tidak berlemak. Wajar saja, karena dia kurus, lemakpun jadi malas mau bersarang di tubuhnya.

Kulitnya putih dan mulus melebihi anak perempuan, itu karena dia rajin perawatan. Dia selalu menggerutu kepananasan dan takut kehitaman ketika berlama-lama di bawah terik matahari. Itu salah dia sendiri, mengapa dia memilih untuk mengambil jurusan Pertanian yang kegiatannya lebih banyak di lapangan dari pada duduk santai di ruang kuliah.

"Kau tidur, Dobe?", tanya Sasuke.
"Aku sedang menginjakmu, apa mungkin aku tidur?",
"Hn",
"Sepertinya kau yang ingin tidur", tebakku ketika melihat respon singkat Sasuke.
"Sebelum tidur, aku ingin mendengarkan apa yang ingin kau sampaikan tadi?", tanya Sasuke.

Aku berhenti menginjak punggungnya. Aku menurunkan kakiku, dan duduk di atas punggungnya.

"Aku akan mendengarkannya", kata Sasuke sambil memejamkan kedua matanya.

Jelas-jelas dia tampak mengantuk, bagaimana dia bisa mendengarkanku?
Tidak apa-apa, akan kubuat dia melek!

"Aku menyukaimu", kataku pelan, tapi aku yakin dia masih bisa mendengarkannya.
"Hn", gumannya pelan, dengan kedua mata yang masih terpejam.
"Aku menyukaimu, Sasuke~ Sangat menyukaimu. Maukah kau menjadi pacarku?", tanyaku sambil menatap wajah manisnya itu.

Tik Tak Tik Tak
Suasana berubah menjadi sunyi, yang terdengar hanyalah suara detakan jam dinding.

Sasuke membuka kedua matanya.
"Ah, ada yang salah dengan pendengaranku", kata Sasuke sambil menepuk-nepuk pelan telinga kanannya yang tidak tertutup bantal.
"Uchiha Sasuke, aku menyukaimu!", tegasku sambil menatapnya.
"Huf~ Seseorang tolong bangunkan aku~", pinta Sasuke.
"Baiklah!", aku menjauhkan pantatku dari punggung Sasuke.

Aku mendekatkan wajahku ke wajah manis Sasuke. Kemudian aku mengecup singkat bibir ranumnya. Karena tidak ada respon, aku kembali menyerang bibirnya kembali, kali ini aku melumatnya dengan pelan.
Kulihat kedua mata Sasuke menatapku datar, dia bahkan tidak terkejut sekalipun.

"Kau sudah sadar, Sasuke?", cengirku.
"Hn", guman Sasuke sedikit keheranan.
"Aku menyukaimu",
". . . "

Sasuke langsung memelukku tanpa aba-aba, spontan kami terjatuh dari ranjang, dengan posisi Sasuke yang menimpaku dari atas.

"Punggungku~", rintihku.
"Katakan sekali lagi, Dobe", bisik Sasuke di telingaku.

Sasuke masih memelukku.
"Punggungku~", kataku mengulang kata terakhir yang aku ucapkan tadi.
"Bukan yang itu",
"Ah, Aku menyukaimu!", ralatku sambil memeluk Sasuke.
"KYaaaa! Aku senaaaang~", Sasuke memelukku dengan gemas.
"Sa, Sasuke, kau OOC~", bisikku.
"Hn", Sasuke melepaskan pelukannya, kemudian dia naik kembali ke ranjang.
"Kau senang? Jadi kau mau berpacaran denganku?", tanyaku kegirangan.
"Aku senang. Dan aku tidak mau berpacaran denganmu", Sasuke membalikkan badannya memunggungiku.
"Kau bilang kau senang, lalu mengapa kau tidak mau berpacaran denganku?", tanyaku heran.
"Aku menyukai orang lain",
"Lalu mengapa kau senang?",
"Karena kau menyukaiku",
"Aku tidak mengerti",
"Karena kau dobe",
"Apa maksudmu! Teme! Jangan memberiku jawaban yang menimbulkan pertanyaan lagi! Bahkan yang baca fanfic ini saja tidak mengerti dengan jawaban Uchihamu itu!", raungku.
"Benarkah?", tanya Sasuke dengan polos.
"Hn!", anggukku.
"Huuuuf~", Sasuke menghela nafas sejenak.

Sasuke menyandarkan punggunggnya ke dinding.
"Aku senang kau menyukaiku dengan begini aku tidak perlu memperpanjang masa galauku. Kau tahu, selama ini aku cemas dengan perasaanku. Aku merasa bahwa hanya aku seoranglah yang memiliki perasaan aneh ini, perasaan suka yang berlebihan terhadap sesama jenis", jelas Sasuke melankolis.
"Sa, Sasuke~", lirihku.

Melihat ekspresi sendu Sasuke, membuatku ingin memeluknya.

"Tapi ternyata aku tidak sendirian... Kau juga memiliki perasaan aneh sepertiku! Kau menyimpang sama sepertiku! Ohohohoho!", tawa Sasuke yang mengingatkanku pada karakter Mak Lampir di dorama Misteri Gunung Merapi.
"Huuuuf~ Oyasuminasai, Sasuke~", lirihku.

Aku berjalan gontai meninggalkan kamarku.
"AKU DITOLAAAAAK!", raungku sambil berlari di sepanjang koridor asrama.

Rasanya sakit, sangat menyakitkan ketika kau menyatakan suka pada orang yang kau sukai, kemudian orang tersebut menolak dan malah tertawa Mak Lampir kepadamu.

Oh, Sasuke! Aku berkata serius denganmu, tapi kau tidak mendengar~


Terputus


Singkat juga yah ternyata ._.

Silahkan beri review ^^