Dia adalah teman yang baru kukenal sejak 9 bulan yang lalu. Hmm mungkin lebih tepatnya aku baru berkenalan dengannya secara langsung. Apa disini boleh kuceritakan saja? (Ayolah! Aku bosan membantumu soal cewek itu) laki-laki disebelahku tampak kesal. Ya memang sih, sikapnya selalu begitu.
Setelah diceramahi olehnya, aku mulai menulis. Ini adalah buku harian tentang Fujimiya Kaori, teman satu pekanku dan mungkin aku akan selalu menulis tentang dirinya di diary ini.
Senin, 1 Februari.
Aku tengah memerhatikannya diam-diam. Fujimiya-san tampaknya sedang serius menulis catatan tentang pelajaran hari ini. Tentu saja! Jam ini adalah pelajaran matematika. Pelajaran yang gadis ini benar-benar sukai. Tapi 180 derajat berbeda denganku yang tidak suka matematika. Habis setiap aku mengerjakan soal di depan selalu saja tak pernah selesai. Aku buntu kalau soal matematika.
Guruku berhenti menulis di papan tulis. Ia lalu berbalik dan menatap anak muridnya. Anehnya, guru itu langsung menatapku dengan serius. Bahaya! Teriakku dalam hati. Dia pasti akan menyuruhku untuk mengerjakan soal paling menyebalkan itu. Ya Tuhan! Apa guru itu dongkol denganku.
"Hase, ayo ke depan. Kerjakan soal ini," suruhnya.
Aku pun bersiap berdiri.. namun sebelum itu.
"Hase-kun, aku akan membantumu sedikit," bisik Fujimiya-san dari samping kursiku. Ia memberikan secarik kertas berisi rumus yang digunakan untuk mengerjakan soal sialan itu.
Aku menerimanya dan membalas dengan senyum. Setelah itu dengan perasaan yang kurang percaya diri, aku maju ke depan kelas. Mengambil kapur dan mulai mengerjakan soal. Terkadang aku melirik ke selembar kertas yang diberikan Fujimiya. Ia memberikan itu secara rahasia dari belakang tubuhku.
"Hase, itu contekan ya?" tanya sang guru tak percaya.
"E-eh bukan pak, anu.. ini kertas coret-coretan buat soal di papan tulis. Saya sudah mengerjakannya lebih dahulu," kilahku.
Guru itu pun mengangguk dan tak mempersalahkan lagi soal kertas tadi.
Aku menurunkan tangan. Kapur yang tadinya masih panjang sekarang tersisa setengah. Are? Aku mengerjakannya? Wah mustahil.
"Hmm bagus Hase. Jawabanmu benar. Sekarang kembali ke tempat duduk!"
aku berjalan kembali ke tempat duduk dan di sambut oleh senyum manis milik Kaori Fujimiya.
