Yang komen pada minta markjin abi munculin vkook…abi maunya apasih? Hehehehehe

Maap dah…abi mikir plot cerita pasaran ini, pas aja sama Taehyung, kalau abi pakai Mark. Ngga dapet feel gesreknya…hahaha..maap fansnya Taehyung.

Pair : VKOOK, MINYOON, NAMJIN

Special guest : GOT7, SEVENTEEN etc sesuai kebutuhan

GS for uke, jadi yang fujoshi sabar yah...otaknya abi lagi dalam mode lurus soale...


TELL ME WHO'S THAT GIRL?

Tubuhnya digeliatkan dibalik selimut biru tua kesayangannya. Ahhh…udara pagi begini membuatnya ingin bergelung berlama-lama di bawah selimut. Ditambah lagi hari ini hari libur. Tidak ada sekolah, tidak ada tugas apalagi yang namanya pekerjaan rumah. This is fri(ee)day on Sunday.

Perlahan rambut orangenya menyembul dari balik selimut. Cuma rambut saja, sosoknya masih betah (sangat betah) di dalam selimut. Mungkin melanjutkan mimpinya yang semalam bisa kali ya? Pikirnya sambil melanjutkan memeluk guling dan bersiap memejamkan mata.

"KIM TAEHYUNG!"

Seperti adegan di drama-drama korea yang sering Bundanya tonton, dan terkadang si surai orange ikut-ikutan nonton ( itu kenapa dia bisa tahu), pintu kamarnya menjeblak terbuka dengan suara keras Bundanya. Demi si seksi Sora Aoi , Taehyung (sosok yang daritadi bergelung dibawah selimutnya, yang baru saja bersyukur mendapatkan hari bebas) berjengit memegangi kupingnya yang berdenging gara-gara teriakkan Bundanya.

"Bunda…" lenguhnya malas. Terima kasih sudah mengacaukan sambungan mimpinya yang bahkan belum dimulai

"KIM Haksaeng!", Bundanya menyentakkan selimut kesayangan anaknya hingga tubuh anaknya muncul hanya dengan balutan boxer. Si korban semakin merenggut dan menggerutu kesal. Kacau sudah pagi indahnya yang bebas.

"Jangan bermalasan anak muda!", Sang Bunda berkacak pinggang memperhatikan anak tunggalnya masih menggeliat-geliat saja tak menunjukkan tanda-tanda akan bangun.

Taehyung membuka matanya sedikit, ridak rela, menatap Bundanya,"Bund…dis is fride, pliseu", ucap Taehyung sok berbahasa Inggris.

"Lha terus, hari libur ngga boleh bangun pagi?", Sang Bunda merapikan selimut yang tadi ditariknya.

"Bunda…pliseu….ini tuh harinya Tae males-malesan…", Taehyung berkata begitu dan bersiap-siap untu melanjutkan tidurnya lagi.

"Ngga! Ngga Bisa!", si Bunda memukul anaknya dengan selimut yang sudah di lipat tadi.

"Bunda!", Taehyung bangun dengan tampang 'tega banget emak sama anak satu-satunya'

"Bangun! Sekali-sekali bantuin Ayah cabutin rumput kek depan rumah!".

"Males!", Taehyung udah mau tidur lagi tapi keburu ditahan sama bundanya. "Bangun kalo ngga bunda potong uang jajannya!", Ancam Bundanya. Mau tak mau Taehyung menoleh lagi pada Bundanya. "Yang ngasi uang jajan ke aku kan Ayah", kata Taehyung lagi menatap Bundanya datar. Dia menganggap anacam Bundanya tidak mempan.

"Oh,gitu?", Bundanya bersidekap sambil menyeringai ke arah anaknya yang sudah kembali memejamkan matanya. Taehyung cuma ngangguk sebagai jawaban.

"Kim Taehyung sayang, kayak bunda ngga bisa ngancem ayahmu ajak, Nak", ucap bundanya sambil tertawa nista meninggalkan kamar anaknya. Detik itu juga Taehyung bangun, dia lupa. Lupa kalau ayahnya itu termasuk golongan suami sayang istri yang berlebihan.

"Bundaaaaaaa…maapin Taetae….!", Teriak Taehyung langsung menyusul Bundanya ke ruang makan.

Dan disinilah pemuda tampan ini berakhir, menggunakan selop tangan pink dan belasan piring-piring kotor bekas memasak Bundanya. Wajahnya jauh dari kata bahagia.

"Yang bersih cucinya…", Bundanya yang meletakkan kue di atas meja dekat Taehyung tersenyum mengejek.

"Jinseok…tega banget sama Taehyung", Sang Ayah muncul meletakkan cangkir kopi bekas di wastafel,"titip cuci", Namjoon menepuk bahu anaknya. Taehyung memandang Ayahnya cengo dalam hatinya dia menggerutu, kirain bakal belain malah nambah kerjaan.

"Biar ngga ke bawa males-malesan…baguskan kalau Taehyung rajin. Nilai plus kalau ntar nikah", Seokjin menoel pipi anaknya. Taehyung berjengit ngeri. Taehyung bersumpah kalau menikah nanti dia akan menyewa pembantu saja.

"Jangan cemberut gitu anak bunda. Kue kesukaan kamu", Seokjin menunjukkan sepiring kue kesukaan Taehyung.

Taehyung menatap kue dan Bundanya bergantian. "Makasi udah bantuin Bunda. Dimakan gih, bagi sama Ayah", Seokjin menepuk bahu anaknya. Taehyung hanya mengangguk menerima sepiring kue dari Bundanya. Ajaib ini keluarga pikirnya ( kayak kamu ngga ajaib juga Tae).

Taehyung kemudian menyusul Ayahnya yang sepertinya sedang memeriksa beberapa dokumen. Taehyung meletakkan sepering kue di meja dekat Ayahnya, setelah menawari Ayahnya dia mengambil satu kue dan melahapnya.

"Gimana sekolah,Tae?", tanya Ayahnya.

"Biasa aja. Ngga ada cewek kece".

Plak! Gulungan kertas menyambut manis kepala Taehyung.

"Nyari ilmu Tae di sekolah, ngecengin cewek aja", canda Namjoon. Taehyung mengusap kepalanya dengan bibir menyerupai bebek. Begini-begini juga Taehyung masuk jajaran anak popular di sekolah. Taehyung tahu kalau Namjoon alias bapaknya mantan ketua osis. Malu dong kalau dia ngga bisa sedikit menyaingi sang Ayah. Yah…meskipun jabatan Taehyung ngga masuk jajaran inti. Koordinator Bidang sudah cukup mumpuni bagi Taehyung.

"Sekalian…", saut Taehyung melahap kue ketiganya.

"Lagian Tae ngecengin anak-anak osis kok,Yah. Biar kayak Ayah…", lanjut Taehyung lagi. Namjoon menoleh ke samping.

"Bunda cerita. Ayah dulu sering ngecengin Bunda". Aku Taehyung. Bundanya sering cerita jaman mereka SMA.

"Gitu?". Namjoon tersenyum simpul kembali melanjutkan memeriksa dokumen.

"Kata bunda lho Yah. Bunda dulu sekretaris osis,kan?". Pertanyaan Taehyung berhasil mengalihkan 100% perhatian Namjoon pada anaknya. Seberapa detail sih istrinya cerita ke anak semata wayangnya ini?

"Ayah dulu sering modus ke Bunda. Pura-pura bikin jadwallah, suratlah, inilah, itulah". Cerita Taehyung panjang lebar.

Asli…Seokjin curhat sama nih anak satu begitu dalam hati namja satu anak ini membatin

"Kalau ayah ngga gencar. Kamu ngga bakal bisa cerita begini sekarang", alasan klise mengakambinghitamkan atas jasa kehadiran Taehyung di dunia ini.

"Duhhh..seru ya ceritanya, Bunda ketinggalan banyak?", Seokjin bergabung dengan suami dan anaknya.

"Bund…dulu Ayah sering moduskan ke Bunda?", Taehyung butuh klarifikasi.

"Banget", jawab Seokjin singkat. Melirik muka kesal suaminya karena istri tercinta membela anaknya.

"Kok Bunda bisa suka?", Kali aja Taehyung bisa dapet wejangan menaklukkan hati wanita dari bunda tercinta.

"Kenapa ya? Kenapa ya,Yah?", Seokjin tersipu malah balik bertanya pada sang suami.

"Karena serangan gencar?", tenak Taehyung. Seokjin tampak berpikir.

"Ngga juga", Seokjin menggeleng,"Malah yang lebih gencar banyak". Ada sedikit nada bangga pada kalimat Seokjin.

"Ngga tau aja kamu. Bunda kamu ini tuh banyak yang suka", aku Namjoon.

"Wuiiihhh..Ayah hebat dong?". Taehyung menatap bangga Ayahnya.

"Atau Bunda lagi oleng waktu itu?", Namjoon menatap anaknya keki, sementara Seokjin tertawa. Tidak menyangka kalimat Taehyung masih ada lanjutannya.

"Kayaknya oleng deh…hihihi", canda Seokjin yang semakin membuat Namjoon keki.

"Aku lebih setuju yang itu", Taehyung dan Bundanya berhighfive.

Pembicaraan berlanjut tentang kenangan masa-masa SMA kedua orang tuanya. Mereka juga almamater dari SMA yang sama dengan Taehyung. Seokjin dulu adalah sekretaris I Osis sedangkan Namjoon ketua Osisnya. Jadilah Taehyung termotivasi buat ngikutin jejak orang tuanya.

Ting Nong Ting Nong

Di tengah keseruan obrolan mereka bel pintu memaksa menghentikannya. Taehyung yang awalnya mager terpaksa menyeret langkahnya ke depan pintu. Di otaknya sudah berkumpul awan-awan kekesalan. Bertamu salah timing, awas aja kalau ini si bantet pikirnya membuka kunci depan lalu memutar knop.

Mulut Taehyung seketika terbuka. Mendadak cahaya di depan pintu dua kali, ngga, sepuluh kali lebih terang. Matanya bahkan ngga berkedip. Sumpah…biar dikata orang ganteng mah bebas, kali ini Taehyung terlihat bloon.

"Kak…permisi…", panggil suara di depannya. Bukannya sadar si Taehyung makin ngefly.

"Kak…", panggil suara itu sekali lagi. Masih belum ada reaksi. Si pemilik suara menelengkan kepalanya bingung. Orang ini kenapa?.

"I-Ini…ada kue", si pemilik suara tadi menyodorkan kue ke arah Taehyung. Lebih memilih menyodorkan paksa sih. Habisnya Taehyung masih ngefly.

"Ehh…Eooo…ahh,,ne…apa?". Taehyung baru balik dari ngefly ketika merasakan hangat di tangannya.

"Kue kak…Aku tetangga baru…", jelas gadis di depan Taehyung.

"oohhh…ehh? Tetangga baru?", Taehyung seratus persen sadar kali ini. Ngga ngefly mode on kok. Si gadis mengangguk.

"Salam kenal, Kak", Si gadis berambut hitam sebahu itu menundukkan kepalanya,"Aku permisi dulu", si gadis kemudian berlalu balik ke rumahnya ternyata ada di sisi sebelah kiri rumah Taehyung.

"Siapa,Tae?", Seokjin menyusul anaknya. Taehyung udah ke depan hampir 20 menit tapi ngga balik-balik. Dikiranya ada sales yang lagi nawarin panci, baju daster atau krim pemutih wajah pikir Seokjin.

"Bidadari,Bun", saut Taehyung, ngefly lagi. Posisi Taehyung sudah ada di tangga pintu utama. Plangak-plongok ke sisi kiri rumah.

"hah?", Seokjin mengernyitkan alisnya memperhatikan anaknya yang sekarang membawa sepiring kue.

"Bidadari apaan yang ngasi kue?", Seokjin ikutan noleh ke samping kiri. Tidak ada siapa-siapa tuh.

"Duh…Bunda…kita punya tetangga baru", Taehyung masih di tangga, berharap gadis itu muncul. Keluar rumah gitu, kemana kek, belanja, nyiram tanaman, olahraga. Iya kali Tae olahraga jam sebelas siang.

"Tetangga baru? Ohhh…Tuan Jeon", Seokjin baru ingat kemarin ada warga baru yang masuk komplek perumahan mereka. Orang Busan yang pindah ke Seo-ul karena pindah tugas.

"Kok Bunda tau?", Taehyung mengalihkan pandangannya ke sang Bunda.

"Kemarin mereka pindahan. Kayaknya yang tadi itu anaknya. Cantik banget yah?", Seokjin menarik anaknya ke dalam. . Ngga enak diliat yang lain, kiranya si Taehyung mau ngapaen plangak-plongok di depan rumah kayak maling. Seokjin sih ngga inget muka anaknya tuan Jeon tapi kemarin dia sempet liat ada anak gadis yang bantuin mereka beberes

"Ih…Bun…Kalau ngga inget umur Tae lamar langsung".

Plak! Satu pukulan di kepala Taehyung atas kalimat berlebihannya.

"Ayaaaaaaah..anakmu nih…naksir anak gadissssss", lapor sang Bunda setelah mengambil piring berisi kue yang tadi di berikan bidadari,eh, gadis berambut sebahu tadi.

(BunnyLion)

Tahun ajaran baru itu anugrah. Begitu kata senior kelas tiga yang udah pernah ngerasain tahun ajaran baru. Kenapa? This is the time buat nyari gebetan baru di antara ratusan murid. Dan semakin anugerah kalau kalian jadi anggota osis. Bisa milih sob….kkkk dan Taehyung pengen ngerasainnya tahun ini.

"Semangat amat?", Jimin mengalungkan tanda pengenal osis ke lehernya saat melihat Taehyung memasuki ruangan osis dengan siulan dan muka berbinar.

"Abis ketemu bidadari akunya".

"hah?", Jimin menboong.

"Tante Seokjin bikin percobaan kue apalagi sampai kamu kayak gini Tae?", tebak Jimin mengingat kebiasaan Bunda temannya ini.

"Ih, seriusan akunya, ngga percaya sih".

"Omongan kamu tuh mesti disaring dulu tau", Jimin menoyor Taehyung yang bersiap dengan atributnya.

"Dih, pulang sekolah kamu ikut aku. Percaya deh…".

Jimin mendengus dengan nada mengejek. "Udah yok. Kita ngumpul di aula. Ntar Kak Jinyoung marah-marah", Jimin dan Taehyung kemudian menyusul anggota osis lainnya di aula.

Aula di hari pertama ajaran baru tuh kayak pasar murah di hari raya. Was wes wos ramainya. Iya. Taehyung tahu kok rasanya, inget bau seragam baru yang sengaja ngga dicuci biar kerasa hari pertama jadi anak SMA meski belum resmi. Inget tatapan kakak-kakak senior seperti predator. Kali ini Taehyung jadi bagian salah satu predator itu tapi Taehyung janji ngga galak-galak kok. Taehyung mah kalem.

Taehyung sama Jimin nyusulin ke atas panggung tempat anak-anak osis lain berkumpul. Jimin memperhatikan muka-muka calon adik tingkatnya. "Cakep bro…baris lima nomor empat", Jimin menyikut Taehyung yang lagi ngebaca susunan acara. Taehyung refleks noleh ke barisan yang disebut Jimin. Masih cakepan tetangganya. "Ketahuan kak Yoongi, kejer lu…", Taehyung kembali membaca susunan acara.

"Hihihi…", Jimin cuman ketawa melanjutkan kembali aktivitasnya tadi. Yoongi itu gebetannya Jimin dari setahun yang lalu. Deket sih tapi ngga pernah Taehyung denger mereka jadian. Bahkan sering jalan berdua atau Yoongi minta di temenin di ruang music. Eh iya, Yoongi itu ketua klub music yang sebentar lagi mau lengser. Karena dia udah mau kelas tiga. Satu alasan yang membuat Jimin, sahabat orok Taehyung, ketar-ketir.

"Nah tuh, di omongin orangnya nelpon", Taehyung sampai apal nada dering khusus yang dipakai sohibnya buat sunbae tercintanya.

"SSShh", Jimin menyuruh Taehyung diam.

"Hallo..kenapa kak?", Jimin menjauhi kerumunan anak-anak osis. Taehyung membenarkan letak kacamatanya. Taehyung kadang-kadang memakai kacamata juga ke sekolah.

Sambil menunggu Jimin, Taehyung memperhatikan kerumunan murid baru yang lagi di atur sama korlap mereka. Banyak yang cantik sih tapi kok Taehyung inget tetangganya sih? Eh, ngomong-ngomong tetangganya itu, kelas berapa yah? Duh…Taehyung jadi nyesel ngefly kemarin. Seharusnya dia memanfaatkan kesempatan emas itu buat nanya-nanya.

Ditengah-tengah lamunan indahnya, Suasana aula mendadak ricuh di sisi bagian kirinya. Beberapa anak osis pada turun. Ada apa nih? Pikir Taehyung. Dia pun ikut menyusul.

"Ini jam berapa?", Whoooppsss! Si ketua Osis Macan (Manis cantik tapi asli macan) turun langsung. Kak Jinyoung emang anti sama yang namanya telat. Biar itu lima menit. Kecuali ada urusan emergency.

Eh? Taehyung sepertinya pernah lihat gadis yang lagi kena semprot kekasih ketua club bahasa Inggris itu. "Ma…ma..maaf…saya terlambat".

Suara itu, Taehyung tahu.

"Telat bangun?", sindir Jinyoung. Si gadis menggeleng cepat. "Lantas?".

"Sa…saya…saya…tersesat…", akunya polos.

"e?" Jinyoung menelengkan kepalanya bingung

"eeehhh?", anak-anak osis lain pada cengo. Untung ini anak cantik ( yang ini mah khusus kakak-kakak osis laki-laki)

"Kamu sekolah disini?", Taehyung langsung menutup mulutnya menyadari sunbae tingkat tiga masih dalam mode predator awas.

"Kamu kenal anak ini Tae?", Jaebum mengerutkan alisnya.

"Kookie?", datang lagi suara anak osis lain yang rupanya baru menyadari keributan di sisi kiri aula akibat dari kenalan gebetannya. Sementara gadis yang sedang dihakimi masal itu menggigit bibirnya gusar. Celaka 13 ini kalau sunbae-sunbae ini tahu kalau dua kakak osis tahu dirinya.

(BunnyLion)

"Kok bisa tahu si Jungkook, Jim?", tanya Taehyung setelah Jinyoung membubarkan kerumunan, setelah sebelumnya memberi hukuman pada Jungkook.

"Dia sepupunya Yoongi", jelas Jimin.

"EEEEEEE?",

"Biasa aja kali Tae", Jimin sewot melihat reaksi ngga woles Taehyung.

"Aku malah lebih kaget. Kookie jadi tetangga lo".

Taehyung masih geleng-geleng ngga percaya. "Kayaknya tuh anak tersesat. Baru pertama kali ke Seoul soalnya. Lagian Kalau emang tetangga kenapa ngga ajak bareng sih?". Jimin takut kalau dia kena semprot Yoongi kalau dia tau adik sepupunya kena hukuman di hari pertama sekolah. Padahal tadikan kak Yoongi nelpon biar Jimin jagain Kookie.

"Bro…kalau aku tahu tuh bidadari, eh,maksudnya Jungkook anak baru sekolah kita. Ngga usah disuruh akunya mah rela aja tiap hari berangkat bareng".

"Bisa ngga, ngga terang-tengan gitu ngemodusin adik sepupunya Kak Yoongi?", Jimin pura-pura keki.

"Daripada kamu…ngemodus tapi ngga pernah ke notice".

"Kampret lu!", mereka akhirnya saling adu lengan. Ngga seriusan tapi anak-anak baru yang ngeliatin jadi pada mupeng. Dua orang kece lagi becandaan. Anugerah banget.

"Kerja eh, gue pecat juga lu bedua jadi anggota", Jinyoung lewat di depan mereka.

"Iya,kak, Maap kak", Taehyung sama Jimin kicep.

(BunnyLion)

Taehyung seneng bukan maen. Lebih seneng dari nemu JAV yang ngga di blur. Taehyung akhirnya dapetin biodata bidadari rambut sebahu inceranya. Namanya Jungkook, Jeon Jungkook. Dia jelas setahun lebih muda dari Taehyung. Cewek virgo. Kalau alamat mah Taehyung udah tau. Hobinya menyanyi, pantes suaranya bikin Taehyung ngefly. Dan jungkook suka warna merah. Kayaknya Taehyung bakalan nanem mawar merah di sisi kiri halamannya. Modal buat ngemodus ceritanya.

"Korlap sepuluh empat siapa sih,Jim?", Taehyung menyikut lengan Jimin.

"Ngapa?", Jimin mengerutkan alisnya.

"Jackson sama SeungCheol, kenapa-, Jangan bilang-", belum selesai Jimin ngomong Taehyung udah ngacir nyusulin dua manusia itu yang baru aja ngumpulin absen anak-anak sepuluh empat.

"Kak Yoongi, Jimin bisa ngejagain Kookie dari mahluk-mahluk lain kalau sama Taehyung, Kak Yoongi jaga sendiri deh", gumam Jimin.

Kelas sepuluh empat langsung riuh begitu Taehyung masuk. Ada tokoh anime mana yah? Kok serasa drama W gitu?

"Tenang-tenang…Berasa anggota BTS gitu masuk ya?", kata Jackson yang berdiri di depan meja guru.

"Biasa aja kali", Taehyung bergabung dengan kedua temannya. Matanya memperhatikan gadis berambut sebahu yang lagi asyik nulis.

"Ngapaen lu Tae?", Seungcheol menyadari Taehyung seharusnya sama anggota inti osis di aula.

" Jalan-jalan aja", Taehyung menyisir rambutnya ke belakang. Beberapa murid baru berteriak tertahan.

"Sstttt,,,,gue lebih ganteng tau", Taehyung mendorong Jackson yang ikut menyisir rambut dengan tangan sampai otot bisepnya nampak, maklum atlet.

"Halah…palingan modus lu Tae", saut SeungCheol.

"Kasihan deh, ngga bisa. Punya malaikat maut sih", sindir Jackson yang berhighfive dengan Taehyung. "Sirik lo, jones!", Seungcheol beladiri. Taehyung daritadi ngobrol cuma matanya sesekali memperhatikan Jungkook yang sepertinya ngga peduli dengan kakak-kakak di depannya. Tapi aura Jungkook tetap bikin Taehyung tersihir.

Taehyung akui dia tersihir.

Kamu tuh punya kekuatan apa sih dek? Kamu tuh siapa sih bikin aku gila?

Bun…Yah…..Taehyung benaran polinginlop


Kira-kira gimana perjuangan uri Taehyung buat ngedapetin adik kelas bidadari incarannya

Di notice ngga ya?

Tunggu keseruan…aksi gesrek mereka di chap selanjutnya…

Wa…..abi berkhianat dari markjin….

Engga kok…Cuma selingan ini…kkkkkk….

LionBunny Couple nan gesrek…uchu….uchu….