Yang satu belum selesai, udah bikin lagi... apa deh ni author!

Fic ini... tentang dunia kematian loh! Yang ga mau baca silahkan kabur! *membukakan pintu surga (?)*

Ini kebayangnya pas lagi naik pesawat, aneh ya? *kalo tau aneh ngapain ngomong?*

Yosh, kita mulai saja!

The Life After Death

Chapter 1

Died today

Tachimukai's POV

"Ahh…aku tertidur" Aku bangun dan berdiri. Sepertinya saat di sekolah tadi aku tidak sengaja tertidur. Tapi kenapa punggungku terasa sakit ya?

Aku melihat ke sekelilingku. Kukira aku akan melihat kelas yang penuh dengan meja dan kursi, serta sebuah papan tulis di depan, tetapi mengapa yang ada hanya batu-batu nisan?

"Aku…. Dimana?"

Setelah kulihat-lihat lagi, aku berada di sebuah Cemetery. Sebuah makam.

"Kenapa aku bisa tertidur di sebuah makam?"

Aku melihat seseorang tengah berdiri di depan sebuah batu nisan. Orang itu…. Anehnya tampak familiar untukku.

Kuingat-ingat siapa dia. Dengan ciri-cirinya yang berambut pink ngejreng, berkulit coklat dan matanya yang berwarna onyx itu, ia tampak sangat familiar. Akhirnya, kudapat namanya dan ku ketahui siapa dia.

"Tsunami-san, apa yang kau lakukan disini?" aku bertanya, tapi ia tidak merespons.

"Tsunami-san?"

Ia tidak menjawabku. Apa...ia tidak bisa mendengarku?

Aku melangkah untuk menepuk punggungnya, tapi kenapa...tangan ku malah menembus tubuhnya?

Aku berbalik untuk melihat batu nisan yang berada di depan Tsunami, dan kubaca tulisan yang ada di atasnya.

Rest In Peace

Tachimukai Yuuki

May his soul be accepted in heaven

Namaku terpatri di atas batu nisan itu. Kalau sebuah nama tertulis di atas batu nisan, itu artinya orang itu sudah mati.

...

Tunggu sebentar! Jadi aku sudah MATI?

Tsunami's POV

Ia sudah mati.

Aku tau itu.

Dia mati di depan mataku.

Aku menagisinya.

Mengapa aku menangisi orang yang sudah mati?

Apa itu artinya?

Aneh.

Ini semua sangat aneh.

Normal POV

Ichirouta berjalan mendekati Tsunami, "Hei. Sebentar lagi hujan."

Tsunami tetap tidak bergeming. Ia hanya diam.

Gemuruh petir mulai muncul. Hujan pun mulai turun.

"Tsunami, hujan sudah turun. Kau...masih tidak mau pulang?" Ichirouta membuka payung. Dan memberikan sebuah payung lagi ke Tsunami.

"Aku ingin pulang bersama Tachimukai." Sahutnya. Ichirouta mengerti ia sangat menyukai Tachimukai, tapi sekarang, Ichirouta lebih mementingkan kesehatan Tsunami.

"Tachimukai...kenapa kau harus pergi sekarang?" Tsunami mulai bergetar. Ichirouta memandangnya dengan khawatir.

"Tsunami –san, aku masih di sini! Aku belum kemana-mana!" Tachimukai berteriak tepat di samping Tsunami, sambil berusaha untuk memegangnya. Tapi tetap saja ia menembus Tsunami.

"Baiklah, aku akan menunggu di bawah pohon sampai kau mau pulang." Ichirouta berjalan kebawah pohon. Tsunami masih tidak bergeming dari tempatnya.

"Tachimukai...kembalilah..."

Back to Tachimukai's POV.

"Tsunami-san, aku masih disini!" Aku berteriak sekeras-kerasnya. Ia masih tidak bisa mendengarku.

Aku memukulkan tangan ku ke tanah. Kenapa ia tidak bisa mendengarku? Kenapa ia tidak melihatku?

Kenapa?

Kenapa?

Why?

Is this what dead feels like?

He doesn't even knows I'm here!

"Tentu saja. Kau sudah mati."

Aku menoleh kebelakang. Tampak seseorang berambut coklat dan memakai headband berwarna hitam dan merah. Ia memakai seragam kiper, tetapi warnanya sama dengan warna headbandnya. Hitam dan merah.

"Namaku Mamoru Endou. Aku akan menunjukanmu apa sebenarnya kehidupan setelah kematian yang sebenarnya."

Kematian dan Mamoru Endou. Satu kata dan Satu nama. Siapa yang tahu kalau dua benda tersebut akan menjadi segalanya di 'kehidupan' ku yang 'baru'?

To be Continued?

Ini fic...enaknya di genre apa yah?

Ah sudah lah, reviewnya ya, minna-san...