Title: "Kokuyo"

Rated: K

Summary: "Kau suka Kokuyo?"/Dimana Mukuro Rokudo bertanya pada Miiko Yamada pendapatnya tentang Kokuyo.

Chara(s): Miiko Yamada, Mari Shimura, Mukuro Rokudo, Chrome Dokuro.

Warn(s): Minor ooc, AU (somewhat), absurd, weird, not beta'd.

Disc: I don't own KMM or KHR.


Miiko Yamada mengedipkan kedua matanya, menatap kearah buku tulis yang ia pegang, kearah lelaki bermanik merah dan biru, kearah bukunya lagi, lalu kearah lelaki itu lagi.

"A–ah, maaf—tadi kamu bilang apa barusan?" pada wajah lelaki itu terlihat sebuah senyuman—ah, bukan—seringai yang menawan, dan pada sorot matanya seperti terkandung makna humor yang tidak dimengerti oleh wanita berumur duapuluh dua itu sendiri.

"Kufufu, aku bilang, "kamu suka buku bermerek Kokuyo, nona?"" jawab—atau tanya—lelaki berambut biru tua itu, "jadi jawabanmu?"

Mengedipkan kedua manik coklat tuanya lagi, Miiko mengangguk sembari tersenyum kecil, "ya, buku-buku buatan mereka bagus sekali kualitasnya—lagi pula harganya juga lumayan terjangkau, jadi sejak dulu aku selalu membeli buku tulis buatan mereka." Kemudian menunjuk pada Mari Shimura yang berada dibagian sketchbooks, "temanku juga—dia sering membeli buku sketsa merek Kokuyo untuk membuat sketsa manga-nya."

"Ho~" jawab lelaki itu lagi, "kufufu, baguslah kalau begitu—aku permisi dulu nona." Kemudian membungkuk badannya layaknya seorang gentleman.

"I–iya, sama-sama…" entah mengapa, ia merasa sedikit risih saat dekat dengan lelaki itu, walaupun hanya baru bersamanya dalam sepuluh menit saja. Miiko memalingkan wajahnya ke kanan lalu melirik lagi ke arah lelaki barusan—tetapi hanya menemukan gumpalan kabut indigo yang menipis.

"E–eh?" sembari mengedarkan pandangannya, Mari memberinya tatapan kebingungan sambil memegang beberapa sketchbook bermerek Kokuyo di kedua tangannya.

"Kamu kenapa, Miiko? Kayak baru ketemu hantu saja," ejeknya.

Miiko hanya tertawa lemah sambil meringis, "mungkin… tapi kayaknya aku pernah lihat wajahnya dimana 'gitu…"

"Perasaanmu saja kali—sudah belum? Aku mau bayar ini soalnya." Ia mengangguk kemudian berjalan menuju kasir toko buku.

.

.

.

.

Tidak jauh dari toko tersebut, sekumpulan kabut indigo menipis; memperlihatkan sosok lelaki berumur duapuluh lima tahun dengan sebuah seringai yang lebar di wajahnya dan sosok wanita berumur duapuluh tiga tahun disampingnya.

"Kufufu, ternyata tidak salah juga waktu kamu bilang sebaiknya kita membuat pabrik bernama Kokuyo dibawah naungan Vongola, Chrome." Wanita itu, Chrome Dokuro, tersipu malu. Kedua pipinya memerah sedikit dan menggelengkan kepalanya.

"Iie, aku hanya memberi saran saja pada bossu, Mukuro-sama." Mukuro Rokudo ter-"kufufu" lagi, seringainya tidak menghilang dari wajahnya.

"Ayo, Chrome—aku lapar." Dan diangguki oleh Chrome.

"Hai, Mukuro-sama."


THE END

(With much absurdness…)


A/N: Dan aku baru sadar kalau ada buku tulis buatan Jepang yang bermerek Kokuyo—ya, sisanya kalian tahu lah (dan demi Tuhan, aku membuat ini secara spontan…). Dan, berikutnya aku akan membuat fic angst/hurt/comfort dengan tokoh utamanya Yoshida dan Haruna (ada hints mereka (walaupun one-sided) di volume 26). Review macam apapun aku terima, terima kasih.

Have a nice day.

Sign, G L. [Jakarta, 21.02.2014]