Birds of a feather flocks together
Summary : Hanamiya's birds of a feather
I own nothing except the plot
" The bird a nest, the spider a web, the human friendship ( William Blake)"
Tim Kirisaki Daiichi terkenal dengan permainan mereka yang curang dan kasar. Mereka tidak segan melukai lawan bahkan memaksa mereka berhenti sementara atau selamanya dari basket tanpa merasa bersalah sedikitpun. Kirisaki Daiichi merupakan salah satu dari 8 besar tim terkuat di Tokyo tanpa perlu melakukan permainan yang kasar seperti itu. Kirisaki Daiichi mulai terkenal dengan 'kebrutalan' mereka sejak Hanamiya Makoto mengambil alih posisi pelatih sekaligus menjabat sebagai kapten tim yang berbasis di Shinjuku itu.
Semua orang memandang tim Kirisaki Daiichi dengan sebelah mata, bukan merendahkan tapi membenci mereka dan menganggap mereka hanya sekumpulan anak geng SMU yang kasar. Bahkan beberapa orang menganggap kalau mereka adalah Yakuza. Khususnya Hanamiya yang dijuluki The Bad Boy. Dengan otoritasnya sebagai pelatih, dia bisa melakukan semua hal yang dia inginkan pada tim itu termasuk menerapkan permainan curang dan kasar yang Hanamiya kuasai dengan sempurna sejak SMP. Sekilas tampak mudah, bisa saja dia memaksa anggota timnya untuk bermain sesuai perintahnya, mengancam mereka bahkan mengintimidasi mereka bila mereka menolak melakukan perintahnya. Benarkah seperti itu?
Jawabannya TIDAK. Hanamiya tidak bisa memaksa siapapun melakukan semua perintahnya. Dia gak punya mental otoriter dan intimidasi sebaik Akashi. Beside, permainan curang dan kasar penuh resiko semacam itu tidak bisa dilakukan dengan baik kalau para pemainnya tidak mempunyai nyali yang besar dan mental untuk menghancurkan yang kuat seperti yang dimiliki Hanamiya. Jadi bagaimana Hanamiya membentuk tim regular Kirisaki Daiichi? Pertama-tama, bagaimana Hanamiya menemukan para anggota timnya dan membuat mereka bersedia melakukan permainan curang dan kasar seperti itu?
Setahun yang lalu…
"Oi, Makoto! pinjam catatan biologi milikmu dong!" Seto Kentarou kelas 1-2 mendatangi Hanamiya yang terlihat sibuk menulis sesuatu saat jam istirahat. Kelas Hanamiya dan kelas Seto bersebelahan. Keduanya sama-sama murid pintar. Tapi berbeda dengan Hanamiya yang masih rajin mencatat pelajaran, Seto itu malasnya minta ampun. Dia lebih sering tidur dikelas saat jam pelajaran daripada mendengarkan guru apalagi mencatat pelajaran. Hanya saat pelajaran bahasa Inggris, cowo yang punya mole di jidat ini sadar sepenuhnya. Tentu saja bukan karena ia menyukai pelajaran bahasa Inggris, tapi ia menyukai guru bahasa Inggrisnya, alias Miss Robin yang terkenal sebagai guru terseksi di Kirisaki Daiichi. Terang aja matanya melek 1000 watt!
Tanpa menoleh kearah Seto, Hanamiya pun menarik buku catatan biologinya dari laci meja. Dia udah gak heran dengan kebiasaan teman masa kecilnya itu. Seto memang paling malas mencatat pelajaran, mengerjakan PR pun kadang harus dipaksa ibunya. Ajaibnya, anak itu berhasil masuk SMU favorit, Kirisaki Daiichi dengan mudah. Bukan keajaiban sih sebenarnya, itu karena dia memiliki IQ 160 dan bisa mengerti setiap pelajaran dan penjelasan yang diberikan walau hanya sekali mendengarkan. Semua materi pelajaran sudah otomatis terekam di ingatannya jadi menurutnya dia gak perlu mencatatnya lagi.
Tapi hari itu, kelasnya akan mengadakan ulangan biologi. Dan karena biologi memakai istilah-istilah yang aneh (begitulah menurut Seto, padahal itu hanya bahasa latin) jadi dia perlu mencatat beberapa istilah yang rumit (yang gak bisa ia ingat) beserta artinya yang kemungkinan besar akan keluar saat ulangan nanti.
"Hah?! Apaan nih?!" seru Seto saat hendak menyalin catatan biologi milik Hanamiya.
"Are you insane or something?!" Seto mengomeli temannya. Hanamiya menoleh kearah Seto yang duduk disebelahnya tampak tersinggung dibilang gila. Yaiyalah siapa yang suka dibilang gila?!
"I'm not crazy!" Hanamiya tidak pernah menyebut Baka pada Seto. Tapi temannya itu sungguh keterlaluan menyebutnya gila. Hanamiya gak gila, cuma kurang waras aja. Hehehe.
"Kenapa kau memakai bahasa planet Mars seperti ini? Mana ngerti gue!" Seto membanting buku catatan biologi Hanamiya didepan sang Akudo dalam keadaan terbuka.
"Itu bukan bahasa planet Mars. Itu bahasa Latin!" Hanamiya protes. Dia gak habis pikir, orang dengan IQ tinggi seperti Seto tidak bisa mengenali bahasa Latin. Seto bukannya gak mengenali bahasa Latin, dia hanya kaget dengan buku catatan Hanamiya yang semua isinya berbahasa Latin! Hanamiya tidak hanya menulis nama-nama flora dan fauna dalam bahasa Latin tapi juga menulis setiap penjelasannya dengan bahasa Latin! Apa namanya kalo gak gila? Seto merengut sebal. Padahal dia berharap bisa mendapat pencerahan sebelum ulangan. Jenius dan gila kan beda tipis yak!
Hanamiya emang kelewatan gilanya, eh maksudnya kejeniusannya. Seto sudah mengenal Hanamiya sejak SD. Hanamiya selalu menjadi juara kelas dan Seto selalu jadi yang kedua. Tadinya Seto membenci Hanamiya. Karena dia selalu kalah dari Hanamiya dalam pelajaran. Para guru dan wali murid memujinya dan berharap punya anak sepertinya. Tapi akhirnya Seto menyadari kalau teman-teman mereka menjauhi Hanamiya karena dia terlalu pintar. Dan lagi karena sifat jelek Hanamiya yang selalu mengatakan mereka bodoh. Hanamiya jadi tidak punya teman sama sekali. Kemudian Seto menyadari sesuatu, Hanamiya tidak pernah memanggilnya bodoh.
Hanamiya memanggil semua orang dengan sebutan 'Baka' tapi gak pernah sekalipun menyebut Seto dengan sebutan itu. Seto yang penasaran akhirnya menanyakan alasan Hanamiya,
"Kenapa kau memanggil semua orang dengan sebutan bodoh?"
"Karena mereka memang bodoh" Hanamiya menjawab dengan suara imut anak laki-laki berusia tujuh tahun. Karena memang mereka masih berusia tujuh tahun waktu itu.
"Kenapa kau tidak pernah menyebutku bodoh?" Seto kembali bertanya dengan suara yang gak seimut Hanamiya karena Seto sudah akil baligh(?) Hehe.
"Karena Kentarou tidak bodoh" jawaban singkat dari Hanamiya mengubah pandangan Seto terhadap mahluk menyebalkan itu dalam sekejap. Dan saat mengatakannya, Hanamiya tersenyum dengan tulus dan gak dibuat-buat. Wajahnya keliatan bercahaya dan menyebarkan aura bunga-bunga. Oke itu berlebihan, yang jelas itu adalah senyuman langka dari Hanamiya Makoto. Sayang saat itu belum ada ponsel canggih dengan kamera ber-resolusi tinggi. Karena kalo udah ada, Seto akan memotret wajah Hanamiya yang sedang tersenyum itu dan menyimpannya untuk jimat penolak setan. Kalau kau ingin mengusir setan, bertemanlah dengan biangnya setan, begitu menurut Seto.
Mulai saat itu, Makoto dan Kentarou pun berteman akrab. Hanamiya mengakui kecerdasan Seto saat semua orang membanding-bandingkan dirinya dengan Hanamiya. Dia gak pernah sekalipun memanggilnya bodoh. Hanamiya itu nyebelin banget kalo udah ngata-ngatain orang dengan sebutan bodoh. Seakan menunjukkan pada semua orang kalau dia yang paling pintar.
Hanamiya selalu mendiskusikan banyak hal dengan Seto termasuk pelajaran. Meski sombong tapi Hanamiya anak yang rajin belajar, sedangkan Seto adalah biangnya pemalas. Sebagian orang menuduhnya mendapat contekan dari Hanamiya makanya nilainya selalu bagus. Dia kesal sekali diremehkan seperti itu.
"Kau mau membiarkan mereka berbicara seperti itu tentang kemampuanmu?" suatu hari Hanamiya menanyakan pada Seto tentang tuduhan yang ditujukan padanya.
"Gue gak peduli" sahut Seto tanpa menoleh kearah temannya itu. Tapi Hanamiya bisa melihat secercah amarah dimata Seto. Stubborn as usual~ kata Hanamiya dalam hati.
"Kemampuanmu jauh berbeda dari apa yang mereka tuduhkan padamu, Kentarou. Mereka bahkan tidak ada apa-apanya dibandingkan dirimu" Seto agak kaget mendengarnya. Dia menoleh kearah Hanamiya, bola matanya membesar, masih berusaha meyakinkan dirinya sendiri kalau dia gak salah dengar. Hanamiya tersenyum, meski gak semanis yang dulu tapi dia tersenyum gak menyeringai.
Seto chuckled. Aneh sebenarnya mendengar kalimat itu meluncur dari mulut orang sombong seperti Hanamiya. Tapi Seto mengenalnya sejak kecil. Mereka berteman cukup akrab. Hanamiya gak pernah terusik dengan sifat pemalas Seto dan tetap mengakui kemampuan Seto yang melebihi orang lain. Seto pun gak pernah mempersoalkan sifat jelek Hanamiya yang suka menyebut orang lain bodoh. Mereka memang bodoh after all.
Dan diantara orang-orang bodoh itu, ada tipe orang bodoh yang paling dibenci Hanamiya. Yaitu orang bodoh yang mempunyai semangat juang yang tinggi meski mereka terhimpit oleh segala keterbatasan. Orang bodoh itu adalah Kiyoshi Teppei. Saat Hanamiya masih kelas satu SMP, dia gak sengaja melihat pertandingan basket antara sekolahnya dan sekolah Kiyoshi. Sekolahnya cukup terkenal dengan tim basket yang kuat, just like Kiyoshi's school.
Saat itu sekolah Kiyoshi mulai terpojok dan ketinggalan poin. Tapi Kiyoshi gak menyerah dan tetap berjuang meski timnya sudah kelelahan dan diserang habis-habisan oleh Imayoshi dan kawan-kawan. Hanamiya kesal sekali melihatnya. Dia terus saja mengumpat Baka, Baka, Baka! Ajaibnya, sekolah Kiyoshi berhasil menang. Sejak saat itu, Hanamiya memutuskan untuk bergabung dengan tim basket untuk menghancurkan Kiyoshi Teppei.
Kemudian satu sifat buruk Hanamiya pun muncul. Dia jadi ketagihan membuat orang lain kehilangan mimpi. Dia menjadi juara umum disekolah dengan mudah dan menghancurkan mimpi sebagian besar murid-murid yang telah berusaha keras belajar untuk meraih posisi itu. Hanamiya hanya mengeluarkan statement "you're just too stupid". Sombong sekali!
Hanamiya pun mencari lahan lain untuk menyalurkan hobi menghancurkan mimpinya yaitu melalui pertandingan basket. Dia berhasil menerapkan gaya permainan curang dan kasar dengan mental psikopatnya dan juga pintar berkelit dari wasit dengan strateginya yang brilian. Hanamiya pun dihadiahi julukan The Bad Boy karena dia adalah the most extremely bad boy yang menikmati setiap momen menghancurkan mimpi orang lain.
"by the way, Kentarou, why didn't you join basketball club?" tanya Hanamiya pada Seto yang dengan susah payah berusaha menyalin catatan biologi Hanamiya ke dalam bahasa Jepang. Kalau Hanamiya menggunakan bahasa Inggris mungkin gak masalah bagi Seto. Dia jadi punya alasan ngecengin Miss Robin kan! otak hentai Seto pun bereaksi.
" I'm not interested" sahut Seto cuek kemudian menanyakan beberapa kata yang tidak ia mengerti pada Hanamiya.
"Ini sih sama aja aku mengajarimu!" omel Hanamiya karena dia jadi menjelaskan pelajaran biologi yang sedang disalin Seto. Padahal dirinya sedang mengatur strategi baru untuk pertandingan basket minggu depan melawan SMU Josei. Membuang waktuku saja! Hanamiya menggerutu dalam hati.
"Makanya kalo mencatat pelajaran jangan menggunakan bahasa alien!" Seto balas mengomeli si Akudo. Beberapa teman sekelas Hanamiya menatap Seto dengan takjub seakan Seto adalah pahlawan yang datang saat siang bolong. Gak ada yang pernah (berani) mengomeli Hanamiya sebelumnya bahkan para guru. Sebenarnya karena Hanamiya emang gak pernah bikin onar sih jadinya gak ada yang ngomelin.
"Whatever! Kenapa kau tidak tertarik bermain basket?" Hanamiya kembali pada pembicaraan sebelumnya. Sahabatnya itu tumbuh menjadi pemuda bertubuh tinggi besar dan kuat tentu saja, lihat saja otot-otot lengan Seto yang kekar membuat jantung Hanamiya berdegup kencang bila melihatnya. Loh?! Terbersitlah ide dipikiran Hanamiya untuk mengajak Seto bergabung dengan klub basket, meski ia tahu kalau Seto tidak pernah tertarik bergabung dengan klub manapun. "Malas ah! Mending gue tidur aja!" itulah alasan yang selalu dikemukakan Seto.
"You know me so well lah Makoto. Gue males ikut-ikut begituan" Seto masih sibuk menyalin catatan biologi. Dia paling malas mengikuti kegiatan yang terlalu banyak menyita waktu sehingga membuat waktu tidurnya berkurang. Makanya dia gak ikut klub manapun. Seto juga gak suka membuang tenaga untuk hal-hal gak penting. Dia tipe cowo mager. Dia hanya bersemangat kalau ada wanita cantik dan seksi. Seto sungguh kecewa begitu mengetahui siswi-siswi di Kirisaki Daiichi gak ada yang secantik dan sebohay Miss Robin. Jadi gak ada yang bisa gue kecengin dah!
"Kau hanya akan bermain bila taktik pertamaku gagal. Selebihnya, kau bisa tidur sepuasmu." perubahan ekspresi Seto menunjukkan kalau dia sedikit tertarik. Beneran nih gue tetep bisa tidur sepuasnya? Seto masih agak ragu. Hanamiya bisa membaca pikiran Seto. Dia tahu Seto tidak tertarik bergabung dengan klub manapun karena bisa menyita tenaga dan waktu tidurnya. Benar-benar pemalas. Tapi Hanamiya tidak peduli akan hal itu. Dia tetap berusaha membujuk Seto.
"Kalau kau bersedia bergabung dengan klub basket, kita bisa bekerjasama menggunakan otak kita untuk menghancurkan mereka. How do you think, partner in crime?" Hanamiya menyeringai lebih lebar. Seto terdiam beberapa detik.
"I'm listening, dude" kemudian seringai lebar terbit diwajah Seto. Kedua sahabat itu pun tersenyum penuh kelicikan. Sore itu, Seto Kentarou resmi bergabung dengan klub basket Kirisaki Daiichi.
Furuhashi menatap dua orang aneh yang sedang berbicara dipojok belakang kelasnya. Kenapa dia menyebut mereka aneh? Karena sifat keduanya berbeda tapi bisa berteman akrab. Hanamiya Makoto pada dasarnya adalah orang yang kalem, kecuali bila dikompori. Dia akan meledak-ledak bagai petasan pas bulan puasa. Dan disebelahnya adalah Seto Kentarou, si tukang tidur dari kelas sebelah. Seto orangnya cuek tapi dia bisa bergaul dengan mudah dan memiliki banyak teman.
Furuhashi awalnya tidak pernah berbicara dengan Hanamiya meski sekelas dengannya dan karena semua teman sekelas mereka menjauhi Hanamiya karena dia terlalu pintar dan aneh. Jujur, dia gak terlalu mempermasalahkan tentang hal itu. Baginya Hanamiya hanya manusia biasa yang kebetulan mempunyai otak luar biasa. Tidak ada yang salah dengan itu. Dan tampaknya Hanamiya menikmati kepintarannya dan memanfaatkannya untuk melakukan semua hal yang ia inginkan. Termasuk dalam permainan basket.
Beberapa waktu lalu, Furuhashi menonton pertandingan basket antara sekolahnya dan SMU Seirin. Selama dua kuarter pertama, Hanamiya duduk dibangku cadangan. Furuhashi sedikit merasa kecewa karena dia ingin melihat permainan si Akudo yang dikenal sebagai salah satu dari Uncrowned Kings tapi Hanamiya malah dibangkucadangkan.
Memasuki kuarter ketiga, Hanamiya pun turun kelapangan. Dan permainan pun berubah. Para senpai mulai bermain kasar tapi smooth.. Maksudnya mereka bermain kasar tapi selalu lolos dari pengawasan wasit.
"Sugoi~ Apakah dia yang mengubah ritme permainan?" Furuhashi merasa sedikit takjub karena disatu sisi Hanamiya dan para senpai berusaha melukai pemain Seirin khususnya Kiyoshi tapi disisi lain mereka juga harus mengantisipasi pengawasan wasit agar tidak ketahuan. Brilian. Seperti penjahat yang melakukan tindakan kriminal yang berusaha mencapai tujuannya sekaligus berusaha menghindar dari kecurigaan aparat keamanan. Itulah yang pertama kali terlintas dipikiran Furuhashi. Maklumlah, cowo ganteng yang memiliki tatapan dead fish itu adalah penggemar cerita suspense dan cerita yang menantang psikologi pembacanya untuk menetukan pilihan atau menebak siapa penjahatnya. Si kutu buku itu rela menghabiskan waktu (dan uang jajannya) untuk novel dan manga seperti itu.
Dan melihat Hanamiya dilapangan saat itu, Furuhashi seperti melihat perwujudan dari karakter penjahat di salah satu novel suspense koleksinya. Penjahat paling berbahaya yang tidak pernah mengotori tangannya sendiri untuk melakukan kejahatannya. Hanamiya hanya memberi sinyal kepada para senpai dan dalam beberapa menit, Kiyoshi Teppei sudah ditandu menuju pintu keluar.
Semua orang tahu kalau Hanamiya adalah dalang dari 'kecelakaan' Kiyoshi but yet gak cukup bukti untuk menarik si Akudo ke meja sidang untuk didakwa atas kejahatan yang ia lakukan. Hanamiya melenggang bebas sambil melakukan moonwalk dance ala Michael Jackson tanpa merasa bersalah sedikitpun. Furuhashi jadi semakin penasaran dengan teman sekelasnya itu.
"Aku baru menyadari kalau aku sekelas dengan seorang psikopat" batinnya girang. Dia pun diam-diam mulai mengamati Hanamiya. Dan lagi-lagi, si Akudo memberinya kejutan saat suatu hari mereka tengah mengikuti pelajaran sastra jepang,
"Pembunuhnya adalah pelayan wanita yang membuka kunci pintu dengan pistol, Baka" gumam Hanamiya pelan saat Mikura mencoba menjawab pertanyaan Bu Mizuki, guru sastra Jepang mereka mengadakan kuis ringan yang bahkan gak ada hubungannya sama sekali dengan sastra. Bu guru yang satu itu memang rada unik karena suka memberi kuis-kuis aneh seperti kasus pembunuhan misalnya, tapi murid-murid menyukainya.
"Bagaimana kau bisa tahu?" Furuhashi yang ketika itu duduk disebelah Hanamiya bertanya padanya. Diluar dugaan, Hanamiya malah balik bertanya pada Furuhashi sambil tersenyum,
"Kau juga sudah bisa menebaknya kan Furuhashi?!" Manis sekali! Untung aja muka Furuhashi gak memerah disenyumin begitu sama Akudo yang cantik(?) Furuhashi sudah menebak pelaku kasus pembunuhan itu dan jawabannya sama seperti Hanamiya. Tapi dia belum sepenuhnya yakin karena dia belum bisa memecahkan triknya. Akhirnya Hanamiya dan Furuhashi malah saling berdiskusi tentang trik pembunuhan itu. Keduanya tampak excited dan berhasil mendapat nilai A dari Bu Mizuki.
Sejak itu Furuhashi mulai sering ngobrol dengan Hanamiya dan menemukan kecocokan karena sama-sama mempunyai hobi membaca. Meski Hanamiya lebih senang membaca buku non fiksi tapi bukan berarti dia sama sekali gak membaca karya-karya fiksi. Dia menunjukkan sedikit apresiasinya pada Furuhashi karena selera bacaannya yang cukup berbeda dari bacaan siswa SMU pada umumnya. Entah kenapa Furuhashi merasa senang karena ada yang mengerti kesenangannya akan cerita suspense.
"Jadi kau tidak bergabung dengan klub manapun" Hanamiya mengangkat sebelah alisnya saat Furuhashi memberitahunya kalau ia tidak ikut klub manapun. Tidak ada klub yang menarik perhatiannya. Itulah alasan Furuhashi. Sebenarnya karena tidak ada yang menawarkan tantangan dan kesenangan seperti yang diinginkan Furuhashi. Membosankan. Klub dibentuk untuk bersosialisasi dengan orang-orang yang memiliki minat dan hobi yang sama kan?! Tapi rasanya Furuhashi tidak menemukan kecocokan diklub manapun. Like hell I'll care, batin Furuhashi.
"Kenapa kau bergabung dengan klub basket?" tanya Furuhashi yang heran karena Hanamiya menolak pinangan klub sains dan klub matematika dan lebih memilih klub basket. Orang sejenius Hanamiya lebih memilih lari-lari dan berkeringat daripada duduk diam memikirkan pemecahan teori dan rumus. Itu agak aneh dimata Furuhashi.
Tapi cowo itu kembali mengingatkan dirinya sendiri kalau Hanamiya adalah seratus persen psycho. Semua hal tentang pemilik alis ulat bulu itu sama sekali gak biasa. Termasuk senyumannya yang ia tunjukkan beberapa hari yang lalu. Itu sungguh luar biasa! Sayang saat itu Furuhashi kelewat takjub jadi lupa mengeluarkan ponselnya untuk mengabadikannya. Kan lumayan buat jimat pelindung dari preman kalo dia pulang kemaleman. Furuhashi sempat berpikir kalau Hanamiya adalah Yakuza.
"Tidak ada alasan khusus. Aku hanya senang melihat mimpi orang lain hancur berkeping-keping" ini akan terdengar sangat jahat bagi telinga orang biasa. Tapi tidak bagi Furuhashi. Dia memang terkejut mendengar jawaban Hanamiya yang disertai seringai liciknya seperti yang biasa ia lakukan. Tapi dia terkejut karena Hanamiya blak-blakan memberitahu alasan jahatnya pada Furuhashi dengan santai seolah Furuhashi itu adalah… temannya.
"Aku menonton pertandinganmu melawan Seirin waktu itu. Melukai Kiyoshi dan tidak disebut sebagai pelanggaran. Aku akui itu sangat cerdik." Furuhashi tersenyum. Baginya itu adalah sebuah karya masterpiece yang terjadi tepat didepan matanya bukan didalam novel seperti yang sering ia baca. Dirinya seperti ditarik oleh kekuatan jahat, mengajaknya bergabung, menjadi bagian dari karya masterpiece nan brilian itu, membuat hasrat kejam Furuhashi mulai menggelitik hingga ke urat nadinya. Shit!
"Thanks. Aku juga tidak pernah meragukan pegamatanmu yang tajam dan cerdas, Furuhashi." Hanamiya tersenyum. Mulut Furuhashi menganga seperti ikan(?) mendengar kalimat Hanamiya barusan. Dia ingin mengorek kupingnya, memastikan kalau ia gak salah dengar, karena baru saja orang paling sombong di Kirisaki Daiichi itu mengatakan penilaiannya cerdas. Hanamiya menyadari dan mengakui kemampuan Furuhashi. Seriusan nih? Furuhashi masih sulit mempercayainya. He's chuckled.
"Aneh sih kedengerannya, but thanks. Tidak ada yang pernah mengatakan hal itu padaku sebelumnya. Jujur aku sedikit terkejut karena malah kau yang mengatakannya" Furuhashi berterus terang. Hanamiya tampak mengerti dengan maksud Furuhashi tapi dia tidak tersinggung. Dia cukup tertarik dengan ke-terusterang-an Furuhashi dalam menyampaikan opini dan pikirannya.
"Bagaimana kalau kau bergabung dengan klub basket?" Furuhashi tampak terkejut mendengar tawaran Hanamiya. Aku bergabung dengan klub basket? Yang bener aja! Maen basket aja gak pernah!
"Warui. Aku gak bisa maen basket" Furuhashi menjawab singkat tapi pikirannya berusaha menelusuri maksud dari tawaran Hanamiya. Kenapa tiba-tiba Hanamiya menawarinya untuk bergabung dengan tim basket? Apa dia sedang mencari pion yang bisa ia gunakan untuk taktik kotornya? Cih! Aku tidak mau diperalat olehnya! tanpa sadar Furuhashi menggertakan giginya pelan. Hanamiya yang menyadari hal itu lantas tertawa,
"Hahaha! Kau berpikiran terlalu jauh Furuhashi. Emang sih, kalau kau bergabung dengan tim basket kau harus bersiap dengan semua taktik kotor yang mungkin aku gunakan. Tapi bukankah itu hal yang menarik? Tidakkah dirimu merasa tertantang?" Hanamiya berusaha mengompori Furuhashi. Furuhashi jadi merasa semakin terpojok. Disatu sisi, dia menolak keras dirinya menjadi pion Hanamiya untuk menjalankan taktik curangnya, disisi lain dia gak bisa menghentikan panggilan hati kecilnya yang ingin bergabung menjadi bagian dari rencana kotor dan cerdik Hanamiya.
"Tenang saja, aku tidak akan memaksamu bergabung. Aku hanya menawarkan kesenangan dan tantangan yang mungkin tidak akan kau dapat dari klub lain. Lagian…" Hanamiya diam sejenak sebelum melanjutkan kata-katanya.
"Aku selalu melakukan semua hal yang ingin aku lakukan. Basket gak lebih hanya sebagai sarana untuk menyalurkan hobiku sehingga kemenangan bukan hal yang penting bagiku. Semuanya hanya tentang kesenangan. Percuma kau melakukan suatu hal dengan terpaksa. Kau tidak akan pernah mendapat kepuasan. Aku rasa kau mengerti hal itu Furuhashi" setelah mengatakannya Hanamiya pun meninggalkan Furuhashi yang masih terbengong-bengong mendengar penjelasan Hanamiya.
Keesokan harinya, Furuhashi mendatangi ruang klub basket kemudian menyerahkan formulir pendaftaran yang sudah ia isi sebelumnya. Furuhashi Koujirou resmi bergabung dengan klub basket Kirisaki Daiichi.
Holaaa~ ini adalah fic pertama saya di fandom ini Terinspirasi dari ulasan tentang Kirisaki Daiichi as a good team with teamwork and strong friendship di tumblr, yang akhirnya bikin saya penasaran pengen lebih mengekplor friendship ala tim KiriDai deh. Maaf kalo rada gaje, maksa dan OOC banget. Hehehe. Mohon reviewnya yaa Minna-san. Thanks.
