Severely

Pair : Yunjae, GS for Jaejoong

Rate : K

Summary : Sungguh, aku sungguh-sungguh mencintaimu, Aku pikir membiarkanmu pergi ini lebih berat daripada mati. . maka biarkan aku yang pergi, karena aku tak bisa hidup jika kau yang pergi. . . .

. . . . . . . .

Hari ini aku berada di Gereja ini sendiri, biasanya kau akan selalu menemaniku, berada disisiku. Namun saat ini aku hanya bisa menyentuh fotomu. Kau tersenyum dalam foto itu, cantik sangat cantik. namun, entah mengapa air mataku kembali mengalir ketika melihatmu tersenyum seperti itu, bahkan mungkin aku belum berhenti menangis sejak kau meninggalkanku. aku selalu berusaha menyembunyikan tangisku saat aku tersenyum, tapi air mataku tak bisa ku bohongi. Aku berlatih setiap hari untuk membiasakan diri tanpamu, tapi hari-hariku terasa canggung. Aku seperti orang bodoh yang tak bisa hidup tanpamu. Aku benar-benar tidak tahan hidup seperti ini, aku pikir membiarkanmu pergi lebih berat daripada aku mati.

"Tuhan, aku ingin kembali ke waktu itu. Aku tak ingin dia pergi" doaku alam hati, aku tak bisa menangis terlalu lama di sini. Aku hanya akan mengotori tempat suci ini dengan air mataku, aku melangkahkan kaki ku dengan tergesa.

Aku keluar dari Gereja, saat aku keluar dari pintu Gereja, aku menabrak seseorang, dengan segera aku meminta maaf pada orang itu kemudian kuberanikan diri menatap wajah orang yang tak sengaja ku tabrak. Deg. .seolah jantungku berhenti seketika, wajah itu. Ya aku ingat betul setiap lekuk wajahnya, aku benar-benar terkejut dan bahagia dalam satu waktu, "Jaejoong" ucapku langsung memeluk tubuhnya. Namun apa yang ku dapat, dia malah mendorong tubuhku hingga aku terjatuh. dia terlihat marah saat itu, dia segera mengambil Kitabnya yang terjatuh kemudian memasuki Gereja.

. . . . . .

Sungguh, aku sungguh-sungguh mencintaimu. Karena dirimu, aku tak bisa memimpikan cinta yang lain. Ya, aku hanya orang bodoh yang hanya tahu dirimu, yang tak bisa hidup tanpamu.

Seperti hari ini, aku berperilaku bodoh dengan mengikuti kemanapun kau pergi, karena aku yakin kau adalah Jaejoongku. Hari ini aku melihatmu berlatih balet seperti biasa, dan itu semakin meyakinkanku bahwa kau adalah Kim Jaejoong. Aku menoleh pada tumpukan surat kabar di sampingku. "17 Januari" gumamku.

Mataku terbelalak, aku kembali ke masa lalu. "Tuhan kau mengabulkan permintaanku" ucap ku. Seharian ini aku terus mengamatinya, aku bahagia bisa melihatnya dari jauh. Saat ini kau keluar dari tempatmu berlatih, kau akan menyebrangi jalan untuk pulang. Dan aku tahu apa yang akan terjadi, benar saja sebuah mobil melaju kencang ke arah mu, aku menarikmu kedalam pelukanku. "gwenchana?" tanyaku

"ne, gwenchanayo" jawabmu terkejut. Aku senang bisa melindungimu. Seperti biasanya, aku mengantarmu pulang. Kau memberikan senyuman terbaikmu "gumawo oppa"

"Yunho, Jung Yunho" ucapku

"nde, gumawo Yunho oppa" ucapmu. Aku tersenyum dan mengangguk.

Tanggal 17 berlalu, aku memberi tanda pada kalenderku, 6 hari. Ya, aku hanya memiliki waktu seminggu hingga waktu itu tiba.

Sejak pertemuan itu, aku selalu berada disisimu, aku tak ingin kau pergi jauh. Hari ini aku mengajakmu pergi ke kedai kopi, kau menuangkan kopi untukku. Aku tahu hal apa saja yang kau sukai, termasuk ini. Aku memasukan 1 kotak gula ke dalam gelasmu, kau sedikit terkejut kemudian menatapku. Jantungku berdetak tak tau aturan, aku dengan cepat mengambil cangkir kopiku kemudian meminumnya. "Astaga, ini panas dan pahit" gumamku dalam hati.

Kau tersenyum melihat ulahku, "oppa, kenapa kau meminumnya langsung. Panas bukan?"

Aku hanya mengangguk canggung dan tersenyum, kemudian kembali meminum kopiku, tak lupa meniupnya dulu. "Aish terasa pahit" gumamku yang nampak dalam ekspresi wajahku. Kau kembali tersenyum. Tanggal 18 berlalu, aku kembali menandai kalenderku, 5 hari lagi.

Hari ini kami pergi ke Gereja bersama. Salah satu kebiasaan kami dulu. Kau menatapku heran, kemudian berkata "oppa, kenapa membawa payung?" aku hanya tersenyum melihatmu.

"Hari ini begitu cerah" ucapmu sembari melihat langit yang tak berawan. Aku hanya tersenyum, aku masih ingat betul bahwa hari ini akan turun hujan. Aku melangkahkan kakiku, kemudian berhenti "changkaman" ucapku sambil memperhatikan jam tanganku, kemudian aku membuka payungku. Kau nampak bingung, lalu aku memeluk bahumu erat. Sesaat kemudian, hujan turun dengan derasnya. Kau nampak terkejut, kemudian tersenyum. Tanggal 19 belalu, waktunya semakin dekat.

Aku menjemput Jaejoong di rumahnya, hari ini kami akan berjalan-jalan. Senang, ya aku sangat senang bisa menghabiskan waktu ku bersamanya. Aku berjalan disampingnya, ku raih tangan kirinya dan ku genggam erat. Senyuman tak pernah hilang dari wajah kami. Kami memasuki sebuah toko, kami melihat beberapa model pakaian. Saat kami akan ke luar dari toko tersebut, aku melihat sebuah benda unik. Aku mengambilnya, "menarik" ucapku. Benda itu terlihat seperti jam, namun desainnya benar-benar unik. Tanpa pikir panjang aku meletakkannya kembali, "kajja" ucapku pada Jaejoong. tanggal 20 berlalu.

Hari ini tanggal 21, 2 hari lagi. Pikiranku semakin kacau. Hari ini aku menemanimu berlatih balet, 3 hari lagi kau akan mementaskan bakat tarimu. Aku mengamatimu menari. Kau sangat cantik, gerakanmu sungguh indah. Kau tersenyum padaku, namun dalam pikiranku justru terlintas kejadian itu. Air mataku ingin tumpah seketika. Tidak, aku tidak akan menangis di depannya, ku putuskan untuk keluar sebentar. Saat aku memasuki ruang tarimu kembali, aku melihatmu memasukan jam itu kedalam saku jaket yang ku letakkan ditiang. Dan kau menemukannya, menemukan potongan surat kabar tentang berita kematianmu. Tanpa pikir panjang, aku menghampirimu, kau terlihat sangat marah.

"apa maksudnya?" katamu sambil memperlihatkan potonga surat kabar itu padaku

"i. .itu" jawab ku gugup

"aku tak percaya dengan hal ini"

"tapi"

"jadi, kau mendekatiku hanya untuk ini?" ucap mu kembali. Aku bingung harus menjawab apa.

"percayalah padaku"

"tidak, sekarang pergilah dari sini. Aku tak ingin melihatmu"

"t. .tapi"

"pergi" ucapmu kemudian menyerahkan jaketku. Aku keluar dari tempatmu berlatih. Hari ini aku benar-benar kacau.

Hari berikutnya, aku mencoba menemuimu lagi, tapi kau masih tak percaya denganmu. Demi Tuhan pikiranku sangat kacau. Aku benar-benar tak ingin kehilanganmu. Ku tak tahu kapan aku kan mampu berhenti untuk mencintaimu, tapi aku yakin bahwa aku tak mampu berhenti mencintaimu. Bodoh, ya aku orang bodoh yang sungguh-sungguh mencintaimu.

Tanggal 23 malam, dan hari ini adalah waktunya. Aku berlari menyusuri malam, aku melihatmu telah keluar dari gedung tari mu. Kau mengamati poster pertunjukan tarimu, kemudian melanjutkan perjalananmu. Aku memanggilmu, namun kau tak mendengarnya. Saat kau menyebrang jalan, aku melihatnya, melihat mobil itu berjalan kencang ke arahmu. Aku kembali memanggilmu, namun kau tak mendengarku. Akhirnya aku berlari membiarkan tubuhku terhantam benda itu, rasa sakit menguasaiku. Aku terjatuh, bau anyir menyeruak, aku tahu bahwa itu darahku. Tapi aku senang karena itu bukan kau. Aku sempat melihatmu menoleh kebelakang, aku melihat wajah mu yang terkejut kemudian berlari ke arahku. Kau menangis dan meneriakkan namaku, aku mendengarnya. Tapi aku tak tak sanggup membalasnya, dan aku masih melihat kau menemukan jam itu di samping tubuhku. Ingin ku hapus air matamu dan menenangkanmu, tapi tubuhku terasa sangat ringan, pandanganku menghitam dan kini aku benar-benar tak merasakan apapun.. . . . .

Sungguh, aku sungguh-sungguh mencintaimu, Aku pikir membiarkanmu pergi ini lebih berat daripada mati. . maka biarkan aku yang pergi, karena aku tak bisa hidup jika kau yang pergi. . . .

a/n

. . .mian aku re-publish ff ini. . bukan apa-apa sih, Cuma mau ngebales review 2 orang reader di ff ini *hanya ingin menghargai komentar mereka ;)*, bis bingung mau bales review mereka di mana. . hohoho. .

Ejinki . . Iya, ini GS, mian sebelumnya gak dicantumin. .hehehe. . .ft islang judulnya severely juga ;) makasih udah baca n komen

Dark yunjae. . .Maksih udah baca n komen. . . jangan nangis ya. .hehehe

Dan buat silent reader *yakin ada _kepedean hahahaha_*. . .makasih ne udah baca, lain kali tolong hargai karya orang ;)