2 3 : 4 9

ficlet: hatred

Title : Hatred

Pairing : Heiwajima Shizuo x Orihara Izaya

Rating : PG-15

Genre : angst

Warning : slightly... slash ikemen love. Hmm, Anda pasti mengerti.

Disclaimer : © Durarara! novel by Ryohgo Narita dan Suzuhito Yasuda, © Durarara! manga by Akiyo Satorigi

© ficlet Hatred by Kiko-san

a/n : mungkin... kurang angst... maaf... mungkin... agak susah dimengerti... maaf...

.

.

.

Berapa banyak sumpah serapah yang ia katakan setiap kali melihat sang informan gila berambut hitam itu. Berapa banyak pukulan yang ia berikan, dan tidak kembali kepadanya. Berapa banyak pula luka goresan di sekujur tubuhnya akibat pisau lipat yang selalu disimpan si rambut hitam. Shizuo tidak yakin dapat menghitungnya lagi hanya dengan dua tangan.

Ia tidak peduli. Bukan itu masalahnya.

Yang ia pikirkan hanya bagaimana sang Izaya mati. Dengan tangannya sendiri maupun menjadi korban tabrak lari.

Salah satu hal yang paling dibencinya selain kekerasan, adalah Izaya. Seluruh Izaya. Rambutnya, pakaiannya, aromanya, tingkahnya, bahkan setiap perkataanya.

.

"Aku sangat mencintai umat manusia, tentu saja kau adalah pengecualian, Shizu-chan..."

.

Sialan. Dia harus membunuh Izaya secepatnya. Jangan sampai wajah itu muncul lagi di wilayahnya. Mengingat bagaimana wajahnya saja sudah memuakkan.

.

"...karena kau bukan manusia. Hahahahaha."

.

Tawa itu, memuakkan.

.

"Dan aku membencimu karena bagaimana bisa monster sepertimu menyerupai manusia."

.

Kau harus mati lebih dulu. Bunuh dia, bunuh dia, bunuh dia.

.

"Kau harus mati lebih dulu, Shizu-chan."

.

Jangan bercanda, dari awal, tanpa perlu alasan, bukankah ia sudah sangat membencinya hingga sangat menginginkankan kematian si keras kepala itu?

Kenapa sekarang ia harus ragu?

.

"Kau lebih suka yang mana, Shizu-chan? Yang mengejar, atau yang dikejar?"

.

Ia lupa, kapan pertama kali perasaan benci itu ada.

.

"Aku lebih suka yang dikejar. Karena mengganggumu itu menyenangkan. Dilihat dari reaksimu, sepertinya aku selalu bisa menjadi nomor satu prioritasmu ya. Hahahaha, bagaimana? Aku salah?"

.

Ia lupa, kapan terakhir kali perasaan benci itu ada.

.

"Kau akan selalu menjadi prioritas nomor satuku, tentu saja dalam hal menghancurkan kedamaianmu."

.

Ia lupa, kenapa ia sangat menginginkan kutu terbang itu mati.

.

"Maukah kau menjadikanku nomor satumu?"

.

Karena kini, ia menyesal.

.

"Karena aku, ingin kau mencintaiku."

.

Karena dia, seharusnya mati di tangannya sendiri.

.

"Kau harus menjadi orang nomor satu yang membenciku."

.

Bisakah Shizuo menarik kata-katanya kembali?

.

"Karena aku membenci diriku sendiri—"

.

Akankah batu di depannya ini akan mendengar?

Bahwa ia menyesal.

.

"—karena aku membenci diriku sendiri, yang mencintaimu."

.

"Jangan mati lebih dulu dariku, sialan."

.

Rest in Peace

折原臨也

04 Mei xxxx - 14 Februari xxxx