My name is Claire
A/N:Saya datang lagi membuat fic pengganti Claire3x , my diary, dan Volcano town & Easter ruins (cuma 1 sih penggantinya :p) Saya menghapus fic Claire3x, my diary dan Volcano town & Easter ruins *digetok* maafkan saya karena memotong cerita yang sedang ditunggu2 para readers, tapi saya rasa fic itu hancur sekali dan saya ingin mengulangnya dari awal.
-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0
Warning: all is Claire's POV
"Saya akan bekerja sebaik-baiknya. Saya akan usahakan itu."
"Kalau begitu terimakasih, kau bisa bekerja besok, mengasuh anak-anakku dan mengurus rumah."
"Baik, saya sangat berterimakasih karena diperbolehkan bekerja disini."
-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-
Namaku Claire, Claire McVee. Sekarang aku bekerja sebagai pembantu di rumah milik keluarga besar Hilton. Aku butuh uang untuk membiayai sekolah adikku dan untuk kehidupan sehari-hari keluargaku.
-Next Day-
Aku menguap, lalu melirik weker di sampingku yang terus-terusan berdering. Aku dengan malas mematikan weker itu.
"Jam 5 pagi… Sudah saatnya aku keluar dari Inn," gumamku seraya mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi.
Aku melepas pakaianku, lalu menyalakan shower. Air hangat membuatku sedikit nyaman. Setelah selesai, aku melilitkan handuk biruku dan keluar kamar mandi.
"Yap! Hari pertama dimulai!"
.
.
"Ini daftar kerjamu, jangan lupa ya… Oh iya, jam 12 anak-anakku pulang. Pastikan kau sudah menyiapkan makan siang," jelas nona Jill panjang lebar. "Oh iya, ini kunci kamar anakku."
"Baik," kataku sambil meraih kertas yang disondorkan nona Jill plus kuncinya. Lalu meneliti kertas itu.
"Kalau begitu saya berangkat kerja dulu," pamit nona Jill, lalu pergi.
"Pertama, menyapu. Kedua, mengepel. Ketiga, membereskan kamar Gennifer dan Mark. Keempat masak," gumamku membaca daftar kerja itu.
1 jam kemudian, pekerjaanku membersihkan lantai rumah ini selesai. Sekarang membereskan kamar Gennifer dan Mark… Di lantai dua, ya? pikirku lalu naik ke atas.
"Ah, ketemu, Gennifer dan Mark," gumamku membaca tulisan di depan sebuah pintu, aku mengambil kunci yang berada di kamtungku, lalu memasukkan ujung benda bergerigi itu ke lubang pintu.
Kamar terbuka. Aku segera menyapukan pandanganku. Ada dua ranjang, dua meja belajar, satu televisi, dan sebuah meja bulat rendah bersama bantal duduknya. Mewahnya.. batinku.
Aku menghampiri kasur berbedcover pink. Lalu mengencangkan seprai ranjang itu, membenarkan letak bantal dan gulingnya. Lalu melipat selimut yang sedikit berantakan.
Aku berjalan beberapa langkah menjauhi ranjang yang tadi. Menghampiri ranjang berwarna biru yang tidak kalah berantakkannya. Aku menyibak selimut biru itu, lalu terbelalak kaget.
"Basah? apa Mark masih mengompol?" tanyaku seraya melepaskan seprai biru bergambar mobil itu, lalu meletakkannya di lantai.
Selimut dan gulingnya juga basah. Aku terpaksa melepas semuanya. Mulai dari seprai, selimut, sarung bantal, dan sarung guling.
Dengan santai aku berjalan ke sebuah lemari yang bertuliskan 'LEMARI BEDCOVER', lalu membuka lemari itu. Ups, ternyata masih ada dua pintu. Satu pintu bertuliskan 'MARK' dan satu pintu lagi bertuliskan 'Gennifer' Unik sekali lemari ini pikirku.
Tanpa pikir panjang, aku langsung membuka pintu bertuliskan 'MARK' dan mengambil sepasang bedcover berwarna hijau.
Aku lalu membereskan kasur Mark, setelah itu mengambil 2 gelas kotor dan 1 piring dengan serpihan-serpihan kue. Mejanya sedikit kotor, aku lalu menyemprot meja itu dengan semprotan yang daritadi kubawa dan mengelapnya.
.
.
Saat sedang asyik-asyiknya menata makanan-makanan di meja, bel pintu berbunyi sangat keras dan membuatku melemparkan sendok yang sedang kupegang hingga terjatuh ke lantai.
"Aaah," pekikku pelan saat sendok itu berbenturan dengan lantai. Aku menghela nafas singkat lalu mengambil sendok itu.
Dengan sedikit berlari kecil dan sendok masih ditangan, aku berhasil berada di depan pintu depan. Aku lalu membuka pintu itu.
"Ah.. Mark dan… Gennifer, ya?" tanyaku hati-hati.
"Iya!" jawab anak yang perempuan. Aku meyakinkan itu adalah Gennifer.
"Kalau kakak siapa?" tanya anak yang laki-laki. Yang kuyakinkan itu Mark.
"Nama kakak Claire McVee, kakak bekerja sebagai pembantu disini. Apakah nona Jill sudah memberitahu kalian?" tanyaku.
"Oooh, iya, Mommy sudah menceritakannya," jawab Mark.
Mark memiliki rambut cokelat tebal, poninya cokelat muda. Umurnya sepertinya masih sekitar 8-9 tahun. Kulitnya putih, matanya besar, membuatku sangat gemas melihatnya.
Gennifer hampir sama dengan Mark, namun lebih identik dengan Jill. Rambut panjangnya diikat kuda dan berwarna cokelat umurnya lebih tua dari Mark. Kira-kira 10-11 tahunan.
"Ka-kalau begitu kalian ganti baju dulu, ya. Kakak sudah menyiapkan makan siang untuk kalian," tawarku seraya mendorong halus kepala mereka agar masuk.
Mereka menurut, lalu masuk ke rumah. aku menutup pintu dan menguncinya, lalu mengikui mereka ke lantai dua.
Aku mengambil baju milik kaus dengan ikon tersenyum dan celana pendek.
"Mark bisa memakai baju sendiri?" tanyaku seraya memberikan kaus dan celana itu kepada Mark.
Mark mengangguk kuat-kuat. Aku tersenyum, lalu menoleh ke arah Gennifer. Gennifer sendiri sudah berpakaian gaun terusan pendek bercorak bunga, lebih mewah dari Mark.
Aku menghela nafas. "Baiklah, kita turun ke bawah, ya."
"Kakak duluan saja menyiapkan makanannya, Mark ingin menonton video dulu… Hm.. Scooby doo," kata Mark sera memamerkan sebuah kaset berjudul Scooby doo.
"Kalau begitu kakak akan mengambilkan makanan Mark dan Gennifer kesini, ya," tawarku.
"Iya kakak!" jawab keduanya serempak.
Aku tersenyum kecil, lalu meninggalkan kamar mereka.
.
.
.
Bel pintu berbunyi, aku bergegas membuka pintu. Pasti itu nona Jill dan Tuan Kai, pikirku.
Tebakanku tudak betul 100%. Yang datang hanya Nona Jill sendiri, tidak bersama Tuan Kai.
"Selamat datang nona Jill, saya sudah menyiapkan air panas di kamar nona," sambutku ramah.
"Terima kasih, saya lelah sekali… Bisa kau buatkan saya secangkir teh?" katanya seraya melepas mantel bulu dan tasnya lalu memberikannya kepadaku.
"Baik nona," jawabku patuh, lalu berjalan ke dapur.
15 menit kemudian aku sudah berada di depan pintu kamar nona Jill dengan baki berisi sepasang cangkir dan teko.
Perlahan, aku mengetuk pintu. "Ini saya, Claire, mengantarkan teh yang nona pesan."
"Masuk."
Aku membuka pintu perlahan, kudapatkan nona Jill sedang menyisir rambutnya. Dia sudah memakai gaun tidur.
Dia memberiku isyarat agar menaruh tehnya di meja kecil di samping tempat tidurnya.
"Oh iya Claire, kau boleh pulang sekarang, terimakasih untuk kerja hari ini."
"Sama-sama nona."
"Kau pulang kemana?"
"Ngg… Menginap di Inn."
"Karena kamu baru pertama kali disini, jadi ini gajimu." nona Jill mengambil amplop cokelat dari lacinya.
"Be-benar nona?"
"Iya, untuk membayar sewa kamar dan makan."
"Terimakasih kalau begitu nona, saya permisi dulu," pamitku.
"Sama-sama."
-o-o-o-o-o-o-o-o-
TBC
-o-o-o-o-o-o-o-o-
