A/N: Perkenalkan, Kami adalah author bersaudara, Hoshirin Hyuunma dan Yukino Hitohira. Yoroshiku onegaishimasu minna-san (_ _). Enjoy…
0o…………………….…….. Fuyuno Hoshi…….…………..…….…….o0
Disclaimer:
Naruto © Masashi Kishimoto
Malaikatku © Kami
Gendre:
Fantasy/Romance
Rating:
T
Warning:
Penuh dengan ke OOC-an. Di chap ini gak ada romancenya dan Naru belum hadir (??) pada chap ini. Yang gak suka silakan tinggalkan FF ini. Dan lainnya…-males mikir-
Pairing:
SasuxFemNaru
Summary:
Sasuke memandang langit. Matanya terbelalak kaget. Ada sesuatu yang jatuh menuju ke arahnya. Benda itu bercahaya terang, berbagai warna mengelilinginya.
Malaikatku
1. Prolog
0o.…………...………………..……………………………o0
Kota Konoha. Adalah Kota yang sangat modern dan maju dibandingkan dengan kota lain. Banyak gedung-gedung pencakar langit, tertata rapi. Ribuan kendaraan bermotor memenuhi jalanan, bak air yang tumpah ke lantai tak beraturan.
Anak-anak tertawa bahagia hidup di kota ini, pendidikan yang terjamin, fasilitas bermain, bahkan tidak sedikit orang tua yang memanjakan anak mereka.
Tapi, apabila kita melihat lebih jauh kedalam sudut kota, terdapat sebuah rumah kecil yang terlihat sangat kumuh. Bisa dibilang tidak pantas untuk berdiri di kota Konoha yang modern ini. Karena keadaan rumah itu sungguh-sungguh sudah bobrok.
Dari luar rumah itu terlihat sangat kotor, kumuh, dan terkesan angker. Tak ada seorang pun yang mengira bahwa didalamnya terdapat 2 orang yang sangat membutuhkan tempat berteduh. Mengharapkan satu-satunya perlindungan di dalam sana.
"Aku berangkat dulu, Kak…", terlihat seorang anak lelaki berambut hitam pekat, yang apabila dilihat dari samping terlihat seperti pantat ayam.
Lelaki itu bernama Sasuke. Sasuke Uchiha lengkapnya.
Anak bermata onyx berumur 12 tahun. Namun, ia baru menduduki bangku kelas 5 SD. Tentu saja itu semua karena masalah biaya. Kota Konoha lebih didominasi sekolah bertaraf Internasional yang kalian tahu sendiri, biaya SPP-nya selangit. Masih untung Sasuke dapat diterima di salah satu sekolah, itupun yang paling murah. Walau dengan otak yang bermuatan kecil, alias pas-pasan. (AN: Sorry buat para FG Sasuke…XP)
Sedangkan kakaknya, Itachi Uchiha hanya bekerja sebagai buruh bangunan dengan gaji yang pas-pasan (AN: Sorry lagi buat FG Itachi…kita juga FG dia.). Umurnya sudah mencapai 21 tahun, umur yang sudah pantas untuk menjalin hubungan rumah tangga. Tertawa bahagia dengan sang istri yang selalu menyambut pagi hari dengan senyuman manis dan hangatnya. Juga tertawa bersama buah hatinya. Sungguh keluarga harmonis yang diinginkan setiap manusia bukan?
Namun tidak untuk Itachi. Ia sama sekali tidak pernah membayangkan untuk membangun sebuah rumah tangga. Ia tidak pernah bepikir untuk membagikan rasa cintanya pada orang lain selain untuk Sasuke.
Untuk sekarang, baginya Sasuke adalah orang yang terpenting dihidupnya. Ia terus bekerja demi memenuhi kebutuhan mereka, termasuk biaya sekolah Sasuke yang pastinya tidak murah bagi mereka.
Tampan, memang. Kuat, pastinya. Tinggi, bisa disejajarkan dengan para model malah. Kekar, dewasa, dan selalu bijaksana dalam menghadapi apapun. Ya! Itulah Itachi. Sosok seorang pria yang diidam-idamkan setiap kaum hawa.
Namun apabila kaum hawa tersebut tahu status sebenarnya Itachi, mereka pasti akan langsung meningggalkan Itachi bak sampah jalanan, dengan tanggapan 'jijik'. Kejam bukan? Itachi sadar akan hal itu. Ia tak ambil pusing, toh…. mereka sendiri yang mendekatinya. Mereka pula yang menjauhinya.
Hal yang sama juga sering dialami oleh Sasuke. Tampan, kuat, berani, namun agak bodoh. Siapa yang bakal menyangka bahwa kedua kakak-beradik itu adalah orang miskin.
"Ya Sasuke, hati-hati di jalan…", balas Itachi sambil mengelus rambut Sasuke dengan , itulah kebiasaan Itachi kepada adiknya itu. 'Mengelus rambutnya' setiap akan berangkat sekolah (AN: Hehe…acara citak-citakannya Itachi saya simpan dulu ya…).
Sebenarnya Sasuke merasa terganggu oleh kebiasaan Itachi itu. Namun, ia merasa sesuatu merambah hatinya, saat rambutnya dibelai oleh tangan lembut kakak satu-satunya itu. Perasaan hangat, perasaan yang selalu ia inginkan dari dulu. Perasaan sayang anggota keluarga.
"Tentu saja kakak…..", Sasuke tersenyum ceria. Senyum itu, hanyalah subuah topeng dibalik kepedihanya, mengingat asal usul keluarganya yang bisa dibilang tragis itu.
Sasuke mengambil tas bahu yang disodorkan oleh Itachi, lalu ia tertawa kecil. Itachi membalas dengan tersenyum lembut.
Kemudian secepat kilat Sasuke berlari meninggalkan rumah itu dan Itachi yang berdiri di ambang pintu, menatap punggung adiknya yang semakin mengghilang. Dengan tatapan lembut. Ia tahu apa yang dirasakan oleh Sasuke.
0o.…………...………………..……………………………o0
TENG…………TENG………….TENG……………
Bunyi bel sekolah berdentang, pertanda kalau sekolah sudah memperbolehkan murid-murid untuk pulang menuju rumah mereka masing-masing. Disambut oleh anggota keluarga masing-masing. Makan siang bersama di satu meja. Bercanda, menceritakan masalah yang mereka alami di sekolah.
'Huh, seandainya itu terjadi di kehidupanku', desah Sasuke. 'Yah… walau takkan mungkin.', Desahnya lagi.
Seluruh murid-murid membanjiri aula sekolah dasar itu yang luas. Sebagian anak dijemput. Namun ada beberapa pula yang tidak. Sedangkan Sasuke? Ia hanya menunggu di atap sekolah, membiarkan aula sekolah menjadi lengang.
Sasuke tahu apa yang akan terjadi apabila ia ikut berhambur dengan murid-murid yang lain. Pasti akan berakhir dengan sakit hati Sasuke. Ya. Banyak sekali anak yang sering mengejek Sasuke. Bahkan ada yang sampai berani melemparinya dengan batu.
Terakhir kali ia ikut berhambur keluar, saat ia kelas 4. Ia sedang menunggu jemputan Itachi seperti biasa. Namun, sosok yang ia nantikan tak kunjung datang. Hal itu dimanfaatkan oleh beberapa anak. Ada yang mengejeknya 'anak miskin', ' bodoh', dan lain-lain. Membuat hatinya sakit. Dengan terpaksa ia harus pulang sekolah sendiri. Dengan suara mencemooh anak-anak yang terus terngiang di otaknya.
Hingga ia bertemu dengan seorang gadis cantik yang lembut dan ramah. Ia tersenyum hangat pada Sasuke. Dan ia mengajaknya berkenalan sambil pulang bersama. Dan akhirnya ia menjadi satu-satunya sahabat Sasuke.
Angin siang di musim semi itu, melambaikan rambut hitam Sasuke ketika ia baru saja menginjakan kakinya di atap sekolah itu. Panas terik matahari tidak mengurungkan niatnya.
Sasuke berjalan menuju ujung atap. Hey! Jangan mengira kalau Sasuke mau bunuh diri. Memang kehidupan yang ia pikul ini berat. Tapi ia tak mau mati. Meninggalkan kakaknya, mengecewakanya, melihat wajah sedihnya, rasanya itu tidak mungkin.
Lagi pula atap ini dipasang pagar tinggi dari kawat yang sepertinya cukup kuat. Tentu saja untuk mengghindari adanya korban bukan?
Hanya sekali saja ia melihat kakaknya kecewa. Raut muka yang selalu keruh, sedih setelah kejadian 5 tahun yang lalu. Kejadian yang tak pernah Sasuke lupakan, kejadian yang membuat hidupnya berubah menjadi seperti ini.
Bayangkan dulu kau merasa dirimu adalah orang yang paling sempurna. Kaya, berkeluarga lengkap, selalu tertawa bersama. Menyenangkan bukan? Sampai suatu saat, perusahaan ayahmu bangkrut. Dan harta bendamu habis untuk melunasi hutang perusahaan.
Di tambah ibumu yang sakit-sakitan dan membuatmu mambutuhkan uang banyak untuk biaya pengobatan. Setelah itu, sang ayah yang mabuk-mabukan. Perjalanan hidup yang menyakitkan. Dan sang kakak yang sedih karna di tinggal tunanganya dengan alasan yang tidak jelas. Ok, mungkin kalian tahu apa alasan itu.
Dimanakah tempatmu untuk mencurahkan hati? Tak ada. Jelas saja, semua sibuk dengan urusannya masing-masing. Tak ada yang peduli dengan kau. Kau yang tersesat di tengah jalan, tak tau arah.
Kau khawatir dengan Ibumu yang selalu merintih kesakitan. Kau juga khawatir dengan ayahmu yang tersesat. Juga kakakmu yang menjadi pemurung. Kejam bukan?
Dan sekarang Sasuke hidup hanya dengan Itachi. Keluarga satu-satunya yan tersisa. Sang Ibu memilih kembali ke sisi yang Maha Kuasa. Dan sang ayah yang menyusul sang ibu dengan cara yang tragis, atau lebih dikenal dengan istilah 'overdosis'.
Tak terasa air mata Sasuke sudah mengalir deras, meratapi nasib. Matanya memandang langit yang cerah berharap Tuhan menurunkan sesuatu supaya dapat mengubah jalan takdirnya.
'Ya Tuhan……. Turunkan lah keajaiban untukku……..'
"Kau menangis lagi Sasuke?", kata-kata itu membuyarkan segala lamunan Sasuke. Ia sadar siapa yang datang. Sasuke langsung menghapus air matanya, dan memunggungi dia.
"Aku tidak menangis, Kak……", Jawab Sasuke dengan nada ketus, berusaha menghilangkan suara serak akibat menangis tadi.
Seseorang itu atau lebih tepatnya gadis itu mendekati Sasuke yang memandangi aula sekolah yang sudah sepi.
Rambut hitam lurus gadis itu, di biarkan tergerai dengan indah.
"Kau takkan bisa membohongiku Sasuke, kita sudah bersama selama 1 tahun ini. Kau bisa mempercayaiku Sasuke", seru gadis itu dengan lembut.
Angin menyusup ke sela-sela rambutnya, mengibarkan rambut hitamnya yang indah, membuat dia semakin terlihat cantik.
Ya, gadis itu bernama Yohachi Rokukyuu. Gadis yang sudah menjadi sahabat kakak-beradik itu. Kedua Uchiha itu, sejak orangtua mereka meninggal.
Yohachi, ialah gadis yang menemukan Sasuke saat ia sedang menangis di tengah jalan setahun yang lalu saat pulang sekolah. Yohachi berumur 14 tahun. Lebih tua 2 tahun dari Sasuke.
Ia berasal dari keluarga yang bisa dibilang kaya. Keluarganya mempunyai perusahaan yang cukup terkenal. Pantas kalau ia bersekolah di Konoha High School, sekolah yang bertaraf International, tepatnya kelas 8. Sekolah yang paling diidamkan oleh semua orang.
Wajahnya cantik dengan perpaduan mata yang berwarna coklat tua, membuatnya terlihat sempurna.
Sebelum pulang kerumahnya, ia selalu menyempatkam diri untuk menjemput Sasuke dan tentu mengantarkannya pulang sampai kerumahnya.
Adakah orang yang bingung oleh apa yang dilakukan oleh Yohachi? Mengapa ia tidak memilih dijemput oleh mobil keluarganya yang sejuk dan nyaman?
Kalau begitu aku akan balik bertanya kepada Kalian. Apabila Kalian memiliki seorang sahabat yang sudah kau anggap seperti keluargamu sendiri dan keadaanya seperti Sasuke, apa yang akan kau lakukan? Menemaninya, atau malah membiarkanya sendiri?
Yohachi menepuk pundak Sasuke dari belakang. Berusaha menghiburnya walau hanya sedikit. Sasuke langsung berbalik arah dan memeluk Yohachi, menangis sepuasnya di bahu sahabatnya itu, atau seseorang yang sudah ia anggap sebagai kakak ke-2nya.
"Kenapa Tuhan tidak adil, Kak?", tanya Sasuke setengah berbisik, masih terisak di pelukan mengerti apa yang dialami oleh Sasuke. Kepedihan yang sangat mendalam.
"Kakak yakin suatu saat nanti Tuhan akan memberi kebahagiaan untukmu. Kau pernah dengar pepatah yang berbunyi 'setelah sedih pasti akan senang' bukan? Jadi, kau harus yakin akan itu.", hibur Yohachi sambil mengelus rambut Sasuke.
"Hn………..", jawab Sasuke melepas pelukanya, dan tersenyum.
"Ayo kita pulang, kak Itachi pasti sudah menunggu lama", Ajak Yohachi. Yang membalikkan badannya menuju pintu tangga. Meninggalkan Sasuke yang terus menatap langit.
'Aku tunggu kejutanmu', Batin Sasuke tersenyum memandang langit biru itu, lalu memandang Yohachi yang sudah menunggunya di anak tangga. Sasuke tersenyum dan mulai berjalan menghampiri Yohachi.
SINGG
'Tunggu! Suara apa tadi?', Tanya Sasuke dalam hati. Setelah mendengar suara seperti sesuatu yang sedang jatuh.
SINGG
Suara itu terdengar lagi. 'Tak salah lagi ada benda menuju kesini!', Batin Sasuke. Yohachi bingung melihat kelakuan Sasuke yang seperti itu.
SINGG
Sasuke memandang langit. Matanya terbelalak kaget. Ada sesuatu yang jatuh menuju ke arahnya. Benda itu bercahaya terang, berbagai warna mengelilinginya.
0o…..……….……….…....TBC……...…..………….………o0
Next chapter:
Dream
0o…………………….…….. Fuyuno Hoshi…….…………..…….…….o0
A/N: Oya, Yohachi itu OC kita. Nama itu kita ambil dari nama sang author tersayang kita, 4896fans-Nikazemaru. Satu lagi, doakan Rin-Chan yang besok mau UAS ya???? Oche!! –gila mo UAS nekat up-date fic-
Special thanks:
Nee-Chan a.k.a. Aoi No Tsuki
Yo-Chan a.k.a. 4869fans-Nikazemaru
Pembaca dan pereview sekalian
ARIGATO GOZAIMASU
REVIEW OR FLAME??
