Satu hal, satu hal saja yang diinginkan Eren, yaitu bisa bebas. Bebas dalam menikmati hidupnya tanpa harus terbebani jabatan Ayahnya. Bisa terus hidup gabut (makan gaji buta, red) sampai ajal menjemput. Bisa bebas menunggangi kuda mengelilingi seantero Batavia guna menjahili gadis perawan yang sedang mencuci di pinggir sungai. Bebas menyamar menjadi begal bersama partner in crime-nya untuk mengganggu pedagang yang hendak menuju pasar induk. Bebas menurut Eren adalah bebas berbuat makar sesuai penjelasan sebelumnya. Apanya yang hanya satu! Maka wajar saja jika penduduk Batavia ingin bocah tengil itu di eksekusi di tiang gantungan, dalam posisi terbalik dengan hanya memakai sempak lalu dapat dipukuli setiap orang lewat.

Di suatu sore di rumah Bupati Batavia. Seorang ayah sedang menasehati putra semata wayangnya.

"Justru karena itulah Eren, Ayahmu yang sudah tua ini ingin kelakuan bar-barmu itu bisa hilang nak. Ayah tak tega melihat sempakmu dihukum di tiang gantungan."

"Uhuk. Mungkin yang Ayah maksud, Eren kali yang digantung bukan sempak punya Eren." Eren mengoreksi perkataan Ayahnya, sambil kayang dalam imaji.


...

In de naam van …

Bagian 1 dari 2: Pemuda Gabut Itu

Oleh :

emir desu

Woro-woro:

Shingeki no Kyojin kepunyaan Hajime Isayama, Cinderella koleksi dalam Grimms Fairy Tales, intinya bukan milik saya.

'Atas Nama …' –diperbolehkan untuk mengisi sendiri pada bagian titik-titik tersebut- adalah sebuah fanfiksi dengan sedikit adaptasi dari cerita Cinderella berlatar Batavia tahun 1900-an saat mulai banyak bumiputera yang bersekolah. Didukung oleh beberapa karakter dari #SnKEdisiKolonial. Sifat karakter jelas akan melenceng dari Animanga asli. Akan banyak kesalahan penulisan. Beberapa kata tertulis dalam ejaan lawas. Selamat membaca :D


...

Mbok Iyem adalah asisten rumah tangga yang paling dipercaya oleh juragannya yaitu Mevrouw(1) Irvina. Bagi Mbok Iyem, hal yang paling membahagiakannya adalah bisa menghandle segala macam pekerjaan rumah tangga. Tanpa harus membuat Mevrouw Irvina menelan pil Amlodipin(2) dengan ganas dan tanpa memicu urtikaria(3)-nya kumat paska terpapar debu karena rumah yang lupa disapu oleh jajaran staff terkait. Maklum Mevrouw kan dari kalangan elit dari segala keelitannya elit. Meskipun dipanggil Mbok di usia yang masih muda, bagi Mbok Iyem asal semua pekerjaan selesai yang pasti membuat Mevrouw Irvina bersuasana hati tenang bak suasana empang yang sering dipakai renang oleh bocah-bocah dusun maka akan berefek positif pada gaji bulanannya yang cair tepat waktu.

Dulu sekali Mbok Iyem pernah dipuji oleh Mevrouw Irvina ….

"Hobi bersih-bersih kamu ternyata sangat berfaedah Rivailliyem."

"Ndoro berlebihan nih, hobi saya sebenarnya bermain basket kok Ndoro." Mbok Iyem menjawab dengan entah dusta atau jujur, tetapi hanya dibalas dengan tatapan mata menyelidik oleh Mevrouw Irvina.

Kembali ke seting waktu saat ini, nyatanya juragan sudah sarapan dengan roti bakar dan keju asli Belanda, cucian rapi sudah disetrika dengan campuran pewangi beraroma pandan, perabot rumah sudah bebas dari debu dan kaca jendela sudah kinclong bahkan sampai kebaret-baret dilap oleh Mbok Iyem. Meskipun semua pekerjaannya sudah selesai sepertinya tidak akan menghilangkan hawa pengap yang dibawa oleh si putra Bupati Batavia yang berkunjung ke rumah Irvina Samir secara blietzkrieg.

"Saya akan panggilkan Ndoro, silakan duduk dulu." Tak perlu menunggu lama, Mevrouw Irvina yang diberitahu bahwa ada yang berkunjung segera menuju ruang tamu guna menemui si pengunjung yang dimaksud. Ada apa gerangan Eren si bopung tengik satu itu berkunjung selain untuk menjarah jambu di kebun belakang? Sasongko si staff khusus masak-memasak yang bekerja di rumah Mevrouw Irvina bersiap-siap menguping dalam jarak aman.

"Saya minta maaf, jambu di kebun belakang memang belum berbuah. Jadi ada perlu apakah kamu berkunjung ke rumah saya?" Mevrouw Irvina menyindir halus Eren sekaligus penasaran terhadap tamu yang sepertinya akan menyusahkannya ini. Yang nyolong jambu siapa, yang minta maaf siapa.

"Bukan … bukan, maksud saya kemari bukan untuk meminta jambu, Mevrouw Irvina." Jawab Eren. Sebegitu hinanya imej Eren di mata penduduk, entah itu penduduk pribumi atau penduduk impor. Eren menjawab sambil mengambil rengginang boleh ambil dari kaleng bermerek 'M*nde' yang ada di meja tamu sekali pun belum dipersilakan dan belum dibuatkan minum.

"Jadi soal apa?"

Segeralah Eren menelan printilan rengginang yang tadi dikiranya biskuit M*nde tanpa sempat dimamahbiak. "Saya ingin mengajak Anda berbisnis Mevrouw, saya akan membuka gerai sepatu. Karena itulah saya mengajak Mevrouw untuk menjadi pemasok stok kulit. Bukankah akhir-akhir ini semakin banyak pribumi yang mendapatkan kesempatan bersekolah, itu akan menjadi peluang bisnis yang bagus bukan?"

Eren berusaha melobby Irvina. Peluang bisnis. Berbekal kabar Pemerintah Kolonial yang telah menerapkan Politik Etis guna 'membayar' hutang mereka kepada pribumi, dengan memberikan kesempatan pendidikan kepada para keturunan bangsawan dan kaum elit yang loyal kepada pemerintah Belanda. Kesempatan itu akan membuka mata para priyayi pribumi tentang kondisi dunia. Secara tidak langsung itu akan membuat Eren tidak akan ditendang dari rumah karena selalu disindir sebagai manusia gabut oleh ibunya. Nampaknya Irvina masih diam tak bergeming. Eren kembali memakai akal bulus agar Belanda ningrat di depannya ini mau bekerja sama dengannya.

"Saya mengajukan kerja sama dengan Anda karena Anda adalah satu-satunya orang non pribumi yang dipercaya Ayah saya. Mana mungkin saya minta bantuan teman saya yang mukanya seperti kuda itu."

Mendengar Bupati Batavia disebut-sebut mau tidak mau Irvina luluh. Faktanya Irvina menyediakan lapangan kerja pada pribumi, tidak hanya memberikan gaji juga memberikan persahabatan bagi pribumi yang ditemuinya. Karena itulah Erensyah Jaeger memilih untuk mengadakan kerja sama bisnis, karena Irvina termasuk Nyonya besar non pribumi yang cukup disegani oleh warga asli Batavia. Taktik Erensyah memang brilian. Irvina tinggal di Hindia-Belanda karena senang dengan iklimnya yang hangat sepanjang tahun. Pantas saja kumpeni betah menjajah negara kepulauan nun jauh di Asia Tenggara sana sampai karatan ratusan tahun.

"Kalau begitu saya setuju, tunggu sebentar. Rivailliyem tolong kamu bawakan buku agenda saya di meja rias." Ujar Irvina. Melihat bualannya berhasil Eren tiba-tiba pasang muka unyu nan ganteng, padahal selama ini wibawanya hilang entah kemana. Mbok Iyem pun kembali memasuki ruang tamu dengan membawa sesajen berupa dua cangkir teh dan cemilan tambahan.

"Silakan diminum." Ujar Mbok Iyem pelit kata. Kentara masih jengkel pada Eren yang mengatainya seperti 'tuyul berwajah talenan' tempo hari. Niatnya hati, Mbok Iyem ingin menyuruh Sasongko agar menambahkan pupuk kandang dan arang aktif(4) sedikit pada tehnya Eren. Apa daya di rumah tidak ada stok pupuk kandang.

"Ini bukunya Ndoro." Kata Rivailliyem menyerahkan buku tersebut.

Eren menyeletuk protes untuk kejadian rengginang yang remeh. "Mevrouw Irvina ini kenapa kaleng M*nde tapi isinya rengginang sih? Saya kan tidak suka." Protes Eren meskipun rengginangnya dimakan juga, nampaknya Eren mulai menggemari makanan itu. Kacang rebus. Mevrouw Irvina masih berkutat dengan agendanya. Eren tak digubris.

Kali ini Mbok Iyem yang menjawab mewakili Mevrouw Irvina dengan jengkel, menyipit pada Eren. Mbok Iyem menyamakan Eren dengan sebiji kutu dalam batinnya. "Tapi itu kan sudah saya tulisi 'RENGGINANG' pake spidol gede-gede. Jadi jangan protes ke Ndoro Irvina dong. Bukan masalahnya Ndoro Irvina tentang makanan kesukaan kamu. Kan gak ada salahnya memakai ulang kaleng biskuit yang udah gak terpakai."

Mevrouw Irvina jengah biar Mbok Iyem yang menyelesaikan perkara rengginang sialan itu, pasalnya dirinya juga pernah hampir tertipu gara-gara tidak membaca tulisan spidol di kemasan kalengnya.

"Tapi kan jadi saya yang ketipu!" Bubar sudah kesan pemuda unyunya.

"Soalnya saya mengansisisapi biar Si Putro dan Sasongko gak ngamuk ke saya kalo tahu-tahu isinya diganti rengginang." Mbok Iyem rela membela Mevrouw Irvina yang dulu telah menyekolahkannya di sekolah rakyat. Yah … pada intinya kaleng M*onde sialan itu telah memakan dua korban mental selain Eren.

"Rivailliyem, maksud kamu mungkin itu 'mengantisipasi'." Ujar Mevrouw Irvina menyelakan diri mengedit sebuah kata dalam percakapan tidak berguna itu.

Selang setelah pembicaraan bisnis dan debat Rengginang itu selesai, Erensyah pamit pulang berefek pada rumah Irvina yang kembali damai. Barangkali karena banyak orang yang bermasalah dengan Rengginang, Mbok Iyem akan menggantinya dengan Iwak Peyek saja lain kali. Oke inti masalahnya bukan pada isi kalengnya, tetapi pada ketidaksinkronan merk kaleng dan makanan di dalamnya!

Mas Putro menghampiri Mbok Iyem di dapur, "Mbok Iyem, pupuk kandangnya jadi minta gak?"

"Tidak jadi, target sudah pulang." Kata Mbok Iyem menyerupai mafia sambil berpose jempol 'Like'. Mas Putro bingung, suasana memang kembali damai. Padahal Mas Putro sudah lari-lari meminta hasil ekskresi sekumpulan kuda dari pangkalan andong terdekat, dikiranya untuk memupuk pohon jambu di kebun belakang. Padahal … sungguh tidak sesuai ekspektasi.

Kini Armijn telah kembali ke Batavia, selama ini dia sekolah di Djokdjakarta karena disana terdapat AMS(5) jurusan matematika dan ilmu alam. Armijn seumuran dengan Erensyah tetapi rehat sekolah selama 2 tahun karena penyakit asma yang mengharuskan Armijn istirahat dulu. Karena itulah dia menyelesaikan sekolah lebih lambat. Kini berbekal ilmu yang cukup dia mau melamar kerja di sebuah perusahaan dagang rempah-rempah di Batavia. Sebelum itu biarlah dia temu reuni dengan kawan merangkap partner in crimenya yaitu Eren –sekalipun Armijn hanya dipaksa berbuat dosa- .

Beberapa bulan lalu saat Armijn masih di Djokdjakarta, dia menerima selembar surat dari Eren yang berisi permintaan bantuannya, sebenarnya meminta nasehat. Armijn sempat berburuk sangka Eren akan kembali menyeretnya untuk membegal para pedagang. Nyatanya Eren sedang panik karena dia terancam dihukum massa atau diusir dari rumah kalau dia terus bertingkah bar-bar. Ayah Eren -Grishalim- memberinya pilihan karena tak tega anaknya dihukum gantung. Karena itulah Grishalim memberi Eren mandat untuk mencari istri segera guna membuat Eren memiliki kepribadian bertanggung jawab. Saat membaca surat tersebut Armijn bersyukur Eren mulai bertobat meskipun terpaksa, sekaligus menertawakan Eren sampai bengeknya nyaris kumat.

Armijn selalu punya sejuta ide dibalik cranium-nya, Armijn menyarankan agar Eren mencari aman saja dengan mempertahankan status quo. Opsi dari Armijn yaitu agar Eren berhenti dulu berbuat maksiat, minimal berhenti menjadi manusia pengangguran. Reputasi Eren terlanjur jeblok tatkala ketahuan mengintip perawan mandi dulu, mana ada yang naksir. Padahal Ayahnya Eren bertemu istrinya karena Grishalim dulu suka mengintip perawan di pinggir sungai, like father like son kalau kata Bahasa Inggris.

Setelah Eren berdiskusi alot dengan Ayahnya, dihasilkan kesepakatan Eren akan memulai bekerja apa pun itu tetapi harus sambil mencari istri. Pantas saja di surat Eren sebelumnya ada tambahan minta dicarikan kenalan perempuan yang sekiranya mau diperistri. Demi rambut palsu kakeknya, Armijn tidak menyanggupi permintaan tersebut, tidak sama sekali meskipun disogok dengan segudang cengkih sekalipun. Satu kata untuk Eren dalam masalah ini, rewel. Rewelnya minta ampun, mintanya dikenalkan ke keluarga bangsawan ningrat kalau tidak putri pedagang sukses. Keluarga Sultan pun pasti keberatan dengan menantu macam Eren.

Karena itulah kini Armijn kini berkunjung ke rumah dinas Bupati Batavia dengan membawa Rengginang(lagi?) sebagai oleh-oleh guna menemui Eren yang agaknya juga baru pulang dari misi mulia, mencari rekan bisnis guna meringankan biaya produksi gerai sepatunya.

"Bagaimana Armijn, ada kenalanmu yang sesuai dengan kriteriaku tidak?" Belum apa-apa Eren sudah menodong Armijn dengan pertanyaan laknat itu.

Armijn garuk-garuk pipi, "Maaf Eren sepertinya mereka belum mau menikah, hehe maaf ya." Tukas Armijn membela diri.

"Begini saja Eren, toh kau bisa mencari calon saat istri saat pembukaan perdana gerai sepatumu. Paling tidak buatlah acara makan-makan. Kau bisa meminta tolong ayahmu untuk mengundang kolega dan keluarganya, karena selain promosi barangkali ada yang bisa kau ajak kenalan." Armijn memang pahlawan tanpa tanda jasa, cerdas tak terkira. 'Setidaknya Eren tidak menerorku sesering dulu' kata Armijn dalam batin.

"Sudahlah lupakan saja dulu, bagaimana kau sehat?" Pertanyaan Eren memang harusnya dibalik.

"Tentu, buktinya aku sudah pulang ke Batavia sekarang. Soal gerai sepatumu Eren, aku dengan senang hati akan membantu."

"Lalu bagaimana modalnya?" Tambah Armijn.

"Tenang tabunganku dan ditambah sokongan dana dari ibu jelas akan cukup. Lagipula Mevrouw Irvina sudah setuju untuk menjadi pemasok bahan baku. Kita tinggal membuka lowongan pekerjaan untuk pengrajin sepatu dan kau akan membantuku dalam manajemen." Eren tersenyum riang.

"Lalu kau?" tanya Armijn curiga.

"Aku? Aku akan berkelana mencari pendamping hidup." Eren masih sumringah. Benar kan, kecurigaan Armijn selalu tapat. Eren selalu punya kecenderungan mutlak untuk disebali.

"Kau tau Armijn, kau ingat Jean teman sekolah kita dulu? Manusia kuda itu tidak mau membantuku saat aku minta nasehat padanya soal permodalan. Saat itu aku datang ke Karesidenan(6) guna mengurus berkas-berkas pembukaan usaha. Dia memberiku masukan yang sangat tidak berguna." Sayang Armijn tak lagi berempati pada Eren, sepertinya menceburkan diri di kanal beku Amsterdam adalah destinasi wisata yang bagus.

Bersambung …

Ide original, sutradara dan penulis naskah 'In de naam van …' : emirya sherman

Para Pelakon

Eren Jaeger as Erensyah Jaeger, cukup seorang bocah kampung tengil, tidak kurang tidak lebih. Pemuda gabut dimana teman-teman seusianya sudah mapan dengan pekerjaan atau membina rumah tangga, tetapi dirinya masih berstatus anak mami yang suka membegal pak tani yang hendak menjual biji kopi.

Armin Arlert as Armijn Arlert(penulisan nama menggunakan ejaan lawas), baru lulus dari Algemeene Middelbare School -AMS- Afdeeling B Djokdjakarta.

Jean Kirschtein as Jean Kirschtein, bekerja sebagai pegawai di Karesidenan Batavia. Teman sekolah Erensyah yang menurutnya bermuka kuda.

Grisha Jaeger as Grishalim Jaeger, Bupati Batavia dari pribumi kala itu, ayahnya Erensyah.

Carla Jaeger as Karla Jaeger, istri Grishalim dan ibundanya Eren.

Fem!Erwin Smith as Mevrouw Irvina Samir, pengusaha penyamakan kulit bersama suaminya. Jika dirumah dipanggil 'Ndoro Irvina' oleh karyawannya tetapi oleh masyarakat umum dipanggil 'Mevrouw Irvina'.

Fem!Rivaille Ackerman as Mbok Iyem/Rivailliyem, assistennya Mevrouw Irvina. Staff khusus KEBERSIHAN dan kerapian tata ruang.

Male!Sasha Brauss as Sasongko, staff khusus masak-memasak di rumah Mevrouw Irvina terkadang membantu bersih-bersih dan terkadang menghabiskan makanan di dapur.

Male!Petra Rall as Mas Putro, staff khusus transportasi di rumah Mevrouw Irvina, penggemar rahasianya Mbok Iyem.

Terima kasih kepada :

Tuhan Yang Maha Esa.

Goggle dan Google Translate.

Semua guru yang telah mengajari saya materi sejarah.

Dan kamu.

Preview :

Terletak di salah satu sudut Batavia yang ramai dilalui orang. Nama toko sepatu itu adalah 'de Reus' terjemahan ke Bahasa Belanda dari 'Sang Raksasa', Eren yang menggagas ide ini.

"Hoi Eren, akhirnya kau bisa membuka toko sendiri juga. Bagaimana? Salah satu ginjalmu jadi dijual?"

"Ren, aku sudah tidak punya ide. Terserah kau saja, ini jalan hidupmu ini jalan ninjamu(?). Aku tak punya hak menyalahi Illahi."

"Jufrouw tunggu! sebelah sepatu anda tertinggal."

"Shikatanai deshou, sekai wa zankoku nandakara."


...

'Emir is typing' corner :

(1)Mevrouw (Bahasa Belanda): Nyonya .

(2)Amlodipin : nama dagang obat yang biasanya diberikan kepada penderita hipertensi.

(3)Urtikaria : yah semacam alergi berupa gatal-gatal

(4)Arang aktif : nama lainnya Norit yang dipakai untuk orang keracunan. Mbok Iyem rencananya cuma iseng aja kok.

(5)Algemeene Middelbare School –AMS- : sekolah setingkat SMA pada zaman kumpeni.

(6)Karesidenan : semacam pembagian administrative, dikepalai oleh seorang residen Belanda.

(-)Soal rengginang dalam kaleng M*nde terinspirasi dari TL-nya Mbok Iyem di Twitter.

Kover fanfiksi ini merupakan foto Jalan Rijswijk Batavia (1900-1940) koleksi dari Tropenmuseum.

Padahal niatnya dijadiin oneshoot, tapi kepanjangan. Judul cerita ini adalah 'In de naam van … ' yang artinya 'Atas nama … ' saya artikan pake Google translate, aib banget dah. Jujur ide fanfiksi ini adalah yang paling saya sukai diantara fanfiksi saya yang lain, ah ... sudahlah.

Sekian, makasih sudah mampir :)