REPOST FROM WATTPAD!
YunJae fan-fiction, multichapter!, boyslove, rate T (ada kemungkinan naik jadi M).
Genre: AU! Humor, Romance
Please don't steal any content of this fan-fiction.
Disclaimer: This is a work of fiction. Fictional story about fictional representations of real people. None of them are true. No profit was made from this work.
Enjoy the read!
.
.
.
.
.
.
.
.
Part 01. First Encounter
.
.
.
.
Jadi shipper itu enggak pernah gampang dan rentan galau. Terutama ketika kapal yang dinaikki sedang di ambang kekaraman. Jadi shipper itu juga perlu modal yang cukup, minimal harus punya komputer atau smartphone, jangan lupa juga sambungan internet untuk update asupan setiap waktu, kalau rela repot bolak-balik warnet sebenernya enggak masalah juga sih, dan lagi berguna untuk membatasi diri supaya enggak terlalu heboh. Tapi lumayan ribet juga dan lagi warnet di daerah tertentu udah susah dicari akibat mewabahnya paketan internet murah.
Kim Jaejoong sudah memakan asam garam kehidupan sebagai shipper dan fanboy. Dia menjalani karirnya sebagai lelaki penikmat yaoi, atau kerennya disebut fudanshi selama kurang lebih lima tahun. Usianya sembilanbelas tahun sekarang jadi dia mulai terjun ke dunia perhomoan itu sejak duduk di bangku SMP. Dan sekarang dia sudah jadi mahasiswa jurusan akuntansi. Sebetulnya Jaejoong ingin masuk jurusan bahasa Jepang supaya bisa membaca doujinshi tanpa kesulitan menunggu terjemahan, tetapi ayahnya yang punya toko beras ingin Jaejoong membantunya menghitung utang tetangga. Jaejoong sebal karena dia harus mengorbankan impiannya hanya karena para tetangganya hobi ngutang, tetapi setelah dipikir-pikir tidak buruk juga menjadi lulusan jurusan akuntansi, terutama di bagian perpajakan. Jaejoong membanting setir cita-citanya menjadi pegawai di kantor bea cukai supaya memudahkan masuknya impor doujinshi yaoi R-18.
Ngomong-ngomong soal doujinshi yaoi R-18, Jaejoong jadi ingat kalau sebentar lagi Valentine, Valentine dan doujinshi yaoi memang tidak berhubungan tetapi tidak ada salahnya Jaejoong teringat akan Valentine tiba-tiba. Dan Jaejoong sedang tidak punya pacar. Terakhir dia berpacaran saat SMU dengan gadis teman sebangkunya. Yup, tidak salah ketik, gadis. Jaejoong bukan gay meskipun dia penyuka pairing homo. Banyak yang tidak percaya biarpun dia sudah berusaha meyakinkan semua orang di seluruh biodata media sosialnya dan media publikasi fanfiksi. Di kolom biodata Twitter, Facebook, Instagram, Path, , Tumblr, Flickr, Pinterest, Livejournal, Wattpad, asianfanfics, AO3, dan -nya Jaejoong menuliskan 'I love yaoi but I'm not gay'. Tetapi tetap tidak ada yang percaya. Terutama ketika Jaejoong sering meng-upload foto selfie topless. Kadang Jaejoong bingung, apa yang salah dengan pria meng-upload foto selfie topless? Kenapa malah dianggap homo? Bukankah itu justru menjelaskan kalau dia adalah pria sejati yang nenennya rata?
Oke, kembali ke mantan pacar Jaejoong, Jaejoong diputuskan oleh pacarnya setelah seminggu berpacaran. Pacar pertama dan terakhirnya itu mengakhiri hubungan mereka setelah tahu kalau ukuran mata Jaejoong lebih besar darinya bahkan setelah dia mengenakan lensa kontak berdiameter 22.0 mm. Jaejoong berjanji akan mengoperasi matanya menjadi lebih sipit namun dia justru ditampar dan gadis itu bilang kalau dia benci pria sipit karena mengingatkannya pada kakeknya yang selingkuh dengan tukang nasi goreng. Wanita memang sulit dimengerti.
Hari ini Jaejoong datang ke kampus, dia ada kelas Statistika di pagi hari. Udara cukup dingin dan angin bertiup kencang, matahari bersinar cerah namun tidak banyak membantu. Jaejoong mengenakan sweater rajut berwarna merah hati, syal coklat yang menjuntai hingga bagian perut dan celana jeans. Dalam perjalanannya menuju kelas, Jaejoong bertemu Yoochun yang menyapanya di lorong kampus yang ramai akan mahasiswa. Yoochun terlihat kurang berkelas seperti biasa, dia mengenakan singlet ketat warna putih, boxer kuning kumal bermotif ayam Kentucky, dan kakinya dibalut loafers pink ngejreng milik ayahnya. Pakaian Yoochun memang kurang cocok dengan musim dingin, lebih-lebih digunakan di kampus. Tetapi begitulah Park Yoochun, di musim panas dia mengenakan mantel bulu gorilla yang sangat lebat dan menumbuhkan janggut lebat supaya hangat. Selera berpakaian Yoochun memang nyentrik, tidak jarang dia diusir dosen karena mengganggu pemandangan.
"Hai Jaejoong! Udah baca fanfic baru buatan YunnibearLoveBoojaeForevah belum?" tanya Yoochun dengan wajah berseri-seri.
"Udah dong, kalo ada fanfic YunJae baru aku pasti duluan baca!" seru Jaejoong bangga.
YunJae atau Yunho x Jaejoong adalah OTP kesayangan Jaejoong sejak memasukki dunia perhomoan. Bukan, YunJae di sini bukan dua anggota boyband Korea yang namanya aneh itu, apa deh namanya? Dewa Bangkit dari Timur ya, kalau enggak salah? Yunho dan Jaejoong di sini adalah tokoh manga buatan President Micky Park berjudul 'Homo Bangkit dari Timur'. Manga ini sangat populer di kalangan para fujoshi dan fudanshi, President Micky Park itu orang Korea namun manga itu diterbitkan di Jepang karena pasar Jepang lebih mumpuni. Jaejoong sangat mengagumi kisah YunJae di manga itu karena berkisah tentang dua orang dusun yang datang ke Seoul untuk menjadi idol. Mereka melewati masa sulit bersama. Bekerja serabutan bersama, kere bersama, tidak makan bersama, pipis bersama, mandi bersama, sehingga ujung-ujungnya bobo bersama.
Selain karena kisah cinta YunJae yang mengagumkan dan nama karakternya yang sama kayak namanya, Jaejoong amat mencintai pasangan itu karena berkat mereka, Jaejoong mengenal banyak sahabat, salah satunya Yoochun. Yoochun adalah YunJae Shipper yang sudah terkenal di fandom. Dia sudah menelurkan ratusan fanfiksi mesum YunJae. Dia juga kerap kali menjadi penggagas gathering YunJae Shipper di seantero Seoul. Sekitar dua tahun lalu Jaejoong dan Yoochun saling mengenal di sebuah gathering, mereka mengobrol banyak tentang YunJae dan kebetulan Yoochun tidak punya ongkos pulang, Jaejoong yang punya motor pun dengan berat hati nganterin Yoochun pulang. Sejak itu Yoochun menganggap Jaejoong sebagai sahabatnya, dia pun membuatkan gasing dari bambu sebagai tanda persahabatan, Jaejoong terharu dan lalu menganggap Yoochun sebagai sahabatnya juga.
Yoochun kebetulan juga masuk universitas yang sama dengan Jaejoong, di universitas Haneul, tapi Yoochun anak jurusan kedokteran. Yoochun ingin mengambil spesialis kandungan nantinya, banyak dosen yang cemas jika Yoochun suatu hari nanti buka klinik untuk praktek sendiri, karena itu Yoochun belum lulus meskipun sudah sepuluh tahun lebih kuliah. Namun dia juga tidak dikeluarkan dari universitas karena dosen juga cemas kalau-kalau dia bakal buka praktek ilegal.
"Hari ini kita bolos yuk," ajak Yoochun sesat, dia merangkul akrab Jaejoong.
Jaejoong menaikkan alis, "Sori deh, aku enggak mau jadi mahasiswa abadi sepertimu,"
"Ck, enggak asik ah, ayolah, kita nonton yaoi di warnet bareng-bareng,"
"Yoochun, kau lupa ya kalo utangmu di warnet udah numpuk?"
"Iya juga sih, tapi aku udah bilang ke abangnya biar nagih utangnya ke Junsu." Yoochun menenangkan sambil menepuk bahu Jaejoong.
Jaejoong memutar bola matanya, kasihan dengan Junsu, teman mereka yang selalu jadi korban kenistaan Yoochun.
"Enggak tau ah, aku gak ikutan!" kata Jaejoong, dia menepis tangan Yoochun, lalu berjalan cepat menuju kelas, tepat ketika Jaejoong mau membuka pintu kelas, Jaejoong melihat bola basket meluncur cepat ke arah wajahnya, Jaejoong mendengar seruan-seruan dari orang-orang sekitarnya yang menyuruhnya menyingkir, suara nyanyian seriosa Yoochun, dan kemudian Jaejoong tidak ingat apa-apa lagi.
.
.
.
.
Pelan-pelan Jaejoong membuka matanya, dan menemukan sepasang mata lain yang jaraknya sangat dekat, nyaris menempel. Bibirnya merasakan sesuatu yang asing.
Kemudian setelah kesadarannya ngumpul, Jaejoong baru sadar. Dia... Dicium.
Sekuat tenaga Jaejoong mendorong sosok manusia kurang ajar yang seenaknya nyium tanpa izin, "Kyaaaa!" jerit Jaejoong melengking, lupa sama kodratnya sebagai pejantan.
"Udah bangun ternyata," kata manusia itu dengan santai, Jaejoong makin histeris ketika melihat sosok yang nyium dia itu berjenis kelamin sama kayak dia, cowok.
"Ng-ngapain kau nyium aku?" tanya Jaejoong panik, dia menutupi tubuhnya dengan selimut buluk di ruangan kesehatan kampus yang belum pernah dicuci sejak pergantian Rektor baru, bersikap seperti janda muda yang hendak dinodai aki-aki mesum.
"Itu bukan nyium, namanya napas buatan. Ngomong-ngomong namaku Jung Yunho," kata cowok itu enggak nyambung, tapi karena dia udah memperkenalkan diri, mari kita panggil dia Yunho.
"Siapa yang nanya namamu!"
Kenapa juga namanya mesti Jung Yunho sih? Sama persis kayak nama karakter kesayangan Jaejoong di manga Homo Bangkit dari Timur. Dan ini menghancurkan imej 'Yunho' di otak Jaejoong, Yunho yang Jaejoong tahu seharusnya ganteng, dingin, sadis, berkelas, rajin beribadah dan taat pada orangtua, bukannya kayak orangutan begini!
"Aku tahu kau gak bakal nanya namaku makanya aku memperkenalkan diri, namamu Baejoong 'kan? Cocok juga sama wujud homo-mu," kata Yunho sambil meminum air putih di meja, yang harusnya buat Jaejoong.
"Namaku Jaejoong! Denger ya, mungkin aku keliatan kayak homo, tapi enggak, aku enggak doyan cowok! Dan itu bukannya air untukku ya?" seru Jaejoong.
"Ngomong-ngomong kadang aku merasa diriku ini terlalu ganteng. Kata orang-orang, cowok yang terlalu ganteng itu berpotensi besar jadi homo." Yunho bilang, seolah gak denger ucapan Jaejoong barusan.
Mulut Jaejoong menganga, anjir, ini orang kok somplak bener. Batinnya.
"Makanya tadi pas nyium, aku sekalian pingin mengetes kadar kehomoanku, apalagi kau ini memenuhi semua syarat sebagai uke berkualitas. Muka cantik, badan ramping... Dan dilihat dari reaksimu, kayaknya tadi itu ciuman pertamamu, artinya kau pasti perawan-eh, perjaka maksudnya..." Yunho nyengir sok ganteng.
Jaejoong kehilangan kata-kata, dia mendadak takut. Karena hampir semua kata-kata Yunho bener, kecuali kalo Jaejoong itu uke yang memenuhi syarat, orang yang baru dikenalnya ini beneran sok kenal. Mungkin nonjok orang aneh di depannya adalah tindakan paling bener, tapi Jaejoong enggak mau ambil risiko berantem di kampus, lagian kalau soal berantem, keliatannya Jaejoong bakalan kalah. Dan itu hanya akan menonjolkan ke-uke-annya, dan lagi, gimana kalau si Yunho itu marah karena dipukul dan beneran merkosa Jaejoong hidup-hidup?
"Karena kau keliatannya suka sama aku, itu artinya kita bisa nyoba meresmikan diri jadi pasangan homo." kata Yunho santai.
Pede banget ini orang! Ogah banget!
"Secara fisik kita ini cocok banget, aku ganteng, kau cantik, aku pede, kau malu-malu kucing, aku suka Timmy Time dan kau suka Hello Kitty. Kita pasti jodoh,"
Enggak! Enggak! Apa hubungannya Timmy Time sama Hello Kitty? Darimana dia tau aku suka Hello Kitty?
"Aku menyadari kehomoan-ku ini sejak pacaran sama mantanku, kita padahal sempet 'nganu' juga, tapi aku enggak merasa apa-apa. Kalo dipikir aku emang enggak pernah ngerasa apa-apa sama cewek,"
Bodo amat!
"Oh, iya, aku juga minta maaf udah bikin kau pingsan karena lemparan bola-ku, bola-ku ternyata pinter juga milih cowok cakep, gimana kalau kita tukeran nomor handphone sebagai permintaan maaf? Gini-gini aku cowok paling populer sekampus loh, most wanted guy in Haneul University!" Yunho nyerocos lagi.
Jaejoong sudah hilang kesabaran, "Aku gak minat punya nomor handphone-mu!"
"Ya udah, kalo gitu kita tukeran sempak aja,"
Persetan sama aturan kampus yang ngelarang keras mahasiswa berkelahi, persetan sama badan Yunho yang lebih gede dari dia, Jaejoong memberanikan diri menimpuk Yunho dengan remote AC yang ada di tempat tidurnya.
.
.
.
.
Yoochun emang kampret. Dia ngilang setelah Jaejoong pingsan kena bola, pasti dia lagi ke warnet sendirian.
Jaejoong ke parkiran motor ditemenin (lebih tepatnya diikutin) Yunho yang enggak percaya sama omongan Jaejoong kalau dia bakal dianter temennya pulang ke rumah. Menurut Yunho itu cuma alasan Jaejoong supaya Yunho gak jadi nganterin dia pulang. Sebetulnya Jaejoong enggak bohong, kalo aja Yoochun enggak kabur ninggalin dia.
"Mana temenmu? Ck, sudah kuduga kalo kau bohong," kata Yunho bangga.
"Haish. Dia lagi ke toilet kali, kenapa kau masih ngikutin aku sih?"
"Aku harus mengantarmu pulang," Yunho memasukkan telapak tangannya ke saku celana.
"Enggak usah, makasih, aku pulang sendiri aja," Jaejoong bilang sambil memasukkan kunci ke slot kunci motor putihnya yang terhimpit di antara motor-motor lain.
Hening sejenak, keduanya saling memandang. Jaejoong lega karena akhirnya si Yunho ini diem juga, pertanda kalo dia mungkin udah mulai nyerah. Tapi tiba-tiba Yunho naik ke motor Jaejoong sebelum Jaejoong sempat mencegahnya. Dia memutar kunci-menyalakan mesinnya. Jaejoong mengomel sambil menarik-narik Yunho untuk turun.
"Naiklah, enggak perlu sungkan," Yunho tersenyum, memamerkan giginya yang kinclong.
"Aku enggak sungkan! Itu emang motorku!"
Girl you know, it's complicated~
Tiba-tiba ponsel Jaejoong bunyi, Jaejoong mengambilnya dari saku celananya, menatap layar dan bersyukur ketika melihat ada pesan singkat yang masuk, dia berharap itu dari Yoochun yang akan datang menolongnya. Jaejoong buru-buru membaca pesan yang berisi...
'Hyung, tadi mas-mas warnet SMS aku nagih utang, pasti Hyung ya pelaku fitnah ini... Ngaku! Yoochun bilang yang fitnah aku inisialnya K. J. J soalnya'
Ternyata dari Junsu. Sekali lagi, Yoochun emang kampret, sekarang Jaejoong harus menanggung dosa-dosa Yoochun. Bisa repot kalo Junsu ngambek sama Jaejoong, Junsu itu anak jurusan IT. Dia orangnya high-tech banget. Junsu selalu bisa menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan teknologi, mulai dari masak nasi, motong rumput, ngasih makan ayam sampai benerin genteng bocor. Pokoknya Junsu itu high-tech. Jaejoong sangat membutuhkan Junsu dalam hidupnya. Jadi kalo Junsu ngambek, kelar deh idup Jaejoong.
"Ayo, Jaejoong, naiklah, anggep aja motor sendiri! Kalo enggak naik aku pergi nih," kata Yunho lagi.
"Itu emang mo-tor-ku! Kau mau nyolong motor-ku, ya?"
"Jaejoong, mungkin kau malu, tapi enggak perlu bersikap tsundere begitu, gak usah sok tsundere pun, kau udah imut dari sononya," Yunho menarik tangan Jaejoong, menggenggam telapak tangan Jaejoong yang berkeringat.
Badan Jaejoong bereaksi biarpun otaknya menentang, pipi Jaejoong memerah sedikit. Yunho ini emang somplak, tapi jauh dari kata jelek. Dia jenis cowok ganteng sporty bloon yang gak peka. Tapi emang dia gak salah lagi bloon dan gak peka, tambahkan juga gak tau malu. Sebagai pria sejati yang berpotensi jadi uke, tentu aja Jaejoong bereaksi sama pujian Yunho.
"Aku... Pulang sendiri aja," cicit Jaejoong, bersikeras sama keinginannya.
Yunho menggeleng, "Aku harus nganterin kau pulang, kepalamu kena bola karena aku. Gimana kalo kau entar keliyengan terus jatoh dari motor terus meninggal? Secara enggak langsung aku jadi pembunuh! Pokoknya aku harus ngejamin sampe kau pulang ke rumah dengan selamat!"
Menghela napas, Jaejoong akhirnya nyerah dan naik ke motor. Dia mengedepankan ranselnya, menjaga jarak dengan Yunho. Yunho pelan-pelan menjalankan motornya, lihai juga dia ngelewatin tempat sempit banyak motor di parkiran, lalu ketika keluar dari gerbang kampus, motor itu segera melesat cepat ke arah timur, Jaejoong kaget, belom pernah dia mengendarai motor sampai kecepatan 120/km dan tanpa helm. Ini mah sama aja nyari mati, kayaknya risiko kematian Jaejoong malah meningkat deh dibanding dia bawa motor sendiri dalam keadaan keliyengan.
"Emang kau tahu rumahku dimana?!" tanya Jaejoong setengah berteriak.
"Aku gak pernah tahu jalan, aku selalu jalan berdasarkan insting."
Oh. My. Gosh. Semoga Jaejae sampai rumah dengan selamat.
.
.
.
.
To be continued...
