Dalam fic ini kuroko dan kise adalah seorang wanita.

Mohon reviewnya, minna.

Semoga tidak membosankan.

-selamat membaca minna-

.

.

.

Kise ryouta seorang model wanita terkenal yang tinggal di amerika. Kise mempunyai seorang kaka perempuan bernama kise kyoko. Kehidupan kise sehari-harinya disibukan dengan jadwal pemotretan baik untuk majalah maupun iklan-iklan bahkan kise harus mejadi salah seorang model untuk fasion show salah satu brand ternama untuk launching fasion terbarunya. Untuk asmara ya kise masih setia untuk single dan masih sangat sibuk berkencan dengan jadwalnya yang padat. Banyak pria yang mencoba mendekati kise namun semua berakhir dengan penolakan tentunya dengan penolakan yang sopan ala kise ryouta.

Hingga pada suatu hari..

"nee-chan tumben sekali ikut dalam makan malam bukannya nee-chan biasanya disibukan dengan meeting perusahaan ?"

"bicara apa kau ryouta, kau sendiri sama biasanya kau sibuk dengan jadwal modeling mu itu."

"hari ini kaa-san meminta ku untuk meluangkan waktu. Makanya aku mengosongkan jadwal ku untuk kaa-san."

"sama halnya dengan ku."

"baiklah berhenti meributkan masalah jadwal kalian karena kaa-san dan tou-san punya pengumuman untuk ryouta."

"hah ? aku kaa-san, tou-san." Kise menunjuk dirinya sendiri dengan telunjuknya.

"hem iya. Ryouta apa kau masih ingat dengan teman kecil mu dulu Akashi seijuuro ?"

"hemmm…hemmm… aku lupa tou-san."

"kau akan ingat bila nanti bertemu dengannya." Kaa-san tersenyum kearah kise dan membuat kise semakin penasaran dengan apa yang akan diumumkan oleh orang tuanya.

"baiklah kaa-san, tou-san apa pengumuman untuk ku ?"

"kise ryouta kami menjodohkan mu dengan Akashi seijuuro dan kau akan segera mungkin kembali ke jepang dan bertemu dengannya dan bertunangan dengannya nanti dijepang."

"…"

"bagus diam berarti setuju ryouta." Tou-san tersenyum melihat kise terdiam setelah mendengar pengumuman yang diberikan oleh kaa-san.

"HAH ? TIDAK ! AKU TIDAK MENERIMANYA DAN AKU TIDAK INGIN PINDAH KE JEPANG." Kise berteriak sehingga semua orang yang ada dalam ruang makan menutup kupingnya.

BRUK. Sukses sebuah sendok mendarat dikepala kise.

"kau sungguh berisik ryouta. Akashi seijuuro itu pilihan terbaik otou-san dan okaa-san jadi terimalah dengan lapang."

"sakit nee-chan jangan menimpuk ku dengan sendok. Dan aku tidak ingin di jodohkan. Aku ini model terkenal kalo untuk jodoh aku akan menemukannya dengan mudah."

"tentu kau harus bertunangan dengan Akashi seijuuro ryouta karena tou-san sudah membuat kesepakatan dengan Akashi teppei dan tentu ini akan berpengaruh untuk bisnis keluarga kita jadi kau harus pertimbangkan semua dulu."

"SEKALI KU BILANG TIDAK YA TIDAK !" kise bangkit dari tempat duduknya dan meninggalkan ruang makan begitu saja.

"kyoko, tou-san apakah kise baik-baik saja sepertinya kita memang tidak bisa memaksakannya."

"tenang saja kaa-san nanti aku akan bicara dengannya. Saat ini dia hanya terkejut. Ryouta itu adik yang baik dan penurut pasti dia akan menerima dan mengerti. Jadi kaa-san jangan bersedih."

"terima kasih kyoko."

"sama-sama kaa-san."

.

.

.

Akashi seijuuro pemain shogi terbaik nasional dan juga penerus dari perusahaan besar keluarga Akashi. Akashi merupakan anak tunggal dari keluarga Akashi dan kini ia memiliki seorang kekasih bernama kuroko tetsuya seorang pengajar dan juga pendiri taman kana-kanak. Hubungan Akashi dan kuroko sudah berjalan 4 tahun semenjak mereka masih duduk dibangku perkuliahan.

Hingga suatu hari…

"tumben sekali tou-san dan kaa-san menyempatkan untuk makan malam dirumah dan meminta ku untuk datang. Apa ada hal yang ingin dibicarakan."

"sei, kau memang to the point. Nikmati saja dulu makanannya setelah ini baru kita bicarakan."

"baiklah kaa-san."

30 kemudia setelah semua selesai makan malam.

"jadi apa yang akan kaa-san dan tou-san bicara kan ?"

"kami tahu kau sudah memiliki kekasih sei namun sepertinya tidak masalah."

"maksud kaa-san apa ?"

"maksud kaa-san mu, kami menjodohkan mu dengan anak rekan bisnis kami dan dia akan segera pindah ke jepang dalam waktu dekat ini untuk mengenal mu lebih jauh. Untuk masalah kekasih memiliki 2 tunangan tidak masalah bukan sei ?"

"…"

"wah sepertinya kau setuju sei."

"jangan bercanda tou-san, kaa-san. Kalian tahu hanya tetsuya yang aku cintai dan aku tidak menerima ini."

"kami tahu akan seperti ini namun tidak ada salahnya kalian bertemu dulu dan juga mengenal satu-sama kalin bukan."

"aku tidak tertarik dan lebih baik tidak usah kalian tolak atau batalkan saja niat kalian untuk menjodohkan ku dengan anak rekan bisnis kalian."

"tidak bisa. Kau akan tetap mengenalnya dan besok kau sudah bisa menempati apartemen baru mu dan disana kau akan tinggal dengan calon tunangan mu."

"aku tidak mau."

"kau harus mau. Semua sudah diurus kau hanya perlu pindah saja untuk calon mu dia akan segera pindah kejepang dalam waktu seminggu sampai 10 hari kedepan."

"bila tidak ada topik lain. Aku akan kembali ke apartemen tetsuya karna aku sudah janji mengunjunginya." Akashi bangkit dari duduknya dan pergi setelah berpamitan dengan kedua orang tuanya.

"apa tidak apa tou-san."

"tenanglah. Tidak apa-apa kaa-san."

.

.

.

Semenjang pengumuman bahwa dirinya akan dijodohkan dengan anak rekan bisnis orang tuanya kise mendadak menjadi pendiam karna memang tidak ada yang bisa ia lakukan. perjodohannya karena memang perusahaan ayahnya dengan perusahaan temannya ingin menyatukan asset perusahaan agar berkembang jauh lebih pesat. Tetap saja dikorban kan untuk masalah perusahaan sangat menyakitkan. Kise selalu berpikir akan memilih calon pasangannya nanti sesuai dengan apa yang ia inginkan tetapi kenyataannya kise dijodohkan dengan orang yang tidak dia kenal namun baik kaka atau orang tuanya meyakinkan bahwa orang yang akan dijodohkan dengannya itu orang yang sangat baik.

Persiapan kepindahan kise ke jepang pun segera selesai, untuk karir modelnya tentu kise akan melanjutkannya disana bahkan bila ia harus kembali ke amerika lagi bukanlah hal yang jadi masalah karena kise masih teramat ingin terus mengembangkan karirnya dibidang modeling dan juga bidang seni music yang coba ia geluti beberapa tahun terakhir.

"nee-chan bagaimana jika aku tidak cocok dengan pria itu. Bukan kah menyedihkan menikah dengan orang yang tidak kita cintai. Dan aku di jepang tidak punya teman bagaimana jika aku kesepian. Nee-chan disini dan tidak bisa ikut tinggal dengan ku di jepang nanti."

"huff.. kau berpikir terlalu dramatisir ryouta. Coba kau pikirkan baik-baik. Midorma shintarou itu sahabat mu kan dan apa kau lupa bahwa dia itu tinggal di jepang saat ini. Dan mengenai bagaimana kelanjutan pertunangan mu kau jalani dulu saja, semua ada jalannya bila tidak cocok pun nanti ada jalan agar kau bisa bahagia jadi pikirkan hal positif saja ryouta."

"midorimachi, ya benar dia di jepang waah sungguh keajaiban sekali. Aku akan mengirimi email dan memberitahu kepindahan ku padanya."

Kise meninggalkan kakanya diruang kerjanya dan mulai sibuk dengan handphonenya.

"kau tahu ryouta, kau itu jauh lebih kuat dan tegar dari ku jadi hal ini akan bisa kau lewati dengan baik. Kau adik yang sangat manis dan kuat."

.

.

.

"tetsuya."

"ada apa sei-kun."

"duduklah dan kenakan pakaian mu."

Kuroko duduk dan mulai memakai pakaiannya satu persatu dan melihat raut wajah kekasihnya yang begitu sangat tidak tenang seakan menyimpan masalah besar.

"kau terlihat buruk akhir-akhir ini sei, ada masalah yang belum kau beritahu pada ku ?"

"aku dijodohkan oleh okaa-san dan otou-san dengan anak rekan bisnis mereka."

DEG. Jantung kuroko serasa ingin lepas dari tempatnya dan hujaman panah menujuk tajam sampai membuatnya sesak.

"jangan bercanda seijuuro-kun."

"aku serius."

"sudahlah aku tahu kau bercanda." Kuroko bangkit dan meninggalkan Akashi yang masih duduk dikasur dan tampak enggan merubah posisinya.

Pikiran kuroko entah kenapa sangat berantakan rasa sakit itu mengakan enggan pergi dan bila ini mimpi kuroko ingin bangun dan tidak akan ingin bermimpi lagi seperti ini. Bermimpi saat seorang Akashi seijuuro bilang bahwa dirinya dijodohkan. Padahal jelas posisinya selama ini hanya ada kuroko seorang yang mengisi hari-hari seorang Akashi seijuuro dan menjadi pemenang dalam hatinya.

Kuroko mengambil tasnya yang ada disofa dan melangkahkan kakinya keluar apartemennya dan berjalan tidak tentu arah untuk menenangkan pikirannya sebelum kembali bicara dengan Akashi.

Sementara Akashi masih pada posisinya dan tangannya mengelus bagian kasur sebelahnya tempat dimana biasanya kuroko tidur disampingnya dengan wajah damainya. Mencoba menghirup udara disekitar kamar udara yang tercium percampuran harus vanilla dan juga papermint yang harus yang mewakili mereka berdua karena sudah bertahun-tahun mereka tidur dikamar ini.

Akashi melangkahkan kakinya keluar kamar namun tidak menemukan kekasihnya bahkan tasnya pun sudah ada dan satu hal yang Akashi tau kuroko sudah pergi dari apartemen ini dan Akashi tidak berminat untuk mengejarnya karena dia tahu saat ini kuroko ingin menenangkan pikirannya dan Akashi memutuskan untuk menunggu diapartemen mereka sembari membereskan apartemen.

Matahari sudah ingin kembali keperaduannya dan bintang bersiap untuk bersinar dan bulan siap mendampinginya. Kuroko berjalan menuju apartemen yang mungkin masih ada Akashi disana namun ya itulah tempat kuroko pulang selama ini dan hidup disana dengan seorang kekasih yang begitu dicintainya.

Sampai didepan pintu kuroko enggan sekali membuka pintu itu entah kenapa perasaanya masih juga tidak tenang namun tidak sekalut tadi pagi.

"aku pulang." Kuroko membuka pintu dan memasuki apartemennya dan apartemen itu sudah rapih. Dan kuroko tersenyum tipis melihat keadaan sekitarnya dan kuroko mencium wangi makanan ya makanan yang Akashi masakan untuknya dan harusnya hanya untuknya selamanya.

Kuroko melangkah ke dapur dan benar saja surai merah itu sedang asik memasak. Kuroko menghampirinya dan memeluk surai merah itu dari belakang.

"kau sudah pulang tetsuya."

"hem sei."

"mandi dulu nanti akan ku siapkan makan malam untuk mu."

"hem sei. Ano bisakah kau diam aku sangat ingin memeluk mu seperti ini sebentar saja sei."

"baiklah."

5 menit berlalu dan kuroko masih memeluk Akashi dan baju Akashi dari belakang mulai basah ya kuroko menangis dipundak Akashi dan Akashi sadar itu dan membiarkan kekasihnya menangis sampai dia tenang.

10 menit berlalu dan isakan kuroko sudah mulai mereda. Akashi membalikan tubuhnya dan memeluk kuroko yang masih menangis.

"menangislah sebanyak kau ingin tetsuya."

"sssei."

"tidak apa. Menangis lah sampai kau puas. Aku akan selallu disisi mu dan kau tahu akan hal itu bukan. Aku mencintai mu lebih dari apapun tetsuya dan kau juga tahu itu."

Akashi membawa kuroko keruang tengah dan mencoba menenangkan kekasihnya yang masih menangis. Senyuman tipis terukir diwajah Akashi karena kekasihnya itu biasanya paling jago untuk menyembunyikan perasaannya bahkan untuk menangis Akashi bisa menghitunya. Namun sekarang kekasihnya menangis dan begitu rapuh dalam pelukannya.

"sei, bisa kau jelaskan kata-kata mu tadi pagi."

"kau sudah tenang dan siap untuk bicara karena aku akan menjelaskan bila pikirannya sudah tenang tetsuya."

"sudah sei. Bicaralah."

"otou-san menjodohkan aku dengan anak rekan bisnisnya dan juga dia berkata bahwa tidak ada salahnya untuk mempunyai 2 tunangan. Dia masih sangat menyukai mu. Pertunangan ku itu hanya monopoli bisnis keluarga saja tetsuya. Dan aku berpikir aku akan menolaknya karena untuk ku 1 orang saja cukup dan hanya kau sampai kapan pun yanga ada disisi ku."

"memang kenapa tou-san tiba-tiba menjodohkan mu apa ada masalah dengan bisnis keluarga mu ?"

"bukan keluarga ku tetsuya. Tapi keluarga rekan bisnis otou-san, perusahaann mereka sedang dalam ambang pailit dan bila sampai pailit maka 1400 pekerja akan kehilangan pekerjaannya. Itu akan menjadi masalah tetsuya, kau paham kan. Keluarga itu kemudian menawarkan perjodohan dengan anak mereka dan okaa-san menyetujui itu."

"jadi begitu permasalahannya. Jadi bila kau bertuanngan dengannya sama seperti kau menyelamatkan pekerjaan 1400 pekerja dari phk, sei."

"iya bisa seperti itu."

"kau jalani saja sei."

"tetsuya~"

"tidak apa aku paham, walaupun berat sekali sei. Aku tidak boleh egois memeliki mu meskipun aku sangat ingin, untuk ku lebih baik dirinya berguna untuk banyak orang dibanding hanya untuk 1 orang saja."

"tapi 1 orang itu adalah orang yang kusayangi, bagaimana menurut mu ?"

"memang berat dan naïf jika aku bilang ikhlas sepenuhnya namun tidak salahnya dicoba asal ada 1 syarat."

"aku juga punya syarat."

"apa itu sei ?"

"kau dulu tetsuya."

"berjanji tidak menyentuhnya, berjanji tidak akan jatuh hati padanya, dan berjanji untuk tetap selalu dengan ku smapai kapan mu juga."

"dan aku minta kau kuroko tetsuya untuk menjadi pendamping hidup ku sampai kapan pun." Akashi mengeluarkan cincin dan memakaikannya di jari manis kuroko.

Kuroko memeluk erat Akashi dan Akashi mengelus surai baby blue panjang yang sedang memeluknya dengan erat.

"kau mau mandi atau ku mandikan ?"

"aku mandi sendiri saja sei." Wajah kuroko memerah.

"cepat mandi, makan malam dan aku meminta jatah ku malam ini."

"tidak akan sei." Kuroko melemparkan handuk kearah Akashi dan Akashi hanya tertawa lepas karena wajah kuroko yang memerah.

Kuroko masuk kedalam kamar mandi dan Akashi menyiapkan makan malam untuk mereka.

"kau jangan khawatir tetsuya. Kau bisa pegang janji ku. Akan ku usahakan kau akan menjadi satu-satunya dalam hidup ku dengan cara ku sendiri."

.

.

.

"nee-chan, jaga baik-baik dirimu jangan lupa makan."

"kau juga jaga diri ryouta. Jangan buat masalah disana."

"baiklah nee-chan."

"kau sudah menghubungi midorma ?"

"sudah, kami akan bertemu setelah aku sampai dijepang."

"baguslah. Pergilah dan jaga dirimu dan jangan sungkan bercerita bila kau ingin."

"baiklah nee-chan. Aku pergi dulu. Akan ku kirim email jika sudah sampai disana."

Kise ryouta sudah duduk dalam pesawat yang akan membawanya ke jepang dan akan memulai cerita dan kehidupan baru disana.

"baiklah Akashi seijuuro aku sangat ingin melihat mu dan akan ku pastikan kau tidak akan menyukai ku dan membatalkan rencana konyol ini yang sukses merenggut hidup tenang ku."

.

.

.

"jadi tunangan mu akan tiba hari ini di jepang sei."

"jangan memanggilkan tunangan ku, tetsuya."

"terus aku harus memanggilnya siapa bahkan kau sendiri tidak tahu namanya kan."

"kalau begitu jangan membicarakannya dan percayalah pada ku, tetsuya."

"ku coba seijuuro-kun."

.

.

.

Bandara narita..

"wah aku akhirnya sampai juga." Kise ryouta melepas kaca matanya dan melihat sekeliling.

"selamat datang nona ryouta-sama." Seorang buttler menghampirinya.

"ya. Jepang tidak banyak berubah ya aku sedikit merindukan suasananya dan bukan kah ini menjelang natal. Wah sangat indah jepang dengan salju dimana-dimana."

"nona, mari menuju apartemen nona karena tuan muda seijuuro-sama menunggu anda."

"hah ? ah aku ingin berkeliling berikan alamat apartemennya nanti aku akan kesana setelah berkeliling."

"tapi nona."

"sudahlah mana alamatnya aku paling tidak suka dibantah"

"baik nona."

.

.

.

Akashi mencoba menenangkan diri karena sebentar lagi calon tunangannya akan segera datang dan ia harus menghadapi orang asing dan akashi memutuskan untuk membuat orang itu patuh dengannya bagaimana pun caranya karena memang akashi tidak suka dibantah karena dia selalu benar dan perkataannya adalah perintah absolut.

Teng ting nong…

Suara bel berbunyi ya itu dia calon tunangan akashi tiba. Seorang maid membuka pintu itu dan para buttler yang ditugaskan untuk menjemput calon tunangannya masuk satu persatu dan tidak kunjung pula menunjukan orang yang ia tunggu.

"selamat malam seijuuro-sama" buttler itu menundukan kepala didepan akashi.

"mana orang itu ?"

"maaf seijuuro-sama, nona kise ryouta bilang ingin berkeliling jepang sebentar lalu akan kembali ke apartemen dan saya sudah memberikan alamat dan juga nomor telfon saya bila nona ryouta meminta untuk dijemput."

"cih. tidak usah dipedulikan orang seperti itu."

.

.

.

"waaaaaahhhhh jepang memang tidak banyak berubah." Kise berteriak sembari jalan menyusuri kota Tokyo.

Saking asiknya kise melihat suasana kota Tokyo ia menabrak seorang wanita dengan surai baby blue dan menjatuhkan kue yang dibawahnya. Kise pun refleks langsung membantu orang itu bangun dan merapihkan bawaan orang itu yang terjatuh juga.

"anoo.. maafkan saya. Maaf sekali."

"tidak apa-apa. Salah saya juga tidak fokus berjalan."

"kau mau ku antar pulang dan sepertinya kue mu itu rusak."

"tidak apa-apa nanti aku akan membelinya lagi."

"mau kugantikan kuenya."

"tidak usah, dan maaf saya masih harus berjalan lagi."

"ah iya sekali lagi maaf ya."

Surai baby blue itu berjalan meninggalkan kise yang masih memperhatikannya.

"hei siapa nama mu…."

Surai baby blue itu menengok dan berkata "kuroko tetsuya."

- bersambung -